“Aku kira kalian sudah tahu hal ini, tapi, kita akan mendapat murid
pindahan baru mulai Maret ini.” seorang guru memperkenalkan murid lelaki yang
ada disampingnya.
Aku sering
pindah sekolah karena pekerjaan orang tuaku. “Aku disini hanya sebentar, jadi
mohon bantuannya.” murid itu menundukkan badannya 45 derajat.
Kali ini juga seperti biasanya. ini hanya seperti itu, waktunya orang tuaku pergi. Akankah semua ini akan berakhir dengan meninggalkan kota seperti orang tuaku dan menetap dengan pamanku di kampung halamanku?
Kali ini juga seperti biasanya. ini hanya seperti itu, waktunya orang tuaku pergi. Akankah semua ini akan berakhir dengan meninggalkan kota seperti orang tuaku dan menetap dengan pamanku di kampung halamanku?
Anak baru itu menaiki kereta api. Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke handphonenya.
“Aku akan menjemputmu di stasiun, tetaplah berada di pintu masuk.” Isi pesan itu.
Persona 4chapter 1
Teks Version by esti-widhayang.blogspot.com
-Dhwati Esti Widhayang-
Kota Inaba: kampung
halamanku. Berpikir tentang ini, kupikir ini pertama kalinya aku kemari.Teks Version by esti-widhayang.blogspot.com
-Dhwati Esti Widhayang-
Akhirnya kereta api itu berhenti, di peron 04/11 yasoinaba.
“Disini.” Seseorang memanggil anak baru itu yang baru saja keluar dari kereta.
“Aku Doujima Ryoutaro, orang yang akan menjagamu.” Ucap seorang pria yang tadi memanggil anak baru itu. “Oh, kau terlihat lebih baik dari photomu! Selamat datang di kota Inaba.” Pria itu menjabat tangan ‘anak baru’ itu. Di belakang pria itu terlihat anak perempuan kecil yang bersembunyi, mungkin anaknya.
“Senang bertemu denganmu, aku Seta Souji.” Ucap si anak baru.
“Senang bertemu denganmu juga.” Ucap Ryoutaro. “Dan ini putriku, Nanako. Ayo katakan ‘hai’ “ suruh Ryoutaro pada anaknya.
“Hai…” ucap anak bernama Nanako itu. Ucapannya untuk Seta, tapi tatapannya tidak.
“Haha, kau malu, ya?” tanya ayahnya. PLAKK!! Nanako memukul p*ntat ayahnya. “Ouuch… hahaha” ayahnya hanya tertawa melihat kelakuan anaknya.
…
“Seperti biasa kedua orang tuamu pekerja keras.” Ryoutaro membuka percakapan setelah mereka di dalam mobil. “Ini pasti sulit bagimu untuk tinggal di pedesaan seperti ini untuk setahun penuh.”
“Tidak juga, aku sudah siap untuk ini.” Ya. Aku sudah siap untuk ini. Aku selalu mengingat tempat aku pindah. Untuk hidup lebih baik, aku akan menjaga hubunganku dengan mereka.
“Di rumahku, hanya ada aku dan Nanako. Jadi dengan kedatanganmu, akan membuat itu lebih baik. Kau dapat menganggap kami keluarga, dan kau bebas melakukan apapun.” Jelas Ryoutaro.
“Tolong, jaga aku….” Ucap Seta.
“Kau terlalu formal.” Ucap Ryoutaro. “Lihat, Nanako jadi menggigil.” Nanako yang di samping Ryoutaro memang tampang menggigil resah. “Aku ulangi sekali lagi, ketika kau disini, anggap kami seperti keluarga.” Nanako masih menggigil. “…ada apa?” tanya Ryoutaro akhirnya.
BUKK!! Nanako memukul lengan ayahnya, wajahnya memerah.
“Oh, kau ingin ke toilet…?” tanya Ryoutaro. Seta di bangku belakang terlihat tersenyum.
“Welcome!!” ucap petugas SPBU menyambut mobil Ryoutaro.
“Kau dapat pergi sendiri, kan?” tanya Ryoutaro.
“Yup!” sahut Nanako.
“Toilet? Masuk ke dalam lalu ke kiri.” Jawab petugas SPBU itu ketika ditanyai letak toiletnya.
“Kau tahu arah ke kiri, kan?” tanya Ryotaro.
“Ya, aku tahu itu!” ucap Nanako dengan ekspresi kau-meremehkan-aku.
Setelah Nanako pergi, si petugas SPBU berbincang-bincang dengan Ryoutaro sambil memasukkan bensinnya. “Apa kau pergi ke suatu tempat?”
“Tidak, kami menjemput anak ini…” jawab Ryoutaro. “Dia dari kota, dan akan tinggal disini.”
“Heh, dari kota?”
“Dapatkah kau mengisi penuh tangkinya, setelah ini?” potong Ryoutaro.
“Ya, terima kasih banyak.” Ucap si petugas SPBU. “Kau murid SMP?” tanyanya pada Seta.
“Aku kaget mendengar kau dari kota…” petugas itu nyengir. “Sebenarnya, aku berpikir tempat ini membosankan. Saat kau masih SMP, sebaiknya kau mencari teman dan bekerja paruh waktu.”
Teman, huh…. “Tidak, pedesaan memang tempat yang baik.” Ucap Seta. “Bagaimanapun juga, udara disini jauh lebih bersih. Tidak seperti di kota.”
“Tapi disini tidak enak baunya dengan bau bensin.”
“??” Seta tersenyum dengan ‘lelucon’ itu. Mereka berdua tersenyum.
“Ku kira akan menjadi aneh kalau aku mengatakan ‘selamat datang di kota ini’, iya kan?” petugas SPBU itu menyodorkan tangannya.
“Tidak juga…” mereka berjabat tangan.
“Kami selalu
menerima pekerja paruh waktu. Pelajar itu termasuk.” Ucap petugas si SPBU.
“Aku akan memikirkannya.”
“Aku akan memikirkannya.”
-----flashback ingatan
Seta-----
Tahun 2011 kasus
pembunuhan yang misterius menghantui pedesaan yang tenteram. Dalam kejadian
itu… banyak teman baru. Dan… dengan mereka disisiku, kami mencari tahu tentang kasus
misterius itu, berharap mendapat ‘kebenaran’.
-----flashback
berakhir-----
“tch…” Seta
memegang kepalanya. Kenapa Ia mengingat masa lalunya itu?
“Kau baik-baik saja?” tanya Nanako yang sudah kembali dari toilet. “Kau sakit? Kau kelihatan pucat…”
“… Tidak, aku baik-baik saja.” Seta melirik ke sampingnya, dan petugas SPBU itu sudah tidak ada.
“Baiklah, ayo kita pergi.” Ajak Ryoutarou.
Itu… aku sangat menghargai kenangan dengan teman-temanku, mereka takkan tergantikan…
Bersambung ke Persona 4 chapter 2
(http://esti-widhayang.blogspot.com/)
“Kau baik-baik saja?” tanya Nanako yang sudah kembali dari toilet. “Kau sakit? Kau kelihatan pucat…”
“… Tidak, aku baik-baik saja.” Seta melirik ke sampingnya, dan petugas SPBU itu sudah tidak ada.
“Baiklah, ayo kita pergi.” Ajak Ryoutarou.
Itu… aku sangat menghargai kenangan dengan teman-temanku, mereka takkan tergantikan…
Bersambung ke Persona 4 chapter 2
(http://esti-widhayang.blogspot.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar