Laman

Selasa, 10 April 2012

Snow White funny story (Cerita lucu Putri Salju)


            Dahulu kala hiduplah seorang Putri Salju yang suka tidur…
          Hei!!! Bukan begitu ceritanya!!!
          Ya, tapi baca saja dulu. Ini kan baru prolog cerita ini.. hei! Kau siapa?
          Kau yang siapa?
          Ah, sudahlah..
          Putri Salju ini sangat cantik jelita. Setiap hari Ia datang ke salon untuk meni-pedi dan meng-creambath rambutnya serta tidak lupa memberikan sinar frekuensi radio pada wajahnya yang sudah mulus.
          Tunggu dulu! Bukannya ini cerita tentang Zaman Dahulu?
          Baiklah, lupakan bagian di atas. Dan siapa pula Zaman Dahulu?
          ...
          Cerita ini mengisahkan tentang gadis cantik jelita yang yatim-piatu dan tinggal bersama paman-bibinya. Gadis ini bernama Putri Salju karna kulitnya yang putih dan selalu ber-pelembab tiap waktu.
         
          Paman dan bibinya khawatir karna setiap hari Putri Salju selalu menghamburkan uang mereka untuk pergi ke salon dan tempat spa. Jadi mereka bermaksud untuk menitipkan Putri Salju di sebuah kastil dan mereka akan pergi ke Amerika.
          Tunggu dulu, Pengarang… sepertinya tidak seperti ini…
          Benarkah? Hm,… biarkan cerita ini mengalir
          Bermil-mil jauhnya dari kastil di tempat Puti Salju sekarang tinggal, terdapat rumah, toko, pohon, tanah, taman bermain, sekolah, rumah sakit, gedung satelit, jalan raya,―
          Stop, Pengarang! Tidak perlu di sebut semuanya…! -_-
          Ah, maaf. Hei, siapa dirimu? Kata hatiku?
          Entahlah. Siapa diriku?
          Oh, yeah. Apa aku sudah mati?
          Apa aku ini?
Ada apa ini sebenarnya?
Mahkluk apa aku ini?
Hei, seseorang, tolong jawab aku!!
Hmmm….
Oh, yeah..
TIIIITTTTTTTTTTT_____________________________________
          Percakapan di atas tidak dapat di urutkan kronologisnya..
Maaf tadi ada sedikit gangguan sinyal dari Pengarang akibat satelit yang bergeser seperempat mm.
         
          Di kawasan dekat castle tersebut,―
         
Hei, Pengarang, kenapa pakai bahasa universal?
          Ini abad-21, Bung!
          Tapi perhatikan Undang-Undang tentang hak anak! Bagaimana anak-anak yang sedang membaca dapat mengerti?
          Oh, baiklah
         
         
Di kawasan dekat kastil tersebut, tinggallah seorang nenek yang cantik. Rupanya Ia juga adalah salah satu pelanggan setia salon dan spa. Nenek itu memiliki sebuah cermin ajaib yang dapat bicara dan berkata jujur. Tidak heranlah jika cermin tersebut di bedah, akan terlihat beberapa alat seperti VGA Card, Sound System, Lie Detector…
          Ingatlah, ini Zaman Dahulu.
          Tiba-tiba seseorang bernama Zaman Dahulu datang menghampiri. “siapa yang dari tadi menyebut namaku?”
          Kau salah huruf kapital, Pengarang.
          Oh, baiklah. Ingat, ini zaman dahulu.
          Nenek itu kemudian berdandan secantik mungkin, memupuki wajahnya dengan bedak, lipgloss, dan memakai maskara, sampai-sampai semua itu hampir membuatnya menjadi seperti badut dengan penghias wajah untuk rona pipi merah. Ia mencengkeram cerminnya seperti tangan burung elang. Kemudian Ia memandang bayangan di cermin yang balas memandangnya. Tiba-tiba Ia menjerit, jeritan laki-laki.
          Sontak para kru-kru pembawa kamera datang menghampiri. Ternyata itu bukan nenek dalam cerita, itu adalah nenek yang sedang akting dalam film berjudul “Jeritan Sang Lelaki Nenek-nenek”.
 Pengarang salah alamat, rupanya. Mendadak datang Ayu ****-**** dan menyanyikan lagu ****** ****u (di sensor demi keamanan dan kenyamanan ruang publik). Pengarang pulang membawa kanvasnya… eh, bukunya..
         
          Seorang nenek cantik yang sudah operasi plastik 100 kali berdiri dan memegang cermin tangan bersepuh emas. Ia bedeham keras untuk memperbaiki suaranya sebelum bertanya pada si cermin. Saking kerasnya, sampai-sampai sebagian dinding ruangan itu runtuh.
          Siapa yang butuh dinding itu! Si nenek membela diri.
          “wahai cermin ajaib” kata si nenek itu “siapakah perempuan paling cantik di kawasan ini?”
          Di kawasan? Bukannya di dunia?
          Tidak, kalau di dunia tentu saja jawabannya adalah Miss Dunia. Orang Awam pun tahu.
          Tiba-tiba seseorang bernama Awam datang bersama Zaman Dahulu.
         
          Sebelumnya, cermin itu selalu menjawab “Anda, wahai Tuanku” sehingga kini senyuman keyakinan terpampang di wajah si nenek itu. Senyumnya sungguh lebar sehingga mungkin akan masuk Guiness Book Of Record dan mengalahkan si Perempuan Bermulut Sobek dari Jepang.
          Tapi tidak untuk hari ini. Senyumannya mengempis sehinggga rekor itu tidak lagi di peganggnya. Cermin itu tidak menjawab sama sekali. Nenek sihir itu mencoba memeriksa VGA Card-nya.
          Ternyata itu adalah cermin second yang di beli si nenek dua hari yang lalu di pasar loak. Ia tidak menyadarinya karena sedang tidak mood untuk memakai kacamata.
         
          Kemudian Ia mengambil cermin yang asli dan menanyakan hal yang sama. Cermin itu diam sejenak karna Processing Device-nya sedang bekerja. Kemudian dia menjawab dengan suara lantang “Putri Salju!”
          Karena telinga si nenek sudah tua dan barangkali jarang dibersihkan,―mungkin keduanya―dia jadi salah mendengar “Peri Biru?” tanyanya balik. Kemudian Peri Biru yang sedang menolong Gepetto dan Pinokio tiba-tiba muncul disana. Sehingga Pinokio dan Gepetto yang sedang berada di mulut ikan paus―――――
         
          Setelah menyelesaikan masalahnya dengan Peri Biru, akhirnya si nenek menyuruh prajurit-prajuritnya untuk membunuh Putri Salju.
          Prajurit?
          Ya.
          Aku tidak suka.
          Aku suka. Tentara?
          Tidak
          Anak buah?
          Tidak. Terlalu fruit. Aku suka yang Veg. Anak sayur?
         
          Putri Salju di culik dan di bawa ke hutan untuk di bunuh, tapi Putri Salju terus melawan.
          “Jangan sentuh tanganku! Baru saja ku beri pelembab…”
          “…hati-hati kuku kakiku baru dipoles…”
          “…menyingkir dari rambutku yang basah..”
          Perlawanan yang kuat. Setidaknya di dalam cerita para prajurit itu menjadi kasihan dan melepaskan Putri Salju. Entah karena benar-benar kasihan atau sudah kewalahan.
          Puti Salju itu kelaparan dan tidak ada tempat bernaung. Ia terus berjalan dan berjalan di hutan yang siap menelannya kapan saja. Tapi nampaknya hutan di malam hari sedang tertidur. Tiba-tiba―
          Ehm, kata tiba-tiba  di dongeng akan sering muncul. Biasakanlah.
          Tiba-tiba Ia melihat sebuah rumah. Rumah itu begitu kecil sehingga Ia yakin itu hanya sebuah pondok seperti yang ada di tengah ladang atau sawah.
          Awalnya Putri Salju hanya berniat untuk istirahat, tapi ketika melihat ke dalam dari jendela rumah itu perutnya langsung bergejolak. Setumpuk makanan berada di dalam sana lengkap dengan mustard dan selai ubur-ubur. Hei??!! Ini bukan di Bikini Bottom atau dunia bawah air, lho... Kemudian Putri Salju menggedor-gedor pintu itu sampai suaranya menyebabkan tsunami di Jepang. Tapi rumah itu kosong.
          Kemudian sebuah bohlam lampu keluar dari tempurung otak Putri Salju. Cling!. Diambilnya jepitan yang ada di dekat rambutnya, dan Ia mulai mencungkil-cungkil pintu…. Hingga terdengar bunyi klik.
          ―――――TTTTIIIIIIITTTT―――――
Adegan berbahaya. Ganti situasi.
          Akhirnya Putri Salju masuk―lupakan adegan sebelumnya―karna pintu itu ternyata tidak memiliki daun pintu. Tidak berpintu.
          Hei, kalau begitu jadi tidak aman kan?
Baiklah. Akhirnya Putri Salju masuk―lupakan adegan sebelumnya―karna pintu itu bukannya terkunci atau tidak berpintu tetapi tidak dikunci. Kemudian… Ia menyambar semua makanan di atas meja… dan mengaum penuh kemenangan.
Eh, ini bukan kisah tentang predator.
Dan Ia tertidur setelah perutnya membengkak sebesar gunung Rushmore J. Untuk diketahui, ternyata usus-ususnya berbentuk elastis dan dapat melebar 1000kali lipat.
          Percaya atau nggak, Pengarang ini imajine-nya berlebihan x)
Tidurnya pulas dan disertai ngorok. Dan lamaaaaaaaaaa sekali. Ia tidur dalam damai karna sudah memakan jam weker untuk jaga-jaga.
         
          Tiba-tiba enam kurcaci memasuki rumah itu..
Tujuh, Pengarang…! Tujuh…
Ah, benarkah? Satu, dua, tiga, empat, lima, enam! Ternyata yang ke-tujuh sudah masuk duluan dan tidak mau antri
         
          Tujuh kurcaci itu memasuki rumah setelah lama antri di luar untuk dihitung oleh Pengarang. Mereka terkejut melihat seorang perempuan tergeletak di lantai… tidak berdaya…. Dan dengan remah-remah kue. Mereka kemudian membangunkan perempuan itu setelah mengambil se-ember air dan menyiramnya.
Kenapa jadi semakin tragis, ya…
Ganti situasi. Karna air keran dari PD** (aku menghormati tiap lembaga publik)sedang macet, jadi mereka membangunkan dengan cara sewajarnya.
          “siapa kamu?” tanya tujuh kurcaci itu serempak. Mereka ternyata adalah anggota paduan suara.
          “…Salju” gumam Putri Salju yang masih pusing karena telah menghabiskan kue sekarung beras.
          “tidak, ini bukan musim salju” sela seorang kurcaci dengan tidak sabar “apakah kamu seorang putri?”
          Putri Salju mengangguk dan menggumamkan kata bahwa dia ingin tidur lagi. Agak kurang sopan, sepertinya, Pengarang…
          “kurasa dia bilang Tidur. Mungkin namanya Putri Tidur?” kata seorang kurcaci.
          Kemudian sejak itu para kurcaci memanggil Putri Salju dengan sebutan Putri Tidur. TAMAT
          Hei, Pengarang…! Pangerannya kan belum keluar!!!
          Ah, benar…diulangi, kijang satu, kijang satu, roger, roger
         
Ini cerita yang sudah jauh menyerempet jalur rel.
Tiba-tiba sebuah kereta terjun menyerempet rel lain dan terjadi tabrakan, kemudian meledak di belakang Pengarang.
          Pengarang melongo
         
         
         
Lho, Pengarang……….?
          Ternyata Pengarang ketiduran. Ketika pengarang bangun Ia mengatakan hal-hal seperti “tidak ada hubungannya…” dan “…kereta api…..”
         
Sebenarnya ini cerita tentang apa? Jangan di masukkan ke hati, sungguh.
          Sambil menunggu Pengarang ingat, mari kita flashback: Putri Salju dibawa ke kastil-seorang nenek yang memiliki cermin ajaib yang mengatakan bahwa Putri Salju adalah perempuan tercantik-Putri Salju hampir dibunuh-dia menemukan rumah tujuh kurcaci.
          Sejauh flashback ini nampaknya sesuai. Tapi mengapa ketika diceritakan oleh Pengarang jadi…
         
         
          Jauh dari sana, setelah berlalu beberapa hari, Sang Nenek kembali mengambil cermin itu dan menanyakan hal yang ditanyakannya beberapa hari yang lalu.
          Processing device didalam cermin itu langsung bekerja dan menangkap sinyal satelit luar angkasa bahwa Putri Salju masih hidup, di sekitar kawasan itu.
          Betapa canggihnya alat itu. Aku mulai mempertanyakan kemampuanku bercerita tentang zaman dahulu. Khu khu. Alat-alat canggih itu rupanya dipinjam dari Doraemon yang datang dari abad ke-22..
         
          “Putri Salju” kata cermin itu. Awalnya si nenek tidak percaya, tapi setelah si cermin menayangkan gambar close up Putri Salju dari satelit luar angkasa, mungkin saja NASA—Alat ini berlebih canggih. Si nenek langsung percaya. Ia segera melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) kepada para prajuritnya dan memberikan surat ijazah serta surat lamaran mereka dahulu…
          Dan si nenek tahu, Ia harus bekerja sendiri…
         
         
          Si nenek kemudian menyamar menjadi nenek-nenek. Berhubung dia memang nenek-nenek jadi dia tidak jadi menyamar
         
          Ia kemudian meracik sebuah apel yang dia beri racun agar si Putri Salju tidur untuk selamanya. Nenek itu kemudian tertawa-tawa di dapurnya, sampai-sampai gigi palsunya rontok semua.
          Setelah apel itu siap dan giginya juga sudah siap, si nenek mulai berjalan memasuki hutan. Ia berdandan layaknya penjual apel yang miskin dengan pakaian rombeng-rombeng.
          Tetapi, ketika sampai di hutan, si nenek tersesat. Ia tidak tahu dimana letaknya si Putri Salju. Kemudian dari pakaian rombeng-rombengnya itu Ia mengeluarkan GPS dan alat penangkap gelombang satelit kemudian Ia melacak letak Putri Salju.
          Si nenek kemudian mengubur peralatannya supaya kedoknya tidak terbongkar.
          Putri Salju sedang menyapu di halaman rumah kurcaci, karna sudah di janjikan dapat akan kue satu drum oleh para kurcaci. Ketika itu Ia melihat nenek-nenek penjual apel datang menghampiri.
          anaaaakkkk mudaaaa” kata nenek itu
          “iya, nek, aku memang muda” sahut Putri Salju percaya diri.
          beli dong apel ini nakk… supaya nenek bisa beli beraaasss
          “nggak ada yang jual beras di hutan, nek… belinya di toko, dong”
          oh iya, yaa” nenek itu sadar “ya udaah beliii ajaaaa…. Supaya nenek bisa naik TAXI ke tokooo
          “apel Cuma tiga mau naik taxi…” sahut Putri Salju “gratis aja deh ya, neekk” tawar Putri Salju
          Si nenek akhirnya berang “sudah di ajak kompromi, juga!!! Huh!!!” kemudian dengan angkuhnya nenek itu pergi meninggalkan Putri Salju karna apelnya nggak laku-laku.
          “nenek yang aneh” kata Putri Salju sambil menyapu lagi dan membayangkan satu drum kue membuat liurnya menetes.
          Baru setengah jalan, si nenek sadar. Dia ‘kan mau meracuni Putri Salju, bukan jualan!! Haduuuh… kemudian dia kembali berjalan ke arah Putri Salju.
          “ada apa lagi, nek?” tanya Putri Salju letih karna baru selesai menyapu.
          ya udah gratis aja” nenek itu menyodorkan apel.
          Putri Salju langsung menyambar apel-apel itu. Ia sudah kelelahan bekerja, dan dia juga sedang lapar. Karna sudah lelah bekerja, Putri Salju pingsan. Si nenek mengira Putri Salju tidur untuk selamanya. Padahal, sebenarnya di dalam perut Putri Salju sudah ada terowongan penetral racun yang di pasang saat Ia sedang terapi tubuh untuk pelangsingan,—aneh— makanya dia santai-santai saja kalau makan.
          Kemudian si  nenek menyebarkan isu bahwa Putri Salju tidur untuk selama-lamanya.
          Tiba-tiba Spongebob dan Patrick datang “untuk selama-lamanya?”
          “untuk selama-lamanya!”
          “untuk selama-lama-lama-lamanya?”
          “untuk selama-lama-lama-lamanya!”
          “untuk selama-lama-lama-lama-lama-lama-lama—………..?”
          “untuk selama-lama-lama-lama-lama-lama-lama—cukup Patrick, Spongebob!!!!” nenek itu jadi marah.
          Kemudian Tuan Krab ikut nimbrung “dan besoknya lagi?
          “dan besoknya lagi, dan besoknya lagi, dan besoknya lagi, untuk selama-lamanya!!!!” seru si nenek. Hewan-hewan laut itu ternyata ada di film.si nenek mengira sedang berdebat dengan mereka, eh ternyata dengan televisi yang dinyalakannya tadi…
         
          Para kurcaci sedih karna mengira isu itu benar. Mereka sudah meracik obat agar Putri Salju bangun, tapi saking kuatnya Putri Salju tidur,—bakat dari lahir— jadi Ia tidak bangun-bangun. Para kurcaci mengira mungkin hanya cinta sejatinya Putri Salju yang dapat membuat gadis itu sadar. Mereka kemudian membuat sayembara : “barang siapa yang dapat menyembuhkan Putri Salju; apabila Ia laki-laki akan di jadikan pangerannya, dan apabila perempuan akan di jadikan saudara. Dan apabila tidak berhasil harus menjadi pembantu”
          Setelah lebih dari selusin orang yang menjadi pembantu disana, akhirnya datanglah seorang pangeran dari desa yang jauh. Salah seorang kurcaci berkata “aku bertaruh, inilah orang yang tepat”
          Ketika sang pangeran sudah bersiap untuk mencium si Putri Salju, tiba-tiba si Putri Salju terbangun.
          Pangeran itu kaget “lho… bukannya kamu Putri Tidur..? kok bisa terbangun?”
          “wah, siapa kamu? Kok masuk kamar orang sembarangan? Mau ngintip, ya??!!!”
          “aku pangeran”
          “apa…? Jadi… kamu pangeran untukku?” mata Putri Salju berkedip-kedip dan berbinar-binar.
          “tunggu dulu!!! Kata orang-orang kamu Putri Tidur!!!???”
          “iya, aku memang Putri yang suka Tidur!!!”
Semenjak itu yang tahu rahasia itu hanyalah Putri Salju dan sang Pangeran… mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia…
          Epilog: “pengeran………..!” panggil Putri Salju
          “jangan panggil aku begitu, namaku ‘kan BASUKI” J
          “iya, iya… ini aku menemukan sesuatu” ternyata itu adalah GPS-nya si nenek yang dulu di kubur. Mereka kemudian menjualnya dan menghak-patenkannya sehingga dapat membeli kastil.
          Kemudian, mereka hidup bahagia.
          ***
“eh?” tanya seorang kurcaci pada temannya.
“apa?”
“bagaimana kamu bisa tahu kalau Pangeran ini yang akan membuat Putri Salju terbangun?”
“sebenarnya….”
“apaa??” si kurcaci penasaran
“pangeran ituuu……….”
“yaa???”
“mmmm…..”
“apa??”
“pangeran itu…” si kurcaci tersenyum nakal “berasal dari desa minyak kayu putih”

                                      ~Happy Ending~
Cerita ini hanyalah fiksi yang di tambah sedikit kelucuan belaka. Jangan di anggapi, sungguh.

Pengarang: E-Chand =^_^=DEW=^_^=
Follow me : @DEWidhayang

2 komentar:

  1. Very Interesting Story And A Little Boring
    Cause It's So biiig
    Don't Have Time To Read
    Still it's Wonderful :)

    BalasHapus