Laman

Kamis, 15 Agustus 2013

Versi Teks Defense Devil Chapter 17

-Dunia Manusia-

“Pastor, sudah kubilang ini bukan sebuah permainan…!” ucap seorang polisi kepada seorang Pastor. “Kenapa harus meminta tolong kepada orang seperti ini?! Apa yang dipikirkan atasanku, sih?!” pikir polisi itu.

“Apa kita harus memecahkan masalah ini dengan Exorcist*? Parahnya lagi dia biarawati!” ucap polisi itu lagi.
*) Exorcist secara harfiah artinya dukun. Yang sudah nonton anime Ao no Exorcist pasti lebih paham.

“Di tempat ini telah terjadi lebih dari sepuluh kasus kecelakaan yang penyebabnya tidak jelas,” ucap si Pastor sambil tersenyum. “Fenomena yang sangat tidak masuk akal butuh pembasmian yang tidak masuk akal juga, kan?”

Seorang perempuan memasuki garis polisi yang dipasang di tempat kecelakaan, dengan membawa sebuah pedang.

“Pak polisi, anda jangan cemas.” Ucap Pastor itu lagi. “Idamaria dulu adalah murid terbaik Vatikan.” Ucap Pastor itu sambil menatap gadis bernama Idamaria itu.



“Dulu?” tanya si polisi.

“Exorcism dilarang dalam agama Katolik, sekarang dia diusir dari Vatikan.” Sahut sang Pastor.

“Jadi.. dia─”

“Sssst… sudah dimulai.” Potong si Pastor.

Perempuan bernama Idamaria itu menggenggam sebuah kertas di tangannya, dan dengan pedang berbentuk salib yang Ia bawa, kertas itu terbakar. Perlahan-lahan, kertas itu terbuka dan muncul sebuah nama di dalamnya.

Beril Bes Topas.

Kertas itu tiba-tiba melayang sendiri dan mendarat di sebuah mobil yang terkena kecelakaan. Idamaria mendekati mobil itu. “Ternyata ini ulahmu, ya, dasar Iblis…” ucap perempuan itu. “Tapi kejahatanmu sudah berakhir disini, karena aku telah mendapatkan namamu!” ternyata nama yang tertulis di kertas tadi adalah nama Iblis.

Perempuan itu menodongkan pedangnya ke kaca mobil dan menyebut nama iblis itu. “Beril Bes Topas.. Beril Bes Topas… Beril Bes Topas…”

“Dia komat-kamit sambil menodong kaca? Pastor, permainan macam apa ini?!” tanya si polisi. Namun sedetik kemudian sesuatu keluar dari kaca mobil itu, sesosok iblis perempuan yang mengerikan.

“AHHH!!! APA MAUMU?!!!” tanya iblis itu. “PADAHAL KAU HANYA MANUSIA!!!” Iblis itu menyerang Idamaria dengan tangannya yang dapat memanjang, namun Idamaria menghindarinya dengan sigap. “JANGAN CARI MASALAH DENGANKU!!!”

“Seharusnya aku yang berkata seperti itu, dasar iblis.” Idamaria memanfaatkan timing dimana tangan iblis itu masih berada di dekatnya, dan menebasnya. Pedang yang digunakan untuk menebas itu sangat tajam, sampai-sampai mobilnya pun ikut tertebas.



“Gyaaahh!!! Hei, apa-apaan ini?!!!” si iblis menjerit kesakitan. Idamaria melepas kalung salibnya dan melemparkannya ke leher iblis itu.  “Pa-panas!!! Salib apa ini?!!!”

“Itu salib yang dulu dipakai oleh Petrus…” ucap Idamaria. “Kau tidak akan bisa melepaskannya.”

Idamaria mengambil pistolnya yang memiliki lambing salib juga, “Tuhan adalah kekuatan kami… kami tidak takut pada siapapun… Tuhan adalah cahaya kami… Amen.” Setelah selesai membaca mantranya, Idamaria menodongkan pistol itu ke kepala si iblis. “Matilah.”



DOOORRR!!

“Wah, aku masih belum dapat percaya dengan apa yang baru saja terjadi di depan mataku!” ucap si polisi setelah Idamaria selesai mengatasi iblis tadi. “Aku kira hal semacam itu hanya ada di dalam film. Wah, aku jadi tertolong… berkat anda, tempat ini pun─”

“Pak Polisi,” potong Idamaria. “300 ribu dollar… untuk biaya exorcism.”


“300 ribu dollar… itu terlalu berlebihan, Idamaria.” Ucap sang Pastor setelah Ia dan Idamaria di dalam mobil dalam perjalanan pulang. “Hei, apa kau dengar?”

“Aku tahu itu terlalu mahal, tapi senjata untuk melenyapkan Dark Matter Iblis juga sangat mahal…” Idamaria mengganti bajunya di mobil itu. “Kalau memikirkan soal masa depan, uang sebanyak apapun tidak akan cukup. Kau juga tahu, kan, berapa harga salib ini…”

“Kau serius… mau berburu setan, ya…”

BUKK!!
“Jangan melihat kesini!!” Idamaria segera memasang bajunya. “Jangan buat aku mengatakannya lagi… Mengingat apa yang telah iblis perbuat padaku… aku akan terus bertarung bersama Tuhan. Sampai aku membunuh semua iblis di dunia ini.”

-Dunia Iblis. Kediaman Kucabara-

“Yosh, baiklah~!!” dengan hati-hati Kucabara menyusun batang-batang korek api hingga setinggi dua meter lebih. “Dengan mempertaruhkan nama iblis…” Kucabara memasang batang yang terakhir. “Berhasil!! Dengan begini, aku bisa menantang pemegang rekor yang ada di dunia manusia!!”

“Fiuh~” Bichiura meniup menara dari batang itu dan menara itu langsung runtuh seketika.

“Hei, apa yang kau lakukan?!!”

Sekarang Bichiura menginjak-injak menara korek api yang sudah runtuh itu. “Bukannya melakukan kerja sambilan, kau malah melakukan ini! Buat apa semangat mengerjakan hal yang tidak berguna seperti ini?!”

Kucabara mengambil sebuah buku berjudul ‘Guinness Book of Record - 2009’ dengan berlinang air mata. “Ini berguna, Bichiura, lihat saja di buku rekor ini… aku jadi bisa mengenal manusia lebih dalam. Sekilas manusia memang nampak payah, tapi mereka hebat dan juga menantang… kau boleh ikut mencobanya. Selanjutnya jumlah kentut ter─”

BLEETAAKK!! Bichiura langsung menendang Kucabara. “Sudah kubilang kerja!!”

Tap tap tap.
“Wah, Guinness Book of Record?” seseorang berjalan ke arah mereka dan memungut buku yang dijatuhkan Kucabara saat ditendang oleh Bichiura. Orang itu adalah Elimona. “Kelihatannya seru. Apakah kau mau mencoba membuat rekor, Kucabara?” tanya Elimona. “Bagaimana kalau kita buat rekor berciuman yang paling lama?”

“Ada apa kau datang kemari, Elimona?” tanya Kucabara.

“Aku penasaran dengan kehidupanmu. Selain itu, aku membawa Devil Litmus Card yang baru, dari pertarunganmu dengan Sugal.” Elimona mendekat dan menyerahkan beberapa barang. “Dan ini pesananmu, majalah dari dunia manusia.”

“Whoa!! Shocking World edisi terbaru!!” Kucabara mengambil majalah itu dan membacanya. “Heeh… Kucing melahirkan anjing? Bisa seperti itu, ya? Hebat…” Kucabara terlihat senang membaca sesuatu yang berhubungan dengan manusia. Dan Elimona memperhatikan itu.

Elimona melihat sekeliling kamar Kucabara, terdapat banyak artikel-artikel tentang dunia manusia yang dipotong Kucabara dan di temple dikamarnya.

“Ne, Kucabara. Siapa nama lengkapmu?” tanya Elimona. “Kau kan keluarga kerajaan, apa mungkin namamu Mephisto Barto Kucabara?”

“Bukan.. keluarga kerajaan juga mempunyai nama tengah, lho…” ucap Kucabara. “Nama lengkapku Mephisto Barto Dertov Reffert Donsi Lark Kucabara.”

“Panjang amat…” pikir Elimona.

“Memangnya ada apa? Kenapa kau menanyakan namaku?”

“Kukatakan padamu satu hal.” Elimona mendekat ke arah Kucabara. “Aku tinggal di Event Horizon karena tidak cocok dengan cara hidup di dunia setan… Tapi Kucabara, kau berbeda denganku. Kau anggota keluarga kerajaan. Sejak lahir kau sudah ditakdirkan menjadi musuh manusia… apa kau mengerti akan hal itu?”




“Walau kau mencoba sekeras apapun untuk memperbaiki hubunganmu dengan manusia, pada akhirnya kau akan terluka…” ucap Elimona. “Itu saja yang ingin kukatakan. Sampai jumpa, Kucabara.” Elimona melangkah pergi.

“Itu… tidak ada hubungannya denganku.” Ucap Kucabara. Langkah Elimona terhenti. Kucabara tersenyum dan menatap Elimona. “Aku tahu, Elimona. Semua yang terjadi di dunia setan karena ulahku… aku juga sudah berjanji pada ‘orang itu’ bahwa aku tidak akan jadi penakut lagi..”


“Idamaria, ada informasi baru dari dunia setan.” Si pastor membawa sebuah kertas berisi nama iblis ke Idamaria yang sedang duduk di salah satu bangku di Gereja. “Target kali ini… sepertinya cukup penting.”

Pastor itu memberikan kertas bertuliskan nama Mephisto Barto Dertov Reffert Lark Kucabara.

“Siapa yang memberitahukan informasi itu… Pastor Selma?” tanya Idamaria.

“Aku…” ucap Pastor bernama Selma itu. “…Tidak bisa bilang.”

Idamaria meremas kertas yang diberikan padanya itu. “Begitu, ya, ini permintaan orang yang penting? Aku merasa semakin dekat dengan tujuanku. Aku pasti akan membunuhnya!... Mephisto Barto… Kucabara!!”




Bersambung ke: Defense Devil Chapter 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar