Laman

Selasa, 07 Mei 2013

Versi Teks Naruto Shippuuden The Movie 6: Road to Ninja bagian 10



 Laki-laki bermantel itu menjatuhkan rasengan kecilnya, dan… BLLLAAAARRRRR!!! Rasengan itu menghancurkan desa Konoha seperti serangan bijuudama.



“Menma! Menma!” terdengar suara Kushina.

Naruto mulai membuka matanya..

“Menma! Menma!” terlihat wajah Kushina yang meneteskan air mata memanggil nama Naruto.


 Ketika Naruto membuka matanya, Kushina langsung memeluknya.. seolah Ia takut hampir saja kehilangan anaknya. “Me..Menma… hiks…”

Naruto bangun dan melihat keadaan sekitar. Mereka sudah berada di tengah-tengah lubang besar. “Ini dashyat sekali…” ucap Naruto. Ia lalu berdiri, “dimana Sakura?”

“Menma!”

“Gulungan Bulan Merah masih berada di pihak kita.” Ucap Minato. “Sebaiknya kita bersiap dan menunggu kesempatan.”

“Apa katamu!? Ini bukan saatnya untuk bersantai! Kita harus mengejarnya!” ucap Naruto.

“Ini terlalu sulit sekarang, Menma!” ucap Minato. “Akan sulit mengatasinya dengan kondisi seperti ini…” lalu, Minato mengatakan suatu kalimat yang tidak seharusnya diucapkan seorang Minato. “Kita tidak perlu membahayakan nyawa kita hanya untuk menyelamatkan Sakura…”

“Ba-bagaimana bisa kau—??”

“Sebelum menjadi ninja kita adalah manusia biasa…” ucap Minato.

“Tapi—“

“Bagaimana jika kau terluka!?” tanya Minato. “Kami sebagai orang tuamu, mengkhawatirkan keselamatanmu…”

“Aaa…” Naruto tergolak. Ayahnya yang sebenarnya tidak akan seperti itu. Ia ingat saat ekor kedelapannya keluar waktu itu Ia bertemu ayahnya untuk pertama kalinya.

“Aku percaya padamu. Aku memintamu untuk menjaga Konoha, Naruto…” ucap Minato waktu itu.

Lalu Naruto teringat kata-kata yang diucapkan Sakura sebelum Ia diculik tadi, “Pahlawan sesungguhnya… dan semua orang… menyelamatkan dunia dan desa… dengan nyawa sebagai taruhannya! Aku tak akan lupa itu!”

Lalu kata-kata Minato saat menyelamatkan Kushina dan Naruto dari Kyuubi, “Aku akan segera kembali.”

Lalu saat pertarungan ayahnya melawan pria bertopeng… Saat-saat ketika kedua orang tuanya menyelamatkan desa… berkorban demi desa… mengorbankan nyawa mereka…

“Minato, jangan memasang ekspresi seperti itu. Aku sangat senang, karena kau mencintaiku!” ucap Kushina waktu itu.

Naruto teringat bagaimana pedihnya perasaan kedua orang tuanya ketika harus mengorbankan anak mereka demi kebaikan dunia… mereka bahkan mengorbankan kehidupan keluarga mereka yang bahagia… semua itu untuk kepentingan orang banyak…

Naruto mengambil kunai hiraishin Minato yang tertancap, “Aku harus pergi…”

“Jangan pergi! Jangan sok jadi pahlawan!” ucap Minato.

“Sebenarnya, aku bukan berasal dari dunia ini!” ucap Naruto.

“Eh??” Minato dan Kushina bingung.

“Dan namaku bukan Menma. Maaf telah berbohong.” Ucap Naruto.

“Kenapa kau tiba-tiba berkata hal yang tidak masuk akal seperti ini!?” tanya Kushina.

“Ayahku yang sebenarnya adalah Hokage Keempat dan ibuku adalah jinchuuriki Kyuubi.” Ucap Naruto. “Mereka berdua wafat di dunia nyata demi menyelamatkan orang-orang…” Naruto tersenyum menatap kedua orang tua yang sekarang ada dihadapannya.

“Menma, tolonglah! Janga pergi!” Kushina menahan tangan Naruto.

“Kubilanga aku harus pergi…” Naruto melepas tangan Kushina perlahan-lahan dan berlari pergi.

“Menma…!!!”

Naruto mengambil baju Yondaime Hokage yang ada di tas yang di tinggalkan Sakura dan memakainya,



 
“Karena aku adalah anak dari dua orang pahlawan!!”

Di suatu tempat dimana pernah menjadi gua tempat latihan Naruto.

Di ujung suatu jembatan, Sakura pingsan dengan kedua tangan terikat. Perlahan-lahan Ia mulai sadar dan membuka mata.

“Tempat ini…” ucap Sakura.

“Kenyataan lain yang diciptakan oleh Limited Tsukuyomi. Dan tempat ini adalah gua pelatihan dari dunia dimana kita berada sebelumnya.” Sambung seseorang. “Ini adalah tempat dimana Hokage Keempat dan Jiraiya berlatih.”

Sakura kaget, dan perlahan-laha menengok ke belakang untuk melihat siapa yang berbicara.


 Tobi.

“Yah, sepertinya seseorang menggunakan tempat ini sebagai rumahnya di dunia ini.” Ucap Tobi.

“Apa tujuanmu?” tanya Sakura.

“Kau akan segera mengetahuinya.” Ucap Tobi. “Berterima kasihlah karena kau tidak akan pernah melihat hal-hal seperti ini lagi.”

Tiba-tib seseorang berlari di atas jembatan dan berteriak, “Aku menemukanmu, Madara!”

“Naruto!” ucap Sakura.

“Aku akan kembali ke dunia asliku setelah mengalahkanmu!” ucap Naruto. Tobi melangkah maju, dan badannya menembus Sakura.

“Maaf, tapi lawanmu bukanlah aku.” Ucap Tobi.

“Eh?” tiba-tiba seseorang bermantel muncul disamping Naruto dan menyerangnya dengan sebuah kunai. Naruto melompat ke sungai di bawah jembatan.

“Sebaiknya kau mengembalikan Gulungan Bulan Merah kepadaku sekarang!” ucap pria bermantel itu menghentakkan satu kakinya di pegangan jembatan.

“Tidak mau! Aku akan mengembalikannya jika kau melepaskan Sakura lebih dulu.”

“Kalau begitu, aku akan mengambilnya dengan membunuhmu. Aku akan bertarung denganmu.” Ucap pria bermantel itu. “Aku dapat merasakan energi jahat darimu. Aku tak akan membiarkanmu hidup. Itu energi jahat.”

“Apa!?”

DEGGG!!!

Tiba-tiba tubuh Naruto seolah bergoncang. “Perasaan apa ini…?” pikir Naruto. Pria bermantel itu loncat dari atas jembatan itu dan menyerang Naruto, Naruto juga meloncat untuk menyerang, namun…

DEEGGG!!

“Ukhh… la-lagi??” karena goncangan yang terjadi itu, Naruto jadi lengah dan mendapat satu serangan hingga Ia terhempas ke sungai itu lagi.



“Sial, ada apa dengan diriku?” tanya Naruto pada dirinya sendiri.

“Keberadaanmu dan chakramu sungguh  membuatku gelisah.” Ucap pria bermantel itu.

“Apa yang terjadi? Rasanya isi perutku bergoncang…” pikir Naruto.

“..Karena itu, sebaiknya aku membunuhmu sekarang…” ucap pria bermantel itu sambil merapal jutsu. “Sembilan Hewan Bertopeng! Ular emas, Kura-kura hitam, Naga biru, Macan putih, Burung merah, Pertapa selatan, Malaikat maut yang kejam, Pertapa utara, Gadis luar angkasa. Ubah setiap tulangnya menjadi debu!”

“Terlalu banyak musuh!” ucap Naruto. Lalu tiba-tiba sebuah benang chakra menarik Naruto dan menyelamatkannya dari para hewan summon itu.

Naruto melihat siapa yang menyelamatkannya dan terkejut,

Mereka Akatsuki, berdiri di depannya.

“Cih, apakah sekutunya bertambah!??” ucap Naruto.

“Hentikan.” Ucap Itachi.

“Eh?”

“Kami datang kesini atas perintah Hokage.”
                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar