Senin, 20 Mei 2013

Versi Teks Defense Devil chapter 10


Sebelumnya: Defense Devilchapter 09
Ini dia yang ditunggu-tunggu… Defense Devil chapter 10!! JENGG JENGG JENGG!! XD maaf karena sudah lama hiatus~ jaa, selamat membaca~

Di Event Horizon, Sugal menulis sebuah rumus dengan asap rokoknya, dan memperhatikan tempat Kucabara tadi menghilang. “Semoga kau pusing setengah mati…” ucap Sugal lalu berjalan pergi.

Dunia Manusia.


Di sebuat tempat di pinggir sungai, Kucabara sedang duduk dan memandang kertas kontraknya dengan bingung. Di sungai itu ada keluarga yang sedang mandi bersama.

“Kontraknya sudah terlanjur dibuat… tidak bisa dibatalkan.” Ucap Kucabara. Ia jadi teringat kata-kata Ellimona waktu itu,

“Ingat itu baik-baik, Kucabara… jika ketika membela klienmu kau—“

“Ada!! Ketentuan kontrak!!” ucap Bichiura membuka sebuah buku. “Bab 11 pasal 14: Jika kalah saat membela klien, umumnya pengacara yang mengajukan banding atas dosa kriminal yang akan masuk ke neraka maka sama halnya dengan penghinaan. Dan bila tidak dapat membuktikan kalau terdakwa tidak bersalah, dan memang terdakwa bersalah, maka tindakan itu akan dianggap sebagai dosa.” Bichiura membacakan isi buku tersebut. “…Maka pengacara tersebut akan dianggap mengganggu penerapan hukum dunia setan yang suci…dan akan dilenyapkan hingga tidak bersisa.”

 Tiba-tiba saja si arwah itu sudah berada disamping Bichiura dan ikut membaca buku itu.

“W-WAAA!!” teriak Bichiura terkejut. “Bu-bukankah sudah kusuruh menunggu!!??”

“Hahaha, ini menarik.” Ucap arwah itu. “Kalau kalah saat membelaku, maka kalian juga akan tamat, ya?” arwah itu tersenyum, “karena itu, kalian harus menuruti apa kemauanku. Menang atau kalah tergantung kerja sama denganku, kan!?” Ia mengusap perutnya, “Duh~ ingin minum sake…kalau tidak salah sake di desa ini enak…”

“Kusoo!! Kau pikir sekarang waktunya bersantai sambil minum sake!!??” Bichiura marah dan meronta-ronta dalam pegangan Kucabara.

Kucabara memeluk Bichiura agar Ia tidak meronta lagi, “Bichiura benar. Tidak lama lagi Shinigami akan mengejar kita kesini melalui ‘worm hole’ dunia setan.” Ucap Kucabara. “Namamu Paul? Seharusnya kami memastikan dosamu terlebih dahulu…tapi karena tidak ada waktu, kita langsung ke pertanyaan utama… KENAPA KAU… MEMBUNUH MANUSIA?” tanya Kucabara.

Arwah bernama Paul itu menutupi wajahnya dengan ekspresi sedih, “Ugh… sebenarnya, itu kecelakaan… aku tidak berniat membunuhnya, tapi ada kesalahan…”

“Kesalahan? Kau tidak berniat membunuhnya?” tanya Kucabara.

Paul tersenyum licik, “Hehe, aku bercanda.”

“SI*L!!! jangan bercanda!!!” Bichiura benar-benar meronta dan berusaha melepaskan dirinya dari Kucabara. “Akan kubunuh kaauuuu!!!”

Di belakang pohon di dekat mereka, berdirilah Sugal. Ia menulis sebuah rumus di udara dengan asap rokoknya. Rumus itu menghasilkan jawaban 254,44. Ia lalu memperhatikan tiang listrik di pinggir sungai dan juga keluarga yang sedang bermain air di sungai itu, lalu, saat itulah Ia menjatuhkan puntung rokoknya…

Dengan bantuan angin, puntung rokoknya yang masih menyala itu melayang ke arah tiang listrik itu dan membakar kabel listriknya hingga kawat-kawat dari kabel itu menyentuh api dari puntung yang menyebabkan percikan lalu ledakan.

“Gawat!! Tuan, lihat itu!!” Bichiura menunjuk ke arah kabel-kabel yang putus dan menghasilkan percikan-percikan.

“UWAAAA~~!!!” Kucabara melihat kabel yang dipenuhi listrik itu. “Kalau sampai jatuh ke danau…” Ia melihat ke arah keluarga yang sedang main air. “…Pasti mereka akan tersetrum…”

“Bichiura!!” panggil Kucabara dan maju menyelamatkan orang-orang itu.

“Hee?? Kenapa kita??” tanya Bichiura.

“Bodoh, mana bisa kita membiarkannya!!”

BRRUUUKKK!!

“A-apa!?”


 
Ketika Kucabara dan Bichiura lengah, Paul sudah berada di bawah kaki Sugal.

“Tidak bisa dibiarkan, ya? Kabel akan menyentuh danau itu dalam 7,24 detik. Kalau kau menyelamatkan mereka…aku akan membawa Paul ke neraka.” Ucap Sugal. “Bagaimana? Silahkan kau pilih…”

“Sial, apa yang kau laku—“

Kucabara melihat, kabel itu tinggal satu meter lagi dari air danau. Ia melihat keluarga yang ada di danau itu tertawa dan bercanda, dan nampak bahagia. Ia harus segera mengambil tindakan. Ia mengambil sebatang kayu di dekatnya, dan yang dipilihnya adalah—

Tidak, dia tidak menyelamatkan keluarga itu.

Ia menyerang Sugal dengan kayu itu.

“Apa kau menyerah menyelamatkan manusia?” tanya Sugal sambil menghindari serangan Kucabara. “Berbeda dengan gossip yang kudengar…”

“Bukan itu masalahnya…” ucap Kucabara sambil menepuk kayu itu di pundaknya, “Aku ini adalah pengacaranya! Bisa saja dia ini tidak bersalah! Aku tidak akan membiarkannya pergi ke neraka!!... selain itu, aku tidak akan menyerah menyelamatkan manusia!!”

WHUUUUUSSSSSSSHHHHHHH!! Bichiura terbang dan menggigit kabel-kabel itu dengan giginya, dan menjauhkannya dari danau. Rupanya, keluarga itu adalah bagiannya Bichiura.

“Yoossshhaa!! Bagus, Bichiura!!” ucap Kucabara.

“Kabel listriknya bergerak!?” “cepat keluar dari danau, Emi!!” ucap keluarga yang ada di danau itu.
note: mereka tidak bisa melihat Bichiura.

Sugal berteleportasi dan tiba-tiba Ia sudah berada di belakang Kucabara, “Oh, jadi kau bekerja sama dengannya, ya?”

Kucabara langsung berbalik dan menebaskan kayu(?)nya. “Kurang ajar kau!!” ucap Kucabara, dan dengan gesit Sugal menghindari serangan itu.

“Respon yang sangat bagus.” Ucap Sugal. “Guripta Sugal…ingat baik-baik namaku, Kucabara.”

 Sugal sudah pergi, dan kabel itu juga sudah disambung kembali.

“Dia menghilang? Tanpa bertarung?” tanya Bichiura pada Kucabara.

“Iya.” Sahut Kucabara. “Dia tersenyum licik lalu menghilang.” Kucabara mencari-cari bukti di sekitar sana, dan Ia menemukan sebuah puntung rokok. “Rokok dunia setan? Sudah kuduga ini semua adalah ulahnya!”

“Dia pengguna sihir apa, yah~” ucap Bichiura tidak mendengarkan Kucabara.

“Ini bukan sihir, tapi dia memperhitungkan semuanya.” Ucap Kucabara sambil memandangi puntung rokok di tangannya. “…Agar nampak seperti sebuah kecelakaan.”

“Menghitung?”

“Daerah sini anginnya kuat. Dia pasti mengitung semua arah angin di daerah sini, lalu dia menerbangkan rokok ini saat angin bertiup dari arah bawah ke atas. Dan rokok itu menyentuh kabel telpon yang sudah rusak dan menimbulkan percikan listrik. Lalu…”

Bichiura memotong penjelasan Kucabara, “Sudahlah, jangan bercanda! Ini pasti sihir dan kebetulan sa—“

“Laki-laki itu dijuluki ‘si jenius’ di dunia setan. Dan namanya adalah Sugal.” Ucap Kucabara. “Dia memprediksi segala situasi dari statistic matematika dan teori fisika. Namanya terkenal setelah menciptakan suatu bencana yang tidak terduga.”

“Lebih hebat dari Ponzol?” tanya Bichiura.

“Aku tahu setelah mendengar nama lengkapnya…” ucap Kucabara. “…Dia itu adalah kakaknya Ponzol.”
Jadi namanya Ponzol: Guripta Ponzol gitu? xD nama yang aneh… *plakkk

“Apa dia mau membalas dendam atas kekalahan adiknya!? Apa tidak masalah? Kita sudah menjadikan si jenius sebagai musuh kita!” ucap Bichiura.

Kucabara berjalan ke ujung landasan kayu di dana itu, dan melihat sebuah bola balon di air. “Mereka lupa membawa kembali ini, ya? Bola pantai anak-anak…” Kucabara memungut bola itu. “Dia mencoba melakukan pembunuhan dengan sengatan listrik, ya… walaupun Shinigami, dia tidak berhak menghancurkan kehidupan manusia…”

Tiba-tiba aura aneh keluar dari tubuh Kucabara.

 “Aku akan menghukumnya! Si br*ngsek yang tidak tahu harga dari sebuah nyawa!” ucap Kucabara.

“Tuan sangat kereeennn…” ucap Bichiura dengan mata yanga berbinar-binar.

KRAAAAKKK!! Tiba-tiba papan tempat Kucabara berdiri itu patah, membuatnya tercebur ke danau. Hilang sudah masa-masa kejayaannya di depan Bichiura xD.

“Uwaaa, tolong Bichiura~ a-aku tidak bisa berenang~” ucap Kucabara.

“Dasar—“

SRRRUUUUKKK. Seseorang meraih tangan Kucabara. Paul meraih tangan Kucabara, menyelamatkan pengacaranya itu.




 
“Apa kau serius menganggap… kalau aku tidak bersalah?” tanya Paul.

“…”

“Oke, akan kuberitahukan apa yang kuingat…” ucap Paul. Ia lalu mengangkat Kucabara ke papan yang belum patah. Belum. “Aku telah membunuh… Guru TK yang tidak berdosa.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar