Laman

Jumat, 30 November 2012

Versi Teks Defense Devil chapter 05


Sebelumnya: Defense Devil chapter 04-2
“Nami tidak bersalah…” ucap Kucabara. “Aku pasti akan membuktikannya.”

-----Defense Devil chapter 05: Judgement 2-PohonApel part III-----
Teks Version by
http://esti-widhayang.blogspot.com/
-Dhwati Esti Widhayang-


“Dasar lalat kecil…” ucap Ponsol. “Berkumpullah disekitar daging busuk!”
PLOK!

“Bichiura!!” panggil Kucabara, dan Bichiura segera berubah menjadi naga.
“Jangan biarkan mereka pergi!!” Ponsol memerintah tanamannya.

Ketika Bichiura terbang miring, seluruh isi tas, surat kontrak dan bolpoint Kucabara terjatuh.
“Celaka, surat kontaknya jatuh dari tas.” Ucap Kucabara. Nami langsung melompat mengambil surat kontrak itu. “Nami jangan ceroboh!!”

BRUKK!! Nami terjatuh. “Kucabara, aku cukup menandatangani kertas ini, kan?” tanya Nami yang sudah siap dengan kertas kontrak dan bolpoint.

“Kau hebat, Nami!! itu benar.” ucap Kucabara. “Begitu kau menandatanganinya maka semua orang yang ada disekitarmu akan terkirim ke dunia manusia.”

“Ya..yang ada disekitarnya saja?” tanya Bichiura.
“Ya, itu benar, hanya orang yang ada disekitarnya.” jawab Kucabara mantap. “Eh…” Ia baru menyadari kalau posisi mereka jauh dari Nami. “Cepat!! cepat Bichiura!!” Bichiura langsung meluncur ke arah Nami, tepat pada saat kontrak tertandatangani.


BLASSSSTTTT!!! Mereka menghilang, ke dunia manusia.
“Menghilang?” Ponsol kebingungan. “Kabur ke dunia manusia, ya?”
“Kalau tidak salah, namanya Kucabara.” ucap Ponsol lagi. “Dia adalah…”
-----Dunia Manusia-----
BYUUURRRR!!! Nami dan Bichiura mendarat di air kolam, sementara Kucabara mendarat di tanah..
“Uaakhh!!! Sakit!!”

“Ini…” Nami melihat ke sekitar. “Taman yang sering aku kunjungi…”

“Begitu kontraknya selesai, klien bisa langsung ke dunia asalnya.” Kucabara menjelaskan. “Fuuh, akhirnya kita berhasil kesini, terima kasih tadi menolongku.” Kucabara melirik Nami. Dan

“Iya sama-sama. Soalnya Kucabara juga berusaha keras demi aku…” ucap Nami. Kucabara melihat baju Nami yang tembus pandang karena basah.

Wajah Kucabara memerah. “Pakai ini… nanti kau bisa masuk angin…” Kucabara menyodorkan mantelnya dan membelakangi Nami dengan wajah masih merah.

“Terima kasih.”
Terlihat dari belakang Nami sesosok mahkluk melayang dan menabrak kepala Kucabara. BRUUKK!!! Ya, mahklu itu Bichiura.

“Tadi kau benar-benar marah padaku, kan?” tanya Bichiura mengingat ekspresi marah Kucabara ketika Ia menahannya untuk menolong Nami. “Karena situasinya berbahaya, aku diam saja dan mengikutimu, tapi…”
“Sampai disini saja!! Aku mundur dari pekerjaan ini!!”

“Bichiura, itu…”

“Aku tidak mau dengar!!” Bichiura pergi. “Aku sudah tidak tahan dengan keegoisan Tuan!!”
“Kau sudah lihat, kan, betapa menakutknnya shinigami Ponzol? Apa kita punya kesempatan untuk menang!? Selain itu kenapa kau melindunginya…yang sudah bunuh diri!?”


“Bichura…” panggil Kucabara. Bichura melirik dari sudut matanya.
“Kau bilang kita harus kembali ke rumah, kan… Aku juga ingin bertemu keluargaku…”

“Kalau begitu masalahnya apa?”

“Karena itulah aku yakin kalau Nami tidak bersalah.” ucap Kucabara. “Nami sangat mencintai pasangannya hingga ada bekas cincin di jarinya. Dia begitu serius, apapun yang terjadi dia tidak melepaskan cincinnya..”

“Justru itulah bukti kalau Ia patah hati dan bunuh diri!!” Bichiura tidak mau kalah.

“Tidak.” Kucabara mendudukkan dirinya di rumput. “Mana mungkin orang yang seperti itu melakukan sesuatu yang dapat membuat keluarga yang dicintainya tenggelam ke dalam penderitaan.”

“Eh…”

“Walaupun dia begitu menderita sampai ingin mati, dia tidak mungkin bunuh diri karena memikirkan keluarganya.” ucap Kucabara. “Setidaknya aku mengerti… akan penderitaannya…”

“….” Bichiura ikut duduk di rumput.

“??”

“Jadi, apa rencanamu?” Bichiura memasang wajah cemberut. “Bagaimana kau mencari Inocence item milik Nami?”

“Bichiura~~” Kucabara terharu.

“Apa itu Inocence Item?” tanya Nami di tengah suasana terharu antara Kucabara dan Bichiura.

“Mungkin lebih mudah dimengerti oleh orang awam dengan sebutan barang bukti.” ucap Kucabara. “Ada prinsip dalam hokum yang menyatakan bahwa ‘terdakwa tidak bisa dihukum’. Artinya selama masih terdakwa dan belum menjadi tersangka karena tidak ada bukti, dia masih bisa dibuktikan tidak bersalah.”
“Kita akan mencari Inocence Item, dan menyerahkannya untuk diperiksa. Kalau diterima kau akan dianggap tidak bersalah dan Dark Mattermu akan dilepaskan.”

Bichiura hanya diam cemberut dan melipat tangannya dengan tampang kesal.
“Tapi, tentu saja shinigami tidak akan tinggal diam. Namun jangan khawatir, kami akan melindungimu.” ucap Kucabara lagi. “Pertama, ayo kita coba cari di stasiun. Kalau dipikir lagi bunuh diri itu adalah puncak dari keputusasaan. Jika Nami mati bukan karena itu, pasti akan ada kejanggalan. Saat ini yang paling mengganjal adalah kenapa pakaian Nami sangat tipis saat itu…Kalau kita bisa memeriksa orang atau kamera pengawas yang ada di stasiun mungkin akan ada banyak petunjuk.”

“Sama saja dengan mencari jarum dalam setumpuk jerami.” sahut Bichiura. “Hei, apa kau tidak ingat apa-apa, Nami?”

“…Aku tidak bisa mengingatnya…” ucap Nami. “…Aku tidak bisa mengingat apapun. Ahh, aku ini bodoh…”

“Tenang, Nami…” Kucabara menepuk pundak Nami dan menenangkannya. “Kau shock karena ditabrak kereta. Wajar jika kau tidak ingat. …”
Kucabara terdiam. Ia merasakan getaran di tangan gadis itu. Nami meneteskan air mata.

“Aku selalu begini… aku tidak bisa mengatakan apa yang ingin aku katakan..” isak Nami. “Aku ini bodoh… Maafkan aku, Kucabara…”

“…” Kucabara terdiam sebentar. “Kau tidak bodoh. Tadi kau cepat tanggap, kok. Ayo kita berusaha, Nami. Malam tergelap datang setelah dini hari, dan sekarang masih gelap.”
“Hapus air matamu, jangan menunjukkan wajah seperti itu lagi. Atau… nanti kupukul pant*tmu yang basah dan indah itu…”

Eh.

“Aneh, padahal bukan itu yang ingin kukatakan, tap mulutku…” pikir Kucabara.

“Dasar Gila!!!” teriak Bichiura.

“Hihihi..” Nami tersenyum. Kemudian Ia diam sebentar. “Aku ingat, Kucabara… alasanku memakai pakaian tipis ini…”
DUAAARRRRR!!!!!!!!!!! Sebuah monster tanaman menyerang mereka.
“Kyaaaaaa!!”

“Kenapa dia bisa secepat ini kesini??” Ucap Kucabara yang kebingungan melihat shinigami itu sudah berada di depannya.

“Mungkin dia lewat ‘worm hole’ dunia setan.” ucap Bichiura.

“Kau akan segera menyusul…” Plok!! Ponzol menepukkan tangannya. ”…Kabur ke dunia manusia…”
GROOAAARRR!!! Tanaman teratai di kolam berubah menjadi monster.


“Uwaaaa!! Monster anehnya muncul lagi!!” ucap Kucabara berlari menghindar. “Gawat, Bichiura… Ayo berpencar!!”
Kucabara mengalihkan perhatian si monster. “Aku akan mencoba menanganinya. Bichiura!! Pergi ke stasiun bersama Nami, cari Inocence Item!!”

“Hah… aku!?”

“Kau mengerti, kan… apapun yang terjadi, lindungi Nami…”

“Bodoh!! Apa yang bisa kau lakukan dengan tubuh lemah itu…!!?? Tangkap ini!!” Bichiura melemparkan sebuah botol ke Kucabara. “Dark Matter yang kubawa sebagai persiapan.. Walaupun sedikit, aku yakin akan berguna.”

“…Terima Kasih.”

Hup, Flap, flap, Bichiura terbang membawa Nami pergi.

“Hei, jangan melamun… Kalau mau menangkap Nami kau harus melewati aku dulu!!” ucap Kucabara kepada Ponzol dengan percaya dri. Padahal monster yang tadi saja masih di belakang mengejarnya. Ponzol hanya melongok dari atas.

“Apa kau tidak pusing di tempat tinggi…?” Kucabara mengeluarkan bolpointnya. “Pemandangan di bawah jauh lebih bagus…”

Ponzol mengeluarkan pedangnya dan melompat ke bawah, sementara Kucabara memasukkan bolpointnya ke dalam Dark Matter sehingga bolpointnya berubah menjadi senjata. TRANGG!! Kedua mata pedang mereka bertemu.


“Mendengar namamu aku jadi ingat kasus heboh soal setan yang diusir dari dunia setan…” ucap Ponzol. “Kau tahu kenapa kasus itu heboh?”
“Itu karena setan bodoh itu adalah anak lelaki raja besar dunia setan. Mephisto Barto Kucabara…”

Bersambung ke Defense Devil chapter 6
(
http://esti-widhayang.blogspot.com/)

1 komentar: