Rabu, 14 Agustus 2013

Versi Teks Hataraku Maou-sama! episode 1 bagian 1

Sebuah benua yang terletak di perairan Ignora, terdiri dari pulau-pulau besar di tengahnya, dan empat pulau masing – masing di timur, barat, selatan, dan utara, yang diawasi oleh Dewa.

Benua Ente Isla.

Di benua itu, hiduplah seorang raja Maou-satan yang menebar ketakutan di seluruh penjuru Ente Isla. Ia adalah sang penguasa Neraka, dimana semua iblis sejenisnya berasal. Dirinya sendiri merupakan wujud dari kekejaman dan ketakutan.

Maou-satan menginvasi manusia dalam tujuannya untuk menyelimuti dunia ke dalam kegelapan. 





Maou-satan memiliki empat orang ajudan yang setia kepadanya. Adramelech, Lucifer, Alsiel, dan Malacoda. Keempat ajudannya menyerang keempat pulau yang mengitari pulau utama.

“Kyaaa!!” pertarungan terjadi dimana-mana, pertumpahan darah antara manusia dan iblis. Bahkan burung yang terbang di langit juga tak luput dari pembantaian.

Tetapi, ada prajurit yang bangkit untuk menyelamatkan dunia. Yūsha (pahlawan,
勇者) dan pasukannya memulai dengan mengalahkan Lucifer di arah barat. Hal yang sama juga terjadi pada Adramelech di utara dan Malacoda di selatan.

Yang tersisa hanyalah Alsiel di timur.

Yuusha kemudian mengumpulkan pasukan dari ras manusia dan menyerang ke pulau utama, mereka menyerbu ke istana Raja Iblis Maou-satan.

“Fkehytex, wiqhte tupanj!! (Kurang ajar, manusia kotor!)” ucap ajudan Alsiel, yang sedang diserang oleh seseorang dari ras manusia.

Seorang perempuan manusia merapal mantra untuk menyerang para iblis. Segel muncul mengelilingi tubuhnya. “Jaykex jmikihj, pc yaqq!! Wkeebe the fiyrex anx xeqigek tip ho the teqq!! (Wahai roh suci, dengarkan panggilanku! Lumpuhkan dia dan kirim dia ke neraka!!)”

“Ftah?! (Apa?!)” Ajudan Alsiel terkejut dan tidak sempat menghindarinya. Setelah manusia itu merapal, ajudan Alsiel itu langsung membeku menjadi batu.

Namun karena Ia sangat kuat, baru beberapa detik sihir itu dirapal, tubuhnya sudah dapat bebas kembali seperti semula.

“Noh hoxac!! (Tidak hari ini!!)” teriak Alsiel marah, dan Ia balas menyerang. Sementara Alsiel melawan manusia itu diluar kerajaan, di dalam kerajaan, rajanya sedang diserang habis-habisan.

BLAAARRR!! Sang raja iblis bertarung satu sama lain dengan pendeta gereja. Lalu muncul lagi seorang perempuan dengan baju besi yang melawannya. Pertarungannya dengan perempuan itu sangat sengit. Sang raja iblis menggunakan sihirnya, sementara perempuan itu menggunakan pedangnya. Namun bagaimanapun kuatnya sang raja iblis, Ia kalah jumlah.

Dua orang manusia yang lain menggunakan sihir mereka dan membuat raja iblis itu membeku untuk beberapa saat. Disaat itulah sang perempuan berbaju besi menyerang dan mematahkan satu tanduk si raja iblis. Beberapa saat setelahnya, Alsiel muncul di tempat itu.

“Pc qokx!! (Yang Mulia!!)” Alsiel terkejut ketika melihat pihak lawan memotong satu tanduk tuannya. Ia terlihat sangat marah. “Zevone!! (Menjauhlah!!)” Ia membuat angin yang cukup kencang dan menyebabkan manusia-manusia itu terpental. “Pc qokx satan, I’ap hekkizqc jokkc. (Aku sangat minta maaf, Yang Mulia Satan)… Tupanj akpiej ake ogekfteqpinv ouk wokyej (Pasukan manusia sudah mengepung wilayah kita). Egen nof, htec panavex ho enhek the maqaye! (Bahkan sekarang, mereka berhasil memasuki istana!)”

Sang raja iblis melihat ke arah manusia-manusia yang mengepungnya, “Tod youqx a jinvqe tupan, egen iw htec ake a teko… panavex ho yoknek uj qire htij?! (Bagaimana bisa seorang manusia, bahkan jika Ia adalah seorang pahlawan… berhasil memojokkan kita seperti ini?!)” ucapnya.

“I’ap jokkc, pc qokx. I juvvejh fe kehkeah wok nof anx keokvanibe ouk woky— (Maafkan aku, Yang Mulia. Kurasa kita harus mundur untuk sementara waktu dan mengatur ulang wilayah ki—)” belum selesai Alsiel bicara, sang pahlawan perempuan berbaju besi langsung maju dan hendak menyerang si raja iblis.





Sang raja iblis keluar dari istana itu dengan menghancurkan dinding istananya, dan berdiri di balik siluet dua buah bulan di Ente Isla. Ia mengibaskan sayap iblisnya.

“Tupanj!! (Manusia!!)” ucapnya. “Wok nof, I jtaqq vkanh cou Ente Isla. Zuh I jaqq kehukn. Anx ften I xo, I fiqq jeibe htij yonhinenh anx kuqe ogek cou aqq!! (Saat ini, aku akan menyerahkan Ente Islah kepada kalian. Tapi, aku akan kembali. Dan saat aku kembali, aku akan merebut benua ini dan menguasainya!!)”

Sebuah lubang besar muncul tepat di belakang sang raja iblis, kemudian Ia memasuki lubang itu, diikuti dengan ajudannya, Alsiel. Lalu tak berapa lama lubang itu pun lenyap bersamaan dengan dua iblis yang telah ditelannya.

Umat manusia bersorak atas lenyapnya musuh terbesar mereka.


“F-Fteke ake fe? (Di-dimana kita?)” Tanya sang raja iblis. Ketika Ia membuka matanya, Ia sudah berada di tempat yang benar-benar berbeda dari Ente Isla. Dunia dimana gedung-gedung pencakar langit menjulang, dan kendaraan berlalu-lalang.

“Pc qokx, ake cou orac? (Yang Mulia, apa kau baik-baik saja?)” Tanya sang ajudan. Mereka terjatuh di tempat seperti… tempat sampah. Tempat itu sangat gelap sehingga mereka tidak bisa melihat keadaan satu sama lain.

“Alsiel...” ucap sang iblis. “Fe pujh winx a mqaye ho keyogek (kita harus menemukan tempat untuk memulihkan diri)…” mereka berjalan ke arah dimana suara mobil terdengar.

“Zuh htij akea ij xijhukzinvqc noijc (Tapi, area ini terdengar sangat berisik, ya…)..” ucap Alsiel.

“Oi… ftah ij htij mqaye? (Oi.. apa-apaan tempat ini?)” Alsiel bingung ketika melihat mobil yang berlalu lalang. Di tempat mereka, Ente Isla, tempat dimana semuanya menggunakan sihir, tidak ada mobil.

“Ftah ij— (Apa ini—)…” ucap si raja iblis.

Aduh, aduh, saya capek nulis pakai dua bahasa -_-… langsung bahasa Indonesianya saja, ya?~
Bakkyun~

“Tu-tuanku?! Apa yang terjadi padamu?!” Alsiel terkejut ketika melihat wajah tuannya yang nampak berbeda. Ketika tuannya melihat ke arah Alsiel, Ia juga terkejut melihat wajah Alsiel yang nampak berbeda.

Mereka tidak lagi dalam wujud iblis, mereka manusia.

“A-apa?!” raja iblis itu melihat kedua tangannya. “I-ini… tangan manusia?!”

TIIN!! TIIN TIINN!! Sebuah mobil membunyikan klaksonnya kepada mereka berdua, dan Alsiel langsung siap dengan pose mengeluarkan sihirnya. Ia siap menghancurkan kota itu kapan saja.

“Alsiel, tenanglah.” Ucap si raja iblis. “Jangan menggunakan sihirmu secara ceroboh.”


“Ano… kalian berdua… punya sedikit waktu?” dari arah belakang mereka berdua, seorang polisi lewat dan berbicara kepada mereka dengan bahasa Jepang. Tentu saja dua mahkluk Ente Isla ini tidak mengerti.

“Manusia! Beraninya kau menyapa kami seperti itu!” ucap Alsiel dengan bahasa Ente Isla-nya. “Apa kalian ingin cepat mati?!”

“Ya ampun, sepertinya mereka orang asing…” ucap salah satu polisi ke polisi lainnya.

“Apa kalian berdua tidak bisa berbahasa Jepang?” Tanya polisi yang satunya. “Kalian sepertinya terluka. Habis berkelahi?”

“Kenapa? Padahal mereka tidak mengerti apa yang kita katakana, tapi mereka mengakui kekuatan kita…” ucap Alsiel yang terlalu percaya diri.

“Alsiel!” ucap sang raja iblis. “Simpan kekuatanmu sampai kita mengetahui sesuatu tentang dunia ini…”

“Tidakkah mereka gerah berpakaian seperti itu?” ucap polisi 1 sambil memperhatikan jubah kedua mahkluk di depan mereka.

“Dasar ketinggalan jaman, itu namanya cosplay.” Ucap polisi 2. “Meskipun ada orang berpakaian seperti itu disini, ya..”

Si polisi 1 masuk ke mobilnya dan mengambil alat komunikasinya, “Patroli Sasaki melapor. Kami mendapat dua pemuda yang memiliki luka-luka ringan. Mereka warga asing yang terlihat seperti orang Asia.”

Alsiel memperhatikan mobil polisi itu. “Benda itu seperti gerobak…” ucapnya. “Hanya saja, tidak ditarik oleh kuda…”

“Sepertinya tidak digerakkan oleh sihir juga.” Ucap si raja iblis ikut-ikutan.

“Maaf, bisa ikut ke kantor polisi? Jika tidak keberatan—“ polisi 1 hendak menyuruh Alsiel masuk ke dalam mobil patrolinya, namun Alsiel segera mundur ke belakang dan bersiap melakukan segel.

“Beraninya kau menyentuhku, dasar manusia hina! Sadarilah siapa dirimu, dasar ikan pindang(?)~!!” Alsiel bersiap mengeluarkan kekuatannya. “Hyaaaaaahhhh!!!” Ia mengangkat tangannya ke angkasa. Lalu..


Hening.

Mereka berdua pada akhirnya berakhir di dalam mobil patrol, menyedihkan.

“Baiklah, sebaiknya kalian duduk saja dengan santai, oke?” ucap si polisi 1 dan menjalankan mobilnya menuju markas.

Dan begitulah nasib kedua iblis yang sangat kuat itu, berakhir dengan dibawa ke kantor polisi…










Selanjutnya: Hataraku Maou-sama! episode 1 bagian 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar