Laman

Kamis, 03 Januari 2013

Versi Teks Hobby * Hobby chapter 1


Seorang gadis perempuan tidur-tiduran di padang rumput yang luas. Ia menatap langit yang cerah berawan dengan kamera yang setia di tangannya.
“Warna yang indah.” Pikir gadis itu. “Awan yang bergerak, angin, dan tumbuhan membuatku merasa nyaman… “ Ia kini menikmati pemandangan itu melalui filter kameranya. “Setiap kali melihat langit yang membentang luas melalui filter kamera…”
“Langitnya cerah, ya?” ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul dan terjepret kamera. Klik! “Iya, kan?”
“Eh?” Tiba-tiba muncul… seorang cowok dengan senyum cemerlang. Bersamaan dengan rasa terkejut yang kurasakan… aku jatuh cinta.
Waktu telah berlalu sejak kejadian itu. Musim pun berubah dari musim panas ke musim dingin.
“Ah…” gadis itu mengintip dari jendela kelas. Ia melihat laki-laki itu di luar sana, mengenakan pakaian olahraga. “Itu Kazu! Sedang pelajaran olahraga…” tiba-tiba wajah gadis itu merona merah. “Tapi rasa sukaku tidak berubah…satu hal yang berubah…”
Tiba-tiba laki-laki itu, Kazu, yang sedari tadi berjalan dengan teman-temannya, berhenti. Ia seperti mencari sesuatu, menengok kesana-sini. Kemudian ketika Ia melihat gadis itu memperhatikannya, Ia tersenyum lebar.
“Dia menyadarinya…” pikir gadis itu. “perasaanku nggak bertepuk sebelah tangan… benar…”
“Mina!” ucap seorang siswi memanggil gadis itu. “Ada Kazu, nih!”
Aku… Mina Araki. Dan… dia… Kazuya Nakai.
“Kazu!” ucap gadis bernama Mina itu.
“Pulang bareng, yuk!” ajak Kazu.
Kami sudah tiga minggu berpacaran…
“Tadi kenapa Kazu bisa tahu kalau aku sedang melihatmu?” Tanya Mina ketika mereka sudah di jalan.
“Hmmm” Kazu tersenyum lebar.
“Eh, apa?”
“Kenapa Mina melihatku?” Tanya Kazu balik.
“Eh?! Itu…” wajah Mina memerah. Ia memalingkan wajahnya, dan berpikir “Tentu saja karena suka. Makanya, mataku selalu langsung mencarimu…”
“Alasanku juga sama.” Ucap Kazu seolah bisa membaca pikiran Mina. Ia menatap Mina, “Makanya aku sadar Mina sedang  memandangiku!”
“…” Kyyuung.. wajah Mina langsung memerah.
Kazu… selalu bisa mengatakan hal yang tidak bisa kukatakan dengan mudahnya…
Aku sangat suka dengan sifatnya yang seperti itu.
“Aku sudah selesai mandi.” Ucap Mina keluar dari kamar mandinya. “Yang berikutnya silahkan masuk!” Usai mandi Mina berjalan masuk ke kamarnya, bersamaan dengan berderingnya handphone-nya.
“Ah, dari Kazu.” Ucap Mina membaca nama pengirimnya. “Ada apa, ya?”
Dan beginilah isi surat itu; From: Kazu. Sub: Maaf!. Isi: Minggu besok aku ada urusan penting. Jadi, kita nggak bisa kencan. Nggak apa-apa kan? Maaf, ya! Pasti akan kuganti harinya.
Begitulah.
“Urusan penting? Apa boleh buat, deh.” Ucap Mina. Kemudian Ia membalas, “Nggak apa-apa. Jangan dipikirin.” Pip! Sending…
“Tiga minggu rasanya cepat sekali. Aku masih belum tahu banyak soal Kazu.” Pikir Mina sambil rebahan di kasurnya. “Dia ngapain kalau sedang sendirian, ya? Berolahraga? Main game? Atau malah baca buku? Aku suka memotret… Kazu suka apa, ya?”
“Hal yang disukai dan dibencinya… kalau sedang jatuh cinta rasanya ingin tahu sampai ke hal terkecil. Mulai sekarang sebaiknya tahu satu persatu saja.” Pikir Mina sudah siap mengistirahatkan tubuhnya (baca: tidur mode on XD) “Dengan begitu… aku pasti akan semakin menyukainya.”
Tok tok tok! Ada sesuatu mengetuk jendelanya. Mina terbangun dan membuka tirai. Terlihat dibawah sana laki-laki yang tak asing baginya.
“Eh!? Kazu..?”
“Maaf tiba-tiba! Kompensasinya sekarang saja nggak apa-apa, kan?” Tanya Kazu. “Sebenarnya… aku cuma merindukanmu…”
Wajah mereka berdua memerah.
“Tunggu, ya! Aku segera turun!” sahut Mina. ‘Kalau begini… aku jadi semakin menyukainya….’
Setelah Mina turun, hal yang tak tertuga terjadi. Kazu menciumnya. Dan saya yang masih kecil serta tak berdosa inipun terkejut T_T.
“Kompensasinya ciuman?” Tanya Mina.
“Nggak boleh?”
“Tentu saja boleh.” Sahut Mina. T_T
Kazu, apa kamu tahu… hanya dengan satu tindakan dari Kazu… aku bisa merasa sebahagia ini….(me: tapi dengan satu tindakan itu, sayalah yang shock, tahu! ==a)
-----Sunday Morning-----
“Hngg…Kazu… <3” Mina mengigau. Bahkan ada ilernya. “Nyem! Nyem! Ehehehe…”
“Bangun Mina!!” ucap seseorang. Dan orang itu adalah Ayah Mina, Ryuichi Araki. 43 tahun. “Ayah mau mengajakmu keluar karena kelihatannya kamu sedang senggang. Cepat siap-siap!”
“Eh… ayah!? Apa!? Kemana?!” Tanya Mina yang sebagian nyawanya masih di dunia mimpi.
“Sudah, ikut saja!!” ayah Mina menyeret anaknya.
“Eh? Tung-tunggu!!”

“Lalu? Ini dimana?” tanya Mina ketika mereka sudah sampai ke tempat tujuan ayahnya. Ia hanya melihat ladang dimana-mana sejauh mata memandang. “Jalannya berkelok-kelok…cuma ada sawah dan ladang… serta hutan.”
Ayahnya yang sedang menurunkan barang dari mobil menjawab kebingungan anaknya, “Bukan itu, tapi di belakangmu!”
“Hah? Di belakang?” Mina berbalik. “Jangan-jangan…”
Tepat seperti dugaannya. “Sirkuit mobil radio control!?” tanya Mina. “Aku nggak ngerti … radio control kan hobinya ayah…kenapa aku diajak kemari? Aku nggak tertarik…” Mina mendesah dengan nistanya.
“Ng? habis sekarang hari minggu dan kamu kelihatannya senggang. Makanya, ayah mengajakmu.” Jawab ayahnya dengan nada tak berdosa. “Kalau begitu ayah main dulu ya…” ayahnya kemudian pergi dengan mobil radio controlnya.
“Aku ditinggalin. Oh iya.. ayah memang seperti ini. Tipe orang yang memikirkan hobi dan dirinya sendiri. Kalau aku melihat ayah, aku selalu berpikir… aku pasti…
“Nggak akan menikah dengan orang yang tergila-gila dengan hobinya seperti ayah!!” ucap Mina.
Ayahnya yang tidak terlalu jauh rupanya mendengarnya, “Hei, apa katamu!? Kamu menolak ayahmu!?”
“Tapi sudah jauh-jauh kemari, aku mau motret ah!” ucap Mina tanpa memperdulikan ucapan ayahnya.
“Woi! Mina!” panggil ayahnya dengan nistanya.
Aku… suka memotret… keadaan sehari-hari…
Mina mengarahkan lensa kameranya ke kegiatan yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. “Orang yang bermain radio control lumayan banyak juga, ya. Dari anak muda sampai orang tua.” Pikir Mina. Ketika Ia mengarahkan lensanya ke ayahnya, Ia melihat seorang laki-laki yang sudah pastinya tak asing baginya. Dan laki-laki itu menyapa ayahnya. Atau lebih tepatnya calon mertua laki-laki itu.
“Ng? lho?” Mina kebingungan. “Sepertinya itu… jangan-jangan…”
“Kazu?!” panggil Mina setengah berteriak.
“Mina?!”
“Kenapa.. kamu disini?” Tanya Mina. Apa mungkin Kazu juga…
“Eh? Kenapa, katamu?...” ekspresi terkejut Kazu karena bertemu Mina ditempat tak terduga perlahan-lahan  melembut, dan tersenyum. “Tentu saja bermain radio control.” JREENNGGG
Kenyataan yang pahit untuk Mina.
“Ternyata dugaanku benar!” pikir Mina sedikit shock. “Padahal ini hal wajar… tapi aku tidak pernah memikirkannya karena terlalu senang. Biarpun suka tapi belum tentu semuanya berjalan sesuai harapan… dia lebih memilih radio control daripada kencan denganku? Gimana nih, aku benar-benar shock…” Mina merana dengan ekspresi nista.
Ah, kebanyakan kata nista xq. Ck!
“Hng, aku nggak begitu ngerti, tapi…” Kazu tersenyum .”Aku benar-benar senang… karena bisa bertemu Mina di tempat yang tak terduga.”
Aneh… barusan… perasaan cemasku lenyap. Begitu ruapanya.. ternyata… aku sangat menyukai Kazu…
“Aaah, aku nggak nyangka ternyata Ryuichi ayahnya Mina.” Ucap Kazu. Ia sedang duduk di samping ayah Mina, mereka sedang bertanding. “Di luar dugaan…”
“Itu seharusnya kalimatku!” ucap ayah Mina. “Kazuya ternyata berani merayu Mina-ku yang manis.”
“Tunggu, aku nggak merayu, kok!”
“Hm,” Ryuichi senang mendengar jawaban itu.
“Belum.” Lanjut Kazu.
“Woi!”
Akhirnya mereka berdua terdiam. Lama.
“Aku menyukaimu tapi lain ceritanya kalau menyangkut putriku.” Ucap ayah Mina mengisi kesunyian. “Jangan membuatnya menangis, ya! Aku serius!”
“Aku tahu.”
“Dan aku nggak akan mudah mengakuimu sebagai cowoknya Mina!”
“Itupun aku tahu.” Sahut Kazu. Lalu ekspresinya berubah serius. “Tapi… aku serius menyukai Mina. Tolong akui itu saja.”
Ayah Mina memperhatikan Kazu, dan nampaknya Ia yakin.”Yaahh, hubungan kita sebagai teman radio control nggak akan berubah.”
“Akh!” seru Kazu tiba-tiba, karena mobilnya berhasil dikalahkan ayah Mina.
“Kamu masih payah, Kazuya! Hahaha”
“Kelihatannya menyenangkan.” Pikir Mina melihat kedua laki-laki yang berharga dalam hidupnya itu tertawa bersama. “Menertawakan hal konyol seperti anak kecil…cowok memang seperti itu, ya? Hihi” <= bukan admin lho yang bilang, khu khu khu -_-v
Mina menyorot lensanya ke wajah Kazu. “Tapi… aku bersyukur mengetahui hobinya Kazu adalah radio control…” klik! “Aku mengetahui satu hal baru tentang dirimu…”
“Kazu, hari minggu besok..” ucap Mina ingin menawarkan sesuatu seperti kencan. Ketika itu mereka sedang di sekolah.
“Ah, hari minggu besok… kita berdua pergi main radio control lagi, yuk!?” potong Kazu.
“Eh?” bukan itu yang diinginkan Mina. Tentu saja.
“Nggak mau, ya? Kemarin aku senang sekali karena ada Mina…” Kazu memasang tampang memohon yang sangat mematikan.
“Baiklah…” wajah Mina memerah melihat ekspresi Kazu.
“Serius!? Aku jadi nggak sabar…”
Tapi.. setelah kupikir-pikir, ini keputusan yang salah. Setiap minggu… setiap minggu… minggu berikutnya juga… dan minggu-minggu berikutnya lagi… tanpa kusadari, kencan kami selalu… di sirkuit. Sulit dipercaya. Dia lebih memilih hobinya daripada aku. Padahal sirkuit itu hal yang paling ingin ku hindari. Saking kesalnya sampai nggak bisa konsentrasi memotret. Tapi Kazu… kelihatannya senang.
“Aku main dulu, ya” ucap Kazu ceria.
“Ah… iya…”
Lama-lama aku jadi sebal… dia bersenang-senang sendirian… pada dasarnya, kenapa aku disini? Ada aku disini atau tidak, sepertinya tidak ada bedanya. Apa aku pulang saja, ya? Benar… Kazu pasti… tidak akan sadar kalau aku tidak ada!
Mina memutuskan untuk pulang. Ia berlari. Kazu yang saat bermain ‘sebenarnya’ selalu memperhatikan Mina, kini kelihatan bingung. Ia tidak melihat sosok kekasihnya itu menunggunya seperti biasanya.
“Lho? Mina nggak ada. Dia kemana, ya?” tanya Kazu ke dirinya sendiri.
“Kamu mengajak pacarmu?” tanya teman mobil control Kazu. “Mungkin dia sedang ke mini market.”
“Eh!? Disini mana ada toko!?”
“Oh iya… disini cuma ada sawah dan ladang..” ucap temannya itu. “tempat ini jauh dari kota karena berisik dengan suara mesin.”
“…”
“Kazu, gimana kalau kita tanding sekali lagi?” tantang temannya.
“Eh? Nggak, aku…”
“Kamu mau kabur karena sudah menang, ya?” teman-temannya itu menyeret Kazu untuk bermain lagi. Sementara itu…
“Bagaimana ini? Tidak ada apa-apa meskipun sudah berjalan jauh…” pikir Mina. Ya, sementara itu Mina tersesat. “Apalagi sudah mulai gelap. Aku jadi agak takut. Kenapa aku harus mengalami hal seperti ini, sih?”
Mina terduduk. Ia sudah tidak tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dia galau… dia kecewa.. dia nggak punya shower(?) *ala @shitlicious xD*. “Semuanya… gara-gara Kazu.” Ucap Mina langsung menyalahkan Kazu atas apa yang terjadi padanya. “Kazu bodoh… alangkah baiknya kalau tidak ada radio control…”
SSSRRRAAAAAAKK…. Terdengar bunyi gesekan semak-semak di belakang Mina. “Eh? Apa itu?” pikir Mina. “Barusan ada yang bunyi…”
SRAK! SRAK! SRAK! Benda dibalik semak-semak itu semakin mendekat.
“Ka-Kazuu!! Tolong!!” teriak Mina, dan, SRAAAK! Kazu-lah yang muncul. Ia nampak ngos-ngosan dan berkeringat.
“Kazu, kamu sadar aku nggak ada?” tanya Mina menghapus air matanya. “Kamu mencariku sampai berkeringat begitu?”
“Eh? Iya. Tentu saja.” Ucap Kazu. “Tapi syukurlah bisa ketemu. Aku mencemaskanmu. Kamu baik-baik saja? Nggak terluka?”
Mina meneteskan air mata, ‘Aku salah karena hendak pulang tanpa bilang-bilang… maafkan aku’ batinnya.
“Eh?! Mina?! Kamu kenapa!?” tanya Kazu terkejut. “Mina…”
Cup! Kazu mengecup dahi Mina. “Maaf, ya.. aku akan mendengarkanmu dengan sungguh-sungguh. Mau menceritakan apa yang kamu pikirkan?” Kazu kini memeluk Mina. “Aku nggak tahu kenapa kamu menangis. Makanya, akan kudengarkan… akan kupikirkan dengan baik. Aku…”
Kazu tersenyum dan langsung menatap wajah Mina. “…benar-benar menyukai Mina, kan?”
Begitu rupanya…ini bukan salah radio control maupun salah Kazu… akulah yang salah…karena tidak menyampaikan perasaanku dengan baik…
“Kamu yang mengabaikanku..” Mina mendorong tubuh Kazu, “Aku kesepian, tahu!” akhirnya Ia melepas semua tekanan yang Ia rasakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar