Laman

Sabtu, 27 April 2013

Versi Teks Naruto Shippuuden The Movie 6: Road to Ninja bagian 4



Dari bola kristal Tobi itu muncul cahaya yang sangat menyilaukan dan membuat keadaan sekitar tidak terlihat. Namun, itu hanya berlangsung beberapa saat. Lalu semuanya kembali normal.

“Eh? Apa itu tadi?” ucap Naruto bertanya-tanya. Ia melihat keadaan sekelilingnya dan ternyata Madara sudah tidak disana. “Kuusoo, Madara, kemana Ia pergi?”

“Mungkin dia bersembunyi di sekitar sini.” Sahut Sakura. “Ayo pergi dan beritahu pada yang lain..” ucap Sakura dan mereka berdua pun beranjak pergi dari taman itu. Ketika mereka akan keluar, mereka bertemu dengan Kiba, Shino dan Hinata.


“Hei kalian, apa yang sedang kalian lakukan disini?” tanya Kiba.

“Syukurlah! Pertemuan yang bagus!!” ucap Naruto.

“Ini gawat! Madara muncul!” sambung Sakura.

“Haa?” mereka bertiga nampak bingung.


 “Heei, apa kalian dengar apa yang barusan kami katakan?” tanya Naruto.

“Tentu saja.” Ucap Kiba agak kesal dikatai begitu. “Oh ya, Madara yang kau bicarakan itu, apa itu sejenis makanan?”

“Ini bukan waktu yang tepat untuk lelucon!” ucap Naruto kesal. Lalu tiba-tiba ekspresi Kiba berubah, ternyata p*nt*tnya digigit Akamaru xD. Good Boy XD.

“Akamaru!” ucap Hinata menyuruh anjing itu melepas gigitannya.

“Baka Akamaru, apa kau ingin mati!?” ucap Kiba. “Kenapa kau selalu menggigitku!?”

“Guk guk guk guk” Akamaru sudah bersiap menggigit lagi, namun Kiba berhasil menahannya.

“Apa yang kau katakan, dasar kau b*doh!?” ucap Kiba. “Aku lebih memilih untuk tidak melihat wajah jelekmu!” Akamaru menggonggong dan berlari pergi seperti gadis yang merengek(?)

“Apa kau sedang punya masalah dengan Akamaru?” tanya Naruto.

“Apa maksudmu masalah? Ini selalu terjadi.” Ucap Kiba. “Sungguh aku ingin terlahir sebagai dukun kucing~” ucap Kiba berpose seperti kucing.
nb: Saya tidak mengerti maksud ‘dukun’ disini apa, jadi nikmati sajalah. XD.


“K-Kucing?” tanya Naruto bingung, bukankah selama ini Inuzuka Kiba selalu menjadi ‘Inu’?

“Karena Kiba merasa dia dukun kucing.” Ucap Shino.

“Ngomong-ngomong, apa yang kalian lakukan disini?” tanya Hinata. Ia nampak sangat berbeda, dengan lipstick di bibirnya, dan bajunya yang terlihat lebih terbuka dari biasanya. Ia tidak terlihat malu sama sekali. “Jangan bilang kalian berkencan.”

“O? ah, tidak, itu tidak masuk akal!” ucap Sakura. Lalu Hinata mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Sakura,

“Jika kau bermain-main dengannya, aku akan membunuhmu.” Bisik Hinata sambil mengaktifkan byakugan-nya yang seharusnya tidak perlu dalam percakapan biasa.

“Eeeh?”

Hinata mundur dan mempersiapkan tangannya dengan serangan, “Cepat jujur dan katakan!!”

“Apa yang—“

Naruto datang dan menengahi kedua perempuan itu, “Hei, kalian berdua, tenanglah!”

Hinata menarik kerah baju Naruto, “Hei, kenapa kau membelanya!?”

“Sakura, pergilah…” ucap Naruto.

“I-itulah yang ingin kulakukan…” ucap Sakura yang wajahnya sudah membiru.

“Oh ya, perempuan dan laki-laki bersama-sama di malam hari, itu artinya…” ucap Shino.

BOOFFFTT!! Tiba-tiba Naruto yang di pegang kerah bahunya oleh Hinata berubah menjadi kepulan asap, ternyata itu hanya bunshin. Lalu Naruto yang asli kabur bersama Sakura.

“Mereka kabur? Sudah kuduga, mereka pasti berkencan!!” ucap Hinata dan mengejar mereka. “Cepat berhenti~!!”

Shino yang tadi tidak sempat meneruskan kata-katanya sudah ditinggal oleh Hinata. “Aku benci diabaikan.” Ucap Shino.

Naruto dan Sakura terus berlari dari Hinata dan saat mereka merasa sudah cukup jauh dan aman, mereka berhenti untuk mengambil nafas.

“Ada apa dengannya?” tanya Sakura.
“Apakah mereka biasanya seperti itu?” tanya Naruto.

Sakura menggeleng.

Dari belokan di depan mereka, terlihat Shikamaru, Chouji dan Ino. Ada yang berbeda dari mereka, Chouji kurus, Ino tertutup, dan Shikamaru… entahlah, tidak terlihat perbedaan fisik.

“He, Chouji~ ayo makan beberapa daging~ daging~” ucap Shikamaru. “Di ‘Barbecue’ mereka memperbolehkan kita makan sepuasnya jika kita membayar beberapa 1500 won (saya tidak tau 1500 won itu berapa yen DX), kalau kita bertiga patungan kesana membayar… ummm… jadi…” ucap Shikamaru menghitung dengan jarinya dengan tampang bodoh -_-.

Baiklah, setidaknya kita tahu yang berbeda dari Shikamaru adalah kecerdasannya.

“Heeh, jadi 500 won.” Ucap Chouji. “Tapi, aku tidak ingin melakukannya. Selama ini aku hanya makan burung kecil, makan daging itu pemborosan.”

“Apa yang kau bicarakan? Bahkan jika kita hanya makan lima porsi, itu sudah menguntungkan!” ucap Shikamaru memaksa.

“Memangnya aku babi? Bagaimana bisa aku menghabiskan lima porsi?” ucap Chouji.

“A-anoo kalian berdua, kalian berdua tenanglah~” ucap Ino dengan lemah lembut(?) tidak seperti biasanya. Ia lalu mendekati kedua temannya itu dan memisahkan mereka dari pertempuran. “Kita sudah dewasa, kita tidak seharusnya bertengkar.”

“Apa kau lihat itu?” tanya Naruto pada Sakura, mereka daritadi memperhatikan tingkah tiga orang itu. “Mengapa dia(Ino) menjadi pemalu!?”

“Oh, Sakura! Jika kau punya waktu, maukah kau bergabung dengan kami?” ucap Ino yang menyadari ‘keberadaan’ Naruto dan Sakura tak jauh di depan mereka.

“Aku merinding.” Ucap Naruto melihat tingkah aneh Ino.

“Ayo pergi, huh? Akan lebih menyenangkan kalau kita pergi bersama-sama.” Ucap Ino.

“Yah, sejak Madara menghilang, tingkah laku teman-teman kita menjadi aneh.” Bisik Sakura.

“Yaah, kupikir juga begitu.” Ucap Naruto.

“Ikutlah dengan kami, hmmm?”

“Ah, kalian! Barusan Madara datang dan menghilang.” Ucap Naruto tiba-tiba kepada tiga orang itu.

“Hmmm? Apa? Madara itu apa?” tanya Ino.

“Kau tahu, laki-laki laut yang keren itu!” ucap Shikamaru.

“Eeeeh, itu Madoros…” ucap Naruto. Bahkan Naruto pun tahu.

“Aaa, kalian benar-benar tidak tahu?” tanya Sakura.

“Apa sesuatu terjadi? Kalian berdua terlihat aneh.” Ucap Ino. Yang aneh sebenarnya mereka.

“Kami selalu seperti ini!” ucap Sakura. “Yang aneh adalah—“

Naruto menepuk pundak Sakura, agar gadis itu tidak meneruskan kata-katanya. Sakura lalu sadar dan terdiam. Mungkin memang Ia dan Naruto-lah yang aneh, karena merekalah yang “asing” disini.

Chouji menepuk pundak Sakura, “Sakura, karena kau putrid pahlawan yang menyelamatkan desa, kau seharusnya melakukan yang terbaik.”

“Putri pahlawan!?” tanya Sakura bingung.

Chouji menunjuk ke arah patung Hokage, “Lihatlah.”

Bukan wajah Minato Namikaze yang terukir disana, melainkan wajah ayah Sakura.

“I-itu wajah ayahku!” ucap Sakura.

“Ba-bagaimana bisa?” ucap Naruto heran.

“Oi kalian, kenapa kalian mencari sesuatu disini?” ucap seseorang kepada Naruto dan Sakura. Dia adalah mantan anggota tim tujuh, orang yang selama ini selalu ‘dikejar’ Naruto dalam hidupnya. Ya, Sasuke.


“Sa-sasuke…” ucap Sakura.

“Ba-bagaimana kau bisa ada disini?!” tanya Naruto.

“Apa itu masalah jika aku berada di desaku sendiri?” tanya Sasuke tidak dengan nada sinis dan datar seperti biasanya, melainkan dengan senyum.

“I-itu… tentu ti-tidak… ta-tapi… ya…” ucap Naruto yang masih bingung.

“Yareyare, kau terlihat seperti hantu saja, Sakura. Menma.” Ucap Sasuke.

“Eeeh? Kau memanggilku Menma?” tanya Naruto.

nb: menma adalah makanan dari tunas bambu yang direbus dan dikeringkan, sama seperti kue ikan naruto, menma juga merupakan salah satu isi ramen.

Di Pemandian Air Panas.

Jangan berpikiran mesum dulu karena saya pasti akan mem-filter kata-kata saya -_-. Maaf kalau ada adegan kotor saya harus potong.

Tenten mencelupkan badannya ke air, “Aaah, ini terasa menyenangkan bahkan jika aku yang melakukannya.”

“Tenten, jangan melempar benda seperti itu, kau akan melukai dirimu sendiri.” Ucap Ino.

“Sebuah pemandian…” pikir Sakura. “Aku pergi dengan mereka karena semuanya bilang akan pergi.”

*adegan selanjutnya saya potong XO … ini tidak pantas dituliskan anak 15tahun yang masih polos(?) #bletak* pokoknya intinya Hinata dan Sakura bertengkar karena sesuatu.

Masih di Pemandian Air Panas, daerah pria.

“Jadi, apa semuanya datang kecuali Alis Tebal?” tanya Naruto pada Shino.

“Itu hal biasa, karena dia itu serangga pekerja keras. Aku benci serangga jenis itu!” Ucap Shino. Orang yang mencintai serangga tidak seharusnya merendahkan serangga dan menjadi bahan sebutan untuk orang lain, tapi karena disini semuanya terbalik, jadi…

“Kau sungguh sederhana baik penampilan maupun otakmu. Sungguh murahan.” Ucap Naruto.

“Menma, lihat ini!” panggil Kiba. “Tadaaaa! Telinga kucing~! Meow meow~”



“Ya, ya, ya ampun…”

“Hei, ada apa sih denganmu…?” gerutu Kiba karena Naruto sama sekali tidak nampak terhibur dengan leluconnya. “Baiklah, kali ini seekor singa! Grooaaarrr aarrr”


“Jika aku dipaksa mendengar, aku lebih memilih mendengarmu menggonggong seperti anjing.” Ucap Naruto. Nb: ini bukan kata kasar lho ya -,-.

Shikamaru berlari menuju ke kolam sambil berteriak-teriak, namun sebuah sabun menempel di kakinya dan itu memepercepatnya sampai ke kolam dan akhirnya tercebur dengan keras, membuat sebagian air kolam tumpah.

“Shikamaru, berhentilah bermain. Kau bukan satu-satunya orang disini ataupun bayi berumur dua tahun. Airnya jadi terbuang karenamu.” Ucap Chouji.

“Hehehe, maaf, maaf.”

“Tidak bisa dimaafkan. Baika no jutsu!” ucap Chouji lalu badannya berubah menjadi seperti bola besar, membuat air di kolam penuh kembali.

“Ini keren! Airnya seperti meluap! Hebat!” ucap Shikamaru.

Naruto memegang kepalanya pusing melihat tingkah Shikamaru. “Kiba suka kucing dan Shikamaru menjadi idiot. Oh, aku menjadi pusing hanya dengan melihat mereka!”

“Kenapa kau peduli dengan setiap hal kecil?” tanya Sasuke yang berada disamping Naruto. “Itu menyebalkan.”

“Cih, sifatmu masih sama.” Ucap Naruto. “Apa ini artinya ada beberapa orang yang tidak berubah?” pikir Naruto.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar