Rabu, 12 Juni 2013

Versi Teks Date a Live episode 6 bagian 4



“Benar juga…” pikir sang kapten. Ia mulai teringat ketika atasannya memarahinya. “Mayor selalu mengeluhkan kemampuan kami,” Ia lalu teringat teman-temannya yang selalu menghina umurnya, “dan mereka pikir mereka istimewa karena masih muda… setidaknya biarkan aku ke pemandian air panas dengan tenang!!” si kapten mengamuk dan mengangkat senjatanya, lalu menembak semua bangunan yang ada disana, bahkan yang tidak bersalah(?).

“Kalian menyerang kami disaat kami ingin bersantai?! Kalian masih terlalu cepat jutaan tahun untuk melawan kami!!” Ia terus saja menembaki, bahkan rumah warga sipil. Ketika amunisi senjata itu habis, Ia mengambil granat-granat dan melemparkannya dengan sembarang. “Rasakan akibat dari apa yang sudah kalian lakukan pada kami!!”

BLAAARRR!!

“Khu khu khu, semuanya, persiapkan diri kalian!!” ucap kapten yang jadi bersemangat. “Saatnya bersenang-senang sambil bekerja!!”

Anggota TAR yang lain hanya dapat melihat sosok kapten mereka yang dinaungi siluet api. Menyeramkan.

“Ayo kita hajar mereka!! Neraka, darah, penderitaan, kesakitan, penyiksaan dan trauma! Jika aku masih melihat kalian memiliki peluru, aku akan menembakkannya ke p*ntat kalian!!” ucap sang kapten. “Nah, menyenangkan, bukan? Katakan padaku kalau ini menyenangkan!”

Shido yang sedang mencari Yoshinon ke tengah kota, hanya dapat ternganga melihat kota yang perlahan roboh terkena tembakan TAR yang tidak berarti. Mereka sama sekali tidak menembak musuh atau apa, hanya tembakan asal yang dilandasi kekesalan.

“A-apa yang sudah terjadi?” Shido bertanya-tanya. “Tidak ada Spirit di sekitar sini, jadi kenapa mereka…”

“Dasar br*ngsek, kau selalu mengganggu kami! Kau ingin bersimpati pada Spirit? Aku ingin melihatmu mencobanya!! Mungkin akibatnya nanti kau hanya akan memiliki satu atau dua tulang yang tersisa!” teriak si kapten yang sudah menggila. “Kau tidak selamanya muda. Bahkan dengan stress dan kurangnya tidurku akhir-akhir ini, aku selalu berusaha membuat kulitku terlihat muda! Jangan meremehkan wanita!” si kapten mulai ngelantur. “Aku sudah hampir 30 tahun, katamu? Tidak, aku masih 27 tahun!”

“Kenapa dia teriak-teriak? Membuat takut saja…” ucap Shido yang masih berlari mencari Yoshinon.

Sementara si kapten berteriak tidak jelas, es datang dan membekukan kaki beberapa anggota TAR. “Ini… Hermit?”

“Cepat terbang! Kau bisa membeku!”

“Dimengerti!” sebelum Ia sempat terbang, sebuah lobak mendarat di dekatnya dan meledak dengan skala kecil.

“Apa kau baik-baik saja?” teman-temannya mendekat.
“Tidak apa-apa, kan?” lalu setusuk sate mendarat di dekat mereka bertiga dan meledak.



“Ini dia.” Shido akhirnya menemuka boneka Yoshinon. Ia lalu membersihkannya. “Yoshinon…”

Saat Shido lengah, sebuah pumpkin bomb melayang ke arahnya. Tentu saja itu sebenarnya ditujukan untuk TAR. Shido hanya dapat terdiam melihat benda itu melayang ke arahnya.

Kotori yang melihat bom itu melayang ke kakaknya melalui monitor mulai panik, “Hentikan! Berhenti menyerang!!” namun bom sebesar rumah dua are(?) itu sekarang sudah berada tepat di atas kepala Shido.

“Shi..Shido?” Tobiichi melihat Shido, namun Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu…


 
BLAAARRR!!!!

Ledakan itu membuat lubang yang sangat besar, dan bahkan merusak komunikasi di Fraxinus.

“Transmisi terputus. Menganalisa permukaan…”

“Tampilkan di video!”

Ketika terlihat di video, nampak Shido masih utuh dengan Yoshinon di tangannya. Di sekelilingnya terdapat pelindung berwarna ungu yang melindunginya.

“Kau baik-baik saja, kan, Shido?” tanya Tohka. Pelindung berwarna ungu itu Tohka lah yang menciptakannya. Ia selalu datang tepat waktu ketika Shido butuh perlindungan..


 
“To-Tohka…” Shido tersenyum.

Dari jauh TAR memperhatikan pelindung ungu yang dibuat Tohka.
“Itu kan…?”
“Mungkinkah… Princess?”
“Kapten! Princess muncul! Meminta perintah…”

Namun sang kapten tidak menjawab, karena komunikasi mereka terputus. “Dia tidak menjawab…”

“Aku akan mengurusnya.” Ucap Tobiichi yang sudah siap dengan senjata.

“Tapi, dengan kekuatan kita saat ini…”

“Tidak masalah.” Ucap Tobiichi. “Ini adalah kesempatan kita.” Namun saat itu pelindung itu lenyap dan tidak ada apa-apa yang tersisa disana. Nampaknya Tohka mengajak Shido dan berteleportasi.

“Syukurlah…” ucap salah seorang anggota TAR yang takut melawan Tohka. “Tapi, mengapa Princess muncul tiba-tiba?”

“Mungkinkah Spirit yang sudah melakukan semua ini pada kita?”

“Mereka bisa melakukan hal seperti ini? Menakutkan sekali.”

Setelah matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat, TAR akhirnya selesai menghadapi musuhnya. Kapten TAR pun mendeklarasikan kemenangan mereka dengan berdiri di atas salah satu puing bangunan.

Shido dan rombongannya akhirnya sampai di pemandian, mereka memandang air hangat yang ada disana dengan ekspresi bahagia.
“Akhirnya, kita berhasil sampai!” ucap Shido.

“Wisata ini benar-benar mengerikan!” ucap Yoshinon. Plung… kepala Yoshinon lepas dan tercebur ke kolam.


 
“Perjalanan yang panjang, ne~” ucap kapten TAR. Mereka berada di pemandian disamping rombongan Shido. “Jangan mundur. Hadap kiri. Maju!”

“Kyaa!! Kyaa!!” mereka meloncat masuk ke pemandian.

Tobiichi melihat ke sekeliling, “Dimana Shido?”

Crrrkkk!! Beberapa orang yang sudah masuk ke air langsung membeku karena disamping pemandian mereka Yoshino sedang menangisi bonekanya.

---Fraxinus---
“Kurasa itu sudah tidak bisa disebut ‘pemandian air panas’ lagi.” Ucap Kotori.

“Komandan, ada berita bagus!!” ucap sang wakil komandan yang menghubungi melalui monitor.

“Kannazuki? Apa yang terjadi?”

“Sesuai perintah anda, saya sudah menggali lubang,” ucapnya. “Lalu secara mengejutkan  saya menemukan mata air hangat!”

---Pemandian Air Panas Kannazuki---

Akhirnya Shido, Tohka dan Yoshino dapat berendam di pemandian air panas berkat mata air hangat yang ditemukan Kannazuki.

“Apa kau merasa nyaman? Apa stressmu sudah hilang? Aku dengar ini dapat menghilangkan kelelahan.” Ucap Tohka yang berendam disamping Shido.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Yoshino yang berendam di sisi Shido yang satu-satunya.

“Maaf sudah menimbulkan banyak masalah hari ini.” Ucap Yoshinon.

“Apa kalian melakukan semua ini demi kami?” tanya Shido pada Kotori yang berdiri di dekat sana. Keinginannya untuk berendam bersama kakaknya akhirnya terwujud.

“Yah, bersantailah selagi bisa. Banyak tugas menunggumu.” Ucap Kotori.

“Baiklah… airnya nyaman sekali!” ucap Shido. Mereka berendam sambil melihat matahari terbenam..




                       



Bersambung ke: Date a Live  episode 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar