Kamis, 27 Juni 2013

Versi Teks Date a Live episode 9 bagian 3

“Karena…” Ia menjilat jarinya dengan lidahnya. “Aku datang untuk menjadi satu denganmu, melahapmu pelan-pelan…”

Shido marah mendengar kata-kata Kurumi itu, “Jika kau hanya menginginkanku, kau tidak perlu melakukan ini semua!”

“Sebelum aku memakanmu, aku ingin kau menarik kembali kata-katamu tadi pagi, bahwa kau ingin menyelamatkanku…” Ucap Kurumi.

Shido agak terkejut karena ternyata pemicu kemarahan Kurumi adalah hal itu.
“Aku melakukan semua ini untuk itu.” Kurumi tersenyum. “Apa kau takut, Shido-san?” Kurumi berjalan mendekati Shido, “Apa sekarang kau membenciku? Asal kau tahu, aku adalah orang yang tidak bisa menunjukkan rasa belas kasihan… jadi, cepat lepas kata-katamu tadi pagi.”

Kurumi memegang wajah Shido dengan kedua tangannya, “Jika kau melakukannya, aku akan melepas penghalang ini…” Kurumi tertawa. Ia berbisik ke telinga Shido. “Ayo.. tunggu apa lagi?! Kalau kau terlalu lama mengambil keputusan, penghalang ini tidak bisa dikembalikan lagi…”




“Cepat lepaskan penghalang ini…” ucap Shido. Kurumi tersenyum puas, Ia mengira Shido sudah menyerah. “Tapi, aku juga tidak akan menyerah tentang menyelamatkanmu.”

“Eh? Apa katamu?” Tanya Kurumi. Shido memandang tajam Kurumi. “Aaah, percuma saja kau membujukku.” Kurumi menghempaskan badannya ke belakang dan mengangkat tangannya ke angkasa. Tiba-tiba bunyi peringatan gempa luar angkasa berbunyi.

“Aku yakin kau pasti mengenal suara ini dengan baik.” Ucap Kurumi.

“Peringatan gempa luar angkasa?!”


Orang-orang di Fraxinus kebingungan setelah menerima info adanya gelombang gempa luar angkasa.

“Apakah Tokisaki Kurumi yang melakukannya?!” Tanya Kannazuki.

“Gelombangnya muncul secara tiba-tiba…” ucap Reine. “Dia sengaja melakukannya?”


“Ahahahaha!! Saa, sekarang apa yang akan kau lakukan?” Tanya Kurumi. “Aku bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada murid yang sedang tidak sadarkan diri ketika terkena gempa luar angkasa…?”

“Shin.” Ucap Reine pada Shido. “Mood Kurumi berubah. Sepertinya dia takut padamu.”

“Begitu, ya…” ucap Shido. “Kurumi, kau bilang kau ingin memakanku, kan? Kalau begitu hentikan gelombang luar angkasa ini!”

Kurumi bingung dengan apa yang dimaksud Shido. Bukankah Ia bisa memakannya bahkan setelah meledakkan sekolah ini?

“Jika tidak…” ucap Shido. Ia memanjat pembatas pada atap itu. “Aku akan meloncat dan mati!”

“Kau akan menjadikan dirimu sebagai sandera?” Tanya Kurumi. Ia tersenyum. “Coba saja. Aku ingin tahu apa kau benar-benar akan melakukannya.”

“Baiklah.” Shido lalu menjatuhkan dirinya…




Namun, dengan cepat Kurumi melesat menangkap Shido dan membanting(?)nya ke lantai atap. Nafas Shido tersengal-sengal.

“Aku tidak bisa mempercayai ini! Apa kau sudah gila!?” Tanya Kurumi.

“Ternyata benar.” Ucap Shido. “Aku dapat menjadi sandera yang baik. Jadi, apa kau mau menghentikan gelombang luar angkasa ini? Aku juga mau agar kau melepaskan penghalangnya… jika tidak aku akan menggigit lidahku dan mati!”

Kurumi nampak kesal. “Ada apa sih dengamu?!” ia lalu menjentikkan jari dan semua penghalang beserta gelombang luar angkasa lenyap.

“Baiklah.” Ucap Shido. “Satu lagi…”

“Ada lagi?!”

“Kurumi,” ucap Shido. “Apa kau mau memberiku satu kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya?”

Kurumi tersenyum, “Kau masih belum menyerah? Semua usahamu akan sia-sia saja.”

“Kau tidak akan pernah tahu sebelum mencoba!!”

“!?”

“Kau bisa menikmati kehidupan yang normal, kehidupan yang damai… dan kau bahkan bisa menikmati kencan kita yang kemarin…”

Kurumi terlihat mulai mengerti. “Tapi… itu…”

“Mungkin saja!! Tidak ada yang tahu kalau kau tidak mau mencoba!!” Shido berteriak. “Kau akan terus meratapi dosa-dosamu seumur hidup… tapi, Kurumi, apapun kesalahanmu, (minumnya teh botol s*sro XD) aku tetap akan menyelamatkanmu!!”

“Aku…”

Shido memejamkan matanya sesaat, lalu membuka matanya dan tersenyum. Ia mengulurkan tangannya.

“Shido-san…” Kurumi mengulurkan tangannya perlahan. “Apa kau… benar-benar memberiku…” ketika tangan Kurumi hampir menyentuh tangan Shido, tiba-tiba…

CRRKK!!

“Mah, mah… tidak boleh… jangan dengarkan kata-katanya…”
 
Sebuah tangan putih keluar menembus perut Kurumi.




“U-Ukh… aku… aku..”

“Kurumi!!” Shido kaget melihat pemandangan mengerikan didepannya. Daerah yang tertembus tangan itu bersimbah darah. Tangan itu masuk kembali.

“Ya, ya. Sekarang sudah waktunya kau tidur.” Ucap tangan itu. Tubuh Kurumi perlahan jatuh dan terus mengucurkan darah. Tapi entah kenapa, di depan Shido sekarang sudah ada Kurumi yang lain, yang tidak terluka sama sekali.

“Ku-Kurumi?” Shido bingung. “Kenapa…?”

“Sepertinya diriku yang ini masih terlalu muda…” ucap Kurumi. Lalu tubuh yang bersimbah darah itu perlahan ditarik oleh tangan-tangan putih dan menghilang.

Sekarang tangan-tangan putih itu menjerat kaki Shido. “Sekarang, ayo kita kembali ke acara utama.” Ucap Kurumi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar