Sebelumnya: Defense Devil
Chapter 19
“Kekeke…” iblis di atas
gedung itu tertawa terbahak-bahak. “Jadi kau ada disini selama ini…” ucapnya
melihat ke arah Kucabara dan Idamaria.
“Mahkluk apa itu?” pikir Kucabara. “Iblis…?”
“Hei kau, iblis kotor! Kau memanggil sekutumu kesini, ya?!” tanya Idamaria yang langsung menuduh Kucabara.
“He?” Kucabara terdiam. Ia masih belum mengerti kenapa semua itu dilimpahkan padanya. “Tu-tunggu, ini kesalahpahaman!” ucapnya pada Idamaria. Idamaria menebaskan pedangnya ke arah Kucabara, dan Kucabara mencoba menghindarinya.
“Diam!!” ucap Idamaria, masih menebaskan pedangnya. “Aku tidak mau ditipu oleh kata-katamu itu lagi!!! Bersiaplah, Kucabara!!!”
“Gyaaa!!” Kucabara terus berlari menghindari serangan mematikan Idamaria.
“Itu bukan Shinigami.. hanya sejenis iblis biasa…” pikir Bichiura melihat iblis itu tanpa sedikitpun niat menolong tuannya. “Mungkinkah… Iblis itu mengincar tuanku?”
“Majulah!” perintah iblis yang di tengah kepada dua iblis disampingnya, kemudian kedua iblis itu maju menyerang dengan senyum licik terpasang di wajah mereka.
“Mahkluk apa itu?” pikir Kucabara. “Iblis…?”
“Hei kau, iblis kotor! Kau memanggil sekutumu kesini, ya?!” tanya Idamaria yang langsung menuduh Kucabara.
“He?” Kucabara terdiam. Ia masih belum mengerti kenapa semua itu dilimpahkan padanya. “Tu-tunggu, ini kesalahpahaman!” ucapnya pada Idamaria. Idamaria menebaskan pedangnya ke arah Kucabara, dan Kucabara mencoba menghindarinya.
“Diam!!” ucap Idamaria, masih menebaskan pedangnya. “Aku tidak mau ditipu oleh kata-katamu itu lagi!!! Bersiaplah, Kucabara!!!”
“Gyaaa!!” Kucabara terus berlari menghindari serangan mematikan Idamaria.
“Itu bukan Shinigami.. hanya sejenis iblis biasa…” pikir Bichiura melihat iblis itu tanpa sedikitpun niat menolong tuannya. “Mungkinkah… Iblis itu mengincar tuanku?”
“Majulah!” perintah iblis yang di tengah kepada dua iblis disampingnya, kemudian kedua iblis itu maju menyerang dengan senyum licik terpasang di wajah mereka.
Defense Devil: Judgement 4 - Wanita Misterius part IV
Text Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
Text Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
Kedua iblis kecil itu maju menyerang ke arah Kucabara. Bola mata mereka masing-masing terlepas satu, dan bagai sebuah peluru, bola mata itu melesat secepat cahaya.
“Tuan!! Berhati-hatilah!!” teriak Bichiura memperingatkan.
Kucabara yang sedang menghindari serangan Idamaria, terlambat menyadari hal itu.
BLARRR!!!
Kedua bola mata itu menyentuh tanah dan meledak tepat di belakang Kucabara. Idamaria yang berada di belakang Kucabara, terpental karena ledakan itu. Beberapa detik kemudian, Kucabara menyadari kalau yang diincar oleh iblis-iblis itu bukanlah dirinya. Kedua iblis itu melewati Kucabara begitu saja dan langsung menuju ke arah Idamaria.
Idamaria yang melihat itu, semakin curiga pada Kucabara. “Dasar kau iblis pengecut!! Kau adalah yang terendah di antara yang terendah!!”
“Sudah kubilang, ini kesalahpahaman!!! Aku bahkan tidak tahu siapa mereka!!!” ucap Kucabara. Iblis yang paling besar melewati Kucabara. Ketika mereka berpapasan, iblis itu tersenyum licik.
Kucabara terdiam. Apa maksud senyum barusan? Ketiga iblis itu akhirnya menyerang Idamaria. Bichiura terbang dan mendarat di samping Kucabara.
“Sepertinya mereka tidak berniat menyerang kita…” ucap Bichiura. “Walaupun aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi bukankah ini kesempatan yang bagus untuk kita? Kita bisa pergi sebelum lubang menuju ke Event Horizon tertutup.” Bichiura memaksa Kucabara naik ke atas punggungnya dan terbang.
“Tapi, Bichiura…”
“Sudah cukup, kita pergi! Lihatlah, gadis itu bisa menanganinya sendiri!”
Kucabara melihat Idamaria yang bertarung sendirian melawan ketiga iblis itu. Entah kenapa sesuatu bergejolak di hati Kucabara.
Ketika Idamaria sedang lengah, dua buah bola mata melesat ke arahnya dari arah belakang. Kucabara melihat hal itu.
“Maaf, Bichiura…” Kucabara turun dari atas. “Sepertinya aku tidak akan bisa kembali pulang saat ini!”
“Ap─?!”
Kucabara mengambil sebuah pena dan membuka botol dark matter cadangannya. “Yahoo!!” si iblis hendak menyerang Idamaria, namun..
TRANG!!! Dengan pedang dari penanya, Kucabara menangkis serangan iblis itu. Kedua bola mata itu terpental balik dan meledakkan gedung.
“Tidak masalah jika kau tidak percaya padaku. Bahkan jika aku memaksakannya, aku tidak bisa hanya berdiam diri.” Ucap Kucabara. Wajah Idamaria memerah.
“Ho?” si iblis yang paling besar bergabung dengan dua iblis kecil yang mementalkan matanya. “Daritadi aku bertanya-tanya kau ini siapa, ternyata kau adalah pangeran iblis yang mengganggu dunia iblis baru-baru ini, huh?” iblis itu tersenyum licik. “Kau juga punya target yang sama, gadis itu?”
“Eh? ap─”
TRANGG!! Begitu mendengar ucapan iblis itu, Idamaria kembali marah dan menyerang Kucabara. Kucabara dengan sigap menangkisnya. “Arrrggh!!”
“Jika sampai kau menyentuhku, akan kuhabisi kau!!” ucap Idamaria. “Aku tidak akan termakan omonganmu lagi!!”
TRANGG!! Kedua pedang mereka bertemu. Entah kenapa, tiba-tiba Kucabara maju. Bibirnya dan bibir Idamaria hampir bertemu… daaan entah kenapa Idamaria sudah bersiap-siap menerima ciuman, lalu…
Lalu Kucabara mendorong Idamaria. Ia mendorong Idamaria demi menyelamatkan gadis itu dari serangan dua iblis kecil yang melepaskan bola mata mereka lagi.
Menyelamatkan sih menyelamatkan, tapi Kucabara tidak sadar kalau Ia mendorong Idamaria ke tempat sampah.
“Pertama, kita harus menghabisi si iblis yang utama! Aku tidak tahu mengapa, tapi dia mengincarmu!” ucap Kucabara pada Idamaria. Ia masih tidak sadar kalau sudah melemparkan gadis itu ke tempat sampah. Bahkan sekarang ada sampah yang menempel di rambut Idamaria.
“Ternyata benar… iblis itu licik dan kotor!!” gumam Idamaria. “Aku… tidak akan pernah memaafkan mereka…” Ia menggenggam erat kalung salibnya. “Setiap bagian dari kalian, sekecil apapun itu… akan kupentalkan dengan pukulanku!!”
Kucabara berbalik dan merinding melihat apa yang telah diperbuatnya. “Oi oi, dia benar-benar terpental?” gumamnya.
Idamaria menggenggam tangan kirinya, dan sesuatu kehitaman berkumpul disana. Sesuatu kekuatan yang gelap.
“Ini dia…” ucap si iblis yang sepertinya menantikan serangan Idamaria.
“HOLY STORM!!!” Idamaria menyerang iblis itu dengan sesuatu kehitaman yang terlihat seperti sengatan listrik. Baik Kucabara maupun iblis itu sama-sama mampu menghindari serangan itu.
“Tuan, apakah kau melihatnya?” tanya Bichiura yang terkejut melihat kekuatan Idamaria itu yang tak asing baginya.
“Jadi kau menyadarinya juga?” tanya Kucabara balik. Ia juga mengenali kekuatan itu. “Ini sangat aneh. Dia adalah seorang manusia. Jadi bagaimana dia… dapat memancarkan… kegelapan?”
Si iblis tadi tersenyum lebar melihat kekuatan hitam yang menyelimuti Idamaria.
“Kalian harus sadar… seberapa jahat kalian para iblis…” ucap Idamaria dengan tatapan penuh kebencian baik kepada Kucabara maupun iblis itu.
“Kegelapan itu dengan cepat menebal…” pikir Kucabara. “Jumlahnya setara dengan jiwa-jiwa yang datang ke Event Horizont…” Kucabara kebingungan. “Bagaimana mungkin seorang manusia dapat memancarkan… Dark Matter?!”
Idamaria diselimuti oleh kegelapan. Kegelapan itu memiliki bentuk-bentuk mengerikan, menyerupai iblis.
“Huh, jadi rumor-rumor itu benar, ya?” si iblis bukannya takut, justru senang melihat dark matter itu. “Ceritanya sungguh tidak masuk akal, seorang gadis yang terobsesi memburu iblis dan mengisap dark matter ke dalam dirinya, huh?”
Idamaria langsung berlari ke arah Kucabara dan menebas-nebas.
“Hei, yang menyerang adalah orang itu!!” ucap Kucabara menentang ketidakadilan(?) ini sambil berusaha menghindar.
“Berisik!! Aku tahu kau pasti adalah pemimpin mereka!! Aku sudah lama menunggu untuk saat ini!!” Idamaria berteriak dan seakan menahan tangis. “Seluruh keluargamu adalah musuh! Kau satu-satunya yang tak akan pernah kumaafkan!!”
Kucabara terkejut mendengar hal itu. Apa yang telah keluarganya lakukan pada gadis ini? Tiba-tiba saja Ia berhenti menghindar. Idamaria melesatkan pedangnya dari atas menuju ke kepala Kucabara…
SSSRRRAAAATTT!!
Idamaria menghentikan serangannya. Pedangnya hanya tinggal beberapa cm menyentuh rambut Kucabara. Bichiura dari jauh menyaksikan.
“Kenapa… kenapa kau tidak melindungi dirimu?!”
“Aku juga tidak tahu… aku bertanya-tanya mengapa aku berhenti…” ucap Kucabara. “Tapi, saat aku mendengarkanmu tadi, rasanya aku tidak ingin bergerak. Aku tidak terlalu mengerti… tentang apa yang telah terjadi antara kau dan iblis…tapi bagiku, keluarga adalah sesuatu yang berharga juga…”
Tangan Idamaria bergetar. Ia tidak sanggup menebaskan pedangnya.
Ketika Idamaria lengah, dari arah belakangnya si iblis menyerang dengan pedangnya.
“AWAS!!” Kucabara yang melihat itu dengan cepat melindungi Idamaria.
“Tuan!!!” panggil Bichiura.
“Apa kau sedang mencoba menghalangiku?” tanya si iblis. Darah Kucabara menetes dari pedangnya. “Ternyata rumor itu benar, kau adalah pangeran kerajaan yang menyusahkan.” Ucapnya pada Kucabara. “Bagaimanapun juga, tujuanmu sepertinya sedikit berbeda dengan kami. Jika kau tidak bertujuan membuat wanita ini terbangun, mati saja kau!” iblis itu menyerang dari arah atas. Kucabara yang sedang terluka tak mampu mengambil pedangnya untuk menangkis.
TRAAANGG!!!
Entah atas dasar apa, Idamaria melindungi Kucabara. Idamaria menyerang balik iblis itu dan membuatnya mundur.
“Mengapa…?” tanya Idamaria.
“Sekarang aku percaya bahwa kau berbeda dari iblis lainnya. Tapi, meskipun
begitu, mengapa…?” tanyanya pada Kucabara. “Jika saja kau berpura-pura tidak
melihatnya, kau bisa menyelamatkan dirimu sendiri… kenapa kau harus bertindak
sejauh ini demi aku?”
“Bukankah aku sudah mengatakannya? Aku tidak bisa berdiam diri begitu saja…” ucap Kucabara.
“Bisakah kau berhenti mengatakan itu?!”
“Ini karena… aku peduli padamu…” ucap Kucabara. Wajah Idamaria memerah.
“Bukankah aku sudah mengatakannya? Aku tidak bisa berdiam diri begitu saja…” ucap Kucabara.
“Bisakah kau berhenti mengatakan itu?!”
“Ini karena… aku peduli padamu…” ucap Kucabara. Wajah Idamaria memerah.
Bersambung ke: Defense Devil Chapter 21 (19)
=====================================================
Like this page please: Pecinta Anime-Manga Gakure Etc (P.A.G.E)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar