Sebelumnya: Defense Devil Chapter 12
Ketika Kucabara sedang
mencari info tentang kasus Paul, Sugal datang dan mengambil Paul tidak sesuai
dengan perjanjian. Di lain tempat, Bichiura yang dijebak Paul dengan diikatkan
ke beberapa anak yang tergantung di atas gedng, tak mampu berbuat apa-apa.
“Ukh… gatal!! Aku tidak tahan lagi!!” ucap Bichiura. Semut-semut yang mengincar kue diatasnya sudah mengerubunginya.
Karena tali yang mengikatnya sangat rapuh, tali itu terputus. “A-apa benar diikatkan pada anak-anak?” Bichiura mulai nampak ketakutan. “Mustahil…”
“Uwaaa!!!” anak-anak yang diikat itu mulai terjatuh. Dengan cepat Bichiura menarik semua tali yang putus itu.
“Dia benar-benar menggantung anak kecil… sial, aku pasti akan menghajarnya!!” Bichiura menarik tali-tali itu dengan susah payah karena perbandingan berat anak-anak itu sangat beda jauh dengannya. Ia sudah tidak tahan menarik tali tambang(?) itu, tangannya sudah mulai panas.
“Ugh… tanganku… ugh…. Uwaaa!!” tali itu akhirnya terlepas dari tangan Bichiura, anak-anak yang tergantung pada tali itu mulai melesat jatuh dengan cepat.
“Ukh… gatal!! Aku tidak tahan lagi!!” ucap Bichiura. Semut-semut yang mengincar kue diatasnya sudah mengerubunginya.
Karena tali yang mengikatnya sangat rapuh, tali itu terputus. “A-apa benar diikatkan pada anak-anak?” Bichiura mulai nampak ketakutan. “Mustahil…”
“Uwaaa!!!” anak-anak yang diikat itu mulai terjatuh. Dengan cepat Bichiura menarik semua tali yang putus itu.
“Dia benar-benar menggantung anak kecil… sial, aku pasti akan menghajarnya!!” Bichiura menarik tali-tali itu dengan susah payah karena perbandingan berat anak-anak itu sangat beda jauh dengannya. Ia sudah tidak tahan menarik tali tambang(?) itu, tangannya sudah mulai panas.
“Ugh… tanganku… ugh…. Uwaaa!!” tali itu akhirnya terlepas dari tangan Bichiura, anak-anak yang tergantung pada tali itu mulai melesat jatuh dengan cepat.
Defense Devil: Judgement 3 – Pahlawan PartV
Text Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
Text Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
Setelah mengetahui fakta
bahwa korban Paul belum meninggal da nada kemungkinan bahwa Paul tidak
bersalah, Kucabara segera berlari menuju ke ruang mayat dimana Paul berada.
“Paul!! Ada yang ingin kutanyakan—“ ketika Kucabara membuka ruangan itu, sudah tidak ada siapa-siapa disana. Paul sudah dibawa oleh Sugal. “Eh? Apa yang terjadi? Dimana Paul?”
Kucabara melihat punting rokok dibawah dan memungutnya, “Rokok dunia setan…? Dia sudah dibawa pergi? Sugal br*ngsek! Dia tidak menepati janjinya!!” Kucabara jadi semakin gelisah. “Bagaimana ini? Percuma mengejarnya tanpa Inocence Item… selain itu, kunci pada kasus ini…ada pada… Paul sendiri…”
…
“Paul!! Ada yang ingin kutanyakan—“ ketika Kucabara membuka ruangan itu, sudah tidak ada siapa-siapa disana. Paul sudah dibawa oleh Sugal. “Eh? Apa yang terjadi? Dimana Paul?”
Kucabara melihat punting rokok dibawah dan memungutnya, “Rokok dunia setan…? Dia sudah dibawa pergi? Sugal br*ngsek! Dia tidak menepati janjinya!!” Kucabara jadi semakin gelisah. “Bagaimana ini? Percuma mengejarnya tanpa Inocence Item… selain itu, kunci pada kasus ini…ada pada… Paul sendiri…”
…
-Neraka Sugal-
“Ka-kau mau apa?!” Tanya Paul yang sedang diseret Sugal dengan menarik rambutnya. “Hey, lepaskan! Aku bilang lepaskan! Aku tidak takut soal neraka, jadi kau tidak perlu menyeretku!!”
Di lain tempat, anak-anak yang terjatuh itu diselamatkan oleh Bichiura yang sudah bertransformasi dengan sayapnya. Namun Ia hanya berhasil menggapai tiga dari enam anak.
“Sial, mustahil menangkapnya sekalgus…” ucap Bichiura. Tiga anak lainnya sudah hamper menyentuh tanah… “Br*ngsek, padahal aku tidak mau memakainya!!” Bichiura akhirnya menggunakan sisa Dark Matter mereka yang tersisa. Bichiura langsung berubah ke wujud setannya dan menyelamatkan anak-anak itu.
“Ka-kau mau apa?!” Tanya Paul yang sedang diseret Sugal dengan menarik rambutnya. “Hey, lepaskan! Aku bilang lepaskan! Aku tidak takut soal neraka, jadi kau tidak perlu menyeretku!!”
Di lain tempat, anak-anak yang terjatuh itu diselamatkan oleh Bichiura yang sudah bertransformasi dengan sayapnya. Namun Ia hanya berhasil menggapai tiga dari enam anak.
“Sial, mustahil menangkapnya sekalgus…” ucap Bichiura. Tiga anak lainnya sudah hamper menyentuh tanah… “Br*ngsek, padahal aku tidak mau memakainya!!” Bichiura akhirnya menggunakan sisa Dark Matter mereka yang tersisa. Bichiura langsung berubah ke wujud setannya dan menyelamatkan anak-anak itu.
Setelah berhasil mendaratkan
anak-anak itu dengan mulus, “Sial, demi anak-anak ini… aku…” anak-anak itu
melihat sosok setan Bichiura. “…Aku harus menghabiskan semua Dark Matter dan
kembali ke wujud sempurnaku…”
Bichiura kembali ke wujud kecilnya. “Huh, suatu saat nanti, ketika kalian mati, kalian harus menyerahkan Dark Matter kalian padaku!!” ucap Bichiura. “Eh? Oh? Aku sudah kembali ke wujud semula…”
Anak-anak itu menggeliat kesakitan karena ikatan pada tubuh mereka. “Hah, apa?” Bichiura lalu melepas ikatan itu. “Selanjutnya lakukan sesuka kalian!” ucapnya.
“Uwaa…” mata anak-anak itu berbinar. “Dia pahlawan!! Dia jagoan!!” “Terima kasih Superman…” “Apa kau lihat saat dia berubah?” anak-anak itu mulai mengerubungi Bichiura dan mencubit-cubit pipinya.
“Bodoh, kalian pikir aku ini apa? Lepaskan aku, hey, tunggu!!” Bichiura akhirnya mengamuk. “Kubilang minggir, kalian anak-anak bodoh!!! Atau kalian mau kugigit sampai mati??!!!”
“Aku hanya terpaksa menolong kalian, jadi jangan salah paham! Cepat pergi dari sini! Aku ini setan. Mana mungkin ada superman!!” ucap Bichiura. Anak-anak itu mulai menangis.
“Huwaaa!!” “Pahlawan itu ada!!” ucap mereka. “Ada kok!!” “Pasti ada!!” “Kalau aku bilang ada pasti ada!!”
Bichiura menutup telinganya, “Aaah, berhenti menangis!!”
“Kak Paul yang bilang seperti itu!!” ucap salah seorang anak. Bichiura terkejut ketika mendengar itu. “Tunggu, kau yang disana…” ucap Bichiura kepada salah seorang anak. “Tadi kau bilang… Paul?”
Bichiura kembali ke wujud kecilnya. “Huh, suatu saat nanti, ketika kalian mati, kalian harus menyerahkan Dark Matter kalian padaku!!” ucap Bichiura. “Eh? Oh? Aku sudah kembali ke wujud semula…”
Anak-anak itu menggeliat kesakitan karena ikatan pada tubuh mereka. “Hah, apa?” Bichiura lalu melepas ikatan itu. “Selanjutnya lakukan sesuka kalian!” ucapnya.
“Uwaa…” mata anak-anak itu berbinar. “Dia pahlawan!! Dia jagoan!!” “Terima kasih Superman…” “Apa kau lihat saat dia berubah?” anak-anak itu mulai mengerubungi Bichiura dan mencubit-cubit pipinya.
“Bodoh, kalian pikir aku ini apa? Lepaskan aku, hey, tunggu!!” Bichiura akhirnya mengamuk. “Kubilang minggir, kalian anak-anak bodoh!!! Atau kalian mau kugigit sampai mati??!!!”
“Aku hanya terpaksa menolong kalian, jadi jangan salah paham! Cepat pergi dari sini! Aku ini setan. Mana mungkin ada superman!!” ucap Bichiura. Anak-anak itu mulai menangis.
“Huwaaa!!” “Pahlawan itu ada!!” ucap mereka. “Ada kok!!” “Pasti ada!!” “Kalau aku bilang ada pasti ada!!”
Bichiura menutup telinganya, “Aaah, berhenti menangis!!”
“Kak Paul yang bilang seperti itu!!” ucap salah seorang anak. Bichiura terkejut ketika mendengar itu. “Tunggu, kau yang disana…” ucap Bichiura kepada salah seorang anak. “Tadi kau bilang… Paul?”
Kucabara masih bingung apa
yang harus dilakukannya. Ia lalu melihat kartu yang dibelinya pada Ellimona.
“Dengan kartu ini kau bisa merubah apapun menjadi monster untuk sementara waktu…” ucap Ellimona waktu itu. “Kurasa ini mungkin akan berguna… ketika kau terpojok oleh Shinigami…”
Kucabara memperhatikan lambing tumbuhan di kartu itu yang didapatnya dari Dark Matter yang dikalahkannya sebelumnya. “Oke, ada banyak tumbuhan di dunia setan. Kalau bisa memakai ini, tanpa Inocence Item-pun… aku bisa menang melawannya…”
Kucabara memperbaiki posisi kacamata pengacaranya, “Tunggu aku, Paul!!” ucapnya dengan gaya keren. Lalu Ia pundung ketika teringat bahwa Bichiura juga belum diselamatkannya. “Ah, Bichiura juga… kalau tidak segera menyelamatkan Bichiura…”
Entah darimana, tiba-tiba Bichiura muncul disana dan menendang Kucabara, “Kau disini, ya, Sugal?!” ucap Bichiura yang mengira Kucabara itu Sugal. “Oh… Tuan? Dimana Sugal?” Bichiura melihat sekelilingnya.
“Bichiura, apa kau baik-baik saja?” Tanya Kucabara sambil mengelus tempat yang tadi di tending Bichiura. “Tapi, darimana kau bisa tahu tempat ini…?”
“Hehehe, keberuntungan selalu memihak Superman, tahu!” ucap Bichiura. “Anak-anak pengagumku yang memberitahuku kalau perempuan itu di rawat disini!!”
“Anak-anak?”
“Sugal menjebakku dengan umpan anak-anak… lalu aku menolong mereka. Ternyata mereka semua anak yang diajar oleh Guru TK yang dibunuh Paul.” Ucap Bichura. “Setelah bertanya pada mereka, aku jadi mengerti…seluruh kasus pembunuhan ini!! Dan alasan Paul… menjadi pembunuh…”
“Disini… nerakaku.” Ucap Sugal.“Dengan kartu ini kau bisa merubah apapun menjadi monster untuk sementara waktu…” ucap Ellimona waktu itu. “Kurasa ini mungkin akan berguna… ketika kau terpojok oleh Shinigami…”
Kucabara memperhatikan lambing tumbuhan di kartu itu yang didapatnya dari Dark Matter yang dikalahkannya sebelumnya. “Oke, ada banyak tumbuhan di dunia setan. Kalau bisa memakai ini, tanpa Inocence Item-pun… aku bisa menang melawannya…”
Kucabara memperbaiki posisi kacamata pengacaranya, “Tunggu aku, Paul!!” ucapnya dengan gaya keren. Lalu Ia pundung ketika teringat bahwa Bichiura juga belum diselamatkannya. “Ah, Bichiura juga… kalau tidak segera menyelamatkan Bichiura…”
Entah darimana, tiba-tiba Bichiura muncul disana dan menendang Kucabara, “Kau disini, ya, Sugal?!” ucap Bichiura yang mengira Kucabara itu Sugal. “Oh… Tuan? Dimana Sugal?” Bichiura melihat sekelilingnya.
“Bichiura, apa kau baik-baik saja?” Tanya Kucabara sambil mengelus tempat yang tadi di tending Bichiura. “Tapi, darimana kau bisa tahu tempat ini…?”
“Hehehe, keberuntungan selalu memihak Superman, tahu!” ucap Bichiura. “Anak-anak pengagumku yang memberitahuku kalau perempuan itu di rawat disini!!”
“Anak-anak?”
“Sugal menjebakku dengan umpan anak-anak… lalu aku menolong mereka. Ternyata mereka semua anak yang diajar oleh Guru TK yang dibunuh Paul.” Ucap Bichura. “Setelah bertanya pada mereka, aku jadi mengerti…seluruh kasus pembunuhan ini!! Dan alasan Paul… menjadi pembunuh…”
Sugal dan Paul sekarang
berada di neraka dimana bola-bola tempat menguruh arwah pendosa dikurung dan
dan berputar secara spiral.
“Para kriminal akan terus diputar-putar dalam penderitaan…” ucap Paul. “Rotation Hell…”
“Apa ini neraka? Padahal aku sudah siap-siap dengan panas neraka…” ucap Paul. “Ternyata lebih mudah… dari yang kubayangkan.” Sugal memperhatikan Paul ketika Ia berkata seperti itu.
…
“Begitu, ya.” Ucap Kucabara. Bichiura telah menceritakan semua apa yang diketahuinya pada Kucabara. “Semuanya sesuai dugaaanku. Lalu, bukti kalau Paul tidak bersalah, pasti…” Kucabara melirik ke foto hasil rontgen yang diipasang di ruang mayat itu. Ia terkejut ketika melihat sesuatu…
“Waktu aku mencoba merubah sudut pandangku dan mengira ada pelaku lain dalam kasus ini… kupikir petunjuknya pasti ada pada mayat Alice. Tapi setelah datang kesini, semuanya berbeda dari prediksiku.” Ucap Kucabara. “Selain dia dalam kondisi Brain Death, tidak ada petunjuk apapun. Paul menyadari itu, makanya dia pergi duluan kesini…”
Bichiura melihat ke mayat di ruangan itu. “Apa ini… mayat Paul?”
“Petunjuk… yang bisa membuktikan bahwa Paul tidak bersalah…” ucap Kucabara. “Bukan ada pada Alice.. tapi ada pada mayat Paul.” Kucabara mengeluarkan spray-nya dan menyemprot ke sekitar mayat Paul.
“Tida ada reaksi apapun…” ucap Bichiura.
“Bichiura, apa kau masih ingat? Saat kita bertemu Paul, Ia selalu mengeluh perutya sakit…” ucap Kucabara. Ia membuka baju Paul untuk melihat perutnya. “Bichiura, jika apa yang kau katakana itu benar…dan kalau dugaanku benar…” Kucabara memasang kacamatanya dan melihat ke dalam perut Paul. “maka Inocence Item…”
“Para kriminal akan terus diputar-putar dalam penderitaan…” ucap Paul. “Rotation Hell…”
“Apa ini neraka? Padahal aku sudah siap-siap dengan panas neraka…” ucap Paul. “Ternyata lebih mudah… dari yang kubayangkan.” Sugal memperhatikan Paul ketika Ia berkata seperti itu.
…
“Begitu, ya.” Ucap Kucabara. Bichiura telah menceritakan semua apa yang diketahuinya pada Kucabara. “Semuanya sesuai dugaaanku. Lalu, bukti kalau Paul tidak bersalah, pasti…” Kucabara melirik ke foto hasil rontgen yang diipasang di ruang mayat itu. Ia terkejut ketika melihat sesuatu…
“Waktu aku mencoba merubah sudut pandangku dan mengira ada pelaku lain dalam kasus ini… kupikir petunjuknya pasti ada pada mayat Alice. Tapi setelah datang kesini, semuanya berbeda dari prediksiku.” Ucap Kucabara. “Selain dia dalam kondisi Brain Death, tidak ada petunjuk apapun. Paul menyadari itu, makanya dia pergi duluan kesini…”
Bichiura melihat ke mayat di ruangan itu. “Apa ini… mayat Paul?”
“Petunjuk… yang bisa membuktikan bahwa Paul tidak bersalah…” ucap Kucabara. “Bukan ada pada Alice.. tapi ada pada mayat Paul.” Kucabara mengeluarkan spray-nya dan menyemprot ke sekitar mayat Paul.
“Tida ada reaksi apapun…” ucap Bichiura.
“Bichiura, apa kau masih ingat? Saat kita bertemu Paul, Ia selalu mengeluh perutya sakit…” ucap Kucabara. Ia membuka baju Paul untuk melihat perutnya. “Bichiura, jika apa yang kau katakana itu benar…dan kalau dugaanku benar…” Kucabara memasang kacamatanya dan melihat ke dalam perut Paul. “maka Inocence Item…”
“Bingo! Bichiura, ayo kita
pergi ke neraka.” Ucap Kucabara setelah melihat apa yang ada di perut Paul. “Kalau
terlambat… Mungkin Paul akan meloncat sendiri ke dalam neraka…. Menanggung tuduhan
palsu dengan sukarela… demi melindungi anak-anak yang dididik oleh Alice…”
Bersambung ke: Defense Devil Chapter 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar