Rabu, 07 Agustus 2013

Versi Teks Naruto Chapter 642

Sebelumnya: Naruto Chapter 641

“Apakah kalian mengenainya?” Tanya Tobirama kepada Naruto dan Sasuke setelah mereka menembakkan serangan kombinasi ke Obito.

“Yeah!!” sahut Naruto.

Minato dikagetkan dengan bijuudama-bijuudama yang tiba-tiba muncul di sekelilingnya, namun bijuudama itu segera disingkirkan oleh Hokage Kedua. “Kita berhasil menyerangnya sebelum Ia sempat melindungi dirinya dengan benda hitam itu…” ucap Hokage Kedua. “Seharusnya ini berhasil!!”

Ssssshh… perlahan serangan kombinasi NaruSasu mulai menghilang, dan…
Obito masih terlihat utuh tanpa lecet sedikitpun. Bahkan Ia terlihat nyaman di tengah kobaran api amaterasu.



Naruto , Sasuke, Minato, dan Tobirama terkejut melihat kondisi Obito yang baik-baik saja.

“Terbanglah…” Obito melayang dan melepaskan dirinya dari jeratan api hitam.

“Sepertinys tidak berhasil, ya…” ucap Tobirama.

“Kita tidak dapat menyentuh bola hitam yang berubah bentuk itu… dan ini tidak bekerja dengan baik bahkan jika kita menyerangnya…” ucap Minato menganalisis. “Serangan dan pertahanannya sama-sama cepat!!”

Sasuke dan Naruto berlari ke arah dua kage itu, “Dia benar-benar tangguh…” ucap Sasuke pada Naruto.

“Dia lebih sempurna dari diriku yang kubayangkan dalam mimpi!” ucap Naruto. :|.

“Ini seperti dia memperoleh kekuatan impiannya…” ucap Minato melihat kekuatan Obito yang sempurna. Naruto dan Sasuke sudah sampai di belakangnya.

Tobirama Senju memperhatikan tangan Minato yang terputus, “Ini aneh…” ucapnya. Minato ikut memperhatikan tangannya. “Seharusnya tanganmu sudah memulai penyembuhan…jika dia hanya memutuskan sebelah tanganmu…” Minato hanya diam sambil memperhatikan tangannya. Perkataan Hokage kedua ada benarnya.

“Sekarang aku memiliki kekuatan ‘Leluhur dari Semua Shinobi’.” Ucap Obito. “Kalian tidak akan bisa mengalahkanku dengan cara yang biasa.”

Tobirama terdiam sejenak. “Apa maksudmu… teknikmu itu…”

“Ada maksudnya?” Tanya Minato karena Hokage Kedua terlihat agak pucat.

“Hokage Keempat, berhati-hatilah, jangan sampai terkena luka yang serius. Bahkan jika tubuhmu adalah sebuah Edo Tensei.” Ucap Hokage Kedua. “Orang ini kemungkinan menggunakan teknik berdasarkan onmyudon yang mematahkan semua ninjutsu… dengan kata lain, bahkan jika serangannya mengenai tubuh Edo Tenseimu…

…Kau tidak akan mampu melakukan penyembuhan, dan kau akan mati.”

“…” Sasuke terdiam mendengarkan kata-kata Hokage Kedua. Jika Obito memiliki kemampuan untuk mematahkan ninjutsu apapun, maka serangannya dan Narutopun akan jadi percuma.

“…Tangan kananmu kemungkinan tidak bisa beregenerasi lagi.” Ucap Hokage Kedua pada Minato.

“Kalau begitu, kita harus sangat-sangat berhati-hati…” ucap Minato.

“Sasuke.” Panggil Naruto.

“Apa?”

“Kita mungkin harus bertarng secara terpisah. Sanggupkah kau melakukannya?”

“Jangan meremehkan Uchiha.” Ucap Sasuke.

“Ok!” Naruto mempertemukan kedua telapak tangannya dan mulai mengeluarkan aura bijuunya. “Aku akan memasuki mode Kurama dan menjadi bijuu!”

Jreeenng.
Bukannya berubah, Naruto justru kembali ke wujud normalnya. Wujud paling normal.

“U-ugh…” Naruto berusaha berkonsetrasi keras untuk merubah wujudnya, namun tidak terjadi apa-apa. “Uh?”

Tobirama melihat Naruto dengan mata yang sudah sangat sipit. “Jangan memperburuk keadaan…” ucapnya. “Kalian ayah dan anak terkadang menjadi sangat bodoh.. orang itu sampai terkejut.” Ucap Tobirama melirik ke arah Obito yang diam saja.

“Ma-maaf…” ucap Minato.

Naruto berusaha lagi, dan akhirnya dapat berkontak dengan Kurama. “Kurama, berikan aku beberapa chakra!!” ucap Naruto.

“Hindari perubahan menjadi Kyuubi! Kalau kau ingin memasuki mode bijuu sepenuhnya, maka kau harus menggunakan wujud normal lebih lama!” ucap Kurama.

Tanpa dipeintah, Gamakichi menyemburkan cairan kataknya yang berbahaya(?) ke arah Obito, dan tentu saja itu di dapat dihadapi oleh Obito dengan mudah.

“Katak dari Myoubokuzan?” Hokage Kedua baru menyadari keberadaan Gamakichi.

“Gamakichi, apa yang kau lakukan?!” Tanya Naruto. “Kita harus bertarung dengan pengalihan atau serangan kombinasi!”

“Maaf, tapi batas waktu kuchiyose sudah hampir habis. Aku hanya ingin mencoba melakukan sesuatu sebelum menghilang!” ucap Gamakichi.

“Aku menghargai semangatmu.” Naruto tersenyum. “Selamat beristirahat!”

“Maaf!” boft!. Gamakichi menghilang. Satu lagi senjata aliansi sudah lenyap.

Naruto terdiam memperhatikan Obito yang melindungi dirinya dengan bijuudama yang sudah dibentuk sedemikian rupa untuk menjadi perisai dari serangan racun(?) katak itu. Meskipun begitu, cairannya masih terlihat melekat.

“Hm…” gumam Tobirama sambil memejamkan matanya. “Ini..” pikirnya.

“Obito! Bukankah kau ingin menjadi Hokage? Mengapa kau melakukan hal seperti ini??!” Tanya Minato dengan polosnya.

Naruto memejamkan matanya. “Sekarang!!” pikir Naruto. Entah apa yang Ia rencanakan.

“Apa kau mencoba untuk mengkuliahiku sekarang? Bukankah ini sudah sangat terlambat?... Sensei?”

Minato terdiam.

“Kau selalu terlambat ketika sangat penting…” Obito teringat ketika dulu Kakashi terluka dan Rin meninggal.

“Apa yang Minato-sensei lakukan?! Apa yang sang Yellow Flash Konoha lakukan, aku tanya?!” ucap Obito waktu itu.

“Aku senang karena guruku telah menjadi Hokage…” ucap Obito.

“…”

“Itu membantuku menyerah pada mimpiku untuk menjadi sesuatu yang sama…” lanjut Obito.




Minato terdiam, begitupula dengan Naruto.
Minato teringat ketika Ia melawan pria bertopeng 16 tahun yang lalu.

“..Tidak penting untuk tahu siapa kau, tapi… mengapa kau menyerang desa?!” tanya Minato waktu itu.

“Kau bisa sebut ini suatu tindakan atau proyek.. untuk peperangan, dan juga untuk perdamaian.” Ucap si pria bertopeng waktu itu.

“Jika saja waktu itu aku menyadari kalau dia Obito, mungkin aku mampu menghentikannya!...” Pikir Minato. “Dan mungkin… Kushina tidak akan meninggal… mungkin Naruto tidak perlu sampai menjadi jinchuuriki Kyuubi…!! Jika saja… aku menyadari kalau dia Obito… Dunia Shinobi tidak akan jadi seperti sekarang ini!!”

“Kau tidak menyadari kalau itu aku, meskipun kau adalah guruku…” ucap Obito seolah membaca pikiran Minato. “Aku kasihan padamu. Kau mati sebagai pahlawan dan sekarang kau menunjukkan kepada putramu betapa memalukannya hidupmu itu.”

Naruto terdiam.

“Ya… Para Hokage terlihat menyedihkan dibandingkan denganku saat ini.” Ucap Obito.

Tobirama melirik ke belakang dan terkejut. “Dia tidak hanya bodoh..” pikirnya. “Dia menyadarinya…”

SWOOOSSSHH…
Naruto sudah siap dengan rasengan di tangannya. “Jangan mengatakan hal buruk tentang Hokage hanya karena kau tidak bisa menjadi salah satunya…” ucap Naruto.




“..Naruto… kau..?!” Minato agak terkejut, sementara Sasuke dan Obito terlihat benar-benar terkejut. Hokage Kedua langsung sigap dan menyentuh punggung Naruto,

“Dan yang lebih penting..” Naruto menghilang begitu disentuh Hokage Kedua dan tiba-tiba muncul di belakang Obito. “JANGAN MENGATAKAN HAL BURUK TENTANG AYAHKU YANG MENJADI HOKAGE!!!” Naruto menyerang Obito dengan rasengannya, dan serangan itu berhasil berdampak pada Obito.

“Berhasil..?” Sasuke heran. “Tapi, bagaimana…?”

Minato terkejut juga melihat serangan Naruto yang berhasil. Kemudian Ia menyadari sesuatu…

“Sepertinya kami berhasil mengenainya. Meskipun Ninjutsu tidak akan berhasil…” pikir Hokage Kedua. “Tapi sepertinya serangan senjutsu mempan. Serangan senjutsu yang diluncurkan Katak Myouboku… tidak hilang dari tubuh orang ini…” ucap Tobirama. Naruto menyadari hal itu dan sudah berganti ke sannin mode.

“KAU SI*LAN!!!!!!” Naruto menghempaskan Obito ke tanah.

“Dia bisa menggunakan senjutsu yang sama seperti Jiraiya-sensei?!” Minato seolah tak percaya.

“Dia tumbuh menjadi anak nakal yang sangat menyayangi kedua orang tuanya, Minato…” ucap seseorang kepada Minato. Minato terkejut. Ia merasa seperti dinaungi bayangan Kyuubi. “Dia bahkan sudah dapat menjinakkan separuh diriku.”

“Bayangan ini…?!!” pikir Minato.




Bersambung ke: Naruto Chapter  643

Tidak ada komentar:

Posting Komentar