Laman

Rabu, 14 Agustus 2013

Versi Teks Hataraku Maou-sama! episode 1 bagian 3

Sebelumnya: episode 1 bagian 2

“Heh..” Maou menghela nafas panjang di ruang tunggu di sebuah rumah sakit pusat. “Ternyata tubuh ini butuh asupan makanan…” ternyata itulah penyebab pingsannya sang raja Iblis.

“Ini kan tubuh manusia.” Sahut Alsiel yang sudah puas makan saat di kantor polisi.

“Apa mereka pikir satu buah infus itu setimpal dengan biaya kos kita selama sebulan?!” ucap Maou memaki-maki rumah sakit itu. “Jadi, inilah yang mahkluk bumi sebut dengan pemerasan…”

“Tapi, ya, tanpa bantuan ibu kos, kita tidak mungkin bisa dibawa kesini.” Ucap Alsiel. “Lagipula, asuransi kesehatan yang akan menanggu─”

“Bagaimanapun juga, kita butuh uang untuk hidup di dunia manusia ini.” Ucap Maou menggoyang-goyangkan kakinya dan terliht seperti pemuda biasa. “Aku bahkan sudah tak kuat menggunakan sihir lagi. Tapi, ada satu cara…”

“Apa itu?”



“Oh, salah tulis.” Alsiel menghapus tulisan di sebuah kertas formulir.

“Hati-hati dong! Lembar lamaran kerja ini nggak gratis, tahu!” ucap Maou yang sedang menulis di sebuah kertas juga. “Baiklah… Maou Sadao…” Ia menulis nama samarannya di dunia manusia.

“Ashiya Shiro…” Alsiel menulis namanya. “Apa nama ini tidak terlalu aneh?”

“Jangan banyak protes! Lagipula sudah tercantum di KTP!”


Beberapa lama kemudian… Lamanya selama Maou dan Alsiel fasih berbahasa Jepang.. entah berapa lama itu… kehidupan mereka mulai berubah.

“Maou-sama…” ucap Alsiel memanggil tuannya yang sedang asyik bersantai sambil membaca manga.

“Ah~? Apa?”

“Bisakah anda memikirkan bagaimana caranya mengelola uang dengan baik?” Alsiel dengan celemek yang dipakainya, mencuci piring dan berperan sebagai ibu rumah tangga.

“Bukannya aku sudah melakukannya~? Sebentar lagi musim panas akan tiba, jadi aku membeli kulkas… Beli mesin cuci juga lebih hemat daripada pergi ke laundry.. aku juga butuh sepeda untuk pergi ke tempat kerja…” ucap Maou. Kamar mereka yang bobrok dipenuhi dengan barang-barang seperti itu.

“Bukan itu maksudku…” ucap Alsiel. “Setidaknya kan belinya bisa dicicil..”

“Aku tidak suka nyicil.” Sahut Maou seketika.

“Jiaah, itu─”

“Lagipula, bayarnya akan lebih mahal kalau belinya nyicil…” potong Maou. “Aku tidak mau membuang uang untuk hal yang sia-sia.”

“Kalau begitu ada hal yang ingin kutanyakan, Maou-sama…” Alsiel membuka kulkas mereka.

JREEENGG.
Kulkas mereka yang kosong seakan menjerit.



“Bagaimana anda akan bertahan hidup sambil menunggu gaji selanjutnya kalau makanannya hanya agar-agar, mentimun, dan susu?!”

“Yah… itu bukan berarti kita kehabisa uang, kan? Masih ada sisa uang kembalian dari dompetku… dan aku juga dapat makanan sisah dari tempat kerja…” ucap Maou. Di pojok ruangan terlihat sampah bungkus makanan mereka yang menumpuk.

“Matilah kita.” Ucap Alsiel yang sudah menebak apa ujung pembicaraannya. Wajah Alsiel langsung pucat. “Apakah anda bermaksud hidup hanya dengan makan hamburger dan kentang goreng? Memangnya ini film Super Size Me? Makan makanan penuh kalori disaat masa muda? Bagaimana jadinya anda 10 tahun ke depan!? Semoga gaya hidup anda tidak membunuh anda! Blablablablabla…” semakin lama omongan Alsiel semakin cepat sampai admin tidak bisa mengetik apa yang dia ucapkan.

“Berisik!” Maou langsung kabur dari omelan itu dan pergi keluar. “Aku pergi kerja dulu!”

“Maou-sama!”

“Ceramahnya setelah aku pulang saja!”

“Bukan begitu, payungnya! Payungnya!”

Maou mengambil payungnya dan pergi dengan sepedanya. “Ayo kita pergi, Dullahan* !”

*)Dullahan:  gadis iblis di dalam legenda yang tidak memiliki kepala, Ia menunggang kuda dan membawa kepalanya bersamanya. Konon gadis ini mendatangi rumah orang-orang yang akan mati. Dullahan juga muncul di anime DRRR!! (DuRaRaRa!!) ^^

Alsiel menunggu sampai tuannya tidak terlihat, barulah Ia masuk ke dalam rumah. “Baiklah, aku juga harus menyelesaikan pekerjaanku…”

Hujan deras mulai turun, Maou bersepeda dengan menggunakan paying yang tadi diberi oleh Alsiel. Ketika Ia sedang berhenti di lampu merah, seorang perempuan yang tidak membawa paying berlari ke arahnya dan berhenti disampingnya. Perempuan berambut agak pink itu sepertinya akan menyebrang juga.




 Maou melihat perempuan itu yang nampak kebasahan. “Ano… ini.” Maou memberikan payungnya pada perempuan itu. “Silahkan pakai saja.”

“Eto… ano…”

“Tidak apa, aku bekerja di dekat sini, di Mgronald dekat stasiun.” Ucap Maou.

“Ja.. terima kasih…” gadis itu menerima paying itu.

“Buang saja jika sudah tak terpakai!” Maou menggoncang sepedanya dan meninggalkan gadis itu yang terus memperhatikannya. “Whoa, dinginnyaaaaa~~~”


Di Mgronald, Ruang Staff.




“Minggu ini, kami akan menempati tempat pertama dalam penjualan!!” pikir Maou sambil memasang seragam karyawannya. “Lihat saja, akan kucetak rekor penjualan Kentang Goreng Lada Hitam!!” Maou memasang pose semangatnya.

“Selamat datang!” Maou memasang senyumnya yang paling manis untuk memikat pelanggan. “Mau pesan apa?”

“Cheese Burger dan Cola ukuran kecil.” Ucap si pembeli.

“Mau sekalian pesan kentang goreng lada hitam?”

“Tidak, terima kasih.”

“Cheese burger dan cola ukuran kecil, totalnya jadi 200 yen.” Ucap Maou. “Segala hal yang kulakukan disini, sekecil apapun, itu kulakukan demi mengembalikan wujud iblisku…” pikir Maou. “Kembaliannya 800 yen.” Ucap Maou.

“Paket gembira dengan burger ayam dan es kopi, totalnya jadi 710 yen.” Ucap seorang pegawai rekan Maou kepada seorang pembeli ibu-ibu yang membawa bayi.

“Ah, apa anda mau sekalian memakai microwave?” tanya Maou kepada ibu-ibu itu.

“He?” ibu dan rekan kerja Maou itu sama-sama bingung.

Maou melirik ke arah bayi ibu itu, “Jika anda punya bubur bayi, bisa sekalian kami menghangatkannya.”

“Oh… baiklah, tolong ya.”

“Akan segera saya siapkan.” Ucap Maou.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar