Sebelumnya: Date a Live
episode 6 bagian 2
“Cih. Jadi itu yang
terjadi?” Kotori melihat pergerakan TAR melalui sebuah Ipad(?). “TAR sedang
mengganggu misi kita.” Kotori lalu menghubungi dirinya dengan pasukan melalui
microphone, “Date Town, memasuki mode pertarungan level 2. Tembak saja jika
perlu.”
“Komandan…” ucap salah satu tim ahli. “Apa yang anda lakukan disana?”
“A-aku sedang melakukan penyelidikan!!” ucap Kotori. “Su-sudahlah, cepat lakukan!”
“Baik!” ucap tim ahli itu. “Date Town entering battle mode, level 2!! Bersiap mengeliminasi TAR!!”
Kota tempat TAR berada sekarang adalah Date Town, kota yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menghalangi TAR. Ketika para TAR sedang mencari-cari jalan keluar dari kota yang penuh jebakan itu, sebuah misil mendarat di tengah kota.
BLAAARRRR!!
Ketika misil itu mendarat, Ia mencipratkan cairan-cairan lengket yang mengenai beberapa anggota TAR dan membuat mereka tidak dapat bergerak.
“A-apa ini~? Lengket sekali!!”
“Komandan…” ucap salah satu tim ahli. “Apa yang anda lakukan disana?”
“A-aku sedang melakukan penyelidikan!!” ucap Kotori. “Su-sudahlah, cepat lakukan!”
“Baik!” ucap tim ahli itu. “Date Town entering battle mode, level 2!! Bersiap mengeliminasi TAR!!”
Kota tempat TAR berada sekarang adalah Date Town, kota yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk menghalangi TAR. Ketika para TAR sedang mencari-cari jalan keluar dari kota yang penuh jebakan itu, sebuah misil mendarat di tengah kota.
BLAAARRRR!!
Ketika misil itu mendarat, Ia mencipratkan cairan-cairan lengket yang mengenai beberapa anggota TAR dan membuat mereka tidak dapat bergerak.
“A-apa ini~? Lengket sekali!!”
Lalu ada anggota lainnya yang terkena jebakan berupa jaring.
“Ada apa ini!?” “Tidak mau lepas~~”
Tinggal Tobiichi dan sang kapten yang masih selamat.
“Lihatlah, ada sesuatu yang aneh disini.” Ucap Tobiichi.
“Kalian semua tetaplah waspada!!” ucap sang kapten.
Di sebuah toko penjual gorengan, secara tiba-tiba gorengannya meluncur dan menyerang anggota TAR. Dan ajaibnya, gorengan-gorengan itu menyebabkan ledakan yang dashyat. Gorengan.
Beberapa boneka di toko mainan dekat sana menyemburkan sebuah tali dari mulut mereka. Anggota TAR yang terkena tali itu akan tersetrum, dan beberapa anggota terperangkap.
Lalu ada toko sate yang bergerak sendiri sambil menembakkan sate-sate tusuk mereka yang entah bagaimana bisa meledak.
“Komandan sedang menguji kita.. kita harus dapat menyelesaikannya sendiri!!” ucap seseorang di Fraxinus menyaksikan ledakan-ledakan di tengah kota melalui monitor.
“Baik!!”
Tidak cukup dengan semua itu, lagi-lagi ada jebakan yang muncul. Sebuah cairan yang membuat orang yang menginjaknya seolah tidak bisa berjalan dengan cepat dan terpeleset.
“Apa ini?” tanya si kapten memperhatikan cairan itu.
“Sepertinya itu cairan khusus.” Ucap Tobiichi. “Cairan khusus untuk mengurangi koefisien pergerakan di atas tanah sampai kurang dari 0,01. Cairan ini dapat menghambat pergerakan targetnya.”
“Lalu bagaimana dengan itu?” di kejauhan, nampak bunga-bunga di pot yang entah bagaimana mengeluarkan semacam gas melalui benang sari mereka.
“Sepertinya itu adalah gas tidur.” Ucap Tobiichi. “Musuh sepertinya ingin menghentikan kita, bukan membunuh kita.”
Lalu bagaimana dengan gorengan-gorengan bom tadi? Tanya admin. *plak*
“Aku tidak tahu siapa mereka, tapi usaha mereka hebat juga!” ucap sang kapten. “Semua pasukan: diijinkan untuk menggunakan alat bertempur!! Segera lakukan serangan balasan!!”
Tepat setelah dia mengucapkan itu, sebuah toko sayur melayang ke udara, dan dari sayur itu meluncur lobak-lobak bagai misil. Lobak-lobak itu meledak setelah menyentuh sesuatu. Sekarang 7 lobak sudah melayang ke arah sang kapten.
Kapten itu pun menebas lobak-lobak itu dengan pedangnya, dan …
“Hyaaaahhh!!” sang kapten menebas semua sayuran palsu itu sekalian dengan tokonya, yang menyebabkan semuanya meledak dan lenyap seketika.
Kotori kesal ketika melihat ke ipad(?)nya, semua toko jebakannya berhasil ditaklukan oleh TAR.
Disamping pertarungan yang aneh dengan gorengan dan sayur(?) itu, Shido dan rombongannya masih berjalan menuju ke pemandian. Ketika Shido menengok ke langit, terlihat sebuah misil entah bagaimana nyasar ke arah mereka.
“Heee—? Ap—???” BLAAARRRRRR!!!
“Jyangg~~” Yoshinon terhempas jauh akibat ledakan dari misil itu.
“Yo-Yoshinon… huwaaaa!!!”
Yoshino mulai menangis. Ketika Ia menangis, hujan seketika turun dan daerah
sekitar menjadi beku.
“Te-tenanglah, Yoshino…” ucap Shido.
“Tidak bisa, Shin. Kita harus menemukan Yoshinon untuk menenangkan Yoshino.” Ucap Reine.
“He?” Yoshino menatap Shido dengan mata besar yang berlinang. “Yosh, baiklah.” Ucap Shido. “Aku akan mencari Yoshinon, jadi kau tunggu disini, ya?”
Perlahan tangis Yoshino mulai terhenti bersamaan dengan berhentinya hujan. Shido pun berdiri dan mulai berlari ke arah Yoshinon terhempas tadi.
“Shi-Shido!! Hati-hati!!” ucap Tohka.
…
“Te-tenanglah, Yoshino…” ucap Shido.
“Tidak bisa, Shin. Kita harus menemukan Yoshinon untuk menenangkan Yoshino.” Ucap Reine.
“He?” Yoshino menatap Shido dengan mata besar yang berlinang. “Yosh, baiklah.” Ucap Shido. “Aku akan mencari Yoshinon, jadi kau tunggu disini, ya?”
Perlahan tangis Yoshino mulai terhenti bersamaan dengan berhentinya hujan. Shido pun berdiri dan mulai berlari ke arah Yoshinon terhempas tadi.
“Shi-Shido!! Hati-hati!!” ucap Tohka.
…
Di layar komputer Fraxinus,
terlihat grafik yang menunjukkan banyaknya jebakan-jebakan mereka yang mulai
ditembus oleh TAR.
“Mereka berhasil menembus perangkap kita!”
“Mereka mendekati target dengan kecepatan tinggi!”
“Berbahaya!”
“Kita tidak bisa menghentikan mereka bahkan dengan mode tempur level 2! Apa yang harus kita lakukan, komandan?!”
“Mereka pasti sudah menentukan wilayah mereka.” Ucap Kotori.
“Sudah dikonfirmasi!”
“Mah, kita memang tidak akan membunuh mereka… kalian boleh menggunakan mode penghancur!!!” ucap Kotori dengan nada puas.
“Dimengerti! Mengeluarkan semua senjata di Date Town!! Gunakan semua senjata yang kita punya!! Hentikan TAR apapun yang terjadi~!!”
“Mereka berhasil menembus perangkap kita!”
“Mereka mendekati target dengan kecepatan tinggi!”
“Berbahaya!”
“Kita tidak bisa menghentikan mereka bahkan dengan mode tempur level 2! Apa yang harus kita lakukan, komandan?!”
“Mereka pasti sudah menentukan wilayah mereka.” Ucap Kotori.
“Sudah dikonfirmasi!”
“Mah, kita memang tidak akan membunuh mereka… kalian boleh menggunakan mode penghancur!!!” ucap Kotori dengan nada puas.
“Dimengerti! Mengeluarkan semua senjata di Date Town!! Gunakan semua senjata yang kita punya!! Hentikan TAR apapun yang terjadi~!!”
Serangan di Date Town
semakin mejadi-jadi, sebuah mesin lotere menyerang mereka dengan peluru-peluru
kecil, lalu ada mie-mie panjang yang ada tempurnya menyerang dan meliit mereka.
Sementara di Fraxinus, makanan-makanan yang menyerang TAR sedang menjadi santapan bagi para staff-staffnya.
Kepten TAR menebas mesin lotere dan mie-mie itu dengan pedangnya. Ia terlihat mulai kelelahan.
“Aku basah kuyup karena keringat! Seharusnya aku sudah berada di pemandian air panas! Kenapa aku harus melakukan semua ini!?” pikir si kapten.
Sementara di Fraxinus, makanan-makanan yang menyerang TAR sedang menjadi santapan bagi para staff-staffnya.
Kepten TAR menebas mesin lotere dan mie-mie itu dengan pedangnya. Ia terlihat mulai kelelahan.
“Aku basah kuyup karena keringat! Seharusnya aku sudah berada di pemandian air panas! Kenapa aku harus melakukan semua ini!?” pikir si kapten.
Selanjutnya: Date a Live episode 6 bagian 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar