Rabu, 17 Juli 2013

Versi Teks Defense Devil Chapter 15

---Neraka----

“Di neraka ‘Kaiten Jigoku’, kau akan merasakan bagaimana kesakitan mahkluk hidup ketika menjelang ajalnya, kau akan merasakan kematian sepihak berdasarkan hukum rimba, dimana yang kuat memakan yang lemah, di dalam sebuah bola kristal kecil…” ucap Sugal menjelaskan cara kerja neraka miliknya. “Begitu selesai, kau akan dipindahkan ke bola yang lain, dan sekali lagi kau akan menghadapi kematian, lalu dipindahkan lagi, lalu mati lagi, dan terus berulang selama 8500 tahun.”

“Lalu kenapa?!” ucap Paul. “Kau pikir aku akan kesakitan hanya dengan mendengar omonganmu itu? Ayo kita selesaikan semua ini.” Ucapnya. Dalam hati Paul berkata, “Dengan ini, semuanya akan berakhir…”

PLOP!! Kucabara dan Bichiura muncul disana tepat pada waktunya.

“Jangan terburu-buru…” ucap Bichiura. “Kami sudah membawakan Inocence Item.”



Paul kaget melihat siapa yang datang, “Kuca… bara?”

Bichiura tergeletak kelelahan setelah berhasil mengantarkan tuannya dengan selamat ke neraka(?). “Maaf, energiku sudah habis, tuan…” ucap Bichiura.

“Terima kasih, Bichiura.” Ucap Kucabara. Ia menunjukkan foto hasil rontgen itu pada Sugal, “Lihat, Sugal! Ini foto hasil rontgen perut Paul! Kesimpulannya, Paul bukan pembunuh Alice! Penembaknya adalah anak-anak TK… untuk menyelamatkan Alice, Paul dan anak-anak itu menembak beruangnya pada waktu yang bersamaan… tapi, Paul menyadari semua itu dan hendak menganggap semua itu adalah kesalahannya… lalu dia menelan sebutir peluru untuk menghilangkan semua bukti…”

Paul nampak marah dan menggenggam kerah baju Kucabara, “Itu semua omong kosong! Sudah kubilang kalau aku pelakunya!!”

“Paul, aku mengerti perasaanmu… tapi pasti ada cara lain untuk menyelamatkan anak-anak!!” ucap Kucabara.

“Diam—!! Itu semua terjadi karena mantan narapidana yang menjadi gila .. ya, begitu… jangan pedulikan aku!!” teriak Paul. “Aku sudah bosan melihat orang yang berpura-pura baik!! Kau berusaha sekeras ini, karena kalau aku masuk neraka, kau juga akan mati, kan?!!”

Kucabara terdiam. Itu tidak salah dan juga tidak benar.

“Ayo, lakukanlah..” ucap Paul berjalan ke arah Sugal. Sementara itu, Sugal hanya mendengarkan mereka sambil dengan santai menghisap rokoknya. Padahal Ia adalah dalang dari semua ini…

“Hei, apa kau tahu? Alice masih hidup…” ucap Kucabara. Langkah Paul terhenti. “Walau seseorang sedang koma, bukan berarti tidak ada kemungkinan  untuk selamat. Kira-kira apa pendapatnya saat dia sadar dan mengetahui semuanya? Dan pendapat anak-anak saat mereka dewasa… ada kemungkinan mereka tidak setuju.” Ucap Kucabara. “Apa kau pikir mereka yang ditinggalkan… akan mampu menjalani kehidupan mereka dengan tenang? Kalau menutupi kebenaran, kau hanya akan gagal…”

“…”

Kucabara berjalan mendekati Paul dan menyerahkan foto rontgen itu. “Kalau klien tidak mengakui Inocence Item, makan kontrak tidak akan efektif…” ucap Kucabara. “Kau sendiri yang bilang, kalau kau perca— Paul!! Awas!!”

Dari arah belakang Paul, terlihat Suga hendak menyerangnya, namun Kucabara segera mendorong Paul sehingga Ia-lah yang terkena serangan itu. BLAAARRR!! Kucabara sampai terpental karena serangan itu.

“U..Ukh..”

Sugal mengeluarkan kekuatannya dan menyegel Paul dan Inocence Item di dua gelembung yang berbeda.

“Jika aku menjatuhkan keduanya ke dalam neraka, lalu yang mana yang akan kau pilih?  Jika kau tidak memilih foto rontgennya, maka bukti tentang Inocence Item client-mu akan lenyap…” Ucap Sugal. “Dan jika buktinya ada di tanganmu, dan kau sudah memenuhi peranmu sebagai Pengacara, dan bahkan jika clientmu dikutuk masuk neraka, kau tetap akan aman.”

“Jika aku yang memilih…” Ucap Sugal lagi. “Aku pasti akan mengabaikan kriminal itu…”

Kucabara terdiam… apa yang harus dilakukannya sekarang?! Paul dan Inocence Item berada di dua gelembung yang berbeda… Ia tidak mungkin dapat menyelamatkan keduanya tanpa sepengetahuan Sugal…

“Kau berusaha setengah mati, hanya karena kalau aku masuk neraka, kau juga akan mati, kan?” Kucabara teringat ucapan Paul.

Kucabara sekilas melihat sebuah bunga yang dipasang di baju Sugal, dan Ia mendapat sebuah ide. Kucabara menarik kerah baju Sugal, “Hentikan ini semua, Sugal!! Kau pikir apa yang telah kau lakukan?!”

Sugal menutup buku yang Ia bawa, dan bersamaan dengan itu gelembung Paul dan Inocence Item pecah, dan keduanya sama-sama terjun ke bawah dengan cepat.

“Oh tidak!! Gelembungnya…”

Kucabara melompat dan hendak menangkap Paul.
“Kucabara… kau…” Paul tidak menyangka Ia-lah yang dipilih oleh Kucabara.

Kucabara berhasil menangkap Paul, Ia lalu melemparkan kartu yang Ia beli di Ellimona ke arah Inocence Item, namun kartu itu dan Inocence Item-nya masuk ke dalam gelembung. Kucabara mencoba menahan agar mereka berdua tidak masuk ke dalam gelembung, membuat tangannya berdarah dengan berpegang pada gelembung-gelembung karang.

“Tuan!!!”

“Bichiura… berapa lama cahaya matahari akan terlihat di neraka…?” Tanya Kucabara dalam posisinya yang tidak mengenakkan.

“Kau gila! Kenapa harus membicarakan itu sekarang?! Dini hari akan dimulai jam 5 tepat…” ucap Bichiura.

“Jam 5?” Kucabara melihat jamnya. “Sebentar lagi…” pipinya nampak terluka dan mulai mengucurkan darah.

“Sempurna.. semuanya sesuai dengan perhitunganku!” ucap Sugal. “Jalan untuk mendapatkan Inocence Item sudah tertutup… kau tidak bisa lagi memecahkan rumusku karena terlalu naïf…” Sugal membuka bukunya dan buku itu mulai mengeluarkan aura hitam. “Lenyaplah dari dunia ini, Kucabara!!”

Kucabara tersenyum. “10… 9….” Ia mulai menghitung mundur seperti yang Sugal dulu lakukan padanya.



“…8…”

“Tuan, ada apa?! Kalau tidak segera bertindak, maka─”

“…6…”

Sugal awalnya tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Kucabara, namun Ia akhirnya tertawa, “KhuKhuKhu, terima kasih atas tawamu…” ucap Sugal. “Tindakan terakhir yang akan kau lakukan adalah meniruku?! Kau tidak punya trick untuk digunakan… kau tidak pernah mengerti…”

“…5…4…3…” Kucabara berhenti menghitung. “Apa kau tahu soal Devil Litmus Card?  Itu adalah kartu yang menarik. Saat matahari terbit, aku bisa membangkitkan sebuah tanaman dengan kekuatan iblis…”

Matahari mulai muncul di neraka, kartu yang dilemparkan Kucabara bersama dengan Inocence Item itu telah berubah menjadi sebuah monster tanaman. Monster itu menyelamatkan Inocence Item dan Kucabara serta Paul. Lalu monster itu membawa mereka ke atas, untuk berhadapan dengan Sugal.

 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar