Minggu, 13 Oktober 2013

Versi Teks Defense Devil Chapter 21 part b



(Bichiura) Hm… Aku bisa menulis cerita ini darimana saja, ya kan? Aku bisa memulai cerita ini darimana saja, benar kan?... Aku tahu! Aku akan mulai dari sini!


Setelah perselisihan dengan seorang Exorcist bernama Idamaria, Tuan dan Aku pada akhirnya kembali ke dunia Iblis setelah sekian lama.

Tapi, ketika kami kembali, bahkan tanpa istirahat sedikitpun…

Kucabara dan Bichiura melihat timbangan keadilan mereka yang berat sebelah, menandakan bahwa seorang roh sedang berada di Event Horizont. Roh dengan dosa yang tak pasti.

“Ayo kita pergi, Bichiura!!” ucap Kucabara pada Bichiura meskipun mereka baru saja sampai. Ia menyeret anak buahnya itu.

“Tidaaak!! Aku bisa mati kelelahan!!” ucap Bichiura. “Lepaskan aku~ aku tidak mau ikut~!!”

Mereka sibuk mengurusi roh tdengan dosa tak pasti itu dan bahkan tidak sempat beristirahat. “Aku melindungi jiwa-jiwa yang mati dengan penuh penyesalan, namaku Kucabara, pengacara Neraka.” Ucap Kucabara pada calon clientnya.

(Bichiura) Tuan tidak pernah terlihat kelelahan, dan selalu berhasil melindungi jiwa-jiwa yang tidak diketahui dosanya itu.

“Innocence Item seharusnya berada di sekitar sini…” Kucabara mengubrak-abrik isi sebuah tong sampah yang tak berdosa(?) untuk mencari Innocence Item clientnya.
“Ayo cepat, tuan!!” ucap Bichiura.
“Eurekaa!!” teriak Kucabara gembira ketika menemukan Innocence Itemnya yang ternyata dalam wujud p*ntsu. Bichiura hanya menatap Innocence item mesum itu dengan mata yang sudah segaris.

Dark Matter dari si roh akhirnya berhasil terangkat dan misipun terselesaikan. Kucabara dan Bichiura pulang ke rumah dengan penuh sukacita(?). Ketika Bichiura dan Kucabara sampai di rumah, mereka menemui timbangan mereka yang sudah berat sebelah lagi.

Dan lagi-lagi, tanpa sempat istirahat mereka pergi untuk menyelamatkan roh di Event Horizont. Mereka bekerja dan sesekali Bichiura mengamati sekeliling kalau-kalau ada shinigami yang muncul.

Tapi tidak ada satupun Shinigami yang muncul.

Setelah pekerjaan selesai mereka mendapat pekerjaan lagi, lagi, dan lagi, dan terus begitu. Tapi mereka tidak bertemu dengan seorang shinigamipun. Sungguh aneh.

“Haah~ aku yakin pada level kelelahan seperti ini bisa menyebabkan kematian~” ucap Bichiura yang terkapar di tanah kelelahan karena berkeliling mencari Innocence Item. “Apakah kita sudah menyelesaikan pekerjaan seminggu?”

“Ya, kita telah menyelesaikannya. Terima kasih atas kerjasamanya, Bichiura!” ucap Kucabara melihat hasil berupa dark matter yang mereka dapatkan. “Bicara soal itu, kita menyesaikannya dengan sangat mudah.”

“Kau pasti bercanda! Memang waktu yang kita habiskan lebih singkat, tapi energi yang dikeluarkan sangat banyak!” ucap Bichiura yang lidahnya sudah klewer klewer.

“Um, yah, itu mungkin karena kondisi kita yang tidak perlu menggunakan Dark Matter, bukan? Walaupun aku melindungi jiwa-jiwa itu, namun jika shinigami mereka tidak muncul, maka aku tidak perlu menggunakan dark matter, kan?”

Mereka berdua sama-sama terdiam.

Bichiura yang tadinya terkapar langsung duduk tegap. “Benar juga… mengapa ini bisa terjadi? Mengapa shinigami-shinigami itu tidak muncul?!” tanya Bichiura keheranan.

“Aku hanya punya dua pendapat mengapa hal itu terjadi…” ucap Kucabara. “Pertama, karena mereka tidak tertarik dengan apa yang kita kerjakan, atau…” ucapnya. “…sesuatu yang buruk telah terjadi… di dunia iblis.”

“I-itu tidak mungkin!” ucap Bichiura.”Tapi kurasa, itu bisa saja jadi mungkin… Ingat beberapa waktu yang lalu Sugal berkata ‘dunia iblis yang kau ketahui sudah tidak ada lagi’?”

Kucabara terdiam sesaat dan berpikir tentang kemungkinan-kemungkinannya. “Bichiura, dimana majalah terbaru tentang Life of Devildom (Kehidupan Kingdom Devil)?” tanya Kucabara.

“Oh! Jadi Tuan akhirnya mulai memperhatikan keadaan Dunia Iblis lagi?” tanya Bichiura dengan nada tak percaya.

Tapi…




Ternyata majalah tebal itu hanya digunakan Kucabara untuk membantu menutup cup ramen instannya.

“HEEEYY!!” Bleeetaaak!! Bichiura menendang Kucabara yang nampak tidak serius menanggapi hal ini. “Itu bukan cara yang benar memperlakukan majalah!!”

“Tapi, kalau aku tidak menutupnya seperti ini, ramennya─”

“AKU TIDAK PEDULI!” potong Bichiura yang darahnya sudah naik.

“Aku harus mengakuinya, aku memang merasa segerombolan hal aneh sedang terjadi…” ucap Kucabara sambil membuka cup ramen yang lain. “Seperti kita yang tiba-tiba dipanggil ke dunia manusia dan Idamaria yang sepertinya menampung dark matter dalam tubuhnya…” ucap Kucabara sambil membuka ramen itu dengan seksama.

“Hei, jangan membuka ramen yang lain!!”

“Dalam keadaan tertentu, iblis bisa turun ke dunia dan memburu manusia, dan meskipun itu seharusnya adalah hal yang tabu, para shinigami itu entah mengapa dapat melakukannya… Tidak salah lagi, di dunia iblis…”

Bichiura tegang menunggu apa yang akan dikatakan Kucabara selanjutnya.

“…Tidak ada makanan enak dan murah.”
BLETAAAKKK!!! Bichiura langsung melemparkan tengkorak terdekat.

(Bichiura) Tidakkah tuanku memiliki ketertarikan tentang apa yang sedang terjadi di dunia iblis?! Aku sudah lelah menghadapi sikapnya yang seperti ini. Dan tanpa kami sadari…

Sesuatu telah terjadi.

Sayap-sayap hitam berjatuhan ke tanah membentuk sesosok iblis. Ia memperhatikan sekelilingnya. “Seharusnya ada disekitar sini…” gumam si iblis. “Ku─”

“Siapa disana?!” tanya Kucabara yang sepertinya menyadari kedatangan seseorang di tempat tinggalnya. Iblis yang terbentuk dari kumpulan sayap itu berdiri lemas dan hampir terjatuh. Kucabara segera menangkapnya. Tubuh iblis itu penuh dengan darah.



“Kucabara… ini aku…” ucap iblis itu lemah.

Kucabara terdiam. “Funi…?” tanyanya. “Funi! Funi! Bertahanlah! Apa yang terjadi padamu, Funi?”  sementara itu Bichiura yang daritadi tidur nyenyak jadi terbangun.

“Apa yang kau katakan benar, Kucabara…” ucap Funi yang semakin merosot. “Ini semua… sudah berakhir… dunia iblis telah…” Funi tak dapat melanjutkan kata-katanya. “Semua orang yang pernah mengejekmu… mereka telah terbunuh…” tangan Funi memegang kemeja Kucabara dan gemetar.

“Aku minta maaf, Kucabara…”




Perlahan Funi menutup matanya.

“Funi? Funi, bertahanlah!!” teriak Kucabara. “Siapa yang telah menyerangmu? Katakan padaku!!”

“Oh! Tuan Muda Funi!!” ucap Bichiura tersentak kaget.

(Bichiura) Tuan Muda Funi adalah teman sekelas Tuan di sekolah kebangsawanan… dan sekaligus sahabatnya.

Saat Kucabara di bully karena sifat baiknya, Tuan Muda Funi selalu berada di sisi Tuan dan menyemangatinya. Walaupun Tuan telah meninggalkan dunia iblis, Ia tetap khawatir akan keadaan Tuan.

Walaupun Ia peduli…

TIK TOK TIK TOK TIK TOK
Suara jam berdetak di dada Funi.

“Suara berisik apa itu?” tanya Kucabara. “Suara jam…?”

“Tu-tuan…” ucap Bichiura ketakutan. Ia sepertinya sudah tahu suara apa itu.

“Tidak, tidak mungkin!!!” ucap Kucabara. “Maaf, Funi.” Kucabara merobek baju Funi. Dan ternyata di dadanya terjahit sebuah bom waktu.

“Aku sudah tamat, Kucabara…” ucap Funi. “Sebuah bom telah ditanamkan di perutku…” ucapnya pelan.

“Tch! Siapa yang berani melakukannya?! Tidak, tidak apa-apa, aku akan menyelamatkannya!! Ah, Bichiura, kau lakukan sesuatu juga!!” ucap Kucabara yang panik.

“A-ah, y-ya.” Ucap Bichiura.

“Ku…Kucabara…” ucap Funi.

“Semuanya akan baik-baik saja!! Tunggulah beberapa detik!” ucap Kucabara.

“…Kau harus… kembali ke dunia iblis…” air mata mengalir dari ujung mata Funi.

“Jangan bicara seolah-olah kau akan mati!! Aku pasti akan menyelamatkanmu!!” air mata juga mengalir dari mata Kucabara. “Bom ini… aku akan menghancurkannya!!”

“Laki-laki itu…”

“FUNI!!!!”

“…Berencana untuk menguasai dunia manusia juga…” tubuh Funi bergetar hebat. “Kau satu-satunya… yang dapat menghentikannya… Ku…Kucabara… aku minta maaf karena tidak mempercayaimu… waktu itu…”

“FUNI!!!!! TIDAAAAAKK!!!!”

BLAAAARRRRR!!!!!! Bom waktu itu meledak. Tubuh Funi hancur berkeping-keping.

“Fu-Funi…” Kucabara kehilangan kata-katanya. Air mata terus mengalir tanpa henti. “UWAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!” Kucabara berteriak. Ia telah kehilangan seseorang yang berharga. Satu-satunya orang yang mempercayainya…

(Bichiura) Hm, cukup susah untuk menulis cerita yang panjang ini dari awal sampai akhir. Karena aku tidak terlalu bagus dalam hal menulis, aku pasti melupakan beberapa hal.

Tapi, ada satu hal yang aku tahu pasti. Sejak aku dan tuan pergi, di dunia iblis… sesuatu yang buruk telah muncul, dan menenggelamkan dunia iblis ke dalam kekacauan.

Dan juga, tuan…

“Bichiura…” ucap Kucabara. “Ayo kita kembali.” Kucabara sudah siap pergi kembali ke dunia iblis. Ia tidak bisa begitu saja mengabaikan permintaan terakhir sahabatnya. Ia akan kembali… ke tempat asalnya.

(Bichiura) Dengan ekspresi suram yang belum pernah kulihat sebelumnya, tuan menuju ke dunia iblis.

                                              






============================================================
Follow me: @DEWidhayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar