Selasa, 09 Juli 2013

Versi Teks Date a Live episode 12 [END] bagian 3


“Jadi kau membunuh orang tuaku dengan senjata itu?” Tanya Tobiichi. “Lima tahun yang lalu… senjata itu untuk membunuh ayah dan ibuku?!”

“Eh? Apa yang kau bicarakan?” Tanya Kotori menurunkan senjatanya.

“Lima tahun yang lalu, orang tuaku dibunuh oleh Spirit Api… kaulah yang membunuh mereka… bagaimana kau bisa lupa?!” Tobiichi nampak semakin kesal. “Aku tidak akan pernah melupakannya… maka dari itu… maka dari itu aku akan membunuhmu. Aku akan membunuhmu. Akan kubunuh kau! Efreet!!”

Kotori jadi lemas setelah mendengar perkataan Tobiichi. “Tidak mungkin… aku…” Kotori berjalan mundur dan terjatuh. Tobiichi memanfaatkan kesempatan itu dan langsung bangkit. Ia lalu menembakkan dua cahaya putih yang langsung mengikat erat Kotori.

“Kali ini aku tidak akan meleset!!”

“Ukh…”

“Kotori!!”

“Territory Active…” ucap Tobiichi. “White Licorice… overdrive…”

Tiba-tiba Shido berdiri di depan Kotori dan menghalangi Tobiichi menembak. “Origami, hentikan!! Kumohon!!”

“Shido, jangan menggangguku…” ucap Tobiichi.

“Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya!” ucap Shido.

“Sudah kukatakan padamu, bukan…? Membunuh orang yang membunuh orang tuaku adalah alasanku bertahan hidup…” ucap Tobiichi. “Membunuh Efreet— Itsuka Kotori, itulah alasanku hidup.”

“Tidak… kau tidak boleh membunuhnya!!” ucap Shido. “Setelah kau menarik pelatuknya, maka tidak ada jalan untuk kembali…”

Shido teringat kata-kata Mana ketika Ia membunuh Kurumi waktu itu. “Aku sudah terbiasa dengan ini.” Ucap Mana waktu itu.

“Aku tidak ingin melihatmu menjadi seorang pembunuh!!” teriak Shido.

“Aku tidak peduli meski harus menjadi pembunuh…” ucap Tobiichi. “Aku tetap akan… membunuh Efreet…”

“Origami, jawablah satu pertanyaanku… kau ingin membunuh Efreet, bukan adikku, Itsuka Kotori, kan?” Shido teringat sosok seseorang yang berdiri di dekat Kotori pada video kebakaran itu… sosok yang tidak terlihat jelas… “Kau ingin membunuh ang Spirit Api, Efreet, kan?!”

“Apa yang kau bicarakan?!” Tobiichi nampak tidak mengerti.

“Jawab saja pertanyaanku!” ucap Shido. “Kau ingin membalas dendam pada sang Spirit Api, bukan pada adikku yang manusia, kan?!”

“Perkataanmu tidak dapat dimengerti. Memang benar aku ingin membalas dendam pada Efreet, dan Itsuka Kotori adalah Spirit itu.” Ucap Tobiichi. “Permintaanmu tidak akan kulakukan… menyingkirlah dari sana, Shido.”

“Tidak akan! Origami, berikan aku waktu…”

“Tidak diterima.” Ucap Tobiichi. “Sekarang adalah saat yang tepat untuk membunuh Efreet.”

“Kumohon! Terserah kau akan mengatakan aku naïf atau apa, tapi aku tidak akan membiarka adikku yang manis terbunuh, atau melihat temanku tenggelam dalam keputus-asaan!!”

“Meski begitu, aku…” Tobiichi membuat dua pelindung yang terpisah antara Shido dan Kotori. Lalu…

“Aaaaahhh!!!” Tohka datang dan menebas senjata besar Tobiichi dengan sandalphonnya. Lalu Yoshino membekukan tempat misil akan keluar. Yoshino terlihat menaiki Yoshinon yang sudah berubah menjadi monster es.

“Tohka! Yoshino!” Shido nampak lega.

“Apa kalian baik-baik saja?” Tanya Tohka.

“Yahoooo!! Tepat waktu sekali, bukan?! Silahkan berterima kasih nanti.” Ucap Yoshinon. “Tapi sekarang…”



“Jangan mengganggu!!” ucap Tobiichi yang lalu menembakkan beberapa peluru ke arah Yoshino dan Tohka. Mereka berdua menghindarinya dengan cepat.

“Shido, serahkan yang disini kepada kami, kau bawa Kotori dan larilah!” ucap Tohka.

“Tohka… Yoshino…”

“Sudahlah, cepat lari!” ucap Tohka.
“Aku tidak yakin dapat bertahan lama…” ucap Yoshino.

“Baiklah…” pelindung Shido dan Kotori lenyap. Ia lalu menggendong Kotori dan segera lari dari sana.

“Aku tidak ingin membuang waktuku untuk kalian!!” ucap Tobiichi kesal.

Tohka menahan senjata Tobiichi dengan pedangnya. “Sudahlah, hentikanlah, Tobiichi Origami!!” ucap Tohka. “Membunuh tidak akan menyelesaikan apapun!”

“Memangnya kau tahu apa?!”

“Aku tahu… aku tahu..!!! apa kau lupa dengan apa yang pernah kau lakukan pada Shido?”

Tobiichi teringat ketika dulu Ia tidak sengaja menembak Shido. Dan secara ajaib Shido kembali pulih seperti semula..

“Saat itu, aku merasa sangat hancur!! Rasanya sakit…” ucap Tohka. “Aku merasa sangat sedih!! Aku yakin kau juga pasti merasakan hal yang sama saat kehilangan orang tuamu… apa kau ingin Shido juga merasakan kepedihan yang sama?! Aku tidak akan membiarkan itu! Aku tidak mau Shido merasakan rasa sakit itu!”

Tobiichi lalu teringat kata-kata Shido ketika Ia berkunjung ke apartemennya, “Aku tidak ingin kau membunuh mereka!” ucap Shido waktu itu.

“GYYAAAAHHHH!!!” Tobiichi mengamuk dan membuat Tohka terpental. Ia meluncurkan beberapa misil yang lalu mengenai Tohka.

BLLAARRR!!

Di tempat lain, Shido sudah berhasil membawa Kotori pergi cukup jauh. Kotori nampak masih lemas memikirkan hal yang tadi.

“Shido…” ucap Kotori.

“Tidak apa-apa… aku pasti akan melakukan sesuatu!” ucap Shido. Ledakan semakin menjadi-jadi dan semakin ke arah mereka. Shido memegang pundak Kotori dan menyadarkannya, “Kotori!”

“Y-Ya?”

“Aku tidak bisa menghubungi Reine-san karena kehilangan microphoneku… aku tidak bisa mengetahui tingkat perasaannya…” pikir Shido. “Kalau aku tidak bisa menyegel kekuatannya…”

Tohka dan Tobiichi semakin mendekat ke arah mereka.

“Kotori! Kotori! Kotori! Kau adalah adikku yang manis… kau adalah hartaku yang paling berharga… aku sangat sangat mencintaimu! Aku mencintaimu!”

“E-eh?” wajah Kotori memerah.

“Kotori! Apa kau juga mencintaiku?”

“A-aku tidak bisa menjawabnya!!” Tobiichi sudah hampir sampai ke tempat  mereka, Tohka tidak bisa mencegahnya.

“Kotori!”

“Iya! Aku juga mencintaimu!” ucap Kotori. “Aku mencintaimu, Onii-chan!! Aku mencintaimu lebih dari apap—“





Cup! Shido mencium Kotori. Semua kenangan lima tahun yang lalu seolah diputar ulang di otaknya. Waktu itu ada seorang anak laki-laki yang sudah tidak mampu melanjutkan hidupnya… lalu adiknya yang seorang Spirit datang dan menciumnya, membuatnya mampu beregenerasi… saat itulah Ia menyegel kekuatan Kotori…

“Yang baru saja kita lihat…” ucap Shido.

“Sekarang aku ingat..” ucap Kotori. “Saat itu, ada…” sebelum Kotori sempat menceritakan apapun, Ia pingsan. Shido menggendong Kotori dan pergi dari tempat itu, namun…

BLLAAARRR!! Sebuah misil tepat jatuh di belakang Shido. “A-Akh!!”

“Shido!!” ucap Tobiichi terkejut. Batu-batu krikil yang lepas akibat serangan misil itu menancap di punggung Shido. Namun, dengan cepat tubuhnya beregenerasi.

“A-apa itu barusan?” Tobiichi keheranan.

Shido meletakkan Kotori di bawah dan maju menghadapi Tobiichi. “Origami, bukankah kau berkata musuhmu adalah Efreet, bukan seorang manusia, Itsuka Kotori?”

“Kotori bukan Spirit lagi… dia manusia. Maka dari itu, tembak saja aku!” ucap Shido.”Sekarang akulah Efreet!”








Selanjutnya: Date a Live  episode 12 bagian 4 [END]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar