Laman

Sabtu, 22 Juni 2013

Versi Teks Date a Live episode 8 bagian 3



Shido dan Tobiichi akhirnya berakhir di sebuah restoran. Mereka memesan makanan dan makan bersama.

“Eh?” Shido bingung. Bukankah Tobiichi mengajaknya menonton?

“Masih ada waktu sebelum filmnya dimulai.” Sahut Tobiichi. “Ayo kita makan dulu.”

“B-Baiklah…” Shido meminum segelas air. “Nah, Origami… mengapa kau mengajakku berkencan?”

“Aku tidak mau kau sendirian.”

“Eh?”

“Setelah menonton, aku ingin kau datang ke rumahku.” Ucap Tobiichi. “Dan aku ingin kau tinggal di rumahku untuk sementara.”

“He?”

“Aku serius.”

Shido tidak dapat berkata apa-apa. Untunglah si pelayan datang membawa makanan dan memecah suasana yang canggung itu.

“Aaah, dia pemalu seperti biasa.” Ucap Kotori.

“Komandan, Tohka-chan…” di layar terlihat Tohka berjalan keluar dari aquarium. Sepertinya Ia mencoba mencari Shido.

Saat itu, Shido yang sedang menikmati makanannya terkejut ketika melihat Tohka melintas di depannya. “Buhh!!! Uhuk! Uhuk!” Shido keselek. Untunglah Tobiichi tidak melihat Tohka.

“Apa kau baik-baik saja?” Tanya Tobiichi.

“Y-yah… aku akan ke toilet sebentar.” Shido berlari ke luar restoran dan berteleportasi lagi.


“Tohka!” Shido berlari mengejar Tohka. Ketika mendengar suara Shido, Tohka langsung berbalik dan nampak senang.

“Shido! Apa kau baik-baik saja?”

“Y-yah…”

Kriuk~ perut Tohka berbunyi. “Apa kau mau makan dulu?” Tanya Shido.

“Makan? Ide yang bagus~”

Jam 11:35, Kurumi terlihat masih menunggu Shido di depan toko p*k*ian dalam. Orang-orang yang lewat memperhatikannya. Di tempat Shido, Tohka makan dengan sangat lahap.

“Aku kaget kau bisa memakan sushi setelah melihat ikan-ikan tadi…” ucap Shido.

“Tambah acar macarel!”

Setelah itu Shido terus berteleportasi, Ia meninggalkan Tohka yang sedang melihat-lihat boneka berbentuk kue ikan dan pergi ke tempat Kurumi.

“Kau jadi membelinya?” Tanya Shido melihat tas belanja yang dibawa Kurumi.

Kurumi tersenyum, “Karena Shido-san bilang manis kalau aku memakainya.”

“A-ah…” wajah Shido memerah. Di tempat lain, Tobiichi yang terlalu lama menunggu Shido sampai menghabiskan makanan bagian Shido.

“Shi, ayo kita makan ramen! Makan ramen!” Tohka mengajak Shido ke tempat makanan lagi.

“Kamar mana yang akan kita pakai?” Tanya Tobiichi. Ia mengajak Shido memilih kamar di sebuah hotel. Shido langsung berlari malu ketika menyadarinya.

Shido dan Kurumi pergi melihat anak-anak anjing kecil yang nampak lucu. Kurumi terlihat menyukainya. Namun pada saat itu, si tiga orang tukang gossip berkeliararan di sekitar sana.

“Gawat! Mereka akan ketahuan!!” ucap Kannazuki.

“Hmph!” gumam Kotori. Yoshino langsung berlari ke mesin teleportasi untuk membantu Shido.

Ketika si tiga tukang gossip itu hamper menengok ke arah Shido, Yoshino datang dan menabrak mereka.

“Sa-sakit…”

“Maaf…” ucap Yoshino dengan imutnya. Tiga orang itu langsung terpesona dengan keimutan Spirit Hermit itu. 



“Kyaaa~ apa kau baik-baik saja?”
“Semoga kau tak terluka~”
“Dia manis sekali sampai terlihat menjijikkan~!”

“Yoshino!” Kotori tersenyum melihat Yoshino yang membantu Shido. Shido terus berteleportasi, bahkan semakin lama Ia berteleportasi tiap beberapa menit sekali. Yoshino yang membantunya pun ikut-ikutan tak berdaya.

“Waktunya untuk menghentikan semua ini…” ucap Reine mengangkat Yoshino yang sudah diteleportasikan ke Fraxinus. “Kau sudah berjuang keras.”

Lalu Kurumi dan Shido akhirnya sampai di sebuah taman. Namun, lagi-lagi dan lagi dan lagi pangkat dua, Shido harus berteleportasi. “Maaf Kurumi! Aku harus… toilet!”

Kurumi menghela nafas, “Shido-san… meski kami sedang berkencan, dia terlihat gelisah sekali.” Ia lalu duduk di kursi taman itu. “Aku harap dia baik-baik saja.”

“Lagipula, pada akhirnya kau akan menjadi milikku.” Ucap Kurumi tersenyum. “Ahaha… aku harus menahannya, hasratku ini. Aku sampai tersipu malu.” Kurumi membeli sebuah minuman kaleng dingin dan menggosokkan kaleng minuman itu ke pipinya.

Meong… meong….
Kurumi mendengar suara kucing. Di hutan kecil dekat taman itu, beberapa pemuda menembaki seekor kucing kecil dengan pistol mainan. Meskipun pistol mainan, pelurunya dan membuat kucing itu tak berdaya.

“Sial, si kecil ini lincah sekali!” ucap salah seorang pemuda.
“Rasakan ini! Rasakan!”
“Ahahaha!! Lihatlah dia! Lihat!”

Kurumi datang mendekati mereka dan memasang tawa palsunya, “Ara ara, sepertinya kalian sedang melakukan sesuatu yang menarik.” Ucapnya mengagetkan pemuda-pemuda itu.

“Woa!!”

“Silahkan kalian lanjutkan.” Kurumi berjalan mendekat. “Aku juga ingin bersenang-senang dengan kalian. Aku sudah akrab dengan pistol.”

“Apa yang akan kita lakukan?” bisik pemuda-pemuda itu.
“Heh, kita biarkan saja dia ikut…”

“Mah, terima kasih banyak. Aku ingin memberi sebuah saran.” Ucap Kurumi. “Kenapa kita tidak merubah aturan mainnya? Tidak akan sulit, kurasa.” Dari mata kucing itu, terlihat ketakutan ketika Ia melihat Kurumi. “Kita hanya perlu… merubah target tembakannya.”

ZZZRRRTTT!!! Tiba-tiba video yang mengawasi Kurumi berubah gelap semuanya.
“Apa yang terjadi?” Tanya Kotori.

“Mungkinkah rusak? Cepat perbaiki!” perintah Kannazuki pada para tim ahli.

Sementara mereka tidak dapat mengawasi, tidak ada yang tahu apa yang terjadi di tempat Kurumi, bahkan ketika scenario terburuk telah berjalan…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar