Rabu, 10 Juli 2013

Versi Teks Blood Lad episode 1 bagian 1


Kau tahu apa itu vampire?

Benar. Vampire adalah monster dengan jubbah berkerah yang berkeliararan di malam hari.. untuk menghisap darah manusia.

Dan itulah aku, keturunan seorang vampire.





Vampire itu saat ini sedang bermain game, Game yang dimainkan di monitor menunjukkan kalau ejaan password salah. “Uwaa!! Sial!” vampire tadi, melempas sebuah kotak tisu ke monitor dengan kesal. “Inilah mengapa aku benci game ber-password!!”

“Tunggu dulu..”

Aku menyukai barang-barang yang dibuat oleh manusia. Terutama yang dibuat oleh Jepang. Aku sangat menyukainya.

“Maka dari itu aku tidak bisa meninggalkan tempat ini dan pergi ke dunia manusia untuk menghisap darah mereka.” ucap si vampire. Kamar vampire itu dipenuhi dengan game, figure, manga, dan segala sesuatu berbau Jepang. “Ha? Kalian bertanya aku ada dimana?”

Vampire itu membuka gordennya, dan dunia diluar sana nampak mengerikan. Tidak jauh berbeda dengan kota yang penuh dengan rumah kaca, yang beda hanyalah ada banyak monster disana. “Ini adalah dunia Iblis.”

“Kudengar, nenek moyangku sering berkeliararan untuk menghisap darah manusia…” ucap vampire itu. “Tapi menurutku, itu melelahkan. Maksudku, kudengar matahari di dunia manusia itu panas sekali. Ditambah lagi kau membutuhkan paspor untuk pergi kesana, dan membuat paspor membutuhkan uang.”

Vampire itu mengambil handphonenya dengan gantungan kunci berbentuk salah satu tokoh di Dragon Ball. “Selain karena aku tidak tertarik kesana, aku juga sangat sibuk.”

Vampire itu mengangkat telepon yang masuk. “Ya, Ini Staz.”

“Aku pesan satu tsuchinoko!” ucap orang yang menelepon, sepertinya telepon nyasar.

“Siapa itu?!” si vampire bernama Staz itu jadi jengkel dan menutup teleponnya. Tak berapa lama handphone itu kembali berdering. “APA?!” teriaknya. Tapi ternyata kali ini bukan telepon nyasar…

“Ah, bossu (bos), tidak biasanya kau bangun sepagi ini.” Ucap orang di telepon.



“Ah, ternyata kau, Deku…” ucap Staz. “Apakah kau sudah menemukan foto dan DVD yang kuminta kemarin?!”

“Ah.. itu… aku belum menemukannya.” Ucap mahkluk bernama Deku itu. “Tapi, aku mendapatkan sesuatu yang lebih menarik.”

“Apa itu?” Tanya Staz dengan wajah bosan. Ah, bukan, mungkin memang wajahnya yang begitu.

“Kau tidak akan mempercayai hal ini…” ucap Deku. “Seorang manusia, dan dia gadis…”

 



DEEGGGGGG!! Vampire Staz terkejut ketika mendengar makanan seorang vampire datang ke dunia Iblis…


“Ma-manusia?” Tanya Staz. “Wanita?!” Ia melihat koleksi foto-foto  manusia wanita yang Ia pajang di dindingnya. Selain mengagumi benda buatan manusia, rupanya Ia juga menyukai manusia itu sendiri… terutama, ehm. Wanita.

“Kami tidak tahu cerita selengkapnya, tapi sepertinya Ia masuk ke dunia ini secara tidak sengaja.” Ucap Deku. “Kami bingung bagaimana akan mengatasi hal ini, jadi kami melaporkannya padamu…” ucapnya. “Maksudku, ini bukan dunia manusia, jadi tidak apa-apa bukan, menerapkan peraturan dunia Iblis? ‘Saat kau memasuki wilayah lain, kau tidak boleh protes atas apapun yang dilakukan padamu’…”

Staz terdiam. Ia sedang terpesona dengan impiannya yang menjadi kenyataan.
“Bossu? Kau mendengarku?”

“Seorang wanita… dan dia manusia… dan sekarang dia berada di dunia iblis!” pikir Staz.

Ia kembali meletakkan handphonenya di telinganya dan berkata dengan suara tegas, “Bawa dia kesini.” Ucapnya. “Ini perintah dari bos wilayahmu.”

Ya, dunia iblis terbagi menjadi beberapa wilayah. Dan aku adalah salah satu bos yang memimpin disini. Aku berusaha semampunya bersikap dan berbicara seperti seorang bos karena posisiku saat ini, tapi…

Handphone Staz terjatuh, Ia memegangi dadanya yang sesak,
“A-aku bisa bertemu dengan manusia?! Terlebih lagi dia seorang wanita! Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan…” ucapnya. “Baiklah, apa yang akan kukatakan padanya nanti? Jika dia berasal dari Jepang, aku ingin berterima kasih pada negaranya yang telah membuat video game yang keren~!! Dan ponsel… dan manga…”

Staz mengeluarkan manga ‘Doraemon’nya yang diplesetkan menjadi ‘Dendemushi’. Ia nampak sangat bersemangat. “Aku akan bertanya, ‘manga apa yang kau suka?’… oh ya,.. lalu music… music apa yang sebaiknya kuputar nanti?” Ia mulai mengobrak-abrik koleksi piringannya.

Ia langsung depresi ketika melihat kamarnya yang begitu berantakan. “Baju-bajuku!! Tidak ada barang yang berguna…mereka semua hanyalah tiruan dari dunia manusia dan bahkan tidak mirip dengan aslinya!!” ucap Staz melecehkan harga diri barang-barangnya.

“Tidak! Tidak! Tidak! Tidak! Tidaaaakk!!!” ia menggaruk-garuk kepalanya dengan kecepatan penuh(?).

Sementara itu, anak buah Staz, Deku, dan si manusia sudah sampai di depan pintu kamar apartemen(?) Staz.

Staz melihat dirinya di kaca, dan langsung terdiam. Ia nampak aneh dengan kacamata berbentuk cinta dan baju bergelembung seperti siap berenang ke pantai.



“Apa mungkin aku terlalu berlebihan?” ketika Staz akan melepas pakaian anehnya itu, seseorang mengetuk pintunya.

“Bossu!”

“Me-mereka sudah sampai?!” buru-buru Staz melepas pakaian itu.

“Bossu!” Deku akhirnya membuka pintu itu, “Aku masuk~”

“Bwaa— tunggu—!! Aku belum siap!!” ucap Staz. Namun pintu sudah terbuka. Deku terdiam melihat penampilan aneh bosnya.

DEGG!! Staz terpana melihat tatapan memelas perempuan manusia itu. Ia terdiam…

“Ano… bossu?”

“Kerja bagus, Deku. Sekarang kau boleh keluar.” Ucap Staz dengan nada berwibawa lagi.

“Eh?”

Staz mendorong Deku keluar, “Cepatlah keluar, dan jangan biarkan siapapun masuk!!” Staz menutup pintu dan melihat ke gadis itu. Dadanya kembali terasa sesak.

“A-…apa-apaan itu tadi?!” keringat Staz menetes. “Ketika matanya menatapku, aku merasa seperti terhipnotis!! Hatiku rasanya seperti diremas-remas!!” pikirnya. “Perasaan apa sebenarnya ini?!!!”

-----Blood Lad-----

Di luar apartemen, Deku dan teman-temannya hanya dapat terdiam memperhatikan kamar bosnya dari bawah.

“Jadi.. bos akan memakannya sendirian?” Tanya salah seorang iblis.

“Sepertinya begitu.” Ucap Deku. “Hanya saja… bos tidak terlihat seperti biasanya…”

“Memangnya terlihat seperti apa?” Tanya iblis yang lain.

“Um… dia terlihat sangat… bersemangat.” Ucap Deku.


“Ayo! Ayo! Datanglah kemari!!” ucap seorang pedagang iblis menawarkan tumbuhan iblisnya. “Ini adalah tumbuhan langka yang hanya bisa kau temukan di dunia iblis bagian selatan!!”




“Anda bisa meletakkannya di kamar sebagai hiasan!” ucap si pedagang. Padahal tumbuhan iblisnya setinggi manusia remaja, bagaimana bisa itu dijadikan hiasan? Lol.

“Oi… kau orang baru, ya?!” Deku mendekati pedagang itu dengan tampang sangarnya. “Siapa yang mengizinkanmu berjualan disini?”

“Izin… apa?” si pedagang memasang tampang antara bodoh dan tak berdosa.

Deku meneriaki orang itu sampai liurnya muncrat-muncrat, “Kalau kau ingin berjualan di wilayah orang lain, kau harus meminta izin terlebih dahulu kepada bos wilayahnya! Itulah peraturan dunia iblis!!”

“Aku minta maaf. Kalau begitu,.. izinkan aku bertemu dengan bos-mu.” Ucap pedagang itu dengan tatapan licik.

“Bos sekarang sedang sibuk.” Ucap Deku. “Kembalilah lain waktu.”

“Ah, begitu, ya… sepertinya sulit sekali untuk bertemu dengannya, ya… saying sekali…”

CTEKK!! Pedagang itu menjentikkan tangannya dan mendadak tanaman-tanamannya menjadi liar.





“Kalau begitu, aku yang akan memaksanya untuk keluar…”




Selanjutnya: Blood Lad episode 1 bagian 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar