Laman

Kamis, 03 Januari 2013

Versi Teks Defense Devil chapter 06



. “Kau tahu kenapa kasus itu heboh?” ucap Ponzol. “Itu karena setan bodoh itu adalah anak lelaki raja besar dunia setan. Mephisto Barto Kucabara…”

“…Apa kau mau minta tanda tangan…!?” ucap Kucabara sambil nyengir.
“Kabarnya bunuh diri setelah diusir…” ucap Ponzol. “Tapi malah menyelamatkan kriminal, itu malah lebih memalukan…” mereka berdua maju, dan pedang mereka bertemu. TRANGGG!!!
“Kalau mau tanda tangan, lakukan saja dalam kuburmu!!!” Ponzol merubah rumbut di dekat Kucabara menjadi monster yang kemudian melilit Kucabara.
“Uwaaaaa~~~”
“Biar kubantu kau untuk bunuhdiri!!!” Ponzol menghempaskan tanamannya yang kemudian bergelung menerjang Kucabara.
Sementara itu, Bichiura dan Nami sudah sampai di stasiun. Mereka terbang diatas stasiun, mencari sesuatu seperti…
“Stasiun apa ini!? Sama sekali tidak ada kamera pengawas…” ucap Bichiura.
“Anu… bagaimana kalau seseorang sadar dengan keberadaan kita?” tanya Nami. Tentu saja seorang anak perempuan yang menaiki mahkluk aneh dan terbang akan sangat menarik perhatian.
“Tenang, kau arwah. Orang-orang tidak akan bisa melihatmu.” Jelas Bichiura. “Kami dari dunia setan juga tidak bisa terlihat oleh manusia. Soalnya kami mengeluarkan kekuatan supaya tidak terlihat dan mengontrolnya dengan rumit…”
Tiba-tiba… BUUUMM!! Kekuatan Bichiura untuk terbang habis, mereka terjatuh dan terpaksa mereka berlarian di atas rel.
“A-apa itu…!? Mahkluk yang ada di atas rel…!!!” ucap seseorang di stasiun.
“Yaah, kadang kami juga gagal mengontrolnya.” Ucap Bichiura. “Ayo, kita harus cepat menemukannya!!” mereka berhenti ditempat Nami jatuh. “Disini kah tempatnya?”
“Apa itu boneka?” ucap sepasang kekasih yang memperhatikan Bichiura.
“Jangan lihat-lihat!!” bentak Bichura.
“Ya, tidak salah lagi… pasti disini…” ucap Nami setelah melihat-lihat tempat itu.
“Tapi, sebenarnya sudah tidak ada apa-apa. Bunuh dirimu membawa banyak penderitaan bagi orang lain… mana ada yang bersimpati padamu! Kalau begini akan sulit mencari Inocence Item…” kemudian Bichiura sadar, Ia terlalu banyak bicara. Itu bisa memupuskan harapan Nami.
“Tenanglah, selama kita terus berusaha…” ucap Nami. “…Pasti ada harapan.” Wajah Bichiura memerah. Semangat gadis itu sepertinya mengingatkannya pada seseorang…
“Jangan membuatku tertawa…” Bichiura memalingkan wajahnya. “Ternyata kau lebih kekanak-kanakkan dari tuan.”
“Bichiura, apa aku boleh bertanya satu hal?” pinta Nami. Ia melanjutkan, “Kenapa Kucabara berjuang keras demi aku?”
Bichiura terdiam sesaat memikirkan jawabannya. “Tuan adalah anak lelaki ketiga dari…tuan Mephisto Barto, raja besar setan.” Bichiura memulai ceritanya. “Tapi walau dia anak raja setan, dia memiliki sifat baik hati sejak lahir. Karena itu ketika tuan tumbuh besar Ia dibenci oleh para setan. Dan akhirnya tuan terjebak rencana jahat orang yang menganggap tuan adalah pengganggu. Lalu kehilangan kekuatan serta statusnya lalu diusir dari dunia setan.”





“Jika melihat orang yang situasinya seperti dirinya, dia akan menolong mereka. Begitu, bukan?” ucap seseorang dari seberang rel. bichiura terkejut melihat orang itu adalah Ponzol. “Kau terlalu berlebihan… cerita itu sudah basi!”
“Kenapa kau ada disini!?” tanya Bichiura. “Bagaimana dengan tuan!!??” namun Ponzol hanya tersenyum licik, dan menepuk kedua tangannya. PLOK! PLOK! Sebuah bunga yang dibawa orang di stasiun menjelma menjadi monster. Tentu saja orang yang membawa bunga itu terkejut, dan Ia terjatuh ke rel. kemudian telihat kereta mendekat…
“Ada orang jatuh!!” “Uwaa, tidaaak!!” teriak orang-orang histeris.
“Sial” ucap Bichiura. Ia melompat ke rel menyelamatkan orang itu, menyebabkan dirinyalah yang dilindas kereta. Sementara itu, monster Ponzol menarik Nami.
 
“Apa yang kau lakukan!? Kau baik-baik saja??” tanya Nami pada Bichiura yang nampak babak belur dan luka disana-sini. Ponzol sudah akan menarik Nami ke nerakanya. “Bichiura!! Beritahu Kucabara…tadi… di taman aku ingat semuanya!!” Nami mulai terhisap. “Pakaianku tipis karena…ja…ket…toko bunga….”
-----Defense Devil-----
“Siapa orang ini? Apa kau baik-baik saja? Eh… dia masih hidup…”
Kucabara terbangun dan melihat ada seorang laki-laki disampingnya. “Ukh… kepalaku sakit… eh, kenapa kau bisa melihatku!?” tanyanya pada laki-laki itu.
“Apa kau sedang mengigau?” laki-laki itu memperhatikan keadaan sekitar, bekas pertempuran Kucabara dengan Ponzol. “Kau yang melakukan ini?”
“Ya… maaf, aku merusak semuanya…” dengan kondisinya itu, Kucabara berusaha untuk berdiri.
“Kalau begini, aku tidak bisa mengenangnya dengan baik..” ucap laki-laki itu. “Padahal di tempat ini aku sering berkencan dengan Nami.”
Eh?
“Apa yang kau maksud Nami… yang meninggal di stasiun?” tanya Kucabara menanyakan dugaannya.
“Iya itu benar. Memang dia meninggal di stasiun.” Ucap laki-laki itu mengenang.
“Na-nami seperti apa? Bisakah kau memberitahuku?” Kucabara berusaha mengorek informasi.
“Dia orang yang unik. Kalau kau mengenalnya kau pasti mengerti. Dia anak yang sangat baik, jarang ditemukan di zaman seperti sekarang.” laki-laki itu membetulkan posisi kacamatanya. “…dan hatinya sangat baik. Kalau melihat tunawisma di pinggir jalan dia pasti akan membantunya. Hobinya menjadi pekerja sukarela. Pada hari libur dia mengunjungi yatim piatu, membersihkan dan mencuci, dia melakukan semua itu dengan antusias. Dan dia selalu mengatakan… satu hal pada orang-orang….
‘Walau besok dunia hancur, hari ini aku akan menanam pohon apel.’ Artinya, walaupun kau dalam kondisi putus asa, jangan pernah membuang harapanmu. Padahal dia anak yang tidak terlalu menyukai harapan. Tidak mungkin dia bunuh diri… hufft, manusia memang sulit ditebak.”
‘Syukurlah dia tidak percaya Nami bunuh diri. Aku bisa menyerahkan orang ini sebagai Inocence Item’ pikir Kucabara. “Anu… ka..kau…”
“Maaf, aku lama memperbaiki dandanannku.” Ucap seorang perempuan yang tiba-tiba datang.
“Iya lama.” Sahut laki-laki mantan pacar Nami itu. Ia memberikan sebuah tas ke perempuan itu. “Ini tasmu”
“Terima kasih.”
“Ayo kita ke bianglala” ajak laki-laki itu. Mereka pun berjalan pergi.
“Tunggu.” Tahan Kucabara. “Bukankah kau bilang ini tempat yang sering kau datang bersama Nami? Bukankah kau datang kesini untuk mengenangnya!?”
“Jangan bercanda. Siapa yang suka gadis yang bunuh diri…” ucap laki-laki itu. “Bersama pacar baruku, aku ingin menghapus kenangan lamaku. Pohon apel atau apapun itu, sebenarnya dia sangat menyebalkan.”
Perkataan itu membuat Kucabara tertegun.
“Baik hati juga ada batasnya. Aku juga sangat menderita saat aku minta putus dengannya.” Laki-laki itu mengelus dagu kekasihnya. “…jadi kematiannya bukanlah tanggung jawabku. Aku ingin segera menghapus memori kelam itu.”
“Apa?” Kucabara murka. “Di taman, tidak boleh membuang sampah sembarangan.”
“Eh?”
Kucabara mengambil sebuah tong sampah dan memasukkan tubuh laki-laki itu kedalamnya. “Kyyaaaaa” si perempuan berteriak. “Apa yang kau lakukan!? Apa kau baik-baik saja, sayang?” si perempuan mengeluarkan kekasihnya.
“Sebaiknya dia tetap waspada” ucap Kucabara dengan ekspresi setannya. “…soalnya neraka tidak akan mendaur ulang sampah.”
-----Defense Devil-----
“Tuan..” panggil Bichiura, berjalan tertatih-tatih.
“Bichiura!? Kenapa kau babak belur?” tanya Kucabara kaget melihat kondisi Bichiura.
“Nami tertangkap dan dia … dibawa kembali ke neraka.”
Di Neraka
“”Tiddaaaaakk!!! Hentikaaaaann!!!” kuku Nami menggores apa saja yang dapat menghentikan tubuhnya yang ditarik. “Tolong aku, Kucabara!! Tolong aku…!!!”
Ponzol sudah sampai di neraka miliknya…
Di Dunia Manusia
“Sekarang bagaimana? Kita sudah… bahkan Inocence Item….” Bichiura tak mampu berkata-kata. “Dan Dark Matter sudah habis. Kalau begini, Nami akan menderita selamanya di neraka…”
“Jangan khawatir…” Kucabara menepuk kepala Bichiura. “Masih ada harapan selama kau tidak menyerah.” Ucapnya sambil nyengir.


2 komentar: