Sebelumnya: Date a Live episode 11 bagian 2
Kotori dan Shido bersiap-siap untuk menuju ke tempat mereka akan kencan, namun…
“U-Umoo!!” ucap Tohka.
“Y-Ya..” ucap Yoshino.
“Aku sudah tidak sabar lagi!” ucap Yoshinon. Entah darimana mereka bertiga muncul.
“A-apa yang kalian lakukan disini?!” Tanya Shido.
“Ah, aku lupa mengatakannya…” ucap Reine. “Mereka juga akan ikut kencan ini. Kurasa ini yang terbaik.”
“Heeeh, kau sangat terang-terangan soal kencan ini, ya, Shido.” Ucap Kotori yang terlihat agak kesal. “Aku tertarik.”
“Lihat, Shido! Aku membawa baju renang yang kita beli kemarin!” ucap Tohka.
“Aku juga…” ucap Yoshino.
“Oh… kau sangat baik, ya? Shido?” Kotori terlihat semakin kesal.
Pada akhirnya, mereka bereempat bersama-sama ke Ocean Park.
“Ini hebat!! Ada gunung dan danau dalam gedung!!” ucap Tohka terpesona.
“Banyak sekali air…” ucap Yoshino.
“Ini sangat menarik!” ucap Yoshinon.
“Ne, Shido. Bisakah aku ke danau yang disana?” Tanya Tohka sambil menunjuk salah satu kolam.
“Tentu.” Ucap Shido.
“Ayo, Yoshino!!” ajak Tohka. Mereka pun berlari ke kolam itu dengan semangat 45.
“Mereka berdua sangat bersemangat, ya..” ucap Kotori yang baru saja selesai berganti pakaian dengan baju renang sambil mengemut lollipop.
Shido hanya terdiam memperhatikan penampilan Kotori. “Kenapa?” Tanya Kotori. “Kau bergairah melihat adikmu sendiri?”
“Bu-bukan begitu!!” wajah Shido memerah.
“Apa yang kau lakukan? Shin? Seharusnya kau memberinya pujian, kan?” ucap Reine.
“Ehem…” gumam Shido. “Kotori…”
“Apa?”
“Itu… pakaian renangmu terlihat cocok untukmu…” ucap Shido. “Kau terlihat manis.”
Kotori memalingkan wajahnya. Tak berapa lama Ia tersenyum. “Ara, terima kasih…” ucapnya. “Apa Reine atau Kannazuki yang menyuruhmu mengucapkannya?”
“Eh? Ti-tidak, kok…
sungguh…” ucap Shido yang tidak dapat mengelak.
“Hee… kau membuatku tersanjung.” Ucap Kotori. “Jadi, apa yang kau sebut ‘manis’?”
“Hee… kau membuatku tersanjung.” Ucap Kotori. “Jadi, apa yang kau sebut ‘manis’?”
Shido diberi tiga pilihan
oleh computer Fraxinus.
-Semuanya! Kau terlihat manis dengan pakaian apapun
-Terlihat simple tapi sangat bagus. Kau punya jiwa fashion yang hebat
-Aku sangat suka **** *****mu
-Semuanya! Kau terlihat manis dengan pakaian apapun
-Terlihat simple tapi sangat bagus. Kau punya jiwa fashion yang hebat
-Aku sangat suka **** *****mu
“Baiklah, sekarang saatnya
kita memilih!!” ucap Kannazuki. “Semuanya, silahkan memilih!!” seluruh pemain
my little SEED saat ini menentukan pilihan untuk Shido.
Hasilnya, pilihan pertama mendapat 58 suara, pilihan kedua 42 suara, dan pilihan ketiga tidak ada yang memilih.
“Hm… pilihan yang jelas.” Ucap Kannazuki.
“Tidak mungkin pilihan pertama terbilang buruk.” Ucap salah satu tim ahli.
“Pilihan kedua terlihat memuji baju renangnya, dan pilihan ketiga justru sangat jorok…”
“Begitu, ya. Benar juga.” Ucap Kannazuki. “Shido-kun, gunakan pilihan ketiga!!”
“EH?” semua tim ahli terkejut dengan perintah Kannazuki.
“Ba-baik…” ucap Shido dengan wajah sudah siap mati. “Aku sangat suka dengan **** *****mu.” Ucap Shido.
“A-APA YANG KAU KATAKAN!??” Kotori terlihat sangat malu.
“Itu… aku hanya….”
BUKKK!! Di Fraxinus, para tim ahli menyerang Kannazuki dengan boneka santet, bahkan globe raksasa.
“Apa yang kalian lakukan?!” Tanya Kannazuki. “Apa ada yang salah dengan **** *****??!!”
“Sudahlah diam saja!!” “Kami akan melemparimu dan membuatmu menggali lagi!!” ucap para tim ahli. Jawaban yang sangat menentukan tadi, justru jadi berantakan karena Kannazuki.
Hasilnya, pilihan pertama mendapat 58 suara, pilihan kedua 42 suara, dan pilihan ketiga tidak ada yang memilih.
“Hm… pilihan yang jelas.” Ucap Kannazuki.
“Tidak mungkin pilihan pertama terbilang buruk.” Ucap salah satu tim ahli.
“Pilihan kedua terlihat memuji baju renangnya, dan pilihan ketiga justru sangat jorok…”
“Begitu, ya. Benar juga.” Ucap Kannazuki. “Shido-kun, gunakan pilihan ketiga!!”
“EH?” semua tim ahli terkejut dengan perintah Kannazuki.
“Ba-baik…” ucap Shido dengan wajah sudah siap mati. “Aku sangat suka dengan **** *****mu.” Ucap Shido.
“A-APA YANG KAU KATAKAN!??” Kotori terlihat sangat malu.
“Itu… aku hanya….”
BUKKK!! Di Fraxinus, para tim ahli menyerang Kannazuki dengan boneka santet, bahkan globe raksasa.
“Apa yang kalian lakukan?!” Tanya Kannazuki. “Apa ada yang salah dengan **** *****??!!”
“Sudahlah diam saja!!” “Kami akan melemparimu dan membuatmu menggali lagi!!” ucap para tim ahli. Jawaban yang sangat menentukan tadi, justru jadi berantakan karena Kannazuki.
“Shido, ayo kita coba itu!!”
ucap Tohka menunjuk sebuah prosotan.
“Prosotan air, huh?” ucap Shido.
“Pasti akan menyenangkan kalau bersama-sama~” ucap Tohka.
“Aku tidak ikut…” ucap Yoshino. “Aku tidak mau kehilangan Yoshinon lagi.”
“Aku juga tidak ikut.” Ucap Kotori. “Aku bukan anak-anak lagi.”
“Begitukah? Kalau begitu, ayo kita berdua saja, Shido!” ajak Tohka sambil menggandeng tangan Shido.
“Eh…” Shido melirik Kotori yang nampak kesal.
Kotori memalingkan wajahnya. “Tunggu. Aku akan ikut.”
“Kerja bagus, Tohka.” Ucap Reine. “Meski aku mengirim mereka berdua dan Kotori nampak tidak senang…”
“A-aku tidak masalah dengan prosotannya…” ucap Shido. “Tapi kenapa posisi kita begini?!!”
“Prosotan air, huh?” ucap Shido.
“Pasti akan menyenangkan kalau bersama-sama~” ucap Tohka.
“Aku tidak ikut…” ucap Yoshino. “Aku tidak mau kehilangan Yoshinon lagi.”
“Aku juga tidak ikut.” Ucap Kotori. “Aku bukan anak-anak lagi.”
“Begitukah? Kalau begitu, ayo kita berdua saja, Shido!” ajak Tohka sambil menggandeng tangan Shido.
“Eh…” Shido melirik Kotori yang nampak kesal.
Kotori memalingkan wajahnya. “Tunggu. Aku akan ikut.”
“Kerja bagus, Tohka.” Ucap Reine. “Meski aku mengirim mereka berdua dan Kotori nampak tidak senang…”
“A-aku tidak masalah dengan prosotannya…” ucap Shido. “Tapi kenapa posisi kita begini?!!”
Kotori memeluk Shido dari depan dan Tohka memeluk Shido dari belakang. Posisi yang sangat berbahaya.
“Baiklah, ayo kita mulai!” ucap Tohka.
“He?!” Kotori dan Shido sama-sama terkejut. Lalu…
“UWAAAAA!!!” mereka meluncur dengan kecepatan tinggi… lalu… SWIINNGGG!!! Saking cepatnya, mereka sampai keluar dari prosotan dan tercebur ke kolam dibawahnya. Yoshino yang menonton dari bawah menggigil ketakutan.
“Tadi itu menyenangkan
sekali, bukan, Shido?!” ucap Tohka.
“Hee…” gumam Shido. Kotori yang ada di belakang Shido memeluk kakaknya. Entah kenapa, Kotori menangis.
“Hee…” gumam Shido. Kotori yang ada di belakang Shido memeluk kakaknya. Entah kenapa, Kotori menangis.
“Hiks… Onii-chan… hiks…”
“Kotori? Kau..” ucap Shido. Kotori tersadar dan segera melepas pelukannya. Rambut Kotori nampak tergerai, dan pitanya terlepas.
“Pitaku… ambilkan pitaku…” ucap Kotori.
…
“Kotori? Kau..” ucap Shido. Kotori tersadar dan segera melepas pelukannya. Rambut Kotori nampak tergerai, dan pitanya terlepas.
“Pitaku… ambilkan pitaku…” ucap Kotori.
…
“Tadi itu swoooshh lalu
whooossshh lalu buuu dan buassshhaaa….” Ucap Tohka yang bercerita tentang
bagaimana sensasi menaiki prosotan tadi.
Kotori memasang pitanya dan nampak agak kesal, “Ya ampun, tadi itu sangat berbahaya…”
“Nah, Kotori… mengapa hari ini kau memakai pita hitam?” Tanya Shido memperhatikan pita Kotori yang nampak berbeda.
“Lalu apa? Tidak suka?” Tanya Kotori dingin.
“Tidak, bukan seperti itu…”
“Yang putih tidak boleh.” Ucap Kotori.
“Eh?”
“Aku lemah jika memakai yang putih. Aku harus memakai yang hitam, diriku yang kuat.” Ucap Kotori.
Kotori memasang pitanya dan nampak agak kesal, “Ya ampun, tadi itu sangat berbahaya…”
“Nah, Kotori… mengapa hari ini kau memakai pita hitam?” Tanya Shido memperhatikan pita Kotori yang nampak berbeda.
“Lalu apa? Tidak suka?” Tanya Kotori dingin.
“Tidak, bukan seperti itu…”
“Yang putih tidak boleh.” Ucap Kotori.
“Eh?”
“Aku lemah jika memakai yang putih. Aku harus memakai yang hitam, diriku yang kuat.” Ucap Kotori.
Selanjutnya: Date a Live episode 11 bagian 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar