Laman

Kamis, 27 Juni 2013

Versi Teks Date a Live episode 9 bagian 2

Tohka menggengam tangan Shido semakin erat, “Jika ada perbedaan antara aku dan Kurumi, itu adalah… aku punya tangan yang dapat kugenggam.”

Shido tersenyum. “Terima kasih, Tohka. Kau sudah mengingatkanku sesuatu yang penting.”

“Kau sudah tidak takut lagi?” Tanya Tohka.

“Yah… sedikit.”

“Tenang saja. Aku akan melindungi Shido.” Ucap Tohka dengan ekspresi meyakinkan.

“Aku merasa lega.”

“Ya, kan?” Tohka terlihat senang melihat Shido sudah pulih. “Shido, bisakah kita disini sedikit lebih lama?”

“Ya.”



Esok harinya, ketika Shido sedang menaruh sepatunya di loker sepatu sekolah, seseorang menyapanya.

“Ara, Shido, selamat pagi!” ucap orang itu, Kurumi. Ia sama sekali tidak terlihat telah terbunuh sebelumnya.

“Pagi…” ucap Shido.

Dari arah samping, muncul tiga orang tukang gossip. Mereka lalu menemukan Shido yang berdua saja bersama Kurumi.
“Itsuka Shido!”
“Beraninya kau datang ke sekolah!”
“Menjijikkan~!!”

“Tunggu, kalian!” Tiba-tiba Tohka datang dan menyuruh pergi tiga orang itu. “Jangan mengganggu Shido!”

“Tohka-chan…”
“Apa yang telah kau lakukan?!”
“Menjijikkan~”

“Aku sedikit terkejut kau sekolah hari ini. Padahal kupikir kau akan membolos, Shido-san…” ucap Kurumi.

“Kurumi…”

“Ya?”

“Aku akan menyelamatkanmu.”

“Eh?” Kurumi tersenyum. “Apa yang kau bicarakan?”

“Aku tidak akan membiarkanmu membunuh manusia lagi.” Ucap Shido. “Aku juga tidak akan membiarkan Mana membunuhmu lagi.”

“Begitukah?” Kurumi tersenyum dan pergi.

Kalau kalian pikir Kurumi akan berubah hanya dengan kata-kata seperti itu, kalian salah besar. Kurumi bukanlah tipe yang mudah disentuh hatinya.

Kurumi pergi ke atap sekolah. Disana, Ia memutar kakinya beberapa kali. Terdengar detikan suara jam bersamaan dengan berubahnya pakaian Kurumi menjadi pakaian Spiritnya.




Ia mengangkat tangannya ke angkasa, dan tiba-tiba suatu aura merah-hitam menyelimuti sekolah itu. “Shido-san, izinkan aku menguji apa yang telah kau ucapkan…”


“Ratatoskr. Aku tidak menyangka kalau kau dan Nii-sama sama saja dengan mereka.” Ucap Mana. Ia berada di dalam sebuah bangunan tak terpakai, berhadapan dengan Kotori.

“Kau sudah menyelesaikan tugasmu, lalu apa yang kau inginkan?” Tanya Kotori.

“Itsuka Shido.”

“!?”

“Menugaskan Nii-sama untuk berhadapan dengan Spirit yang berbahaya tanpa membawa senjata apapun…” ucap Mana. “Sebagai adik, kau sudah gagal. Aku akan mengambilnya kembali.”

“Jangan bercanda. Kenapa aku harus menyerahkan Shido kepada perusahaan seperti Deus.Ex.Machina Industries?”

Mana terkejut, “Kenapa kau bisa tahu?!”

“Jangan remehkan aku.” Ucap Kotori. “Berbeda dengan Ratatoskr, kami hanyalah perusahaan yang menyediakan realizers kepada kemiliteran dan polisi. Dan kau adalah anggota mereka yang disebut TAR…”

“!!”

Di sekolah Shido, semuanya nampak tenang dan biasa saja, seperti setiap harinya. Mereka semua tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya…

“Tokisaki Kurumi belum meninggalkan sekolah.” Ucap Reine. “Masalahnya terletak di apakah dia mau mendengarkan kita atau tidak…”

Shido terkejut mendengar suara yang terdengar di microphonenya bukan suara Kotori. “Are? Dimana Kotori?”

“Komandan sedang ada urusan penting.” Sahut Reine. “Aku yang akan memandumu untuk misi kali ini.”

“Aku mengerti. Aku akan mengandalkanmu.”

SYUUUTTT!! DEG!!
Aura yang pekat menyelimuti sekolah. Semua siswa tiba-tiba pingsan, entah mengapa Shido masih mampu berdiri, meskipun Ia sempat merasa sakit ketika aura itu melewatinya.

“Apa yang…??!!” Shido kebingungan. “Reine-san!!”

“Kami sedang menganalisanya…” ucap Reine.

“Aku tidak akan membiarkanmu menyebut kami seperti itu!” ucap Mana marah kepada Kotori. “Mereka… memberiku alasan untuk tetap hidup, meski aku telah kehilangan ingatanku… aku tidak akan pernah bisa membalas kebaikan mereka…”

“Apa kau benar-benar merasa seperti itu? Atas apa yang telah mereka lakukan padamu?” Tanya Kotori.

“Apa maksudmu?”

Kotori terkejut ketika Mana tidak menyadari apa yang Ia katakana. Kotori lalu teringat kata-kata Reine padanya.
“Saya sudah menganalisa sampel yang saya dapat dari cangkir Takamiya Mana.” Ucap Reine waktu itu. “Seluruh tubuhnya telah disuntik dengan energi sihir dalam skala besar. Kemungkinan umurnya kurang dari 10 tahun lagi…”

“Jangan-jangan… kau tidak tahu kalau—“ kata-kata Kotori terhenti, Ia dan Mana sama-sama mendapat telepon. “Ini aku. Ada apa?”

“Komandan, kami mendeteksi gelombang luar angkasa di sekitar SMA Raizen…!!” ucap salah seorang di Fraxinus. “Sepertinya, itu Tokisaki Kurumi.”

Kotori dan Mana sama-sama menutup telepon. Nampaknya mereka menerima informasi yang sama. Mereka lalu segera melepaskan urusan mereka dan pergi menjalankan tugas mereka…

“Ini adalah sebuah sihir penghalang. Penghalang ini menyebabkan orang-orang di sekitar terbaring tak berdaya.” Uca Reine kepada Shido.

“Kenapa Kurumi—“

“Shi….Shido…” di belakang Shido, terlihat Tohka mencoba berjalan ke arahnya dengan susah payah. Nampaknya Tohka juga terkena efek penghalang itu.

“Tohka!” Shido berlari ke arah Tohka. “Apa kau baik-baik saja?”

“Ya… tapi tubuhku terasa berat…”

“Kenapa hanya aku yang tidak apa-apa?” Tanya Shido pada Reine.

“Karena kau memiliki kekuata Tohka dan Yoshino yang tersegel di dalam dirimu…” ucap Reine. “Bisa dikatakan kekuatan Spirit itulah yang melindungimu. Di area itu, kemungkinan hanya kau saja yang dapat bergerak dengan normal…”

Speaker di sekolah Shido berbunyi, “Shido-san…” terdengar suara Kurumi. “Apa kau mendengarku? Kalau kau mencariku, silahkan datang ke atap… sebaiknya kau cepat datang. Khekhekhe…”

“Tohka, kau tunggulah disini.” Ucap Shido. “Tenang saja, aku akan mengurusnya.” Shido lalu segera berlari ke atap.

“Shido!”


Di ruang kelas, Tobiichi bernasib sama dengan siswa lainnya. Namun setidaknya Ia masih mampu duduk dan sedikit bergerak. Ia mengambil sesuatu seperti chip dari kantongnya,

“Identifikasi: TAR. Tobiichi Origami. Basic Realizer: luncurkan!” baju Tobiichi berubah menjadi pakaian TARnya.

Sementara itu, Shido sudah berada di pintu yang menuju ke atap. Ia terdiam sesaat disana. Ketika Ia membuka pintu, ternyata Kurumi sudah ada di depannya.

“Selamat datang. Aku sudah menunggumu.”

Di tempat Tobiichi, entah bagaimana Ia sudah bisa bergerak dengan normal lagi setelah mengenakan pakaian TAR. “Kau sudah menggunakan peralatan darurat? Bagaiamana situasinya?” Tanya sang kapten dengan alat komunikasi TAR. Tobiichi sedang dalam perjalanan menuju ke tempat Kurumi, juga.

“Sangat berbahaya. Meminta bantuan.” Langkah Tobiichi terhenti. Ia terkejut melihat siapa yang berada di depannya.

“Origami-san, kenapa terburu-buru?” Tanya orang itu, Kurumi.

“Tokisaki Kurumi…”

“Maaf mengganggu, tapi aku tidak akan membiarkanmu lewat.” Ucap Kurumi. Mendengar itu, Tobiichi segera mengeluarkan senjatanya.

Di tempat lain, Tohka yang mulai tak berdaya terus memanggil nama Shido.
“Shido… Shido!” Tohka mencoba berdiri, namun Ia langsung terjatuh. “Sa-sakit sekali… Shido…” Tohka terus berusaha. “Bergerak! Bergerak! Bergerak!”

CLINGGG!! Pakaian Tohka berubah setengahnya menjadi pakaian Spirit. Ia sudah mendapatkan kembali sedikit kekuatannya.
“Yosh!!” Tohka sudah bersiap menyelamatkan Shido, namun…

DOOORRR!! Sebuah peluru melesat ke arah Tohka, Ia berhasil menghindarinya.
“Siapa disana?!!”

Di depan Tohka, seseorang yang sama yang menghadang Tobiichi ada disana.

“Kau?!”

“Halo, Tohka-san.”


Di tempat Shido, Kurumi berada di depannya. Yang artinya Kurumi berada di tiga tempat dalam waktu yang bersamaan.

“Kurumi, apa yang kau lakukan?!” Tanya Shido.

“Indah, bukan? Waktu yang memakan… penghalang yang akan menyedot waktu orang-orang yang mengancam bayanganku.” Ucap Kurumi.

“Waktu…?”

Kurumi mengangkat poninya, menunjukkan mata kuning kirinya. Disana terlihat ada jam yang berjalan. “ini menunjukkan waktuku…” ucap Kurumi. “Bisa dikatakan ini adalah rentang hidupku.”

“Mataku memiliki kekuatan yang luar biasa. Tapi, besarnya waktu yang aku miliki tergantung seberapa sering aku memakainya.” Ucap Kurumi lagi. “Maka dari itu, aku selalu mengisinya kembali dengan energi yang kudapat dari manusia.”

“A-apa maksudmu?!”

“Mereka semua…. Adalah mangsaku yang manis.” Ucap Kurumi. “Ah…. Tapi Shido-san, kau special…” ekspresi Kurumi langsung berubah.




“Karena…” Ia menjilat jarinya dengan lidahnya. “Aku datang untuk menjadi satu denganmu, melahapmu pelan-pelan…”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar