Laman

Selasa, 09 Juli 2013

Versi Teks Date a Live episode 12 [END] bagian 2

BLARRRRR!!! Sebuah bola pelindung melindungi Shido dari ledakan. Entah darimana, sebuah ledakan menghantam bangku, membuat tempat yang seharusnya diduduki Kotori lenyap seketika.




“Kotori!!” Shido berniat mencari Kotori yang nampak menghilang di antara kepulan asap, namun sebuah pelindung menghalanginya keluar.

Shido melihat ke langit, disana nampak seorang perempuan berpakaian TAR dengan senjata besar siap meluncurkan serangan selanjutnya.

“Shido, tempat ini berbahaya. Menyingkirlah dari sini.” Ucap perempuan itu.

“Origami?!”



Orang-orang di taman yang tadinya sedang bersenang-senang, sekarang berlari ketakutan. Tidak ada evakuasi sama sekali, Tobiichi begitu saja menyerang wilayah yang banyak warganya.

“Origami… apa kau tahu apa yang sudah kau lakukan?!”

“Aku sudah… membunuh Itsuka Kotori…” ucap Tobiichi.

“Kau sudah membunuhku? Berani sekali kau mengatakan hal itu…” di antara kepulan asap, muncullah Kotori dengan kekuatan Spirit Api menyelimutinya. “Tobiichi Origami. Tadinya kupikir kau ini orangnya punya akal sehat. Tidak ada pemberitahuan maupun evakuasi, dan kau menembakkan misilmu tanpa pikir panjang…kau seperti wanita j***** gila…”

Tobiichi menembakkan pelurunya ke arah Kotori. “Kotori!!” ucap Shido. Kotori dengan mudah menepis semua peluru itu.

“Elohim Gibor!” ucap Kotori, dan bajunya langsung berubah menjadi pakaian Spirit. Kemarahan Tobiichi semakin menjadi-jadi ketika Ia melihat Spirit Api di depannya. “Camael!!”

“Aku menemukanmu..” ucap Tobiichi. “Akhirnya!!!”

Tobiichi siap menyerang, dan Kotori juga sudah siap dengan Camael-nya.
“Kotori! Origami! Hentikan!” ucap Shido.

BLAARRRR!!! Ledakan besar tak terelakkan. Puluhan misil dilepaskan oleh Tobiichi.

“Hentikan!” ucap Shido. “Kumohon hentikan!!”

Ledakan-ledakan itu terlihat sampai ke Ocean Park. Di antara orang-orang yang mencoba menyelamatkan diri, terlihat Tohka dan Yoshino hanya terdiam.

“Perasaan… ini…” ucap Yoshino.

“Mungkinkah… Kotori…?!” Tohka berniat menuju ke tempat pertarungan, namun Yoshino memegang tangannya. “Apa yang kau lakukan, Yoshino?!”

“Kau tidak boleh pergi, Tohka-chan!” ucap Yoshinon. “Kekuatan Spiritmu saat ini tersegel pada Shido-kun! Jika dilihat dari ledakannya, musuh adalah orang yang kuat! Kalau kau pergi, mungkin kau tidak akan selamat!!”

Tohka memegang wajah Yoshinon. “Terima kasih sudah memperingatkanku.” Ucapnya. “Tapi aku tidak bisa membiarkan Shido seperti ini…”

“Tohka-chan…”

Perlahan cahaya muncul dari dalam diri Tohka, dan pakaiannya setengah berubah menjadi pakaian Spirit. “Disaat Shido berjuang menyelamatkan Shido, aku akan melindungi Shido semampuku.” Tohka lalu melesat dengan cepat ke tempat Shido.

“Yoshinon…” ucap Yoshino pada Yoshino. “Bolehkah aku… juga pergi?”

“Aku tidak akan menghentikanmu kalau itu yang kau inginkan.” Ucap Yoshinon.

Yoshino tersenyum senang, tak berapa lama tubuhnya pun mengeluarkan cahaya seperti Tohka…


Di tempat lain, Tobiichi terus saja menyerang Kotori dengan senjata besarnya itu. Dan Kotori menangkis semua serangan itu dengan mudah.

“Senjatamu itu besar sekali, ya…” ucap Kotori. Tobiichi semakin kesal mendengar ucapan Kotori. Ketika Kotori melesat terbang, Tobiichi membentuk sebuah pelindung seperti yang digunakannya pada Shido, untuk memperangkap Kotori.

“Teritory Active!!” ucap Tobiichi. “Kordinat terkunci!!” puluhan misil melesat ke dalam pelindung itu, lalu pelindung itu tertutup dan… BLAAARRR!!!

Ledakan hanya terjadi di dalam pelindung. Terlihat serpihan-serpihan merah berjatuhan. Tobiichi nampak terengah-engah. Tapi ini belum selesai.

“Tidak buruk juga.” Ucap Kotori yang muncul di antara kepulan asap. Ia tidak nampak terluka sama sekali. “Aku tidak pernah melihat unit itu sebelumnya. Apa itu mesin baru?”

Kotori bersiap mengeluarkan apinya, namun tak berapa lama Ia memegang kepalanya dengan kesakitan. “Sial… aku terlalu banyak menggunakan kekuatanku…” pikir Kotori.

Shido yang melihat dari bawah nampak khawatir. “Kotori!!”

“Cleaveleaf active!!” ucap Tobiichi. Dua cahaya putih melesat dari Licorice dan menjerat Kotori.





“Teritory Active!!” setelah Kotori terjerat, Tobiichi kembali membentuk pelindung seperti tadi. Kali ini Kotori tidak akan bisa menggunakan tangannya untuk menepis serangan. “Hapus dia… Blasterq!!”

BLAAARRR!!! Serangan yang cukup besar menyerang Kotori, bahkan serangan itu sampai terpantul ke bawah, hampir mengenai Shido. “Kotori!!”

Tiba-tiba Kotori muncul dengan Camael-nya, dan tanpa basa-basi langsung menyerang Tobiichi dan alat tempurnya.

“Teritory pertahanan active!!” ucap Tobiichi, lalu pelindung itupun melapisi Licoricenya. Meskipun begitu, Kotori tetap menyerang dengan memukulkan Camaelnya.

“Ara, ada apa dengan kepercaya-dirianmu tadi? Bukankah kau ingin mengalahkanku? Bukankah kau ingin melenyapkanku? Bukankah kau ingin membunuhku?” Kotori nampak bukan seperti Kotori (mungkin dia mulai lapar? #plak). “Kalau begitu terbanglah lebih cepat… arahkan pedang dan senjatamu ke arahku!! Atau… khekhe… kaulah yang akan mati duluan!!”

“Kotori!!” ucap Shido yang dari tadi tidak dihiraukan. “Hentikan!!”

Tobiichi dan Licorice-nya mendarat dengan cukup keras karena serangan dari Kotori. Kotori sekarang sudah berada di depan Tobiichi. “Apa? Hanya ini yang kau punya?” Kotori memegang senjatanya, dan senjata itu berubah semakin besar. “Camael Megiddo!! Oh, baiklah kalau kau tidak mau bertarung lagi…” Kotori menodongkan senjatanya ke arah Tobiichi. “Aku sudah tidak ada urusan denganmu lagi..”

“Kotori! Hentikan!!” Shido berlari ke arah mereka berdua. Di depan senjata Kotori sudah terkumpul bola-bola api.

“Efreet…” ucap Tobiichi.

“Aku tidak suka nama itu.” Ucap Kotori. “Darimana kau tahu nama itu?”

“Jadi kau membunuh orang tuaku dengan senjata itu?” Tanya Tobiichi. “Lima tahun yang lalu… senjata itu untuk membunuh ayah dan ibuku?!”

“Eh? Apa yang kau bicarakan?” Tanya Kotori menurunkan senjatanya.

“Lima tahun yang lalu, orang tuaku dibunuh oleh Spirit Api… kaulah yang membunuh mereka… bagaimana kau bisa lupa?!”



Selanjutnya: Date a Live  episode 12 bagian 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar