Laman

Selasa, 09 Juli 2013

Versi Teks Date a Live episode 12 [END] bagian 4

Shido meletakkan Kotori di bawah dan maju menghadapi Tobiichi. “Origami, bukankah kau berkata musuhmu adalah Efreet, bukan seorang manusia, Itsuka Kotori?”

“Kotori bukan Spirit lagi… dia manusia. Maka dari itu, tembak saja aku!” ucap Shido.”Sekarang akulah Efreet!”




“Apa… yang sebenarnya…” Tobiichi tidak dapat berkata apa-apa lagi.

“Aku ingat kejadian 5 tahun yang lalu.” Ucap Shido. “Aku ingat apa yang telah kulakukan pada Kotori waktu itu…”

“Efreet telah membunuh orang tuaku!” ucap Tobiichi.

“Memang benar Efreet yang menyebabkan kebakaran, tapi Kotori tidak membunuh siapapun…” ucap Shido.

“Itu tidak mungkin! Aku sangat yakin melihat sosok Spirit!”

“Ada Spirit… yang melakukan semua ini pada Kotori!” ucap Shido. Ia teringat gambar seseorang yang terekam berada di dekat Kotori.

“Kau pikir aku akan percaya hal seperti itu?!” Tanya Tobiichi.

“Ya.”

Tobiichi mendarat di deadpan Shido, “Aku ingin mempercayaimu, tapi tidak bisa…” Tobiichi mengeluarkan pedangnya.

“Kalau kau tidak percaya padaku, maka bunuh saja aku, sang Efreet.”

Tohka terkejut mendengar ucapan Shido. “Origami, aku ingat apa yang pernah kau katakan padaku:

Aku tidak akan membiarkan orang lain merasakan apa yang pernah kurasakan.” Ucap Shido.

Pedang Tobiichi menghilang dan Ia terjatuh. “Cih… batas operasinya…” ucap Tobiichi. Tubuhnya sepertinya sudah tidak kuat menggunakan Licorice lebih lama. “Tidak, aku tak boleh gagal!” Tobiichi mengeluarkan sebuah pistol.

“Kumohon, jangan rebut Kotori dariku!!” ucap Shido. “Dia dulu sudah menyelamatkanku… kalau bukan karena dia, aku mungkin saat ini sudah tidak ada!! Kumohon! Percayalah padaku!”

Tangan Tobiichi bergetar. Ia tak sanggup melepaskan tembakan. Tobiichi akhirnya menyerah dan Ia terjatuh pingsan…

Di tempat lain, Kurumi sedang menghisap darah beberapa orang yang sedang Ia bunuh. Ketika Ia menghisapnya, jam di mata kirinya bergerak mundur. Kurumi memperhatikan matahari senja yang sudah mulai terbenam.

“Heh.. sepertinya masih belum cukup, ya…” ucapnya.


“Maafkan aku, Shin.” Ucap Reine ketika Shido sudah berada di Fraxinus. “Kejadian kemarin adalah kesalahanku.”

“Kenapa kau membiarkan Tohka da Yoshino ikut dalam kencan kami?” Tanya Shido. “Bukan berarti aku tidak suka..”

“Tidak, kau seharusnya tidak berkencan dengan Kotori.” Ucap Reine. “Pilihan terbaik adalah menyegel kekuatan Kotori tepat setelah kau bangun tadi pagi. Hanya saja Kotori sangat ingin kencan denganmu.”

“Huh?” Shido bingung. “Tapi, kemungkinan berhasilnya akan kecil… aku tidak bisa menyegel kekuatannya tanpa menaikkan tingkat perasaannya…”

Reine menekan sebuah remote yang menunjukkan grafik tentang Kotori di layar.

“Apa ini?”

“Ini adalah tingkat perasaannya kepadamu sejak kemarin.” Jawab Reine. “Benar. Tidak ada perubahan apapun. Sejak awal memang sudah tinggi. Dia juga sudah bilang, kan? Kotori sangat mencintai Onii-chan.”

“Eh?” BUGGKK!! Dari belakang Shido ditendang Kotori yang mukanya memerah. Entah ia datang darimana..

“Itu pasti bug atau kesalahan pada system!!” ucap Kotori.

“Itu tidak mungkin, perkiraannya selalu benar.” Ucap Reine.

Kotori menunjuk Reine, “Sepuluh Krim Susu Rapsel.” Ucapnya.

“Maaf, Shin. Pasti kesalahan perhitungan.” Ucap Reine yang langsung tergoda.

“A-ahh…” gumam Shido. “Ngomong-ngomong, Kotori, tubuhmu sudah baikan? Bukankah lebih baik beristirahat dulu?”

“Aku tidak punya waktu untuk itu, aku harus menyiapkan laporan.” Ucap Kotori. “Aku akhirnya mengingat tentang Spirit yang muncul lima tahun yang lalu… ingatan itu mungkin saja akan hilang lagi, makanya akan kubuat laporan untuk berjaga-jaga…”

“Oh, begitu. Jangan paksakan dirimu.”

“Aku akan berhati-hati,” Kotori melangkah pergi, namun langkahnya terhenti. “Ne, Shido… apa yang kau katakan sebelum menyegel kekuatanku… sungguhan?”

Shido tersenyum, “Tentu saja sungguh. Aku mencintaimu, Kotori.”

Wajah Kotori memerah dan Ia jadi salah tingkah. “I-itu… aku… um…”

“…Sebagai adikku, tentunya.” Sambung Shido.

BUKK!! Shido langsung mendapatkan tendangan.




“Itu saja?!” Kotori berjalan pergi dengan kesal.

“Ukh… Kotori!”

“Apa?!”

“Pitamu terlihat cocok untukmu.”

“Um… terima kasih, Onii-chan!” ucap Kotori dengan suara ‘adik’nya.


Shido dan Tohka berada di semua tempat dimana Ia dan Tohka melihat pemandangan kota bersama-sama.

“Terima kasih karena waktu itu sudah menolongku…” ucap Shido. “Kalau saja kau dan Yoshino tidak datang, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Kotori dan Origami.”

Tohka menggeleng. “Aku hanya bertindak dengan memikirkan apa yang Shido rasakan. Aku yakin Yoshino juga sama…” ucapnya. “Shido, kumohon. Mulai sekarang, kalau ada Spirit lain yang muncul, selamatkanlah mereka. Seperti kau menyelamatkan aku, Kotori, dan Yoshino.”

“Ah, aku janji.”

Tohka memalingkan wajahnya. “Tapi, jangan mencium mereka!”

“Eh?”

“A-aku tidak tahu kenapa, tapi aku tidak suka kalau Shido mencium orang lain!”

“Y-Yah.. kalau begitu, mungkin akan sedikit… susah..”

“Maka dari itu, sekarang ciumlah aku!”

“Kenapa?!”

“Shido… tidak boleh kah?” mata Tohka berbinar-binar. Shido mendekati Tohka dan bersiap menciumnya, namun…

“Yuuu~ tidak buruk juga, Shido.” Terdengar suara Kotori dari atas. Ternyata di atas sana tempat parkir kapal Fraxinus. “Tidak usah pikirkan kami dan lanjutkan saja~”

“A-apa yang sedang kalian intip?!”

“Shido!” ucap Tohka. “Ayolah…” Ia memejamkan matanya.

“Kissu! Kissu! Kissu! Kissu! Kissu!” semua orang di kapal Fraxinus menyoraki mereka. Lalu… cup!

“Eh?”




Yoshinon muncul di tengah dan menghalangi mereka berdua. “Bersambung!” ucap Yoshinon.
“…Suatu saat nanti.” Bisik Yoshino.




Date a Live season 1 – TAMAT.

Orang-orang dibalik layar:
-Fanssubber
-Pengarang Light Novel
-Author

Semoga kalian senang membaca versi teks kami, kunjungi halaman facebook kami untuk versi teks lainnya:
-Beelzeta
-DEWidhayang’s blog

Terima kasih sudah membaca~ ^^ D.E.W.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar