Rabu, 14 Agustus 2013

Versi Teks Hataraku Maou-sama! episode 1 bagian 4


Sebelumnya: episode 1 bagian 3
Maou menggoreng kentang, meniriskannya, dan membumbuinya dengan lada hitam, lalu menaruhnya di bungkus.

“Maou-san keren!” ucap rekan kerja Maou. “Kau bahkan punya ide soal bubur bayi itu…”

“Ah, yang tadi? Jika kau menggunakan waktu luangmu untuk melayani pelanggan dengan ekstra, hal itu akan baik untuk kedepannya.” Ucap Maou.

“Aku kagum padamu, Maou-san!” ucap rekan kerja Maou itu. “Sudah seperti karyawan tetap!”




“Mah… meskipun aku… kerja sambilan, ya…” ucap Maou.




Alsiel berdiri di perpustakaan dan mencari buku-buku untuk kepentingan mereka kembali ke wujud iblis. Namun Ia tidak menemukan apapun. Ia menghela nafas panjang, dan teringat dulu ketika Ia dan Maou pertama kali memulai siasat rencana mereka di bumi.

“Lagi-lagi tidak dapat kerja, Ashiya…” ucap Maou waktu itu.

“Tolong panggil aku Alsiel.”

“Tujuan kita kan kembali ke Ente Isla, bukan mencari upah gopek!” ucap Maou dengan semangat 45 karena sebentar lagi 17 agustus (apa hubungannya?!).

“Mah… benar juga…” sahut Alsiel.

“Kau carilah cara untuk mengembalikan sihir kita.” Ucap Maou kepada Alsiel dengan mantap. “Aku akan bekerja dan membiayai hidup kita. Kau gunakanlah kepintaranmu untuk bekerja! Konsep tentang sihir dan keberadaan iblis masih ada di dunia ini, jika kau mencari tahu dasar dari kepercayaan itu…”

“Apa ada kemungkinan cara untuk mengembalikan sihir kita?” tanya Alsiel waktu itu.

“Benar. Setelah kita mendapatkan kekuatan sihir kita kembali, tak hanya Ente Isla, dunia ini pun akan kita kuasai!” ucap Maou penuh percaya diri.

“Maou-sama!” mata Alsiel mulai berbinar-binar.

“Panggil aku Maou.”

Alsiel bersujud di hadapan Maou. “Sesuai dengan perintah raja, aku, Alsiel, akan menemukan cara untuk mengembalikan sihir kita!”

“Berdirilah, Alsiel.” Ucap Maou. “Orang-orang melihat kita.”


“Awalnya sih ngomong gitu,..” ucap Alsiel di masa kini yang sedang sibuk mencari referensi. Ia kembali mengingat masa lalu,

“Oi! Aku dapat kenaikan 100 yen, lho!!” ucap Maou waktu itu pulang dengan kebanggaan.
“Asal kau tahu, hari ini aku bekerja dengan sangat baik.” Ucap Maou di lain waktu.

“Ne!! anda malah bekerja jadi bawahan, Maou-sama!!” ucap Alsiel di masa kini menggenggam buku yang Ia baca dengan erat. “Kalau Maou-sama jadi bawahan, TERUS AKU INI APA???!!!” Alsiel menghela nafas berat. “Tapi, ya, aku belum menemukan petunjuk apapun tentang sihir… yang bisa kulakukan hanya mengira-ngira… heh…”

Ketika Alsiel mengambil waktu untuk istirahat sebentar, tiba-tiba tempat Ia duduk bergetar. “Ah, gempa bumi…” ucap Alsiel.

Maou sedang bersama rekan kerjanya itu di ruang staff ketika gempa terjadi.
“Maou-san, ada gempa tuh…” ucap si rekan kerja memperingati sementara dia sendiri tidur-tiduran dengan lesu dan bukannya melarikan diri.

“Oh..” gumam Maou. “Benar juga ya..” Maou justru lebih parah. Menjawab sesingkat itu dan melanjutkan membaca manga. Setelah beberapa saat, Maou memanggil rekan kerjanya itu, yang nampak sedang depresi. “Chii-chan.”

“Iya?”

“Semua orang dapat melakukan kesalahan.”

“Tapi, ini sudah keenam kalinya di bulan ini aku menumpahkan kentang goreng kemana-mana!” ucap rekannya yang bernama Chii itu. Ternyata itulah alasan mengapa Ia terlihat depresi.

“Benar juga… kau sudah menumpahkannya dari kemarin…”

“Aku membersihkannya saat kau melayani pelanggan, bisa-bisa nanti ada kentang yang tumbuh dari lantai!” ucap Chii. “Huee~~!!”

Pintu ruang staff terbuka, dan seorang perempuan menengok ke dalam. “Oi, kalian berdua~!!” ucap perempuan itu. Chii langsung terkejut melihat perempuan itu dan spontan berdiri.

“Ada apa Chii-chan?” tanya Maou.”Ada apa bos?” tanya Maou ke perempuan itu.

“Panggil aku Chisaki!” ucap si bos. “Ini soal target penjualan. Saat istirahat sudah selesai, berjuanglah semampu kalian! Itu akan menentukan siapa yang mendapat kenaikan pangkat! Aku mengandalkan kalian!” bos itu menutup pintu dan kemudian membukanya lagi, “Dan jangan sampai kentangnya berjatuhan lagi, Sasaki.” Ucap si bos dengan troll face.

“Baik.” Ucap Chii pelan.


“Kentang goreng ekstra pedas ukuran sedang!”
“Kentang goreng ekstra pedas dengan burger ikan!”
 
Tak lama setelah toko dibuka lagi, pelanggan mulai ramai.

“Selamat datang!” ucap Chii kepada seorang pembeli.

“Senyumnya mana?” tanya si pembeli itu.

“Se-selamat datang!” Chii memaksakan diri tersenyum.

“Baiklah!! Aku pasti bisa!!” pikir Maou sambil menggoreng kentang dengan semangat membara. Ia meniriskan kentangnya dan bersiap membumbuinya, “Kami pasti akan mendapat tingkat pertama dalam target penjualan!!!─Are? kentangnya belum matang?” Maou melihat warna kentangnya masih agak putih. Ia lalu memperhatikan penggorengannya. “Mungkinkah… rusak?!!!”

“Lada hitamnya bikin penggorengannya rusak?!” pikir Maou. “Timingnya sangat tidak tepat… bagaimana ini?! Kalau begini kami akan gagal mendapatkan peringkat pertama!” Maou melihat ke bagian penjualan sudah semakin banyak yang memesan. “Haruskah aku… menggunakan kekuatan sihirku?”

Tangan Maou mulai bercahaya, tapi Ia ragu melakukannya. Ia teringat kata-kata Alsiel, “Kalau bisa, hematlah energi sihir anda!” Maou melirik sekitar, nampaknya tidak akan ada yang memperhatikan kalaupu Ia menggunakan sihirnya. Tapi…

“Ada apa?” tiba-tiba si bos muncul dari samping tepat setelah Maou mengembalikan tangannya seperti sedia kala.

“He─? Aa…”

“Tamat sudah.” Ucap Maou di ruang staff. Sekarang giliran Ia yang terlihat depresi.

“Ini bukan salah Maou-san. Lagipula mereka akanmemperbaikinya nanti.” Ucap Chii menyemangati.

Pintu ruang terbuka, dan ternyata itu bosnya. “Maou-kun, bisa ikut aku?”

“Baik…” ucap Maou yang sudah berlinang air mata kekalahan.


Maou duduk dengan gelisah di ruang bosnya itu. “Ada apa ini?” pikir Maou. “Apakah aku akan dimarahi karena sudah menggagalkan potensi untuk menjadi peringkat pertama? Tidak, tapi rusaknya penggorengan itu bukan salahku… atau jangan-jangan dia mencurigaiku saat akan menggunakan sihir tadi?” Maou menggigit jarinya.




“Maaf menunggu.” Si bos masuk dan Maou langsung tegang. “Tenang saja, ini bukan tentang hal yang buruk, kok.” Ucap si bos setelah melihat ekspresi Maou. “Aku baru saja mendapat panggilan dari atasan.”




“O-oh…”

“Maou Sadao, mulai hari ini kau adalah karyawan tetap.” Ucap si bos.

Maou terdiam dan mencoba mencerna setiap detail kata yang Ia dengar.

“SYYYYYAAAA---HHAAAA!!!” Maou bersepeda dengan gembira setelah mendengar berita tadi. “Aku naik pangkat jadi karyawan tetap, Ashiya~!!! Gaji pasti naik!!!” Maou berhenti di lampu merah. Disaat yang sama, ada perempuan berambut pink disampingnya.

“Ne.” panggil perempuan itu.

Maou menengok, “Ah, kau yang tadi pagi…”

“Tadi aku pergi ke tempat kerjamu.” Ucap perempuan itu dingin.

“Ah? Begitu, ya? Aku tak sadar… kenapa tak sapa saja aku?”

“Aku terus mengawasimu dari seberang jalan.”

“Eh?”

“Aku tidak menyangka ternyata itu kau… penampilan luarmu terlihat sangat berbeda… tapi tadi kau ingin menggunakan sihir, kan?” tanya perempuan itu.

“…Sihir…? Kau… jangan-jangan…” Maou baru ingat bahwa Ia sangat mengenali wajah itu, walau rambutnya berbeda.

Perempuan itu nampak kesal, “Kenapa kau bekerja sambilan di Mgronald, Maou Satan?!”

“Yuusa (Pahlawan) Emilia?!” Maou teringat dengan seorang ksatria berambut putih yang memotong sebelah tanduknya...





=============================================
Support blog ini dengan cara like page berikut:
-Dhwati Esti Widhayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar