Dahulu
kala hiduplah seorang Putri Salju yang suka tidur…
Hei!!!
Bukan begitu ceritanya!!!
Ya,
tapi baca saja dulu. Ini kan baru prolog
cerita ini.. hei! Kau siapa?
Kau
yang siapa?
Ah,
sudahlah..
Putri
Salju ini sangat cantik jelita. Setiap hari Ia datang ke salon untuk meni-pedi
dan meng-creambath rambutnya serta tidak lupa memberikan sinar frekuensi radio
pada wajahnya yang sudah mulus.
Tunggu
dulu! Bukannya ini cerita tentang Zaman Dahulu?
Baiklah,
lupakan bagian di atas. Dan siapa pula Zaman Dahulu?
...
Cerita
ini mengisahkan tentang gadis cantik jelita yang yatim-piatu dan tinggal
bersama paman-bibinya. Gadis ini bernama Putri Salju karna kulitnya yang putih
dan selalu ber-pelembab tiap waktu.
…
Paman
dan bibinya khawatir karna setiap hari Putri Salju selalu menghamburkan uang
mereka untuk pergi ke salon dan tempat spa. Jadi mereka bermaksud untuk menitipkan Putri Salju di sebuah kastil
dan mereka akan pergi ke Amerika.
Tunggu
dulu, Pengarang… sepertinya tidak seperti ini…
Benarkah?
Hm,… biarkan cerita ini mengalir
Bermil-mil
jauhnya dari kastil di tempat Puti Salju sekarang tinggal, terdapat rumah,
toko, pohon, tanah, taman bermain, sekolah, rumah sakit, gedung satelit, jalan
raya,―
Stop,
Pengarang! Tidak perlu di sebut semuanya…! -_-
Ah,
maaf. Hei, siapa dirimu? Kata hatiku?
Entahlah.
Siapa diriku?
Oh,
yeah. Apa aku sudah mati?
Apa
aku ini?
Ada apa ini sebenarnya?
Mahkluk apa aku ini?
Hei, seseorang, tolong
jawab aku!!
Hmmm….
Oh, yeah..
TIIIITTTTTTTTTTT_____________________________________
Percakapan
di atas tidak dapat di urutkan kronologisnya..
Maaf tadi ada sedikit
gangguan sinyal dari Pengarang akibat satelit yang bergeser seperempat mm.
…
Di
kawasan dekat castle tersebut,―
Hei, Pengarang, kenapa
pakai bahasa universal?
Ini
abad-21, Bung!
Tapi
perhatikan Undang-Undang tentang hak anak! Bagaimana anak-anak yang sedang
membaca dapat mengerti?
Oh,
baiklah
…
Di kawasan dekat kastil
tersebut, tinggallah seorang nenek yang cantik. Rupanya Ia juga adalah salah
satu pelanggan setia salon dan spa. Nenek itu memiliki sebuah cermin ajaib yang
dapat bicara dan berkata jujur. Tidak heranlah jika cermin tersebut di bedah,
akan terlihat beberapa alat seperti VGA Card, Sound System, Lie Detector…
Ingatlah,
ini Zaman Dahulu.
Tiba-tiba
seseorang bernama Zaman Dahulu datang menghampiri. “siapa yang dari tadi
menyebut namaku?”
Kau
salah huruf kapital, Pengarang.
Oh,
baiklah. Ingat, ini zaman dahulu.
Nenek
itu kemudian berdandan secantik mungkin, memupuki wajahnya dengan bedak,
lipgloss, dan memakai maskara, sampai-sampai semua itu hampir membuatnya
menjadi seperti badut dengan penghias wajah untuk rona pipi merah. Ia
mencengkeram cerminnya seperti tangan burung elang. Kemudian Ia memandang
bayangan di cermin yang balas memandangnya. Tiba-tiba Ia menjerit, jeritan
laki-laki.
Sontak
para kru-kru pembawa kamera datang menghampiri. Ternyata itu bukan nenek dalam
cerita, itu adalah nenek yang sedang akting dalam film berjudul “Jeritan Sang Lelaki
Nenek-nenek”.
…
Pengarang salah alamat, rupanya. Mendadak
datang Ayu ****-**** dan menyanyikan lagu
****** ****u (di sensor demi keamanan dan kenyamanan ruang publik).
Pengarang pulang membawa kanvasnya… eh, bukunya..
…
Seorang
nenek cantik yang sudah operasi plastik 100 kali berdiri dan memegang cermin
tangan bersepuh emas. Ia bedeham keras untuk memperbaiki suaranya sebelum
bertanya pada si cermin. Saking kerasnya, sampai-sampai sebagian dinding
ruangan itu runtuh.
Siapa yang butuh dinding itu! Si nenek
membela diri.
“wahai
cermin ajaib” kata si nenek itu “siapakah perempuan paling cantik di kawasan
ini?”
Di
kawasan? Bukannya di dunia?
Tidak,
kalau di dunia tentu saja jawabannya adalah Miss Dunia. Orang Awam pun tahu.
Tiba-tiba
seseorang bernama Awam datang bersama Zaman Dahulu.
…
Sebelumnya,
cermin itu selalu menjawab “Anda, wahai Tuanku” sehingga kini senyuman
keyakinan terpampang di wajah si nenek itu. Senyumnya sungguh lebar sehingga
mungkin akan masuk Guiness Book Of Record dan mengalahkan si Perempuan Bermulut
Sobek dari Jepang.
Tapi
tidak untuk hari ini. Senyumannya mengempis sehinggga rekor itu tidak lagi di
peganggnya. Cermin itu tidak menjawab sama sekali. Nenek sihir itu mencoba
memeriksa VGA Card-nya.
Ternyata
itu adalah cermin second yang di beli
si nenek dua hari yang lalu di pasar loak. Ia tidak menyadarinya karena sedang
tidak mood untuk memakai kacamata.
…
Kemudian
Ia mengambil cermin yang asli dan menanyakan hal yang sama. Cermin itu diam
sejenak karna Processing Device-nya sedang bekerja. Kemudian dia menjawab
dengan suara lantang “Putri Salju!”
Karena
telinga si nenek sudah tua dan barangkali jarang dibersihkan,―mungkin
keduanya―dia jadi salah mendengar “Peri Biru?” tanyanya balik. Kemudian Peri
Biru yang sedang menolong Gepetto dan Pinokio tiba-tiba muncul disana. Sehingga
Pinokio dan Gepetto yang sedang berada di mulut ikan paus―――――
…
Setelah
menyelesaikan masalahnya dengan Peri Biru, akhirnya si nenek menyuruh
prajurit-prajuritnya untuk membunuh Putri Salju.
Prajurit?
Ya.
Aku
tidak suka.
Aku
suka. Tentara?
Tidak
Anak
buah?
Tidak.
Terlalu fruit. Aku suka yang Veg. Anak sayur?
…
Putri
Salju di culik dan di bawa ke hutan untuk di bunuh, tapi Putri Salju terus
melawan.
“Jangan
sentuh tanganku! Baru saja ku beri pelembab…”
“…hati-hati
kuku kakiku baru dipoles…”
“…menyingkir
dari rambutku yang basah..”
Perlawanan
yang kuat. Setidaknya di dalam cerita para prajurit itu menjadi kasihan dan
melepaskan Putri Salju. Entah karena benar-benar
kasihan atau sudah kewalahan.
Puti
Salju itu kelaparan dan tidak ada tempat bernaung. Ia terus berjalan dan
berjalan di hutan yang siap menelannya kapan saja. Tapi nampaknya hutan di
malam hari sedang tertidur. Tiba-tiba―
Ehm,
kata tiba-tiba di dongeng akan sering muncul. Biasakanlah.
Tiba-tiba
Ia melihat sebuah rumah. Rumah itu begitu kecil sehingga Ia yakin itu hanya
sebuah pondok seperti yang ada di tengah ladang atau sawah.
Awalnya
Putri Salju hanya berniat untuk istirahat, tapi ketika melihat ke dalam dari
jendela rumah itu perutnya langsung bergejolak. Setumpuk makanan berada di
dalam sana lengkap dengan mustard dan selai ubur-ubur. Hei??!! Ini bukan di
Bikini Bottom atau dunia bawah air, lho... Kemudian Putri Salju menggedor-gedor
pintu itu sampai suaranya menyebabkan tsunami di Jepang. Tapi rumah itu kosong.
Kemudian
sebuah bohlam lampu keluar dari tempurung otak Putri Salju. Cling!. Diambilnya
jepitan yang ada di dekat rambutnya, dan Ia mulai mencungkil-cungkil pintu….
Hingga terdengar bunyi klik.
―――――TTTTIIIIIIITTTT―――――
Adegan berbahaya. Ganti situasi.
Akhirnya
Putri Salju masuk―lupakan adegan sebelumnya―karna pintu itu ternyata tidak memiliki
daun pintu. Tidak berpintu.
Hei,
kalau begitu jadi tidak aman kan?
Baiklah. Akhirnya Putri Salju masuk―lupakan adegan
sebelumnya―karna pintu itu bukannya terkunci atau tidak berpintu tetapi tidak
dikunci. Kemudian… Ia menyambar semua makanan di atas meja… dan mengaum penuh
kemenangan.
Eh, ini bukan kisah
tentang predator.
Dan Ia tertidur setelah
perutnya membengkak sebesar gunung Rushmore J. Untuk
diketahui, ternyata usus-ususnya berbentuk elastis dan dapat melebar 1000kali
lipat.
Percaya
atau nggak, Pengarang ini imajine-nya berlebihan x)
Tidurnya pulas dan disertai ngorok. Dan lamaaaaaaaaaa
sekali. Ia tidur dalam damai karna sudah memakan jam weker untuk jaga-jaga.
…
Tiba-tiba
enam kurcaci memasuki rumah itu..
Tujuh, Pengarang…! Tujuh…
Ah, benarkah? Satu, dua, tiga, empat, lima, enam!
Ternyata yang ke-tujuh sudah masuk duluan dan tidak mau antri
…
Tujuh
kurcaci itu memasuki rumah setelah lama antri di luar untuk dihitung oleh
Pengarang. Mereka terkejut melihat seorang perempuan tergeletak di lantai…
tidak berdaya…. Dan dengan remah-remah kue. Mereka kemudian membangunkan
perempuan itu setelah mengambil se-ember air dan menyiramnya.
Kenapa jadi semakin tragis, ya…
Ganti situasi. Karna air keran dari PD** (aku menghormati tiap lembaga publik)sedang
macet, jadi mereka membangunkan dengan cara sewajarnya.
“siapa
kamu?” tanya tujuh kurcaci itu serempak. Mereka ternyata adalah anggota paduan
suara.
“…Salju”
gumam Putri Salju yang masih pusing karena telah menghabiskan kue sekarung
beras.
“tidak,
ini bukan musim salju” sela seorang kurcaci dengan tidak sabar “apakah kamu
seorang putri?”
Putri
Salju mengangguk dan menggumamkan kata bahwa dia ingin tidur lagi. Agak kurang
sopan, sepertinya, Pengarang…
“kurasa
dia bilang Tidur. Mungkin namanya Putri Tidur?” kata seorang kurcaci.
Kemudian
sejak itu para kurcaci memanggil Putri Salju dengan sebutan Putri Tidur. TAMAT
Hei,
Pengarang…! Pangerannya kan belum keluar!!!
Ah,
benar…diulangi, kijang satu, kijang satu, roger, roger
…
Ini cerita yang sudah jauh menyerempet jalur rel.
Tiba-tiba sebuah kereta terjun menyerempet rel lain
dan terjadi tabrakan, kemudian meledak di belakang Pengarang.
Pengarang
melongo
…
…
…
Lho, Pengarang……….?
Ternyata
Pengarang ketiduran. Ketika pengarang bangun Ia mengatakan hal-hal seperti
“tidak ada hubungannya…” dan “…kereta api…..”
…
Sebenarnya ini cerita tentang apa? Jangan di
masukkan ke hati, sungguh.
Sambil
menunggu Pengarang ingat, mari kita flashback: Putri Salju dibawa ke
kastil-seorang nenek yang memiliki cermin ajaib yang mengatakan bahwa Putri
Salju adalah perempuan tercantik-Putri Salju hampir dibunuh-dia menemukan rumah
tujuh kurcaci.
Sejauh
flashback ini nampaknya sesuai. Tapi mengapa ketika diceritakan oleh Pengarang
jadi…
…
…
Jauh
dari sana, setelah berlalu beberapa hari, Sang Nenek kembali mengambil cermin
itu dan menanyakan hal yang ditanyakannya beberapa hari yang lalu.
Processing
device didalam cermin itu langsung bekerja dan menangkap sinyal satelit luar
angkasa bahwa Putri Salju masih hidup, di sekitar kawasan itu.
Betapa
canggihnya alat itu. Aku mulai mempertanyakan kemampuanku bercerita tentang
zaman dahulu. Khu khu. Alat-alat canggih itu rupanya dipinjam dari Doraemon
yang datang dari abad ke-22..
…
“Putri
Salju” kata cermin itu. Awalnya si nenek tidak percaya, tapi setelah si cermin
menayangkan gambar close up Putri
Salju dari satelit luar angkasa, mungkin saja NASA—Alat ini berlebih canggih. Si
nenek langsung percaya. Ia segera melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
kepada para prajuritnya dan memberikan surat ijazah serta surat lamaran mereka
dahulu…
Dan
si nenek tahu, Ia harus bekerja sendiri…
…
…
Si
nenek kemudian menyamar menjadi nenek-nenek. Berhubung dia memang nenek-nenek
jadi dia tidak jadi menyamar
…
Ia
kemudian meracik sebuah apel yang dia beri racun agar si Putri Salju tidur
untuk selamanya. Nenek itu kemudian tertawa-tawa di dapurnya, sampai-sampai
gigi palsunya rontok semua.
Setelah
apel itu siap dan giginya juga sudah siap, si nenek mulai berjalan memasuki
hutan. Ia berdandan layaknya penjual apel yang miskin dengan pakaian rombeng-rombeng.
Tetapi,
ketika sampai di hutan, si nenek tersesat. Ia tidak tahu dimana letaknya si
Putri Salju. Kemudian dari pakaian rombeng-rombengnya itu Ia mengeluarkan GPS
dan alat penangkap gelombang satelit kemudian Ia melacak letak Putri Salju.
Si
nenek kemudian mengubur peralatannya supaya kedoknya
tidak terbongkar.
Putri
Salju sedang menyapu di halaman rumah kurcaci, karna sudah di janjikan dapat akan
kue satu drum oleh para kurcaci. Ketika itu Ia melihat nenek-nenek penjual apel
datang menghampiri.
“anaaaakkkk mudaaaa” kata nenek itu
“iya,
nek, aku memang muda” sahut Putri Salju percaya diri.
“beli dong apel ini nakk… supaya nenek bisa
beli beraaasss”
“nggak
ada yang jual beras di hutan, nek… belinya di toko, dong”
“oh iya, yaa” nenek itu sadar “ya udaah beliii ajaaaa…. Supaya nenek bisa
naik TAXI ke tokooo”
“apel
Cuma tiga mau naik taxi…” sahut Putri Salju “gratis aja deh ya, neekk” tawar
Putri Salju
Si
nenek akhirnya berang “sudah di ajak kompromi, juga!!! Huh!!!” kemudian dengan
angkuhnya nenek itu pergi meninggalkan Putri Salju karna apelnya nggak
laku-laku.
“nenek
yang aneh” kata Putri Salju sambil menyapu lagi dan membayangkan satu drum kue
membuat liurnya menetes.
Baru
setengah jalan, si nenek sadar. Dia ‘kan mau meracuni Putri Salju, bukan
jualan!! Haduuuh… kemudian dia kembali berjalan ke arah Putri Salju.
“ada
apa lagi, nek?” tanya Putri Salju letih karna baru selesai menyapu.
“ya udah gratis aja” nenek itu
menyodorkan apel.
Putri
Salju langsung menyambar apel-apel itu. Ia sudah kelelahan bekerja, dan dia juga
sedang lapar. Karna sudah lelah bekerja, Putri Salju pingsan. Si nenek mengira
Putri Salju tidur untuk selamanya. Padahal, sebenarnya di dalam perut Putri
Salju sudah ada terowongan penetral racun yang di pasang saat Ia sedang terapi
tubuh untuk pelangsingan,—aneh— makanya dia santai-santai saja kalau makan.
Kemudian
si nenek menyebarkan isu bahwa Putri
Salju tidur untuk selama-lamanya.
Tiba-tiba
Spongebob dan Patrick datang “untuk selama-lamanya?”
“untuk
selama-lamanya!”
“untuk
selama-lama-lama-lamanya?”
“untuk
selama-lama-lama-lamanya!”
“untuk
selama-lama-lama-lama-lama-lama-lama—………..?”
“untuk
selama-lama-lama-lama-lama-lama-lama—cukup Patrick, Spongebob!!!!” nenek itu
jadi marah.
Kemudian
Tuan Krab ikut nimbrung “dan besoknya lagi?
“dan
besoknya lagi, dan besoknya lagi, dan besoknya lagi, untuk selama-lamanya!!!!”
seru si nenek. Hewan-hewan laut itu ternyata ada di film.si nenek mengira
sedang berdebat dengan mereka, eh ternyata dengan televisi yang dinyalakannya
tadi…
…
Para
kurcaci sedih karna mengira isu itu benar. Mereka sudah meracik obat agar Putri
Salju bangun, tapi saking kuatnya Putri Salju tidur,—bakat dari lahir— jadi Ia
tidak bangun-bangun. Para kurcaci mengira mungkin hanya cinta sejatinya Putri
Salju yang dapat membuat gadis itu sadar. Mereka kemudian membuat sayembara :
“barang siapa yang dapat menyembuhkan Putri Salju; apabila Ia laki-laki akan di
jadikan pangerannya, dan apabila perempuan akan di jadikan saudara. Dan apabila
tidak berhasil harus menjadi pembantu”
Setelah
lebih dari selusin orang yang menjadi pembantu disana, akhirnya datanglah
seorang pangeran dari desa yang jauh. Salah seorang kurcaci berkata “aku
bertaruh, inilah orang yang tepat”
Ketika
sang pangeran sudah bersiap untuk mencium si Putri Salju, tiba-tiba si Putri
Salju terbangun.
Pangeran
itu kaget “lho… bukannya kamu Putri Tidur..? kok bisa terbangun?”
“wah,
siapa kamu? Kok masuk kamar orang sembarangan? Mau ngintip, ya??!!!”
“aku
pangeran”
“apa…?
Jadi… kamu pangeran untukku?” mata Putri Salju berkedip-kedip dan
berbinar-binar.
“tunggu
dulu!!! Kata orang-orang kamu Putri Tidur!!!???”
“iya,
aku memang Putri yang suka Tidur!!!”
Semenjak itu yang tahu rahasia itu hanyalah Putri
Salju dan sang Pangeran… mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia…
Epilog: “pengeran………..!” panggil Putri
Salju
“jangan
panggil aku begitu, namaku ‘kan BASUKI” J
“iya,
iya… ini aku menemukan sesuatu” ternyata itu adalah GPS-nya si nenek yang dulu
di kubur. Mereka kemudian menjualnya dan menghak-patenkannya sehingga dapat
membeli kastil.
Kemudian,
mereka hidup bahagia.
***
“eh?” tanya seorang kurcaci pada temannya.
“apa?”
“bagaimana kamu bisa tahu kalau Pangeran ini yang
akan membuat Putri Salju terbangun?”
“sebenarnya….”
“apaa??” si kurcaci penasaran
“pangeran ituuu……….”
“yaa???”
“mmmm…..”
“apa??”
“pangeran itu…” si kurcaci tersenyum nakal “berasal
dari desa minyak kayu putih”
~Happy
Ending~
Cerita ini hanyalah fiksi yang di tambah sedikit
kelucuan belaka. Jangan di anggapi, sungguh.
Pengarang: E-Chand =^_^=DEW=^_^=
Follow me : @DEWidhayang
Very Interesting Story And A Little Boring
BalasHapusCause It's So biiig
Don't Have Time To Read
Still it's Wonderful :)
gila tapi saya suka :D
BalasHapus