Laman

Senin, 27 Mei 2013

Versi Teks Shingeki no Kyojin Chapter 3 bagian 2


Sebelumnya: Chapter 3 bagian 1

“Aku pernah mati sekali, tapi aku kembali ke dunia ini… itu adalah hutang yang tidak akan pernah terlupakan.” Ucap Mikasa.

Mikasa mengambil syal-nya dan menutupi mulutnya, “Tapi diatas itu semua… aku hanya tidak mau kehilangan keluargaku lagi.

“Hei teman-teman, pestanya sudah berakhir. Ayo kembali ke asrama.” Ucap Armin yang tiba-tiba datang dari samping mereka.

“Ah… ya...” ucap Eren. “Hei, Armin, pasukan apa yang akan kau ambil?”

Begitu Eren menanyakan hal tersebut, Armin langsung tertunduk lemas disampingnya, “Aku akan memilih Recon Corps!”

“A-apa kau yakin? Kau—??”

“Ya, aku tahu, tubuhku lemah.” Ucap Armin. “Dalam simulasi pertarungan untuk ujia kita pun, sebuah keajaiban aku bisa menyelesaikan itu semua.”

“Kau adalah yang terbaik dalam kelas teori, kau sebaiknya bekerja sesuai dengan kemampuanmu. Intruktor juga bilang begitu!” ucap Eren. “Semua orang sudah tahu tentang point kuatmu dalam kemampuan menciptakan hal-hal yang gila!”

“Pada akhirnya aku juga akan mati dan hanya menjadi beban!!” ucap Armin. Ia lebih memilih sertidaknya berguna lalu mati daripada hanya berdiam dan membebani orang lain. Paman mereka lewat di depan mereka dan sedang memberikan instruksi kepada dua orang tentara. Spontan Eren, Mikasa, dan Armin memberi hormat dengan mengepalkan tangannya ke dada.

Pamannya juga memberi hormat, “Itu saja untuk hari ini. Diberhentikan!” ucapnya pada dua orang tentara tadi.
“Ya, pak!!”

Setelah memberikan arahan ke tentara tadi, paman Eren berjalan menuju mereka bertiga, “Ah, senang melihat kalian baik-baik saja. Benar, peraturan memang penting, jadi aku tidak bisa diam-diam berdamai denganmu saat aku masih punya urusan denganmu, kan?! Ini sudah begitu lama..”

Nampaknya mereka sedang membicarakan kejadian beberapa tahun yang lalu, saat pamannya membawanya dan Mikasa pergi dari titan yang lalu memakan ibu Eren.

“Aku setuju. Tidak ada yang terbiasa dengan itu, kan…” ucap Eren. “Seorang pemabuk sepertimu adalah kapten regu Stasionery.”

“Aaah, kau sudah tumbuh lagi, ya, bocah…” ucap pamannya depresi. “Ah, benar juga. Ini sudah lima tahun sejak kunjungan terakhirmu ke kota ini.” Pamannya berusaha mengatakan sesuatu, namun Ia tida berani menatap Eren langsung. “Maafkan aku… aku tidak bisa menyelamatkan ibumu…”

“Ayolah, lupakan soal itu.” Ucap Eren. “Waktu itu kau tidak punya pilihan lain.”

“Waktu itu, sewaktu kau belum lahir, istriku sakit. Ia di vonis mengidap penyakit yang saat itu tersebar luas. Banyak orang mati karenanya. Tapi suatu hari dokter Jaeger datang, membawa antibody.. menyelamatkan semuanya… aku ingin membalas jasanya, tapi aku tidak pernah bisa…” ucap paman Eren.

“Aku sudah sering sekali mendengar hal itu.” Ucap Eren yang nampaknya sudah bosan mendengar cerita pamannya yang sudah Ia dengar berulang kali.

“Dimanapun dokter Jaeger berada, aku yakin dia aman sekarang… aku juga masih belum tahu… kita hanya bisa mengandalkan ingatanmu bahwa kau melihatnya disaat terakhir, tapi…” ucap paman Eren. “Dapatkah kau mengingat itu semua?”

DEEGGG!! Eren merasakan sakit di kepalanya secara tiba-tiba ketika pamannya menanyakannya tentang itu, dan berjongkok sambil memegangi kepalanya.

“E-Eren!!”

“Hanneth-san!!” ucap Mikasa pada paman Eren.

“Oh.. ma-maaf tentang itu… aku benar-benar lupa…” ucap paman Eren, Hanneth. “Apa kau baik-baik saja, Eren?!”

Eren masih nampak kesakitan, “A-aku baik-baik saja, tapi… jangan tanya mengapa, kepalaku rasanya seperti mau pecah… dan aku belum bisa… mengingat apapun…” Eren mulai melihat gambaran ingatannya.


-----Pecahan Ingatan Eren-----

Sekitar 5 tahun yang lalu…

“Ayah!! Ayah, hentikan, ayah!!” pinta Eren sambil terisak-isak. Ayahnya sudah bersiap dengan sebuah suntikan dan akan menyuntik tangan Eren.

“Apa yang kau lakukan!?” bentak ayah Eren. “Kau sudah bertingkah aneh sejak ibumu meninggal!! Eren!!” Eren masih masih saja menangis karena sesuatu. “Biarkan aku melihat lenganmu…”

“EREN!!” seorang teman Eren mengguncangkan tubuhnya, dan akhirnya Eren tersadar dari pecahan ingatannya. Nampaknya tadi Ia pingsan.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Armin. “Kau tiba-tiba terjatuh, jadi kami semua membawamu kesini.” Disana bukan hanya ada Armin, ada juga dua teman lainnya.

“Apapun mimpimu, kau nampak tidak sedang menikmatinya… kau mimpi apa?”

Eren menggosok matanya.”Mimpi apa, ya? Aku tidak ingat…”

Eren dan dua orang temannya, pergi ke sebuah kota dengan pakaian tentara mereka.

“Harus kuakui, ini memang kota luar, tapi jumlah tentaranya lebih sedikit dari sebelumnya…” ucap Eren.

“Itu karena tidak ada yang terjadi dalam 5 tahun terakhir!” ucap temannya yang perempuan. “Kita tidak bisa begitu saja kembali pada hal-hal yang lampau, kan… itu sudah terjadi.”

“Dan juga dindingnya sudah diperkuat!” ucap temannya yang laki-laki.
“Sekarang mungkin Titan Kolosal tidak akan pernah datang lagi.” Ucap yang perempuan.

“Berhenti terdengar seperti pengecut, baka couple!!” ucap Eren. “Ini adalah tentang bagaimana—“

“Oh, ayolah, kau menyebut kami ‘couple’?!” yang perempuan terlihat malu.
“Ka-kami hanya sedang mencocokkan…” ucap yang laki-laki yang wajahnya juga memerah. “Kau juga harus mengurus dirimu sendiri, Eren.”

“Berikan aku waktu istirahat.”

“Huh!? Kau bergabung dengan Recon Corps?!” tanya Eren pada temannya, Conny. “Conny, kau adalah nomer delapan terbaik, bukankah begitu?! Kau bilang kau akan mengambil kepolisian…” Eren dan para anggota Recon Corps lainnya sedang membersihkan meriam di atas dinding. “Itu bagus, sih… tidak ada masalah soal itu, tapi…”

“Kata-katamu kemarin sepertinya bekerja.” Ucap salah satu teman Recon Corps Eren.
“Huh?” gumam Eren.

“Bu-bukan begitu!! Aku… uh… ini karena dia… ya, benar. Jean. Aku tidak mau berada di regu yang sama dengannya!!” ucap Conny berusaha menutup-nutupi.

“Itu tidak menjelaskan mengapa kau bisa berada di Recon Corps.” Ucap teman Eren tadi.

“Be-berisik!! Ini pilihanku sendiri!”

“Tak perlu malu. Terkadang kau tahu apa yang harus dilakukan tapi kau tidak punya keberanian. Itu sering terjadi, kok.” Ucap teman Eren itu, lalu menggaruk-garuk pipinya. “Dan kau bukan satu-satunya—“

“Permisi, semuanya…” ucap seorang perempuan. Perempuan itu lalu mengeluarkan beberapa potong daging dari balik bajunya, “Aku berhasil mencuri daging dari petugas persediaan.”

Aura hitam langsung menyelimuti Recon Corps. #plak

“Sasha… apa kau mencoba menyeret dirimu sendiri ke sel isolasi!?” “Kau benar-benar bodoh, kau tahu itu?” “Sangat bodoh, ini begitu menakutkan…”

“Kita bisa membagikan ke semuanya nanti.. kita akan mengirisnya, lalu memakannya dengan beberapa potong roti… hehee…” perempuan bernama Sasha itu mulai ileran.

“Kembalikan itu.” Ucap Conny.

“Dia benar. Dengan semua tanah kita yang terampas, daging merupakan sesuatu yang sangat berharga.” Ucap salah seorang anggota perempuan lagi disana.

“Kita akan baik-baik saja..” ucap Sasha lalu menaruh daging itu disebuah kotak. “Kita akan mempunyai banyak sapi dan domba lagi saat kita merebut kembali tanah kita.”

“Uh?” Eren nampak terkesima dengan kepercaya-dirian Sasha.

“Masuk akal.” Ucap teman Eren yang tadi. “Antisipasi untuk selebrasi pemulihan dinding Maria, eh? Saat kita selesai memakannya, yang tersisa adalah mempersiapkan diri pada apa yang akan datang.”

“Thomas…” ucap seorang anggota lagi pada teman Eren yang bernama Thomas itu. “Aku juga ingin makan daging itu~~!”

“Aku juga mau!!” ucap anggota yang perempuan tadi.

Seseorang menepuk pundak Eren, “Jangan hanya berdiri disini, Eren. Tetaplah bekerja atau kita akan bangkrut (bangkrut karena daging???)”

“Kita masih punya beberapa waktu sebelum pergi.” Ucap teman lainnya.

Eren menggenggam tangannya dan menatap langit, “Lima tahun sudah berlalu… sejak saat itu…” pikir Eren. “Pada akhirnya, setelah kehilangan sepertiga wilayah dan setengah populasi… umat manusia mengatur perebutan kembali untuk memulihkan martabatnya…” Eren tersenyum. “Kita akan menang… sekarang saatnya, manusia akan menyerang balik!”

BLLLAAAARRRR!!! Bersamaan dengan adanya petir, sesosok Titan Kolosal muncul dihadapan mereka secara tiba-tiba…




Selanjutnya: Shingeki no Kyojin Chapter 3 bagian 3


Download Animenya Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar