Laman

Kamis, 03 Januari 2013

Versi Teks Death Note chapter 2


Sebelumnya: Death Noter chapter 1 part b

Kejahatan dimana-mana. Bisakah seseorang menghentikannya? Sebuah catatan yang akan membunuh siapa saja ketika namanya ditulis di catatan itu.. seorang laki-laki menginginkannya untuk digunakan membersihkan dunia dari kejahatan―Yagami Raito.

Dan seseorangyang memberikan catatan itu―Dewa Kematian Ryuuku.

“Sungguh pekerja keras, bukankah begitu?” ucap Ryuuk yang melihat Raito dari tadi sibuk menulis di buku bersampul hitam.

“Huh? Kita tidak bisa membuang-buang waktu. Aku hanya bisa menulis, setelah aku pulang sekolah sampai akan tidur. Aku harus tetap jadi juara kelas.” Ucap Raito. “Aku tidak bisa tertidur di kelas dan aku masih butuh belajar dirumah, dan memaksakan diri sekolah. Dan kurang tidur adalah musuh bagiku. Itu bisa membuat kesehatan dan mentalku menurun.”

“…” shinigami Ryuuk hanya terdiam.

“Ketenangan… aku tidak peduli apa itu, aku harus menciptakan dunia tanpa kejahatan.” Ucap Raito lagi. “Tapi tidak ada sisa waktu lagi..”

Yang ada dalam genggamanku. Dan dalam hati aku berharap…


Death Note chapter 2: L
Teks Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
-----Dalam suatu rapat nasional, organisasi kepolisian internasional-----

“Sejauh ini, sudah 52 kematian dalam satu minggu, semuanya karena serangan jantung…semua korban adalah pelaku kejahatan atau yang pernah dipenjara. Yang tidak kita ketahui mungkin lebih dari itu. Kemungkinan sampai 100 korban.”  Ucap orang yang memimpin jalannya rapat itu. “Tampaknya semua korban memang lebih baik mati.”

“Siapa yang bilang begitu??” ucap salah seorang dari orang-orang berjas yang ada disana.  “Itu benar, biarpun mereka penjahat yang pantas mati, membunuh tetaplah suatu kejahatan!!”

“Tapi bisakah kamu memastikan kalau itu pembunuhan?” tanya yang lainnya.
“Itu mungkin saja! Tidak mungkin 100 orang tiba-tiba saja mati karena serangan jantung!!” mereka mulai berdebat.
“Tapi tidak mungkin mengatur pembunuhan secara serentak dalam waktu bersamaan…” “Kami kira ada suatu organisasi yang mampu melakukan itu.” “Itu pasti FBI atau CIA.”

“Apa yang kamu katakan!?” “Itu benar” “Kalian semua jangan bercanda!!” perdebatan semakin panas.

“Kasus kematian ini bisa meningkatkan citra kepolisian.”

“Ini bukan masalah reputasi!!” DOKK!! Salah seorang memukul meja.

“Itu benar, ini jadi masalah kalau penjahat yang dikenai hukuman mati, lalu mati sebelum di-eksekusi.” “Tapi sebelumnya, kita ingin memastikan apakah ini pembunuhan masal!!” “Tapi bukankah pihak koroner sudah melaporan semua murni karena serangan jantung?” “Kematian yang meragukan tidak berarti bagi kami!” “benar, tenaga kami bisa mencari siapa pelaku” “Akan kita putuskan?” organisasi-organisasi kepolisian itu semakin ribut.

“Untuk menyelesaikannya, kami sudah memanggil L untuk menangani kasus ini.” Ucap seseorang menengahi, berbicara dengan microphone agar terdengar ke semua hadirin

“Ketua, siapa L itu?” tanya seseorang dari organisasi kepolisian bertuliskan Japan.

“Oh iya, ini rapat pertamamu…” ucap seseorang yang duduk disampingnya, yang dipanggil ketua. “L adalah… seseorang yang nama, wajah, dan sesuatu tentangnya adalah rahasia.” Ia menjelaskan. “Tapi dia bisa menyelesaikan semua kasus. Kamu bisa memanggilnya untuk kasus pribadi, lagipula kita tidak memiliki petunjuk tentang dia. Dia menyimpan rahasianya dan menyelesaikan masalah yang hampir tidak mungkin di seluruh dunia. Dia adalah harapan kita.”

“Tapi dia itu keras kepala… L hanya mengambil kasus yang menarik baginya.” “Selain keras kepala, bagaimana kita bisa menghubunginya?” ucap orang-orang itu.

“Saudara-saudara, L sudah siap untuk online.” Ucap seseorang dengan jubah misterius. “L siap bekerja untuk kasus ini.”

“Watari!!?” ucap orang-orang itu menunjuk orang berjubah misterius itu.

“Hah!? Watari? Apa dia utusan dari Jepang?” tanya polisi yang duduk dibangku ‘Japan’.
“Tidak, tapi dia hanya utusan antara kita dan L.” ucap si ketua. “Watari juga tidak tahu siapa L sebenarnya.”

“Tolong diam. Sekarang aku akan memberikan pesan dari L.” orang bernama Watari itu menaruh laptop yang dibawanya di meja yang telah disediakan, dan menyalakannya..

“Salam semuanya, untuk anggota ICPO. Ini adalah L.” Muncul tulisan L dengan tipe Old English Text MT. “Ini adalah kasus terbesar dan tersulit yang pernah aku terima…” ucap pesan di laptop itu. “PEMBUNUHAN MASAL YANG TIDAK BISA DIMAAFKAN! Permintaan untuk menyelesaikan kasus ini, aku ingin ke semua yang hadir disini,… untuk mendukungku dan bekerja sama sepenuhnya untuk menuntaskan kasus ini.”

“…” para hadirin diam. Seakan jika L yang berbicara, artinya ‘apa boleh buat’.


“Kamu tidak melewatkan sedikitpun berita terbaru, ya?” ucap seorang teman Raito, ketika mereka berjalan pulang.
“Yeah!” sahut temannya yang lain.
“Keren, semua orang jahat dibunuh oleh yang lainnya…” “Yeah! Mungkin ini sedikit menakutkan, tapi juga melegakan…”

“Heh.. heh..” Raito nimbrung di percakapan teman-temannya. “Dengan ini kamu tidak akan bisa berbuat jahat lagi, benar kan?”

“Yeah, aku sedikit takut. Sebab aku pernah mencuri saat masih sekolah di SMP.” Ucap temannya. “Apa kamu tidak berpikir polisi berada dibelakang semua ini?” padahal yang berada di belakang mereka saat ini Ryuuk.XD

“Tidak mungkin, polisi tidak akan mungkin bisa melakukan semua ini. Kamu bisa jadi dewa jika bisa melakukannya.” Ucap teman satunya.

“Ahahaha” Raito tertawa. Ia membuka pintu gerbang rumahnya, rupanya sudah sampai. “Sampai ketemu lagi besok.”

“Yeah!” “Jangan bikin masalah, ya!” ucap teman-temannya dan pergi.


“Kamu terlihat resah, Raito..” ucap Ryuuk.

“Tidak juga, Ryuuk…” Ucap Raito. “Aku pulang.”

“Selamat datang.” Sahut ibunya.

“…Itu karena aku meninggalkan catatan itu dirumah seharian ini.” Raito melanjutkan. Dan mengunci pintu. “Aku tidak tenang di sekolah karena meninggalkan catatan ini di rumah.” Raito mengambil buku Death Note itu. Kemudian Ia menyalakan tv dan memainkan komputer.

“Lihat ini, Ryuuk.” Ucap Raito setelah tak lama mengutak-atik komputer.
“Eh?” Ryuuk mendekat.

“Ini adalah website tentang Kira.” Ucap Raito, matanya berbinar. Di website itu tertulis: “Legenda Kira sang penyelamat” judulnya. Kemudian isinya, “Para penjahat di dunia ini akan mati satu-persatu karena Kira bersama kita lagi. Dia adalah seseorang yang akan membersihkan kejahatan. Pesan dari neraka dan bagi mereka yang percaya.” Kemudian dibawahnya, “Ingin masuk situs ini. Enter.”

“KIRA… mungkin dari kata pembunuh. Aku tidak tahu jika mendapat julukan itu. Tapi aku duga ‘KIRA’ adalah aku sekarang ini.” Ucap Raito. “Jika kamu mencari kata ‘KIRA’, kamu akan mendapat ribuan site seperti ini. Saat ini media masih memberitakan kematian aneh para penjahat, tetapi orang akan siap jika ada orang yang menegakkan keadilan di dunia ini.”

“Ryuuk, ada sesuatu yang harus kamu ketahui tentang manusia…” ucap Raito lagi. “Contohnya di sekolah. Untuk suatu hal, mereka tidak pernah mempermasalahkan pertanyaan ‘apa tidak apa-apa membunuh penjahat?’… tapi jika ada yang mempermasalahkannya, maka semuanya akan berpura-pura jadi anak yang baik dan berkata ‘tidak, membunuh itu salah.’. Tentu saja mereka akan bilang seperti itu. Semua orang ingin diperhatikan.”

Raito menunjuk ke layar monitor di depannya, “Tapi disini, hati mereka berdusta.” Ucap Raito. “Orang takut untuk mengakui bahwa aku ada, tapi di internet “KIRA “ ada dimana-mana.”

Raito melipat tangannya, puas. “Tidak akan ada seorangpun yang bilang itu. Tapi semua orang tahu. Orang ini ingin aku membunuh seseorang. Yang jelas dengan hati nurani mereka berkata ‘Ayo, Kira!’, itu ada di pikiran mereka.” Ucap Raito. “Sedangkan orang yang tahu kejahatan mereka sendiri gemetar ketakutan di dalam kemurkaan Tuhan. Hmph. Itu bagus… semua berjalan sesuai rencana.”

Tiba-tiba televisi Raito gerimis, kemudian muncullah seseorang di layar.. seseorang dengan tulisan nama ‘Lind.L.Tailor’.
“Kami mengganggu acara anda untuk menyampaikan pesan penting dari ICPO―ini untuk seluruh dunia. Suara dalam bahasa Jepang diterjemahkan oleh Reki.”

“Namaku Lind. L. Taylor, atau sebut saja L.” ucap orang di layar.

“Si..siapa orang ini?” Raito terkejut.

“Akhirnya dimulai!?” “Oh jadi inikah L itu?” “Tapi bukankah dia tidak pernah memperlihatkan wajahnya?” “Itu artinya dia siap menyelesaikan kasus ini atau ada sesuatu yang lain…?” ucap orang-orang intelegen yang menonton juga acara live yang katanya di seluruh dunia itu. Tapi sebenarnya tidak.

‘Baiklah, L… kami sudah selesai, semua yang kamu tanyakan…’ pikir seseorang yang tadi memakai microphone saat rapat organisasi internasional kepolisian. ‘Kamu hanya perlu memenuhi janjimu pada kami…’
-----Flashback ingatan orang itu----
“L, ICPO setuju untuk memberikan bantuan yang kamu butuhkan.” Ucap Watari ke laptop di depannya.

“Terima kasih. Untuk kasus ini, aku meminta kesediaan polisi Jepang.”

“Apa? Ke..kenapa Jepang??” tanya dua orang polisi di sudut Japan.

“Apapun itu, jika tersangka adalah satu orang atau sekelompok orang, dia hampir dipastikan adalah orang Jepang.” Ucap L melalui laptop yang tersambung secara online. “Jika dia bukan orang Jepang, mungkin dia bersembunyi disana.”

“Kenapa…? Mana buktinya…?” protes pihak kepolisian Jepang.

“Alasan aku percaya dia di Jepang… adalah karena…” ucap L. “Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan pada kalian, yaitu pertarungan antara kami. Dalam kasus ini aku harap pihak berwenang untuk segera bergerak ke Jepang.”

“Jepang!” “Jepang…?” bisik orang-orang.
-----Flashback berakhir-----
“Apa maksud perkataannya, ‘pertarungan segera dimulai’ ??” “Apa yang direncanakannya?” para polisi yang sedang menonton acara live itu penasaran. “Mari kita lihat dan tunggu saja.”

“Untuk pelaku pembunuhan! Kamu melakukan tindakan yang paling buruk dalam sejarah!” ucap orang bernama L. Taylor di layar. “Aku sendiri yang akan menangkapmu, ‘KIRA’, dengan semua resikonya.”

“ ‘dengan semua resikonya’…” ucap Raito mengulangi. “Hmm,” Ia tersenyum. “Bodoh! Bagaimana mungkin kamu bisa menangkapku!? Semua karena catatan ini, jika kamu tidak memiliki ini, kamu tidak mempunyai kesempatan untuk menangkapku!!” teriak Raito ke layar sambil membawa buku bersampul hitamnya. “Aku ingin sekali hukum untuk melakukan hal seperti ini…”

“KIRA, aku mempunyai ide yang bagus, kenapa kamu tidak mencoba dan melakukannya padaku?” tanya orang bernama L.Taylor itu. “Tetapi yang akan kamu lakukan sekarang… ADALAH PERBUATAN IBLIS!!!”

Perkataan itu mengusik Raito. “Aku…? Iblis…? Aku adalah penegak keadilan! Akulah Dewa yang akan menyelamatkan yang lemah dan menciptakan dunia yang sempurna” Raito membuka buku Death Notenya, dan mengambil bolpoint. “Siapa yang menentang Dewa… mereka adalah iblis…” Raito melihat ke layar dan kemudian menulis nama Lind.L.Taylor di buku Death Notenya. “Kamu sungguh bodoh, L. Jika kamu pintar, kita bisa sedikit bersenang-senang.”

“Polisi sudah bersiap-siap memulai penyelidikan.” Ucap L.Taylor.

“Biarkan dunia melihatmu beraksi, KIRA…L…” ucap Raito. Ia melirik jam tangannya. “20 detik lagi. 10…3…2…1…0!”

Orang di layar itu terkena serangan jantung, dan ambruk begitu saja. Raito atau bisa kita sebut KIRA tertawa puas. “HAHAHAHAHA”

“Tidak bisa dipercaya.” Ucap seseorang. Tentu saja bukan Taylor. Lalu siapa? Tubuh Taylor sudah diamankan. “Aku kira ini akan berubah jika kamu membunuhku. Jadi, KIRA, bisa membunuh orang tanpa menyentuhnya.” Ucap layar tanpa ada orang disana. Hanya kursi yang dipakai Taylor duduk tadi.

“APA!?” Raito kebingungan.

“Jadi semua itu benar. Jika aku tidak melihat dengan mata kepala sendiri aku tidak akan percaya itu. Tapi ini hanya satu-satunya jalan kamu bisa membunuh mereka, benarkan begitu?” masih ada suara dari televisi. “KIRA, dengarkan aku. Orang yang kamu bunuh itu sebenarnya adalah tahanan yang akan dihukum mati hari ini… itu bukan aku… dia adalah tahanan yang di-isolasi sehingga tidak tahu berita yang beredar saat ini.”

“!!!”

“Heh… dia mendapatkanmu…” ucap Ryuuk.

“Tapi aku, L, adalah nyata.” Layar itu berubah menjadi tulisan L dengan tipe Old English Text MT. “Jadi kenapa kau tidak membunuhku!”

“….”

“DATANGLAH! DAN LAKUKANLAH!”

“Apa yang sebenarnya terjadi disana?” “Apa kamu ingin mati, L?” para polisi kebingungan sendiri.

“Ayo! Bunuh aku!” ucap L. “Ada apa? Kamu tidak bisa melakukannya?”

“Apa yang terjadi?” “KIRA ditantang L.” “Jadi selama ini KIRA itu benar ada?” “Siapa itu L? aku tahu KIRA, tapi…” “Ya Tuhan! Ada pembunuhan disiarkan secara langsung!” “Menakutkan” tanggapan orang-orang yang juga menonton acara live itu. Orang-orang biasa, maksudku.

“Tampaknya kamu tidak bisa membunuhku.” Ucap L lagi.

“L pasti sangat lega sekarang ini… heh..heh…” ucap Ryuuk.

“Jadi orang-orang yang tidak bisa kamu bunuh… terima kasih atas petunjuknya.” Ucap L tidak melanjutkan. “Aku ulangi perkataanku. Aku berkata begitu karena ini adalah siaran langsung di seluruh dunia. Tetapi pertunjukkan sesungguhnya terjadi di Kanto, Jepang.”

“!!!” Raito terkejut.

“Aku merencanakan ini dengan kepala bagian lain, tapi sekarang itu tidak perlu lagi. Sekarang aku tahu kamu berada di Kanto.”

“Heh…heh… L tidaklah buruk.” Komentar Ryuuk.

“Polisi yang bertindak mungkin melupakan ini, tapi aku tahu korban pertama yang terbunuh ada di Shinjuku.” Maksud L adalah penculik waktu itu.

“….” Raito hanya diam, tak mampu berkata apa-apa.

“Dibandingkan dengan semua kejahatan lain yang juga menyebabkan kematian, kasus pria ini nampaknya terlalu kecil. Dan hanya kejadian ini yang disiarkan media Jepang. Hanya itu petunjuk yang aku perlukan…“ ucap L. “Untuk mengetahui bahwa kamu berada di Jepang, dan pria ini tampaknya untuk menguji saja. Ini keberuntunganku, jaringanku berada di seluruh Jepang. Aku tidak benar-benar berharap ini berjalan dengan baik. KIRA kematianmu tidak jauh lagi dari hari ini.”

“Itu yang L ketahui.” Ucap anak buah kepolisian dari Jepang. Yang baru pertama kali ikut rapat itu, lho…

“Ya, dia membuktikan KIRA itu ada, dan dia ada di Jepang.”

“KIRA, aku sungguh tertarik dengan metode membunuhmu. Aku akan mengetahuinya…” ucap L. “…ketika aku menangkapmu!!”

“Jadi… kamu pikir bisa mengirimiku kematian…” ucap Raito. “…L…..?”

“…KIRA….” Ucap suara di tayangan itu lagi.

“Kalian saling mencari untuk mengetahui identitas kalian masing-masing.” Ucap Ryuuk. “Dan identitas yang pertama kali diketahui akan mati.”
‘Manusia sungguh menarik…’ pikir Ryuuk.

“Aku akan memenangkan ini.”

“Heh..heh… aku akan melihat bagaimana hasilnya.” Ucap Ryuuk.

Bersambung ke: Death Note chapter 3
(
http://esti-widhayang.blogspot.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar