Laman

Rabu, 01 Mei 2013

Versi Teks Naruto Shippuuden The Movie 6: Road to Ninja bagian 6



“Ayah! Ibu!” panggil Naruto sambil membuka pintu rumahnya.

Namun, yang ada disana bukanlah ayah atau ibunya, melainkan orang lain yang tidak dia kenal.

“Siapa kau!?” tanya orang itu karena pintu rumahnya tiba-tiba dibuka.

“A..aku… tapi aku tingga disini!” ucap Naruto.

“Apa katamu!? Ini rumahku! Cepat pergi atau aku akan menelepon polisi!” ucap orang itu sambil melempar perabot-perabot rumah tangga. Saya bingung apa di dunia ninja juga ada polisinya…? Orang itu lalu menutup pintu rumahnya.

“Aku bahkan tidak punya rumah sekarang? Apa yang salah dengan dunia ini!?” teriak Naruto. “Ini tidak mungkin!”

“Diam!” ucap si pemilik rumah itu dan melemparkan sofanya ke Naruto. xD.


Di suatu tempat dibawah naungan bulan yang merah, nampak Tobi dan Zetsu berdiri di tengah sebuah jembatan kayu. Dari tanah didekat mereka, satu – persatu muncul anggota Akatsuki.

“Kerja bagus. Aku bisa menjebaknya berkat bantuan kalian.” Ucap Tobi. Lalu perlahan-lahan para anggota Akatsuki itu berubah menjadi zetsu putih. “Pengujian unlimited tsukuyomi, limited tsukuyomi.”

Tobi melihat ke arah air di bawah jembatan, “Dunia itu seperti bayangan yang dipantulkan oleh cermin.” Ucapnya sambil melihat bayangannya di air. “Dengan kekuatan bijuu, aku menggeser ‘mereka’ ke kenyataan berbeda yang sebenarnya merupakan salinan dari dunia nyata.”

“Ngomong-ngomong, sepertinya dunia yang kau maksud itu tidak sama persis dengan dunia ini…” ucap Zetsu.

“Contohnya, seperti sebuah batu kecil,” ucap Tobi mengambil sebuah batu dan melemparkannya ke dalam sungai di bawah jembatan itu. “Sudah alami untuk air yang tenang menjadi bergelombang jika aku melemparinya batu.”

“Aku mengerti.”

“Jadi, aku seharusnya segera memulainya.” Ucap Tobi.

“Tapi, ini aneh. Dunia itu dibuat olehmu, tapi kau bahkan tidak bisa mengendalikannya sesuai keinginanmu.”

“Bukankah sudah kukatakan, ini hanya pengujian.” Ucap Tobi. “Aku tidak akan membiarkan ‘mereka’ bisa mengendalikannya.”


 
Seseorang yang bertopeng seperti anbu dan memakai sebuah mantel menyeret seseorang yang penuh luka di tubuhnya. Nampaknya mereka berdua telah bertarung.

“Aku akan menggunakan jutsu rahasiaku.” Ucap sosok bertopeng misterius itu. Ia membalikkan badannya dan melihat ke arah tempat yang baru saja dibakarnya. Disana berdiri orang bertopeng yang lain, Tobi. Rupanya Ia menyadari kehadiran Tobi.

“Apa kau bermimpi menguasai dunia ninja dengan mengumpulkan semua bijuu?” tanya Tobi. Ternyata orang yang diseret oleh pria bertopeng anbu ini adalah jinchuuiriki. “Sungguh impian yang jelas.”

“Kau punya otak yang lebih baik dari hantu… siapa kau!?” tanya pria bertopeng anbu.

“Apa itu penting? Oh ya, aku akan memberikan kekuatanku padamu.” Ucap Tobi enteng.

Dirumahnya, Sakura sedang memilih-milih baju yang ada di lemari pakaian. Tidak sengaja Ia melihat jubah Yondaime Hokage disana.

“Eh? Ini…” Sakura sadar, disini Ia adalah anak pahlawan, jadi Ia hanya menanggapinya dengan tersenyum.

Tok tok tok! Seseorang mengetuk jendela kamar Sakura. Dari bayangan di gorden, terlihat kalau itu Sasuke. Sakura membuka jendelanya perlahan-lahan.

“Ada apa pagi-pagi begini?” ucap Sakura dengan wajah yang memerah.

“Aku datang karena wajah birumu kemarin.” Jelas ini bukan tipe karakter Sasuke.

“Kau… kau tidak sedang khawatir padaku, kan?”

Tiba-tiba Sasuke mengeluarkan bunga mawar yang daritadi disimpannya di belakang punggungnya. Dan tersenyum. Sasuke. Tersenyum.
 
“Ceritakan saja masalahmu padaku, karena aku selalu ada disisimu.” Ucap Sasuke.

“Sasuke…” ucap Sakura terpana.

“Tidur di tempat terbuka di desa. Ini bahkan tidak masuk akal.” Ucap Naruto. Karena rumahnya milik orang lain, Ia akhirnya tidur di sebuah bangku dekat jalan di desa Konoha.

“Ya, kau melalui banyak masalah.” Ucap Sakura menyetujui.

“Kenapa kau bicara seolah ini bukan masalahmu juga!?” ucap Naruto agak kesal. “Tidakkah kau merasa kesepian!?”

Sakura tersenyum licik, “Aku tidak yakin aku merasa kesepian, justru aku merasa nyaman.”

“Kau merasa nyaman? Apa yang salah dengan semua orang~?” tanya Naruto pundung.

“Jangan begitu, semangatlah. Oh ya, ayo berbagi informasi.” Ucap Sakura.

“Tempat ini dibuat oleh jutsu Madara, tapi sepertinya Ia tidak ingin melukai penduduk.” Ucap Naruto pada Sakura sambil mereka berjalan-jalan. “Teman-teman kita bersikap aneh. Mereka memperlakukan kita tanpa kecurigaan (kecurigaan bahwa mereka dari dunia yang lain?). Terlebih lagi…”

“Aaah~ sungguh pemandangan yang indah!” ucap Sai yang tidak sengaja dijumpai oleh Sakura dan Naruto. Sai sedang menggambar dengan baju biasa, dan gambarnya pun sangat jelek. Berbeda dari Sai yang biasanya, tentu saja.


 
                                                                                       

“Lukisan itu seperti digambar dengan kakinya…” komentar Sakura.

“Benarkah? Aku tidak punya jiwa seni.” Ucap Naruto.

“Apa itu lukisan pemandangan?”

“Urusai, aku tidak punya jiwa seni…” ucap Naruto lalu pergi.

“Semuanya tidak seperti biasanya.” Ucap Sakura.

Naruto dan Sakura kembali berjalan-jalan dan bertemu dengan Shino yang nampak sedang sibuk mengusir nyamuk-nyamuk dan serangga dengan pestisida yang dibawanya.


 
“Berhenti.” Perintah Shino.

“Gawat, dia melihat kita! Ayo pergi Naruto!” ucap Sakura dan Naruto yang langsung lari dan tidak mau berurusan dengan yang satu ini.

“Aku benci orang yang melarikan diri sama seperti aku membenci serangga.” Ucap Shino.

Ketika berjalan di tengah kota, Sakura langsung dikerubuni oleh anak-anak dan orang-orang yang memandangnya dengan sedikit iba. Mungkin karena disini Ia adalah anak pahlawan.

“Hal yang paling berubah adalah sikap orang lain pada Sakura…” pikir Naruto.

“Putri pahlawan, kak Sakura! Bersalamanlah denganku!” ucap seorang anak dan menjabat tangan Sakura.

“Baiklah…”

“Saat aku besar nanti, aku ingin seperti kak Sakura. Bagaimana aku bisa sepertimu?” tanya anak yang lain.

“Ettoo… Ya.. jika kau belajar rajin, berlatih keras, dan punya keteguhan hati, kau pasti bisa.” Ucap Sakura.

“Hebat!” ucap anak-anak itu dengan riangnya. “Aku akan berusaha! Sampai besok!” dan mereka pun pergi.

“Berjuanglah!” dukung Sakura.

“Kau terliha seperti menikmati situasi ini.” Ucap Naruto.

“Eh? Apa maksudmu? Aku hanya berpura-pura menjadi putri seorang pahlawan.” Ucap Sakura yang sebenarnya dari ekspresinya terlihat kalau Ia menikmati itu.

“Eeee, benarkah??”

“Jujur saja, aku sedikit menikmatinya.” Ucap Sakura membuang muka. “Ini semua tidak terlihat berbahaya sejauh ini, dan tempat ini cukup keren untuk ditinggali, jadi…”

“Kau tidak melupakannya, kan?” tanya Naruto. “Ayolah! Tempat ini adalah dunia yang berasal dari jutsu Madara!”

“Aku tahu, tenanglah. Oh ya, aku juga tidak mau tinggal disini lebih lama lagi!”

Naruto akhirnya pergi sambil marah-marah. Dan berjalan seperti bapak-bapak(?).

“Tunggu, kau mau kemana?” tanya Sakura.

“Mencari informasi lagi. Kita tidak punya banyak waktu untuk bermain disini!”

“Tunggu aku…”

Di suatu tempat yang pernah dikatakan Naruto sebagai tempat latihannya dengan Jiraiya, berdirilah sosok Tobi. Anehnya, Tobi disini hanya berbentuk transparan layaknya hantu. Mungkinkah ini wujud Tobi di dunia ini? Atau karena disini Ia hanyalah sebagai pengendali?

“Karena Ia terjebak di dalam jutsuku, Kyuubi hampir menjadi milikku.” Ucap Tobi.

“Itu artinya kau bisa mendapatkannya kapanpun kau mau.” Ucap seseorang.

“Kita tak perlu terburu-buru, semuanya ada aturannya.” Ucap Tobi. “Aku akan ‘melawan’ Uzumaki Naruto dan mendapatkan Ekor Sembilan.”
                                                           
Kantor Hokage.

“Jalan tercepat untuk mendapatkan infomasi adalah bertanya pada nenek Tsunade.” Ucap Naruto yang mengira tidak akan ada yang berubah pada seorang Hokage.

Naruto baru saja akan membuka knop pintu, namun terdengar suara Tsunade dari dalam dan Ia menahannya,

“Tidak mungkin! Bijuu dari Negara Petir telah dicuri!?” itu yang Naruto dan Sakura dengar.

“Apa maksudmu?” tanya Naruto dan langsung membuka pintu.

“Menma!”

“Apa bijuu Negara Petir telah dicuri?” tanya Sakura.

“Apa terjadi sesuatu pada pak Bee?” tanya Naruto.

“Tenanglah, aku dengar yang dicuri adalah kekuatan utama bijuu.” Ucap Tsunade yang nampak berbeda dengan menggunakan kacamata.
 “Tsunade-sama!” ucap Shizune yang merasa Tsunade telah berbicara terlalu banyak. Shizune juga nampak berbeda.


 “Karena perang akan segera terjadi, tidak ada alasan untuk merahasiakannya.” Ucap Tsunade.

“Siapa musuh kita?” tanya Sakura.

“Kau tahu, pria bertopeng yang baru-baru ini mengacaukan Negara dengan jutsu khususnya?” tanya Tsunade.

“Pria bertopeng…?” ulang Naruto.

“Dia kriminal rank-S.” ucap Shizune. “Tapi aku tidak perna menyangka dia akan melakukan sesuatu pada bijuu juga.”

Naruto memandang Sakura. “Bijuu dan topeng.. Sakura, mungkinkah dia…??”

“Ya, Madara mungkin tidak ada di dunia ini. Dia mungkin ada disini dengan menyamarkan namanya, sama seperti kau yang menjadi Menma disini.” Ucap Sakura menarik kesimpulan.

“Dimana si*l*n itu sekarang!?” tanya Naruto pada Tsunade.

“Lupakan. Dia bukan tandingan kalian.” Ucap Tsunade.

“Banyak orang, termasuk kami, mencoba menangkapnya. Namun Jiraiya, salah satu legenda Sannin , tidak selamat dan tidak pernah kembali.” Ucap Shizune murung.

“Ero-sannin…” Naruto menundukkan wajahnya.

“Saat Jiraiya masih hidup, Ia mengatakan hanya ada satu cara mengalahkan pria bertopeng itu.” Ucap Tsunade.

“Sebuah dokumen yang tersegel. Menggunakan gulungan Bulan Merah, itulah caranya.” Ucap seseorang dari belakang Naruto. Karena terkejut, Naruto membalikkan tubuhnya dan melihat…




Dua orang yang sangat ingin ditemuinya di dunia ini…

Kedua orang tuanya…
                                  

1 komentar:

  1. Kalo movienya kpan rilis Mba' Dhwati Esti Widhayang.....??????

    //kanakgunungsasak

    BalasHapus