Laman

Kamis, 23 Mei 2013

Versi Teks Kakashi Gaiden chapter 6


Kisah Kakashi, bocah yang hidup di medan pertempuran!!

Saat Kakashi membuka kedua matanya, terlihat sharingan di mata kirinya. Musuh terdiam sejenak,

“Bocah si*lan itu… dia tampaknya sedikit berbeda dari sebelumnya..” pikir musuh.

“Kakashi…” ucap Obito memanggil Kakashi dari bawah lubang yang dibuat Kakashi. Nampak mata Obito sudah diambil dan dia tidak memiliki mata lagi untuk melihat. “Jagalah Rin…”

Kakashi mengacungkan pedang pendek warisan ayahnya ke depan dengan mantap, “Baiklah…”

Kakashi maju,Ia menusuk si musuh tepat di organ vital, namun dengan sharingannya, Kakashi melihat ada sesuatu yang salah. Mungkinkah si musuh berusaha menanamkan genjutsu padanya? Kakashi segera merapal jutsu chidori. Dan, ternyata tepat, si musuh sama sekali tidak terkena serangan Kakashi dan sekarang musuh sudah membawa dua pisau untuk menusuk Kakashi. Kakashi yang sudah siap dengan chidori di tangannya pun maju.

Rin menunggu hasil pertarungan Kakashi dari bawah lubang. Namun tiba-tiba, bukan Kakashi yang datang, melainkan si musuh yang menatap ke arah Rin dengan tatapan aneh. Sontak Rin terkejut dibuatnya.

“Te… tenang saja, Rin…” ucap Obito menenangkan Rin. Dari balik tubuh musuh muncullah Kakashi. Ternyata itu hanyalah tubuh musuh yang sudah tidak bernyawa, dan akhirnya tubuh itupun tumbang.

“Hah..hah..hah…” Kakashi kelelahan setelah melawan musuh tadi. Apalagi, Ia memakai chidorinya.

“…Kakashi… jagalah Rin…cepat…pergi dari sini…” ucap Obito. “Pasukan bantuan musuh akan datang kemari…” nampaknya Obito masih bisa merasakan chakra musuh dengan sharingan kanannya yang tertimpa batu.

“Obito…” ucap Rin menggenggam tangan Obito.
Obito menepis tangan Rin, “…Aku tak apa… pergilah…!”

Rin terdiam, nampaknya Ia akan menangis. Kakashi mengulurkan tangan padanya, “Rin…”

DEEEGGG!!
Tiba-tiba, Kakashi dan Rin sudah dikelilingi oleh musuh. Kakashi segera menyadari hal itu berkat sharingannya, namun musuh telah merapal jutsu…

“Doton: Retsudou Tenshou! (Elemen tanah: jurus pemecah bumi)”

Sebuah serangan mulai meluncur ke arah Kakashi, “Rin! Cepatlah gapai tanganku!”
Obito juga ikut berteriak, “Rin!!” tentu saja ini membuat Rin tertekan dan harus mengambil keputusan.

Serangan musuh menggetarkan tanah, dan membuat lubang tempat Rind an Obito berada semakin tertutup. Rin akhirnya berhasil digapai oleh tangan Kakashi,

“Obito…!” teriak Rin. Tubuh Obito hampir tertutupi tanah sepenuhnya sekarang.

“…Kakashi… meskipun kita akhirnya berteman…aku tak bisa… mengakuinya pada Rin…” Obito semakin terkubur oleh tanah. “Aku ingin… bersama dengan semua orang lebih lama lagi…”

“Obito!” teriak Kakashi. Ia tidak mampu berbuat apa-apa. Obito telah terkubur hidup-hidup sekarang.

Kakashi dan Rin mencoba kabur dari musuh, namun mereka kelelahan dan terkepung ketika berlari di dahan-dahan pohon.

“Kuso…” pikir Kakashi. Apa boleh buat, satu-satunya cara adalah mengandalkan chidori-tidak-sempurna miliknya. Ia segera merapal jutsu.

Bzztt chip chip chip!! Bzzt chip chip chip!!


“Hooo, jadi kau masih menunjukkan tekad bertarung di situasi seperti ini?” ucap salah seorang shinobi musuh. “Bahkan menyusup di sekitar daerah musuh…kau punya tekad yang kuat…”

“Rin…. Aku akan mengatasi orang-orang ini…” Kakashi menggenggam erat sebuah kunai bercabang tiga. “Sementara aku bertarung, selamatkanlah dirimu…”

“Tapi…”

“Aku menjagamu demi Obito. Karena itu, aku akan melindungimu meski aku harus mati.”

“Kakashi…!”

“Rin… Obito menyukaimu…” ucap Kakashi. “..Mencintaimu… kau penting baginya. Karena itu, aku akan melindungimu dengan hidup dan matiku.”

Rin meneteskan air mata, “Lalu Kakashi…perasaanku―!”

“Aku…” potong Kakashi. “Aku sama saja dengan sampah bila meninggalkanmu.”

“…”

Musuh mulai berdatangan dan menyerang, “Pergilah, Rin!” sesaat sebelum musuh menyerangnya, Kakashi merasakan sesuatu yang aneh. Dan semuanya menjadi gelap..

Apa aku… akan mati?

Kakashi perlahan membuka matanya, dan kegelapan yang tadi menyelimutinya kini berganti menjadi langit berbintang.

Dimana aku?

“Hmm… sepertinya kau sudah sadar.” Ucap Minato yang duduk di samping Kakashi yang terbaring.

“Se-sensei!” Kakashi membangunkan dirinya. “A-apa yang terjadi?!”

Minato menunjukkan sebuah kunai bercabang tiga, “Lambang terpasang dikunai ini adalah jenis jutsu yang akan memperingatkanku ketika kunai dilemparkan.” Ucap Minato.

“Jadi… musuh-musuh itu…”

“Aku habisi mereka semua…”

Kakashi terkejut ketika Ia menyadari Ia telah melupakan sesuatu, “Bagaimana dengan Rin..? Apa yang terjadi dengan Rin?!”

Minato menunjuk ke arah lapangan luas di depan mereka, dan disana nampak Rin sedang berdiri memandangi bintang.

“Maafkan aku karena tidak tepat waktu, Kakashi…” ucap Minato. “Aku sudah dengar semunya dari Rin.”

Perang Dunia Ninja Ketiga… pertempuran yang begitu lama yang telah merenggut nyawa banyak ninja. Dan di waktu yang bersamaan, ada pahlawan yang dikenal dan melegenda turun temurun dari generasi ke generasi.

Anak-anak yang hidup di medan pertempuran merasakan kehilangan sesuatu yang tidak bisa tergantikan. Waktu itu, kenangan itu…

Pertempuran di Jembatan Kanabi… pada hari itu… dua orang pahlawan membawa kelahiran sharingan ke Konoha.

Salah satu dari mereka berdua mengukirkan namanya di batu nisan… dan satunya lagi, membuat nama “sharingan Kakashi” menjadi terkenal melebihi Negara-negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar