Laman

Jumat, 19 April 2013

Versi Teks Amnesia episode 2 bagian 3

Sebelumnya: Amnesia episode 2 bagian 2

“Kau tidak mengingatku, ya?” tanya laki-laki itu, kemudian Ia tersenyum. “Tentu saja tidak. Yah, sampai nanti ya.” Ucapnya lalu pergi.

Tiba-tiba Orion muncul disamping Heroine, “Apa kau pernah bertemu dengannya?” tanyanya, lalu Ia memeluk dirinya sendiri. “Tadi, aku merasa ada sesuatu yang menusuk dadaku…”

Mereka berdua melihat sosok laki-laki berambut hijau itu yang mulai menjauh…


“Aku juga…” ucap Heroine.

-----Amnesia-----


Hari berpiknik Meido no Hitsuji akhirnya tiba! Mereka semua berangkat dengan naik kereta!



“Woooaaahh!! Pemandangannya indah sekali!!” ucap Orion melihat ke luar jendela. “Lagipula, ini pertama kalinya aku naik kendaraan seperti ini!!”

Mereka semua melewati stasiun berikutnya, lalu makan bersama di kereta. Lalu setelah beberapa lama mereka akhirnya sampai.

“Ah, kita sudah sampai!!”

Mereka lalu menaruh barang-barang di kamar masing-masing. Orion dan Heroine terus saja memandang ke pemandangan di luar jendela kamar.

“Tempatnya bagus!” ucap Orion.

“Ya.” Heroine menyetujui.

Disana mereka memiliki berbagai aktifitas, contohnya Ken dan Ikki yang sedang bermesraan(?) xD


Lalu Heroine yang hanya duduk-duduk saja, daritadi diperhatikan oleh Shin, dengan tatapan yang dingin.

“Hei, Shin melihatmu lagi.” Ucap Orion.

“Eh?”

“Aku tidak tahu, tapi sepertinya ada yang ingin dia katakan padamu.” Ucap Orion. “Apa menurutmu dia tahu jika kau kehilangan ingatanmu?”

Tiba-tiba hujan turun di daerah itu, semua aktifitas dihentikan termasuk yang bermesraan tadi xD. Semuaya berteduh.

“Bukankah seharusnya akhir pekan ini cuacanya cerah, ya… kemungkinan hujannya 0% kan, Ken?”

“Itu menurut ramalan cuaca minggu ini.” Ucap Ken yang tidak mau disalahkan. “Cuacanya sekarang sering berubah-ubah, mau bagaimana lagi?”

“Deras sekali!” ucap Toma.

“Semuanya, menurutku hujan ini akan segera reda.” Ucap sang manager.

“Aku tidak melihat tanda-tandanya, kenapa anda bisa tahu?” tanya Toma.

“Aku bisa merasakannya melalui bau.” Ucap sang manager.

“B-begitu, ya…” ucap Toma agak tidak percaya. “Melalui bau, ya…”

“Apa benar kita bisa memprediksi cuaca melalui baunya?” tanya Orion.

“Sepertinya tidak akan reda.”

Lalu, Heroine melihat ke butiran hujan yang jatuh, dan, melalui sebulir air, Ia dapat mengingat sesuatu…

Itu nampak seperti festival, saat itu hujan deras. Ken dan Heroine yang memakai yukata berjalan bersama didampingi sebuah payung.

“Kau sudah berjanji satu hal padaku…” ucap Ken waktu itu. Lalu dalam sekejap Heroine kembali dalam kesadarannya.

“Kento-san?” pikir Heroine,lalu Ia memandang sosok laki-laki itu.

“Janji apa itu, ya?” tanya Orion.

“Hujannya berhenti.” Ucap Ken. Ternyata apa yang diramalkan sang manager tepat.

“Wow! Tepat seperti yang dikatakan Waka-san, hujannya benar-benar berhenti!”

“Berhenti tepat setelah dia mengatakannya. Hebat sekali.”

“Huh.” Sang manager menaikkan kaca matanya sedikit dengan penuh kebanggaan.

Mereka semua berjalan beriringan menuju ke suatu tempat. Heroine kebetulan berjalan disamping  Ken, membuatnya penasaran dengan kilasan ingatan yang Ia dapat tadi.

“Kau ini seperti sedang bermimpi saja.” Ucap Ken yang memperhatikan wajah melamun Heroine.

“Hei, coba tanyakan padanya tentang penglihatanmu tadi.” Bisik Orion.

“Umm… saat hujan tadi, aku ingat festival yang pernah kita datangi.. ada banyak sekali angin kencang yang datang, sehingga banyak toko yang tutup dan ketika anginnya bertambah kencang, kau melindungiku dibawah payung.”

Ken hanya diam saja dan memperhatikan Heroine dengan ekspresi yang aneh. Ah, tepatnya, tidak berekspresi.

“Dia tidak berekspresi~!!!” ucap Orion. “Hei, kau ingat, kan?” tentu saja kata-kata Orion tidak akan terdengar oleh Ken.

“Kita di sebuah festival?” tanya Ken balik seolah apa yang tadi diucapkan Heroine adalah imajinasi liar gadis itu. Anggota rombongan yang lain suda sampai di tempat yang sepertinya penginapan dan memanggil Heroine juga Ken yang tertinggal di belakang.

“Sepertinya Kento tidak mengerti apa yang kau bicarakan…” ucap Orion. “Tapi semua penglihatan yang sudah kau lihat sampai sekarang tidak jelas dan tidak ada yang saling berhubungan… setiap orang berbeda-beda, aku tidak tahu apa yang terjadi.”

“Aku tidak tahu…” pikir Heroine. “Entah apa yang sudah terjadi sebelum aku kehilangan ingatanku…”

Selanjutnya, di tempat penginapan, mereka bermain hockey dengan membagi tim masing-masing dua orang. Pertandingan pertama adalah Shin dengan Toma melawan Kento dengan Ikki. Bagaimanapun juga, pasangan Kento dan Ikki adalah pasangan yang tak terkalahkan. Selain itu, Ikki sangat mahir di bidang permainan tangan.

Diluar penginapan, terlihat seorang laki-laki berambut hijau panjang sedang berdiri di dekat tiang lampu..

“Hujan meteor Mnemid, katanya jika ada yang melihatnya, akan memperoleh kenangan yang indah.” Ucap sang manager. Hari sudah malam, dan mereka semua ditemani dengan sat buah senter untuk masing-masing orang perg berombongan untuk mencari tempat strategis melihat hujan meteor. “Semoga malam ini akan menjadi kenangan yang indah.”

“Manager, masih jauh, ya?” tanya perempuan yang berambut merah muda.

“Sebentar lagi.”

“Anda tadi juga mengatakan hal yang sama.” Ucap Sawa.

“Baiklah, kali ini aku serius.”

Sementara itu, Heroine yang berjalan paling belakang, ditemani dengan Orion. “Cukup jauh, ya~” ucap Orion. “Apa kau baik-baik saja?”

“Ya.” Sahut Heroine.

“Kau sudah berjuang keras di permainan tadi, mungkin juga staminamu sudah habis.” Ucap Orion. “Tapi, bagus kau bisa mengalahkan manager!”

“Yah, aku juga kaget.”

“Manager sampai terkejut! Bagus sekali permainanmu tadi.”

“Aku sampai menutup mataku.”

“Heee? Jadi kau bisa memukulnya karena kebetulan?”

“Ya, rasanya menyenangkan―”

“EH??―” tanpa Orion dan Heroine sadari, Shin yang berjalan di depan mereka berhenti dan memperhatikan.

“Shin….” Ucap Heroine.

“Kau kelelahan, ya?” tanya Shin. Pastilah Ia mengira Heroine aneh karena berbicara sendiri.

“Tidak… juga…”

Shin mendekat dan mengulurkan tangannya ke arah Heroine, “Ayo.” Ajaknya. “Berikan tanganmu.”


Heroine menarik tangannya yang akan diambil Shin, ketakutan.

“Sudahlah, ayo” Shin menarik paksa tangan Heroine. Heroine menarik kembali tangannya,

“Aku bisa sendiri..” kemudian Heroine berjalan mendahului Shin.

“Kau tahu?” ucap Shin. “Ada yang ingin aku tanyakan padamu.”

Langkah Heroine terhenti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar