Laman

Rabu, 30 Januari 2013

Versi Teks Detective Conan Chapter 844

Sebelumnya: Detective Conan Chapter 843
Parfait! Parfait! Pasti menang parfait tropis strawberry!” ucap Ran.
“Bukan, pasti kue chiffon strawberry yang menang!” ucap Sonoko.
Ran dan Sonoko sedang menonton acara masak-memasak di televisi, dan sekarang mereka sedang menyoraki makanan yang mereka dukung.

“Dan pemenangnya… adalah…” ucap si pembawa acara. “Parfait Tropis Strawberry, oleh Kurimura Shuuhei!! Juara bertahan selama ini!!”

“Aw, tidak…” Sonoko menepuk jidatnya. “Aku pikir dia akan kalah hari ini…”
“Hebat, kan? Dia ini sudah enam minggu berturut-turut menjadi juara!” ucap Ran.

“Sampai ketemu lagi… di acara ‘which sweets?’!!”

“Hei, kalian! Ini sudah waktunya pulang, kan!?” tanya Kogoro yang duduk di belakang meja dekat televisi. Ia melihat ke arah jam tangannya, “sudah hampir jam 8, tahu!?”

“Hei, ini penelitian! Minggu depan, aku dan Ran akan jadi penonton di acara ini!” ucap Sonoko membela diri. “Aku dapat tiketnya dari teman ayahku, apa paman mau ikut?”

“Siapa juga yang mau ikut acara begituan!?” tanya Kogoro.

“Oh, sayang sekali…” ucap Sonoko. “Dengar-dengar, kalau Yoko Okino akan jadi juri bintang tamu….”
nb: Yoko Okino adalah artis yang sangat diidolakan Kogoro.

Kogoro langsung menyambar tangan Sonoko dan menciumnya sambil berlutut, “Dengan senang hati saya menerimanya, nona Sonoko!”

“Orang ini tidak pernah berubah…” pikir Conan yang sedari tadi terjepit diantara Ran dan Sonoko.

“Jadi, maukah paman mengantar kami juga kesana?” tanya Sonoko.

“Sesuai perkataanmu, nona…”

“Hmm, tapi bagaimana dengan sisanya?” tanya Sonoko. “Tiketnya untuk lima orang…”
“Ibu bilang sedang sibuk bekerja…” ucap Ran.
“Oh, kalau begitu…” Conan memberi ide.


Eeeh? Apa benar aku boleh ikut?” tanya Sera alias Ai.
“Ya! Conan yang memintanya.” Ucap Ran.
“Benarkah?” tanya Sera ke Conan dengan pandangan berseri-seri.
“I-iya.” Jawab Conan.

“Sebenarnya aku ingin mengajak professor tapi Ai tidak bisa ditinggal sendiri…” Pikir Conan.

“Kalau kau yang mengajak, aku tidak akan menolak!” ucap Sera yang masih berseri-seri.

“Dan juga ada hal yang ingin kutanyakan pada orang ini…” pikir Conan.

“Kuberitahu saja, ya. Kau jangan terlalu mencolok atau akan tertangkap pandangan mata juri Takeki….” Ucap Sonoko.

“Takeki?” tanya Sera.

“Kau tak tahu? Dia Patissier nomor satu di Jepang!” ucap Sonoko. “Legenda manisan, Takeki Shoutoku.”

“Apa yang terjadi jika ada yang tertatap pandangannya?” tanya Sera lagi.

“Di tengah acara, pak Takeki memilih satu orang dari penonton dan membuatkan mereka contoh makanan! Semacam manisan…” ucap Ran menjelaskan.

“Lalu, kalau penonton itu bisa menebak buah apa yang ada didalamnya, penonton itu bisa memakan manisan yang jadi juara nanti….” Sonoko yang melanjutkan. “Tapi kalau gagal, penonton itu bisa dikeluarkan dari studio!”

“Ke-keluar!?”

“Tapi enak, kan?” tanya Ran.

“Yah, jarang sekali orang yang gagal menebaknya.” Ucap Sonoko.

“Apa pak Takeki orangnya sekeras itu!?” tanya Sera.

“Ya… juara bertahan yang enam minggu berturut-turut itu, sering dinilai jelek oleh pak Takeki…” ucap Ran.

“Mungkin karena poinnya kecil sekali, ya…” sahut Sonoko.

“Oh ya,… juara bertahan, pak Kurimura itu, baru saja membuat toko barunya, lho!” ucap Ran.

“Jika saja dia bukai toko di Beika!” ucap Sonoko.

“Tapi, apa tidak mencurigakan? Seperti kemarin, orang itu membawa es dan jelly yang cocok dengan buah strawberry kemarin…” ucap Conan.

“Apa maksudmu? Kau ingin bilang dia curang!?” tanya Sonoko.
“Kurasa tidak… sebelum acara dimulai, tidak ada satupun staff yang tahu buah yang akan ditampilkan.” Ucap Ran.

“Kotak itu kakak bilang dibuka saat acara dimulai, kan!? Mungkin saja ada staff yang mengintip isi di dalamnya!” ucap Conan.

“Tetap saja tidak bisa!” Sonoko membantah. “setiap minggu, orang yang disebut The Master memilih buah selanjutnya dan memasukkannya ke dalam kotak sampai penuh, tapi…

Setelah dia memasukkannya, dia menguncinya dan mengirimnya ke stasiun tv.. direktur acara menerima kotaknya dan memasang kunci lainnya di kotak lalu mengirimnya ke The Master… The Master menerima kotaknya dan melepas kuncinya sendiri kemudian mengirimnya kembali ke stasiun tv, nah, saat acara dimulai, pembawa acara membuka kotak dengan kunci yang diberikan direktur acara! Saat itulah buah untuk manisan itu terungkap!”

“Aku tahu… seperti kata sandi zaman dulu….” Ucap Sera.

“Kata Sandi?” Sonoko bertanya-tanya.

“Iya, zaman dahulu, orang-orang tidak punya alat berkomunikasi seperti kita sekarang, jadi mereka menggunakan cara yang seperti tadi!” ucap Sera. “Dengan menggunakan metode seperti itu, tidak ada yang tahu isi didalamnya kecuali kedua pemilik kunci tersebut!”

“Oh, jadi walaupun pengirim barang ingin melihatnya, tetap tidak bisa, ya!” ucap Ran.

“Lalu, bagaimana caranya supaya aku tidak kelihatan mencolok?” tanya Sera.
“Kebanyakan penonton perempuan, kok.” Ucap Sonoko.
“Mungkin kau harus berpakaian seperti perempuan…” ucap Ran.

“Seperti perempuan…” Sera berpikir keras.

“Kemungkinan besar, yang paling mencolok adalah pria tua berkumis itu.” Pikir Conan.

Ah, Takeki…” seorang laki-laki didatangi Patissier Takeki di rumahnya. “Apa ini tentang buah untuk manisan besok? Aku sudah memasukkannya ke dalam kotak.”

“Huh.” Dengus Takeki.

“Seperti biasa, aku mengambil dengan kualitas terbaik di Jepang.” Ucap laki-laki itu, Kasuga Terafumi, 45 tahun, koordinator makanan. “Jangan khawatir.”

“Kalau begitu, biar aku lihat.” Ucap Takeki.

“Ah, jangan…” ucap Kasuga. “Takeki, kau tidak diijinkan melihat isinya! Bukankah itu janji yang kau buat!?”

“Jangan khawatir, yang ingin kulihat bukan isinya…” ucap lelaki tua itu, Takeki Shoutoku, 69 tahun, kritikus makanan. “Tapi kuncinya!”

Takeki kemudian memeriksa kunci kotak itu, “hmm, sepertinya sudah terkunci rapat.”
“Tentu saja!” sahut Kasuga.

“Apa kau yakin tidak ada yang melihat ketika kau memasukkannya?” tanya Takeki.

“Tidak, seperti biasa, aku kunci gudang ini saat memasukkan buahnya.” Ucap Kasuga. “Dan sebagai penyamaran, aku membeli banyak kotak buah disini… aku yakin juga kalau si pengirim barang tidak tahu.”

“Kalau saja ada orang lain yang tahu…” ucap Takeki. “Itu berarti dari mulutmu sendiri…”

Oh! Kotak buah sudah diterima? Kalau begitu cepat kunci kotak itu dan kirim kembali, Furuya!”

“Ah, siap pak…” ucap seseorang yang dipanggil Furuya.

“Kuncinya ada dimejaku, seperti biasa…” ucap laki-laki itu, Taruoka Toshihide, 48 tahun. Produser tv Nichiuri. “Dan jangan berpikir untuk melihat isinya! Apalagi setelah aku mendapat arahan dari pak Takeki sebelum acara…”

“Tidak akan!” sahut Furuya Wataru, 31 tahun. Asisten Direktur tv Nichiuri. “Lagipula, ada kunci yang satunya lagi…”

Taruoka tertawa. “Benar juga, hahaha!”

“Kau masih menggunakan cara seperti itu?” tanya seseorang disebelah Taruoka setelah Furuya pergi. “Takeki kan bisa memasukkan dan menguncinya sendiri.”

“Dia bilang dia juga ingin dikagetkan dengan bahan menunya.” Sahut Taruoka. “Yah, orang itu juga sudah bertahun-tahun… sepertinya kita harus mencari yang baru…”

-----Hari Berikutnya-----
Bagaimana? Aku setidaknya sedikit terlihat seperti cewek, kan?” tanya Sera. Mereka semua sudah berada di studio untuk menonton acara ‘which sweets?’.

“Um…” Ran tidak dapat memberi komentar.

“Apa bedanya dengan pakaianmu sehari-hari!?” tanya Sonoko. Memang benar, pakaian yang dipakai Sera sangat kasual dan biasa.

“Aku pakai celana dalam bunga-bunga! Agak malu juga sih…” sahut Sera.

“Oh… iya…” Ran langsung diam seribu bahasa.

“Kalau tidak ada yang lihat, lalu buat apa…?” pikir Conan.

“Mana Yoko-nya…?” tanya Kogoro mencari-cari di sekeliling dengan bosan. “Dia tidak ada, nih!”

“Sebagai juri, mereka berada di ruangan terpisah sampai kuenya bisa diantar ke mereka.” Ran menjelaskan.

“Eh?”

“Tak apalah, paman masih bisa melihatnya di monitor, kok.” Sahut Sonoko.

Kogoro jadi geram, “Lalu apa bedanya kalau nonton di rumah!!?”

“Um…” seseorang dibelakang Kogoro bergumam.
“Ah, maaf. Aku akan lebih tenang…” ucap Kogoro.

Seseorang datang ke arah Kogoro dan bertanya, “Permisi, apa anda detektif Kogoro Mouri?”

“Ah, iya.”

“Ada yang ingin kami bicarakan dengan anda…” ucap orang itu yang tak lain adalah staff Nichiuri.

“Benarkah?” Kogoro pun pergi mengikuti staff itu.


“5 detik sebelum on air… 4…3…2…1…” hitung si pembawa acara. “Selamat datang di arena masak! Malam ini, seperti biasanya, kita akan melihat hasil karya dari patissier handal! Tapi sebelumnya, mari kita perkenalkan terlebih dahulu juri kita kali ini!”

“Penampilan kedua kalinya, Yoko Okino, dan…” Yoko nampak melambai-lambaikan tangan di monitor. “..Detektif hebat yang bisa membuat bayi berhenti menangis…”

“Kogoro Mouri!!” ucap si pembawa acara, sementara Kogoro ber-peace-ria.

“Sepertinya menarik…” ucap Sera.
“Walaupun ada pak Takeki, dia tidak takut sama sekali…” ucap Sonoko.

“Semoga beruntung, ayah!!” ucap Ran menyoraki ayahnya.

“Bukan, yang seharusnya semoga beruntung itu kokinya…” pikir Conan.

“Detektif Mouri, apa anda sering makan kue?” tanya si pembawa acara basa-basi xD.

“Ya.” Jawab Kogoro. “Saya sangat suka kue…”

“Haha, orang ini tahu cara berkata manis..” pikir Sonoko.

“Oh, berarti istri anda sering membuat kue?” tanya Yoko.

“Istriku?” tanya Kogoro. “Ah, tidak! Tidak ada yang bisa memakan makanan yang dia buat!”
Semua penonton di studio tertawa.

“Padahal ibu juga akan menonton ini…” ucap Ran.
“Kau tidak boleh membiarkan dia menontonnya, soalnya ini bukan siaran langsung.” Ucap Sonoko.

“Apa benar… pak Takeki menghilang?” tanya Sera.

“Yah… para staff bilang dia sulit dihubungi.” Jawab Ran. “Dia juga belum kelihatan memasuki ruang studio…”

“Ah, lihat! Mereka akan membuka kotaknya!” ucap Sonoko menunjuk ke depan.

“Sekarang, penantang patissier, Enokido Kurea, dan… Juara bertahan, Kurimura Shuuhei…” pembawa acara memperkenalkan para kontestan Xd. “Dan malam ini, kami akan menunjukkan buah untuk kue kali ini…”

“Seperti biasa, produser kita, pak Taruoka akan memberi saya… kunci, yang mana telah dijaga baik oleh bank Touto.” Si pembawa acara mengambil kunci yang disodorkan direktur Taruoka dan membuka kotak dengan perlahan. “Saatnya, kita akan mengetahui buah untuk kuenya… kali ini!”

Clunk! Gembok dibuka.

“Gembok seperti itu… sepertinya mudah dibuka oleh siapapun.” Ucap Sera.

“Memang terlihat seperti itu, tapi sebenarnya ada chip elektronik yang dibuat khusu didalamnya.” Ran menjelaskan. “Kalau ada seseorang yang mencoba membuka paksa dengan kunci yang berbeda, maka alarmnya akan berbunyi… dan tidak mudah untuk membuat kunci cadangannya!”

“Aku yakin Kido yang telah memikirkan semua ini! <3” ucap Sonoko.

“Huh…” gumam Sera.

“Kak… Kak Sera…” panggil Conan.

“Hm?”

“Aku ingin bertanya sesuatu nanti…” bisik Conan.

“Apa? Katakan sekarang!”

“I-iya…, tapi…”

“Mari kita lihat bersama-sama!!” ucap si pembawa acara. “buah hari ini adalah…!!” suasana menjadi agak gaduh akibat penonton yang penasaran. Keadaan ini dimanfaatkan Conan untuk melanjutkan kata-katanya.

“Kak Sera… apa mungkin, kakak dan aku….”

Tiba-tiba penonton diam. Mereka tekejut, dan menatap ngeri ke arah panggung.

“Eh…” Conan tidak jadi melanjutkan kata-katanya, dan ikut menoleh ke arah sesuatu yang menjadi pusat perhatian penonton. “Apa!? Jangan-jangan…” pikir Conan.

Di dalam kotak itu, diantara buah-buahan, nampak mayat pak Takeki terkulai lemas didalamnya.

“KY-KYAAAAAAA!!!!”


Bersambung ke: Detective Conan Chapter 845
http://esti-widhayang.blogspot.com/

2 komentar: