Laman

Selasa, 16 Juli 2013

Versi Teks Blood Lad episode 2 bagian 4


“Mengapa kau melakukan ini?” Tanya Yanagi.

“Ingin tahu? Yah, kalau begitu akan kuberitahu.” Ucap Bell.  “Tapi, yang akan kukatakan ini adalah rahasia diantara wanita, ya…”

Bell mengarahkan tangannya ke arah tirai hitam dan seakan berusaha menyedotnya, namun tidak ada yang terjadi. Ia justru berakhir dengan kehabisan nafas.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Yanagi.


“Tempat apa ini?” Staz sudah sampai di tempat yang dimaksud Bell, namun disana hanya ada seorang laki-laki dengan baju-baju yang sepertinya dijual.

“Ini pertama kalinya kau kesini? Kalau kau berhasil masuk kesini, itu artinya kau adalah seorang iblis… apa aku benar?” Tanya laki-laki di tempat itu.

“Iblis?” Staz berjalan mendekati orang itu. “Tapi, bukannya kita sedang berada di dunia manusia?”

“Ya, kau benar. Kau sedang berada di toko baju iblis cabang dunia manusia, UNIQLO.” Ucap laki-laki itu.

“Aku diberitahu untuk mengambil barang khusus.” Ucap Staz.

“Ara, ‘yang itu’, ya? Kenapa tidak mengatakannya dari tadi…” laki-laki itu berdiri. “Kemarilah. Benda yang kau minta… ini, bukan?” laki-laki itu membuka sebuah tempa penyimpanan, dan Staz nampak terkejut ketika melihat barang itu.


“Kau lihat, kan? Aku tidak bisa menghilangkannya…” ucap Bell pada Yanagi. “Itu artinya, bukan aku yang memunculkan tirai ini… yang melakukannya adalah orang yang mencuri tirai ini… maka dari itu aku tak dapat menariknya kembali.”

“Lalu… siapa?”

“Itulah yang sedang kucari tahu… pria yang mencuri dan mempermainkanku seperti ini…” ekspresi Bell berubah kejam.

“Dan kalau kau menemukan orang itu?”

“Sudah jelas, bukan? Pria itu dengan mudah mencuri sihirku… ia pasti sangat kuat. Kalau ada pria semacam itu, aku akan mencarinya, dan… “

“…”

Bell memasang tangan ‘peace’. “Aku akan menjadikannya suamiku!!”

“Suamimu???!!”

“A-ah…” Staz pundung setelah melihat benda khusus apa yang ditunjukkan kepadanya…




“Ini adalah pantsu* Orge!!” ucap laki-laki penjaga toko itu. “Pantsu ini dipakai oleh Orge selama berabad-abad, dan tidak pernah robek, yo!”
*) Pantsu: “panties”

“Memangnya aku peduli akan hal itu…” bisik Staz pada dirinya sendiri.

“Mengakui ketangguhan pantsu ini secara gratis… tapi, kalau kau ingin memilikinya, maka beda ceritanya. Pantsu ini akan memilih tuannya sendiri…”

“Huh?” Sebuah pukulan dari penjaga toko itu mendarat di wajah Staz dan membuatnya terpental jauh.

“Hanya orang yang lebih kuat dariku yang dapat memakainya!!” ucap penjaga toko itu bersemangat. “Hee.. kau lemah sekali, ya?”

Staz membersihkan darah di bibirnya. “Pukulan tadi sangat cocok untuk pria yang berjuang mati-matian untuk menjaga pantsu dekil di toko yang hanya bisa dimasuki oleh iblis berlevel tinggi…” ucap Staz.

“Apa kau baru saja bilang ‘pantsu dekil’?!” mata penjaga toko itu menjadi merah, “Kalau begitu aku akan sangat serius dan tidak bermain-main!!”

Penjaga toko itu melayangkan pukulannya, namun tiba-tiba mata kiri Staz bersinar dan tubuhnya diselimuti aura kebiruan.

“A-apa?! Tubuhku tidak bisa bergerak…”

“Kau tidak ada apa-apanya kalau tatapanku masih bekerja padamu…” ucap Staz. Dengan sekali melambaikan tangannya, Ia dapat membuat orang itu terpental dengan sangat keras. “Cih, dasar tak berguna.”

“A-apa yang baru saja kau lakukan padaku?!” Tanya si penjaga toko yang masih bingung.

“Akan kuambil, ya… meski pada dasarnya aku tidak mau…” ucap Staz memandang pantsu itu dengan pasrah.

“Jujur saja, aku juga tidak mau.” Ucap Bell yang tiba-tiba muncul di depan Staz dan si penjaga toko. “Tapi, bagaiamanapun juga, kerja bagus!”

“HUHHH!????!!!”

“Bell… mengapa kau ada disini?” Tanya si penjaga toko.

“Bukankah kubilang kalau aku menginginkan ‘benda khusus’?” Bell menatap Staz dengan tatapan mengejek. “Mengapa kau malah bertarung dengan penjaga toko demi sebuah pantsu?”

Staz tertawa nista. “Kau harus pastikan Fuyumi baik-baik saja.”

“Dia ada disini, kok.” Ucap Bell dan Yanagi muncul dibelakangnya.
“Staz-san…” ucap Yanagi.

Staz merenggangkan otot-oto jarinya, “Menyingkirlah dari sana… akan kuremas perempuan disampingmu…” ucap Staz pada Yanagi.

“Tidak, tunggu sebentar. Ada alasan dibalik semua ini.” Ucap Yanagi. “Bell-san sedang mencari seseorang dengan sihir yang kuat, itulah mengapa Ia mengetest-mu, Staz-san…”

“Hah? Apa-apaan itu? Aku hampir saja membunuh penjaga toko…” ucap Staz.

“U-ugh… menakutkan…” ucap si penjaga toko.

“Yah, aku jadi dapat banyak informasi.” Ucap Bell.

“Huh?”

Bell memeluk Yanagi, “Seperti betapa baiknya Fuyumicchi, tapi Staz itu br*ngsek… Ne, Fuyumicchi?”

“Tidak, Staz-san, dia bercanda…” wajah Fuyumi memerah.

“Jadi kalian berdua sudah menjadi teman?” Tanya Staz melihat kedekatan kedua orang itu.

“Aku mengatakan kalau Staz-san bukan orang yang mencuri tirai itu,” ucap Yanagi.

“Ayolah, Fuyumicchi!! Itu rahasia diantara para wanita!!” ucap Bell.

“Dan saat aku bilang kita sedang mencari cara untuk mengembalikan aku hidup, Bell-san bilang dia tahu caranya…” ucap Yanagi.

“Heeh?”

“Ya, aku tahu.” Ucap Bell. “Kalau tidak salah, aku pernah menemukan buku berjudul ‘Buku Pembangkitan Manusia’.”

“Sekarang ada dimana buku itu?!” Tanya Staz.

“Aku jual.”

“Apa kau bilang?!”

“Mana kutahu kalau akan ada yang memerlukannya.” Ucap Bell. “Tapi, aku ingat dimana aku menjualnya.”

“Dimana?!”

“Kalau tidak salah, di daerah barat dunia iblis…” ucap Bell. “Di daerah ‘Wolf’.”

“W-Wolf… kau bilang?!” Staz nampak terkejut.

“Apa kau kenal dia?” Tanya Bell.

Staz tersenyum. “Ya… lebih dari yang kau tahu…bocah serigala Werewolf, sang bos daerah barat dunia iblis… dia teman lamaku…” ucap Staz. “…Sekaligus rivalku.”




Bersambung ke: Blood Lad episode 3

=========
Blood Lad episode 3 realease minggu depan~

Dukung blog ini dengan cara like halaman facebook kami:
-Dhwati Esti Widhayang
-Page Anime-Manga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar