Sebelumnya: Date a Live
episode 2
Pada akhirnya, Itsuka Shido
berhasil menaklukan seorang Roh bernama Tohka. Untuk kelangsungan hidup umat
manusia, Ia akan berkencan dengan Roh itu!
“Shido, ini apa?” tanya Tohka memperhatikan roti yang dipajang di sebuah etalase. Karena kaca yang menghalangi, Ia tidak bisa mengambil roti itu. “Ini apa? Apa?? Apaaaa??”
Sang Roh, Tohka, gadis yang muncul dari dunia lain tanpa alasan yang jelas. Apakah kekerasan yang dapat mengatasinya? Ataukah cinta? Saat ini, Shido sedang diuji dengan keputusan yang diambilnya…
“Shido, ini apa?” tanya Tohka memperhatikan roti yang dipajang di sebuah etalase. Karena kaca yang menghalangi, Ia tidak bisa mengambil roti itu. “Ini apa? Apa?? Apaaaa??”
Sang Roh, Tohka, gadis yang muncul dari dunia lain tanpa alasan yang jelas. Apakah kekerasan yang dapat mengatasinya? Ataukah cinta? Saat ini, Shido sedang diuji dengan keputusan yang diambilnya…
Date a Live: Pedang Yang Membelah Awan
Text Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
“Ini.” Shido membelikan roti yang daritadi dipandangi oleh Tohka. Tohka
mengendus-endus roti itu, dan matanya mulai berbinar serta liurnya menetes.Text Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
“Ini tidak beracun, kan?” tanyanya.
“Tidak. Sekarang berhentilah meneteskan air liur dan makanlah.” Ucap Shido. Tohka pun langsung menggigit roti itu, dan…
“ENNNAAAAKKK!!” ucap Tohka. Ia jadi ketagihan dan terus memakan roti itu. “Apa ini yang namanya kencan?”
“Itu roti tepung kedelai…”
Tohka menjilat jarinya, “Apa? Ini bukan kencan?” tanyanya. “Kenapa makanan seenak itu bukan kencan?”
“Tidak, mengenai itu…”
“Jangan bilang padaku… rasa ini mendekati kencan yang sebenarnya?” tanya Tohka. Ia berpikir keras, “Bagaimana rasa sebenarnya kencan itu, ya?~” Ia lalu mencium bau sosis goreng dan langsung berlari ke arahnya, “kencaaann~”
“Kau salah…” ucap Shido lemas.
Tohka menjilat jarinya, “Apa? Ini bukan kencan?” tanyanya. “Kenapa makanan seenak itu bukan kencan?”
“Tidak, mengenai itu…”
“Jangan bilang padaku… rasa ini mendekati kencan yang sebenarnya?” tanya Tohka. Ia berpikir keras, “Bagaimana rasa sebenarnya kencan itu, ya?~” Ia lalu mencium bau sosis goreng dan langsung berlari ke arahnya, “kencaaann~”
“Kau salah…” ucap Shido lemas.
Mereka lalu berjalan ke
suatu tempat yang cukup padat manusia, Tohka langsung bertanya-tanya dengan
sosis yang masih menggantung di mulutnya, “Kenapa ada begitu banyak manusia
disini?! Apa mereka semua akan melakukan penyerbuan padaku??!!” Tohka langsung
bersiap-siap dengan kekuatan di ujung jarinya, “Baiklah, aku akan melenyapkan
tempat ini sebelum para manusia robot datang!”
“Tu-tu-tunggu dulu, Tohka!” ucap Shido.
“Apa yang kau lakukan? Jangan menghalangiku, Shido!”
“Sudah kubilang, tidak semua orang ingin membunuhmu.” Ucap Shido. Setelah mendengar hal itu, Tohka langsung mengurungkan niatnya.
“Mama~” ada seorang anak kecil lewat di dekat Tohka, Ia membuang sesuatu ke tempat sampah. “Mama, aku membuang sampahku~”
Ibunya anak itu datang dan mengelus kepala anaknya, “Anak pintar~”
Tohka langsung meniru adegan itu. Ia memakan dua batang sosis sekaligus kemudian membuang sampahnya di tempat sampah. Ia lalu datang ke arah Shido dan memintanya mengelus kepalanya.
Shido akhirnya mengelus kepala Tohka, dan Tohka tersenyum dengan gembira. “Aku mengerti, Shido…” ucap Tohka. “…Ini kan yang dinamakan kencan?”
“Masih salah, tapi tak sepenuhnya salah.” Ucap Shido.
“Begitu, ya? Kencan itu pasti benar-benar indah…” Tohka lalu melihat makanan yang lain, “Itu apa, Shido?” Ia lalu berlari ke sana.
“Ooy, masih mau makan lagi?” Shido berlari mengejarnya.
Di dekat sana, muncullah tiga orang tukang gossip itu.
“Mengapa Itsuka berjalan dengan seorang gadis?”
“Apakah dia menipu Tonomachi?”
“Menjijikkan~”
Di kejauhan juga, nampak Tobiichi sedang mengintip. “Gadis itu adalah Roh…” pikir Tobiichi. “Tapi, bagaimana dengan gempa luar angkasanya?” Ia lalu menghubungi seseorang. “Ini komandan Tobiichi Origami, A-0613. Kirimkan padaku alat observasi.”
“Ini tempat apa, Shido?” tanya Tohka. Mereka berdua sudah berada di
depan restoran elit sekarang.“Tu-tu-tunggu dulu, Tohka!” ucap Shido.
“Apa yang kau lakukan? Jangan menghalangiku, Shido!”
“Sudah kubilang, tidak semua orang ingin membunuhmu.” Ucap Shido. Setelah mendengar hal itu, Tohka langsung mengurungkan niatnya.
“Mama~” ada seorang anak kecil lewat di dekat Tohka, Ia membuang sesuatu ke tempat sampah. “Mama, aku membuang sampahku~”
Ibunya anak itu datang dan mengelus kepala anaknya, “Anak pintar~”
Tohka langsung meniru adegan itu. Ia memakan dua batang sosis sekaligus kemudian membuang sampahnya di tempat sampah. Ia lalu datang ke arah Shido dan memintanya mengelus kepalanya.
Shido akhirnya mengelus kepala Tohka, dan Tohka tersenyum dengan gembira. “Aku mengerti, Shido…” ucap Tohka. “…Ini kan yang dinamakan kencan?”
“Masih salah, tapi tak sepenuhnya salah.” Ucap Shido.
“Begitu, ya? Kencan itu pasti benar-benar indah…” Tohka lalu melihat makanan yang lain, “Itu apa, Shido?” Ia lalu berlari ke sana.
“Ooy, masih mau makan lagi?” Shido berlari mengejarnya.
Di dekat sana, muncullah tiga orang tukang gossip itu.
“Mengapa Itsuka berjalan dengan seorang gadis?”
“Apakah dia menipu Tonomachi?”
“Menjijikkan~”
Di kejauhan juga, nampak Tobiichi sedang mengintip. “Gadis itu adalah Roh…” pikir Tobiichi. “Tapi, bagaimana dengan gempa luar angkasanya?” Ia lalu menghubungi seseorang. “Ini komandan Tobiichi Origami, A-0613. Kirimkan padaku alat observasi.”
“I-Itu..” Shido sepertinya sedikit khawatir kalau sampai Tohka masuk kesini. “Ini… itu…”
“Ah! Aku benar-benar penasaran!” ucap Tohka. “Biar kuperiksa!”
“Tu-tunggu!”
“Yo, Itsuka, ya?” tanya seseorang dari samping Shido, ternyata itu adalah Tonomachi.
“Tonomachi?”
Tonomachi terlihat agak bingung melihat Tohka, demikian pula dengan Tohka. “Ada apa ini? Kau jalan-jalan dengan gadis cantik, dan kau tidak memberitahu Tonomachi, sang Raja Gosip di sekolah?!” bisik Tonomachi. “Aku iri…”
“Aaah, itu… banyak hal yag terjadi, dan…”
KRIINNGG!! Tohka sudah masuk begitu saja ke dalam restoran.
“Sepertinya dia kelaparan..” ucap Tonomachi. “Pacarku memiliki selera yang tinggi, lho…” Ia lalu menunjukkan gambar karakter game yang Ia sebut pacarnya, nampak karakter itu meminta dibelikan sesuatu secara online.
“Kau membeli semua ini dengan uang asli, kan?!” tanya Shido.
“Sepertinya temanku sedang butuh bantuan…” ucap Tonomachi tak memperdulikan pertanyaan Shido. Tonomachi memberikan dua buah tiket yang entah bagaimana merupakan tiket masuk restoran itu. “Ada orang asing yang memberikan ini padaku, kuputuskan untuk kuberikan padamu saja~” ucap Tonomachi sambil berputar-putar. “Good Lucku! Sampai jumpa~”
Shido akhirnya memasuki restoran itu, dan sedikit tercengang dengan suasana restoran yang begitu mewah.
“Selamat datang.” Ucap si pelayan restoran menyambut Shido. Shido agak terkejut melihat pelayan itu, karena Ia mengenalnya.
“Re..Re…Re…Re…Reine-san?!”
BUKK! Reine langsung menimpuk Shido dengan buku menu agar Ia diam.
“Ke-kenapa kau ada disini?!” bisik Shido.
“Kami tahu bahwa Princess menyelinap di bawah radar dan memasuki dunia ini.” Ucap Reine. Reine lalu menunjuk meja tempat Tohka duduk, “Dia ada disana.”
“Cepat kesini, Shido!” panggil Tohka. “Kesini! Kesini!”
“Ba-baik..” dengan canggung Shido duduk disana. Orang-orang memperhatikannya, tentu saja, dua orang anak sekolahan masuk ke restoran elit?...
“Apakah anda sudah memutuskan ingin memesan apa?” tanya si Maid restoran itu yang ternyata Kotori.
“Ko-Ko-Ko—“
BRRAAANNGG!! Kotori menamparkan nampannya pada muka Shido agar Ia diam. “Um… yang ini kelihatannya enak, tapi yang ini juga…” Tohka sedang bingung memilih menu yang tersedia di buku menu dan tidak memperhatikan kejadian barusan. “Yang mana diantara ini semua yang namanya kencan?!”
“Jika anda masih belum menentukan menunya, maukah anda mencoba menu super spesial kami?” Kotori menawarkan.
“Spesial?” tanya Shido dan Tohka bersamaan.
JREEEEENNGGGG!!
“I-ini benar-benar super
spesial…” ucap Shido.
Tohka menggulung mie dengan garpu dan langsung melahapnya bulat-bulat.. dilanjutkan dengan beberapa potong daging… “Luar biasa~ ini benar-benar enak sekali! Apa ini yang namanya kencan?!”
“Kenapa kalian memberinya itu?” bisik Shido.
“Aku hanya meningkatkan kemungkinan dia jatuh cinta padamu.” Sahut Kotori. Ekspresi Maid Kotori langsung berubah kembali menjadi ekspresi seorang komandan, “Ini saatnya kau serius, Shido. Setelah ini, pergilah ke selatan stasiun.”
“Selatan?” tanya Shido. “Bukankah itu daerah padat penduduk?”
“Tak perlu khawatir, pergi saja.” Ucap Kotori. “Baiklah, mari kita mulai kencan kita.”
Tohka menggulung mie dengan garpu dan langsung melahapnya bulat-bulat.. dilanjutkan dengan beberapa potong daging… “Luar biasa~ ini benar-benar enak sekali! Apa ini yang namanya kencan?!”
“Kenapa kalian memberinya itu?” bisik Shido.
“Aku hanya meningkatkan kemungkinan dia jatuh cinta padamu.” Sahut Kotori. Ekspresi Maid Kotori langsung berubah kembali menjadi ekspresi seorang komandan, “Ini saatnya kau serius, Shido. Setelah ini, pergilah ke selatan stasiun.”
“Selatan?” tanya Shido. “Bukankah itu daerah padat penduduk?”
“Tak perlu khawatir, pergi saja.” Ucap Kotori. “Baiklah, mari kita mulai kencan kita.”
“Analisi data AI selesai. Tipe
toko E-5963.”
“Diterima! E-5963!”
Tiba-tiba toko-toko di selatan stasiun berpindah tempatnya dan berganti dengan semacam pasar malam. Rumah-rumah dipindahkan dengan mudahnya, lalu plang “selamat datang” pun dipasang.
“Diterima! E-5963!”
Tiba-tiba toko-toko di selatan stasiun berpindah tempatnya dan berganti dengan semacam pasar malam. Rumah-rumah dipindahkan dengan mudahnya, lalu plang “selamat datang” pun dipasang.
Tiba-tiba saja perumahan
yang tadinya nampak biasa sudah berubah menjadi tempat seperti itu.
Shido dan Tohka yang masih dalam perjalanan menuju ke stasiun selatan, tidak menyadari itu.
“Shido, itu apa?” tanya Tohka menunjuk ikan-ikan hitam yang nampak di sungai. Mereka berdua sedang berjalan melintasi jembatan. “Bisakah aku memakannya?”
“Tentu saja tidak!” ucap Shido. “Yah, sebenarnya, mereka juga bisa dimakan…”
“Lihatlah, Shido, ada yang warna merah juga!” ucap Tohka ketika melihat seekor ikan yang berbeda dari yang lainnya. “Dia cepat sekali~!!”
“Yah, orang bilang yang warna merah selalu tiga kali lebih cepat dari yang lainnya.” Ucap Shido. “Ah, tapi, apa yang dilakukannya disana?” Shido lalu mengalihkan perhatiannya ke tempat lain, dan melihat pasar yang sekarang ada di depannya, “Kenapa ada yang seperti itu disini?!”
“Selamat!!” ucap orang-orang ketika Shido memasuki daerah itu. “Kalian berdua adalah pelanggan ke 100.000!!” padahal pasar itu tiba-tiba muncul, bagaimana bisa sudah dapat 100k? -_- “Kalian mendapatkan hadiah spesial, makan sepuasnya secara gratis!!”
“Benar-benar gratis!!” para dagang di pasar itu sudah menunggu mereka dengan masing-masing membawa makanan yang dijual.
“Selamat datang!!”
“Tidak, eto…” ucap Shido yang merasa aneh dengan semua ini.
“Aku belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya, Shido~!!” ucap Tohka berbinar-binar. Ia langsung berlari kesana.
“Oeeeyy, Tohka!!” Shido pun akhirnya menyusul Tohka.
---Fraxinus----
“Kawagoe sudah berhasil membawa target masuk.” Ternyata pasar tiba-tiba itu kerjaannya Fraxinus.
“Tim Takoyaki, bersiap di kios kalian. Tim Takiyaki dan Snow Cone, bawa masuk beberapa orang.” Ucap asisten komandan memberi arahan. “Tim Soba, kalian begitu lambat, apa yang kalian lakukan?!”
“Apakah akan baik-baik saja?” tanya Reine yang berdiri di samping asisten komandan itu. “Sepertinya TAR juga memiliki rencana sendiri.”
NB: TAR ini singkatan dari arti bahasa Indonesianya, kalau singkatan Jepang yang aslinya AST ^^
“Aku sudah menyelesaikan tugasku untuk membuat mereka tetap diam.” Ucap Kotori.
“Begitu…”
Shido dan Tohka yang masih dalam perjalanan menuju ke stasiun selatan, tidak menyadari itu.
“Shido, itu apa?” tanya Tohka menunjuk ikan-ikan hitam yang nampak di sungai. Mereka berdua sedang berjalan melintasi jembatan. “Bisakah aku memakannya?”
“Tentu saja tidak!” ucap Shido. “Yah, sebenarnya, mereka juga bisa dimakan…”
“Lihatlah, Shido, ada yang warna merah juga!” ucap Tohka ketika melihat seekor ikan yang berbeda dari yang lainnya. “Dia cepat sekali~!!”
“Yah, orang bilang yang warna merah selalu tiga kali lebih cepat dari yang lainnya.” Ucap Shido. “Ah, tapi, apa yang dilakukannya disana?” Shido lalu mengalihkan perhatiannya ke tempat lain, dan melihat pasar yang sekarang ada di depannya, “Kenapa ada yang seperti itu disini?!”
“Selamat!!” ucap orang-orang ketika Shido memasuki daerah itu. “Kalian berdua adalah pelanggan ke 100.000!!” padahal pasar itu tiba-tiba muncul, bagaimana bisa sudah dapat 100k? -_- “Kalian mendapatkan hadiah spesial, makan sepuasnya secara gratis!!”
“Benar-benar gratis!!” para dagang di pasar itu sudah menunggu mereka dengan masing-masing membawa makanan yang dijual.
“Selamat datang!!”
“Tidak, eto…” ucap Shido yang merasa aneh dengan semua ini.
“Aku belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya, Shido~!!” ucap Tohka berbinar-binar. Ia langsung berlari kesana.
“Oeeeyy, Tohka!!” Shido pun akhirnya menyusul Tohka.
---Fraxinus----
“Kawagoe sudah berhasil membawa target masuk.” Ternyata pasar tiba-tiba itu kerjaannya Fraxinus.
“Tim Takoyaki, bersiap di kios kalian. Tim Takiyaki dan Snow Cone, bawa masuk beberapa orang.” Ucap asisten komandan memberi arahan. “Tim Soba, kalian begitu lambat, apa yang kalian lakukan?!”
“Apakah akan baik-baik saja?” tanya Reine yang berdiri di samping asisten komandan itu. “Sepertinya TAR juga memiliki rencana sendiri.”
NB: TAR ini singkatan dari arti bahasa Indonesianya, kalau singkatan Jepang yang aslinya AST ^^
“Aku sudah menyelesaikan tugasku untuk membuat mereka tetap diam.” Ucap Kotori.
“Begitu…”
Tobiichi sudah sampai di
jembatan yang tadi dilewati Shido dan Tohka, Ia sedang memeriksa sesuatu dengan
alat observasinya, namun nampaknya Ia mengalami sedikit masalah.
“Gangguan…” ucap Tobiichi.
“Origami, kau bisa dengar aku?” tanya komandan Tobiichi menggunakan alat komunikasi jarak jauh. “Aku berhasil mendapatkan izin untuk bergerak. Kita bertemu di titik 101.”
“Dimengerti.”
“Gangguan…” ucap Tobiichi.
“Origami, kau bisa dengar aku?” tanya komandan Tobiichi menggunakan alat komunikasi jarak jauh. “Aku berhasil mendapatkan izin untuk bergerak. Kita bertemu di titik 101.”
“Dimengerti.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar