Laman

Senin, 05 Agustus 2013

Versi Teks Defense Devil Chapter 16

Dari bawah muncul monster tanaman yang menyelamatkan Kucabara dan Paul, dan membawa mereka ke hadapan Sugal.

“Apa itu?!” Sugal bertanya-tanya.

“Ah!! Devil Litmus Card… dapat merubah tumbuhan menjadi monster…tuan memanfaatkan bunga yang ada di dada Sugal… tuan cerdik!!” ucap Bichiura yang akhirnya memahami siasat tuannya.

Kucabara mengangkat hasil rontgen yang berhasil Ia selamatkan, dan tersenyum puas.



“Paul, lakukan tugasmu!! Seberapa kuatpun Inocence Item yang kita miliki, tidak akan ada artinya kalau kau tidak mengakuinya!!” ucap Kucabara. “Kita masih dapat membuat dan masih dapat merubahnya!! Kau tidak perlu sengaja memilih jalan yang membuatmu menderita!! Kau seharusnya hidup lebih lama bersama anak-anak itu!! Kalau kau tidak melakukan apapun, tidak akan ada yang berubah!!”

Paul teringat ketika Ia masih kecil, orang tuanya selalu bertengkar di hadapannya, melampiaskan kemarahan mereka padanya, dan menyiksanya… waktu itu tidak ada yang dapat Ia lakukan… Ia hanyalah seorang anak kecil yang lemah…

Benar, kalau tidak berbuat apapun…

“Aku… aku…” Paul menitikkan air matanya. “..Tidak membunuh Alice!! Aku sudah membelokkan kebenaran…”

Kucabara tersenyum mendengarnya. Dark Matter meluncur keluar dari tubuh Paul. “Dosa Paul sudah dihapuskan dan Dark Matternya beterbangan!!” ucap Bichiura. Dark Matter itu  semuanya masuk ke tubuh Kucabara.

“Uwaaa!!!” Kucabara berteriak ketika Ia bertransformasi ke wujud sempurnanya. “Kembali ke wujud semula…”

Kucabara maju dan menyerang dengan polpennya yang sudah berubah menjadi pedang. “Sugal, aku mendengar dari Bichiura, kalau kau ada campur tangan dalam kasus ini!!” ucap Kucabara. “Kau menyiapkan senjata di depan anak-anak… kau lebih buruk dari adikmu, Ponzol!!”

Sugal membentuk pertahanan untuk menahan serangan Kucabara. “Pujian yang bagus.” Ucap Sugal. Pertahanan Sugal berbentuk senjata-senjata tajam yang mengelilinginya. Senjata itu memutar-mutar dengan posisi yang berbahaya dan membuat Kucabara harus mundur.

“Ada apa dengan orang ini… satu-satunya yang berubah hanya wujudnya?! Apakah dia tidak tahu cara menggunakan Dark Matter?! Hm, sepertinya dia sudah cukup terpukul keras…” gumam Sugal.

Bichiura terkejut melihat tuannya yang sepertinya tidak dapat menghadapi senjata-senjata tajam yang berputar itu. Bichiura meneguhkan tekadnya, “Tuan! Pakai saja semuanya!” ucap Bichiura. “Hanya kali ini saja aku tak akan keberatan! Pakai semua Dark Matter-nya dan kalahkan si br*ngsek itu!!”

“Boleh, ya…” Kucabara mencoba untuk bangkit. “Kalau begitu, akan kupakai sampai habis.”

Kucabara sudah nampak lebih kuat dari sebelumnya. Ia maju menyerang Sugal, dan Sugal mencoba untuk memperkuat pertahanannya, namun….

CRAACKKK!!!

Senjata yang mengelilingi Sugal hancur berkeping-keping setelah ditebas oleh Kucabara. “Eternal Circle!!” ucap Kucabara yang menyayat Sugal dengan bentuk lingkaran-lingkaran yang saling terhubung. Perlahan-lahan sayatan-sayatan Kucabara membentuk sebuah tengkorak hitam yang mengunci Sugal di dalamnya.




“Cih, aku tidak bisa bergerak…” bati Sugal yang terpeangkap di dalam kurungan berbentuk tengkorak itu. Kucabara mendekat dan menyiapkan pedangnya.

“Aku Kucabara, pengacara neraka… menyimpulkan bahwa Paul mengakui semuanya sebagai dosanya… karena ingin melindungi anak-anak. Selain itu aku menemukan fakta adanya campur tangan shinigami dalam kasus ini. Tuduhan pada Paul tidak benar.” Ucap Kucabara. “Karena itu, aku menyatakan Paul tidak bersalah.”

Perlahan-lahan semua property yang digunakan Sugal hancur tercabik-cabik.
“Begitu, ya…” ucap Sugal. “Jangan berpikir semuanya akan berakhir disini…”


Karena Paul dinyatakan tidak bersalah, waktu kembali terulang di hari dimana Paul dinyatakan berdosa. Seekor beruang besar berada di depan Alice dan Ia harus menyelamatkan gadis itu…

“Bagaimana ini?!” anak-anak yang bersembunyi di semak-semak kebingungan melihat beruang itu. “Kita harus menolongnya..” “Tapi kita tidak punya senjata…” “Nggak ada apa-apa di sekitar sini…” “Hei, bagaimana ini?”

Kucabara dan Bichiura menyaksikan itu dari jauh. Kali ini, takdir Paul akan berubah. Tiba-tiba saja beruang itu berlari pergi.

“Hah… hah.. hah…” Paul terkejut karena Ia berhasil menembak beruang itu.

“Paul!!” Alice yang sudah ketakutan sampai berlinang air mata berjalan mendekati Paul.

“Yang tadi itu apa?” pikir Paul sambil memegangi kepalanya. “Aku merasa banyak hal terlah terjadi tadi…”

“Paul!” Alice akhirnya sampai di samping Paul.

“E-eh?” wajah Paul memerah.

Anak-anak yang bersembunyi di semak-semak segera berlari mendekati mereka berdua. “Ibu guru!!! Kakak!!!”

“Ka-kalian…”

Kalau arwah terbukti tidak bersalah, maka kematiannya jadi tidak rasional. Maka waktu akan diputar kembali…

“Ternyata benar… waktu diputar balik sebelum campur tangan Sugal, bukan sebelum kematian Paul…” ucap Bichiura.

Kucabar tersenyum. “Semuanya kembali ke waktu dimana takdir belum dikacaukan…” Bichiura menoleh ke arah tuannya itu dan senang melihat tuannya yang nampak senang.

“Kakak Paul benar-benar akan pergi?!” “Jangan pergi, kak!!” “Walau ibu kami bilang ini dan itu, kami tidak peduli!!” ucap anak-anak memohon pada Paul.

“Berisik…” ucap Paul. “Aku bosan dengan protes kalian… hanya karena sedikit disayang kalian sudah bertingkah seperti ini… aku tidak ingin melihat wajah kalian lagi! Aku tidak ingin lebih lama disini! Jangan bicara denganku lagi! Kalau melanggar, akan kupukul kalian nanti!” Paul berjalan pergi meninggalkan anak-anak yang mulai menangis di samping Alice.

“Dia pasti akan kembali...” ucap Kucabara yakin. “Kau ingat ucapannya disaat-saat terakhir?”

“Hah?”

“…Dia adalah pahlawan sebenarnya.”

-----flashback-----

“Maafkan aku soal yang tadi, Kucabara… bicaraku sudah keterlaluan…Aku telah menuduhmu berusaha untuk kepentinganmu sendiri…” ucap Paul pada Kucabara setelah Kucabara berhasil mengalahkan Sugal dan kembali ke wujud lemahnya.

“Tidak apa-apa…” ucap Kucabara. “Paul, boleh aku bertanya satu hal? Setelah Alice mati, beruang itu seharusnya sudah lari entah kemana… tapi, kenapa kau bisa diserang beruang?”

“Oh, soalnya aku mengejar beruang itu… karena selama beruang itu belum tertangkap, maka anak-anak tidak akan dapat bermain sepuasnya…”

-----flashback berakhir------

Paul menggertakkan giginya, Ia tidak tahan lagi mendengar rengekkan anak-anak itu. Ia ikut menangis.




“Sudah kubilang, kalian berisik…” ucap Paul berbalik dan memeluk anak-anak yang menyerbu ke arahnya. Kucabara dan Bichiura tersenyum melihatnya. Paul nampak bahagia berada disamping anak-anak itu.





Bersambung ke: Defense Devil Chapter 17

1 komentar: