Laman

Kamis, 15 November 2012

Versi Teks Death Note chapter 1 part a


Versi Teks Death Note chapter 1 part a

Teks Version by http://esti-widhayang.blogspot.com/
-Dhwati Esti Widhayang-

====Dunia Shinigami====
Terlihat seorang shinigami terduduk bosan melihat teman-temannya yang tampak lesu, tidur-tiduran, dan ada yang terlihat bermain kartu..
“Setiap hari sama saja seperti ini terus…” ucap Shinigami itu. “Membosankan…”

=====Dunia Manusia====
Terlihat seorang siswa dengan bosannya menopang pipinya dan menengok ke luar jendela kelas.
“Dunia ini busuk…”

-----Death Note chapter 1 part a: kebosanan-----
Teks Version by http://esti-widhayang.blogspot.com/

“Dua sisi tengkorak.. aku menang lagi!!” ucap seorang shinigami yang nampaknya sedang bermain dadu dengan tengkorak.
“sial” ucap shinigami yang kalah.

“ini sudah lima hari…” pikir Shinigami yang bosan itu. “Ayo, waktunya pergi.” Ucapnya.

“hn? Kamu mau pergi kemana, Ryuuku?” “Kemanapun kau pergi dunia shinigami gersang, hehe..”

“Aku kehilangan catatan kematianku..” ucap shinigami yang bernama Ryuuku.

“Gyahahaha!! Bagaimana kau bisa mendapatkannya?” tanya teman shinigaminya. “Bukannya kau sudah menipu raja Shinigami dan mendapatkan keduanya? Kau menghilangkan keduanya?”
“apa kau tahu dimana kau menghilangkannya? hehe” tanya temannya yang lain.

“Dunia manusia…” jawab Ryuuk.

“Huh!?” kedua temannya itu tertegun.

Shinigami Ryuuk berjalan di tangga turun di dekat sana, di ujung bawah tangga terdapat lubang yang Nampak seperti portal. Portal untuk menghubungkan dunia manusia dan shinigami..

Dari satu notebook yang hilang di dunia manusia dengan shinigami ini…Pertemuan besar antara dua orang yang terpilih dimulai…

=====Death Note-Kebosanan=====
http://esti-widhayang.blogspot.com/

Siswa itu masih disana, melihat ke arah jendela dengan bosannya. Nama pemuda berambut coklat pirang ini adalah Yagami Raito, tujuh belas tahun. Tanpa sengaja pandangannya terpaku pada note yang tergeletak di luar sana.
“huh?”
Setelah memastikan tidak ada yang memiliki notebook itu, ataupun memungutnya, maka Raito lah yang melakukannya.

“Death Note..” Raito membaca tulisan disampul buku hitam itu. “berarti notebook kematian..” pikirnya. Ia kemudian membuka lembar pertama dan membacanya lagi.
“Notebook ini milik Shinigami… heh!!” Ia membalikkan halaman buku itu lagi. “How to use… semuanya dalam bahasa Inggris! Sungguh menyulitkan…”

Sambil berjalan pulang Ia terus membaca isi buku itu. “Orang yang namanya ditulis di notebook ini pasti meninggal… hahaha” Ia menaruh buku itu ditasnya. “Ini gila. Kenapa banyak orang suka melakukan omong kosong seperti ini?” pikirnya. “ini lebih buruk daripada surat berantai.”

“Aku pulang.” Raito sudah sampai di rumah. Walaupun Iamengaku tidak percaya, namun nyatanya Ia penasaran dan lalu melanjutkan membaca buku itu di kamar.

“This note will not take effect unless the writer has the person’s face in their mind when writing his/her name. Therefore, people sharing the name will not be affected.”
“If the cause of death is witten within 40 seconds of writing the person’s name, it will happen.”
“If the cause of death is not specified, the person will simply die of a heart attack.”
“After writing the cause of death, details of the death should be written in the next 6 minutes and 40 seconds.”
Begitulah kira-kira ‘How to Use’ yang dibaca Raito.

“Heh.. jadi bisa membuat orang meninggal dengan tenang atau membuat mereka menderita..” pikir Raito. Ia merebahkan diri di tempat tidur.
“Mengesankan bahwa seseorang akan berusaha keras untuk gurauan seperti ini.” Ucapnya. Namun Ia melirik lagi ke arah buku bersampul hitam itu. “Mati jika kau menulis namanya… eh?..bodoh…”

Lima hari kemudian…
Raito pulang bersama teman-temannya. Ketika sampai dirumah, Ibunya sudah menunggu dengan wajah penuh harap.

“Yeah..” Raito mengeluarkan secarik kertas dari tasnya. “Ini” Ia memberikan kertas itu pada Ibunya.

“Wow, peringkat satu tingkat nasional pada ujian praktek skolastik!” seru Ibunya.

“Yup.” Ucap Raito menaiki tangga ke kamarnya. “Aku ingin belajar, jadi jangan ganggu aku.”

“Ya,ya”
“Oh, Raito..? adakah sesuatu yang kau inginkan…?” tanya Ibunya.

“Tidak, Bu.” Aku sudah punya apa yang kumau…
Raito memasuki kamarnya, dan dengan pelan mengunci pintu. Ia tidak ingin ada orang yang melihat apa yang akan dia lakukan. Kemudian Raito menyalakan televisi, dan duduk dimeja laptop kemudian mengambil buku Death Note.

“Heh.. hehe” Ia tertawa.

“Kau sepertinya menikmatinya.” Ucap seseorang dari belakang Raito. Dengan sigap Raito menoleh kebelakang, dan..





“Aaaaaahhh!!!” Raito jatuh terjerembab, kaget melihat sosok Shinigami yang muncul dibelakangnya.

“Kenapa kau begitu terkejut? Aku adalah pemilik catatan itu, Shinigami Ryuuk.” Ucap Ryuuk. “Sepertinya kau telah menyadari bahwa itu bukanlah notebook biasa..”

“Shi…Shinigami…?” wajah Raito Nampak sangat ketakutan.
“…” Ia terdiam, dan dalam sekejap ekspresinya berubah. Ia mencoba berdiri walaupun tangannya terlihat masih bergetar. “Shinigami, eh?”

“Aku tidak terkejut, Ryuuk.” Ucap Raito. “…tidak….”
Sekarang Raito sudah benar-benar berdiri. “Aku telah menunggumu, Ryuuk”

“Oh?”

“Jadi meskipun shinigami telah datang, sangat bagus.” Ucap Raito. “Aku telah dapat menerima Death Note sebagai hal yang nyata, dan…” Raito meraih buku Death Note. “Dengan melihat ini membuatku lebih percaya diri dalam bertindak.”
“Ditambah lagi, ada hal yang ingin kutanyakan padamu…”
BETT, Raito membuka catatan itu, memperlihatkan banyak nama yang sudah ditulisnya.

“Whooaa, ini menakjubkan. Aku satu-satunya yang terkejut.” Ucap Ryuuk. “Aku sudah banyak mendengar cerita tentang Death Note yang jatuh ke dunia manusi, tetapi…kau adalah satu-satunya yang melakukan sebanyak ini dalam sehari. Orang normal pasti takut untuk melakukan sejauh ini.” Eh?? Jadi Ryuuk mau bilang kalau Raito tidak normal, ya? -____-

“Aku telah siap, Ryuuk.. aku telah menggunakan notebook shinigami, dan sekarang shinigami telah datang…” ucap Raito. “Apa yang telah terjadi padaku, Ialah jiwaku telah terambil…”

“Huh? Apa maksudmu? Imajinasi liar manusia?” tanya Ryuuk yang rupanya tidak berpikir respon Raito akan seperti itu. “Aku tidak akan melakukan apapun untukmu.”
“Sekali Death Note berada di dunia manusia, maka Death Note akan menjadi milik dunia itu…”

“…”

“Itu milikmu.” Ucap Ryuuk menunjuk Raito.

“….milikku?”

“Jika kau tidak menginginkannya maka berikanlah pada orang lain. Jika itu terjadi, aku akan menghapus ingatanmu mengenai Death Note.” Ucap Ryuuk sambil membuka jendela kamar Raito dan meluncur keluar. “Dan…”
“Karena hanya kau yang menggunakan catatan kematianku, hanya kau yang dapat melihatku.” Ucap Ryuuk sambil jongkok di tiang listrik seberang. Dibawahnya banyak orang berlalu-lalang, namun seperti yang dikatakannya, hanya Raito-lah yang dapat melihatnya. “Tentu saja hanya kau yang dapat mendengarku juga..”

“Death Note… adalah ikatan yang mengikat manusia Raito dan Shinigami Ryuuk bersama…” ucap Ryuuk.

“… Ikatan…?” tanya Raito. “Jadi benar-benar tidak ada harga untuk menggunakan Death Note…?”

“Ya, kau dapat mengatakannya seperti itu…” ucap Ryuuk kembali masuk ke kamar Raito.”Ketegangan dan ketakutan hanyalah pengalaman manusia menggunakan notebook ini..”
“Dan…” Ryuuk mendekat. “Ketika kau mati, aku akan menulis namamu di Notebookku, tetapi…
Jangan berpikir bahwa manusia yang menggunakan Death Note dapat pergi ke surga atau neraka.”

“Itu saja.” Ucap Ryuuk dengan ekspresi menakut-nakuti.





“…” Raito terdiam. “Hehehehehe” Ia justru tertawa, bukan ekspresi yang diharapkan Ryuuk.

“Sesuatu nantinya yang akan terjadi ketika kau mati~~” ucap Ryuuk.
“Kemudian, ada satu hal lagi…” ucap Raito menunjuk Ryuuk dengan ekspresi menuduh. “Kenapa kau memilihku?”

“Huh? Khu khu, jangan sombong.” Ucap Ryuuk. “Aku hanya menjatuhkan notebooknya, kau pikir kau yang terpilih? Itu hanya terjatuh disana… dan kau kebetulan menemukannya…karena itulah aku menjelaskan dalam bahasa yang paling populer, bahasa Inggris.”

“Lalu, kenapa kau menjatuhkannya?” tanya Raito yang heran karena ini semua tidak sesuai harapannya. “Menggunakan penjelasan seperti itu, itu tidak mungkin suatu kebetulan.”

“Kenapa?” Ryuuk mengulang perkataan Raito. “Karena aku bosan.”

Raito terdiam menganga.
“Itu mungkin kedengarannya aneh terdengar dari seorang shinigami, tetapi…” ucap Ryuuk.”Aku hanya tidak merasa hidup.”

“Dengan menjadi Shinigami akhir-akhir ini sangat membosankan. Jika tidak tidur kami berjudi. Kau menulis beberapa nama manusia pada Death Note dan mereka menertawakanku yang bekerja begitu keras…”

Bersambung ke Death Note chapter 1 part b
(
http://esti-widhayang.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar