Selasa, 09 Juli 2013

Versi Teks Date a Live episode 12 [END] bagian 1


Tobiichi terpaku melihat video tentang pertempuran melawan Kurumi. Sosok Spirit Api yang Ia lihat sangat familiar baginya. Ia menatap Spirit Api di video itu dengan seluruh kebencian di matanya.

“Itsuka… Kotori!!!”

Di taman bermain, Shido dan Kotori sedang menaiki wahana yang naik ke atas dengan perlahan, lalu saat sampai puncaknya, wahana itu akan meluncur ke bawah dengan sangat cepat.

“Shido… ini…” ucap Kotori dengan wajah pucat.

“Kotori, bersiaplah..” ucap Shido dengan troll face-nya. Lalu…

“UWAAAAAAAA!!!!”

Selalu dan selalu, emosi selalu saja memicu konflik. Sang Api Merah yang lupa akan kebenarannya, dan Sang Api Putih yang menemukan kebenaran… Saat kedua Api bertemu, dunia akan menjadi abu..



Setelah menaiki wahana tadi, sekarang Kotori dan Shido menaiki roller coaster. Kotori nampak semakin pucat. “Tamatlah riwayatku…” ucap Kotori, sementara Shido masih dengan wajah trollnya.

“Uwaaa-haaaa!!!”

“Hm…” gumam Kannazuki yang melihat Shido daritadi dimarahi terus oleh Kotori, sementara Shido nampak santai saja. Justru terlihat sedang bermain dengan adik kecilnya, tidak seperti kencan. “Apa Shido-kun akan baik-baik saja…?”
“Sepertinya begitu. Mungkin ini cara terbaik untuk mendapatkan hati Kotori.” Sahut Reine. Ia memejamkan matanya sebentar. “Shin lumayan juga… sepertinya kita terlalu sering ikut campur.”

“Kau benar juga…”

Kali ini Shido mengajak Kotori ke wahana rumah hantu, Kotori terlihat semakin pucat.
“Nah, Kotori… peganglah tanganku.” Ucap Shido.




“A-apa?! Jangan perlakukan aku seperti anak kecil..” ucap Kotori. “Lagipula, jangan-jangan kaulah yang ketakutan, Shido?”

“Itu benar yo~ makanya peganglah tanganku dengan erat yo~” ucap Shido berpura-pura dengan nada kekananak-kanakan.

“A-apa? Jangan bertingkah seperti itu, menjijikkan, tahu!”

“Huwee Kotori… huwee…” Shido pura-pura menangis.

“Ba-baiklah! Baiklah!” Kotori akhirnya bepergangan tangan dengan Shido, misi Shido berjalan sukses.

“Inilah kesempatanmu, Shido! Kau bisa merasakan **** *****nya dan mendapatkan gamparan sepatu di wajahmu!!” ucap Kannazuki.

Selanjutnya, Shido dan Kotori menaiki sebuah Go-Cart bersama.
“Apa?! Mereka menaikinya bersama? Shido seharusnya membiarkan Kotori yang membawa Go-Cartnya, lalu Ia berlari di depan!!” ucap Kannazuki membayangkan sesuatu yang kejam. “Lalu Go-Cartnya mendekat dengan kecepatan tinggi,  saat Ia terjatuh, Ia akan telindas dan mendapat bekas lindasan! Ah~ komandan~” Kannazuki berguling-guling dan semua tim ahli memperhatikannya. “Ampun ampun ampun! A-A-A-A-A-Ampun!!”

“Pilihan Shido-kun untuk membuang alat komunikasinya sepertinya tepat..” ucap salah satu tim ahli setelah melihat tingkah Kannazuki.

Tohka dan Yoshino masih menaiki perahu dan berkeliling di Ocean Park dengan perahu itu. Tohka nampak sangat bersemangat, “Umo! Jungle Cruise sangat keren! Seperti yang Shido katakan!!”

“Menyenangkan, ya…” ucap Yoshino.
“Kita juga dapat menikmainya dengan mudah..” ucap Yoshinon.

“Tapi, akan lebih menyenangkan kalau Shido juga ikut…” ucap Tohka.  “Kenapa mereka tidak menyusul? Yosh! Kurasa aku akan mencari mereka!!”

Yoshino sudah nampak gelisah dan berusaha untuk menghentikan Tohka, “Ti-tidak boleh, Tohka-san…” ucap Yoshino.

“Kenapa? Bukankah akan semakin seru kalau bersama?”

“Bu-bukan seperti itu…” bisik Yoshino.

“Mah, aku tidak mendengar semuanya, tapi…” ucap Yoshinon. Yoshinon bercerita, kalau Ia tak sengaja mendengarkan percakapan Shido dan Reine, tentang usaha mereka mengembalikan Kotori…

“Kotori adalah Spirit?” Tanya Tohka tak percaya.

Yoshino mengangguk. “Shido-san sedang berusaha menyegel kekuatan Kotori seperti apa yang Ia lakukan pada kita…”

“Aku dengar tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada Kotori bila Shido gagal…” ucap Yoshinon. “Kita tidak boleh menganggunya.”

“Jadi begitu…” ucap Tohka yang mencoba memahami situasinya. “Apa ada sesuatu yang dapat kita lakukan untuk membantunya? Kita berhutang budi pada Kotori… aku harap mereka mengijinkanku untuk membantu mereka juga…”

“Dan Kotori… bagaimana mengatakannya, ya? Dia memiliki bau yang sama dengan Shido…” ucap Tohka lagi.

“Ha! Kalau bau mungkin karena mereka menggunaka shampoo yang sama~” ucap Yoshinon. “Gyahahaha!!”

“Yang bisa kita lakukan…” ucap Yoshino. “Adalah percaya pada Shido-san.”

Di markas TAR sedang gempar dengan hilangnya peralatan canggih mereka. Bel darurat berbunyi dimana-mana. “Ini kondisi darurat! Unit DW-029 telah menghilang!!” “Gagal pelacakan!!”

Kapten TAR memasuki ruang tempat menyimpan Licorice, dan senjata itu memang sudah tidak ada disana. Ia nampak geram, karena Ia tahu pasti siapa yang melakukannya.

“Seluruh peralatan White Licorice hilang beserta pelurunya…” ucap seseorang pada si kapten. “Kami baru tahu Licorice hilang saat kami kembali dari inspeksi.”

Si kapten teringat kata-kata yang diucapkan Tobiichi, “Dengan ini, kita mungkin bisa mengalahkan Efreet…”

“Origami…” ucap si kapten geram.



“Aah, aku tidak menyangka taman bermain akan jadi sesuatu yang sangat menyenangkan!” ucap Shido. Ia dan Kotori sedang duduk di bangku taman, beristirahat.

“Heh, dasar anak kecil!” ucap Kotori. “Kau harus tumbuh dewasa setelah lulus SMA!!”

“Aku tidak ingin mendengar hal itu dari orang yang menikmati Splash Coaster.” Ucap Shido.

“Apa kau bilang?!” wajah Kotori memerah. “Heh, terserah saja. Aku sedang lelah. Selain itu… mah, tidak terlalu membosankan juga.”

“Hm, begitu.” Gumam Shido. “Kapan, ya, terakhir kali kita ke taman bermain? Kalau bersama keluarga, berarti—“

“Lima tahun yang lalu.” Potong Kotori.

“Sudah selama itukah?” Shido teringat kata-kata Tobiichi, “lima tahun yang lalu… orang tuaku meninggal..” lalu Ia teringat kata-kata Kotori, “lima tahun yang lalu… aku menjadi Spirit…”

Shido menatap Kotori, membuat wajah Kotori memerah lagi. “Eh? Apa?” Tanya Kotori. “Mungkinkah kau akan…”

“Kotori.” Ucap Shido.

“Y-Ya?” wajah Kotori semakin memerah. “Shi-Shido… ano… waktunya kurasa tepat, ta-tapi… tempat ini terlalu ramai..”

“Kenapa?”

“ ‘kenapa’, kau bilang?”

“Tempat tidak jadi masalah, kok.” Wajah Kotori semakin memerah. “Jadi, itu… Kotori…”

“A-apa?”

“Aku punya satu pertanyaan.”

“Se-seharusnya kau tidak bertanya kalau mau menciumku!” ucap Kotori yang dari tadi mengira akan dicium. Kotori lalu sadar. “E-eh? Tunggu…”

Hening.

“Ti-tidak!! Lupakan yang tadi!! Apa yang ingin kau tanyakan? Ayo cepat katakan.”

“A-ah…” gumam Shido yang tidak mengerti apa yang tadi Kotori ucapkan. “Jadi, Kotori… lima tahun yang lalu, apa yang kau—“

BLARRRRR!!! Sebuah bola pelindung melindungi Shido dari ledakan. Entah darimana, sebuah ledakan menghantam bangku, membuat tempat yang seharusnya diduduki Kotori lenyap seketika.

“Kotori!!” Shido berniat mencari Kotori yang nampak menghilang di antara kepulan asap, namun sebuah pelindung menghalanginya keluar.




Selanjutnya: Date a Live  episode 12 bagian 2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar