Laman

Jumat, 30 November 2012

Versi Teks Defense Devil chapter 05


Sebelumnya: Defense Devil chapter 04-2
“Nami tidak bersalah…” ucap Kucabara. “Aku pasti akan membuktikannya.”

-----Defense Devil chapter 05: Judgement 2-PohonApel part III-----
Teks Version by
http://esti-widhayang.blogspot.com/
-Dhwati Esti Widhayang-


“Dasar lalat kecil…” ucap Ponsol. “Berkumpullah disekitar daging busuk!”
PLOK!

“Bichiura!!” panggil Kucabara, dan Bichiura segera berubah menjadi naga.
“Jangan biarkan mereka pergi!!” Ponsol memerintah tanamannya.

Ketika Bichiura terbang miring, seluruh isi tas, surat kontrak dan bolpoint Kucabara terjatuh.
“Celaka, surat kontaknya jatuh dari tas.” Ucap Kucabara. Nami langsung melompat mengambil surat kontrak itu. “Nami jangan ceroboh!!”

BRUKK!! Nami terjatuh. “Kucabara, aku cukup menandatangani kertas ini, kan?” tanya Nami yang sudah siap dengan kertas kontrak dan bolpoint.

“Kau hebat, Nami!! itu benar.” ucap Kucabara. “Begitu kau menandatanganinya maka semua orang yang ada disekitarmu akan terkirim ke dunia manusia.”

“Ya..yang ada disekitarnya saja?” tanya Bichiura.
“Ya, itu benar, hanya orang yang ada disekitarnya.” jawab Kucabara mantap. “Eh…” Ia baru menyadari kalau posisi mereka jauh dari Nami. “Cepat!! cepat Bichiura!!” Bichiura langsung meluncur ke arah Nami, tepat pada saat kontrak tertandatangani.

Versi Teks Naruto chapter 611

Sebelumnya: Naruto Chapter 610“Strategi panci gurita!!” teriak Bee. “Maaf ya kalau curang!!”

Serangan Kejutan!
Hachibi sudah siap dengan bijuudama-nya..

“Akan kulemparkan tepat di bola matamu!!!”


Serang dengan kekuatan penuh!! Hachibi ,melontarkan bijuudama nya tepat lurus ke mata Juubi.
“Kenai dia!!” pikir Naruto.

Tuk!! Juubi menyentil bijuudama hachibi bagai sebuah batu kecil.
“Ah!?” Hachibi terkejut. Bijuudama itu justru terlontar balik ke arahnya.

Kamis, 29 November 2012

Versi Teks Defense Devil chapter 4-2

Sebelumnya: DefenseDevil chapter 04-1
“Apakah kau mau membuat kontrak denganku?” Kucabara menawarkan. “Aku adalah pengacara. Kalau membuat kontrak denganku, aku akan memeriksa apakah kau melakukan dosa itu dibenarkan atau tidak,dan jika buktinya menyatakan kau tidak bersalah, kau dapat dihidupkan kembali…”

-----Defense Devil chapter 04-2: Judgement 2: Pohon Apel part II-----
Teks Version by http://esti-widhayang.blogspot.com/
-Dhwati Esti Widhayang-

“Dan bayarannya adalah…” ucap Nami. “Dark yang kau maksud tadi…?”

“Kukira kau lambat mengerti tapi ternyata tidak… ya, itu benar.” Kucabara member jempol pada Nami. “Tapi jangan khawatir, aku jamin kau baik-baik saja.” Kucabara jadi salah tingkah.

“huh? Kenapa wajahmu tersenyum?” tanya Nami.


Versi Teks Death Note chapter 1 part b


Sebelumnya: Chapter 1 part a
“Kenapa?” Ryuuk mengulang perkataan Raito. “Karena aku bosan.”

Raito terdiam menganga.
“Itu mungkin kedengarannya aneh terdengar dari seorang shinigami, tetapi…” ucap Ryuuk.”Aku hanya tidak merasa hidup.”

“Dengan menjadi Shinigami akhir-akhir ini sangat membosankan. Jika tidak tidur kami berjudi. Kau menulis beberapa nama manusia pada Death Note dan mereka menertawakanku yang bekerja begitu keras…”
“Membunuh manusia dari dunia shinigami tidak menyenangkan sama sekali…” ucap Ryuuk. “Ditambah lagi, menulis nama shinigami di notebook tidak berdampak apapun…” nah, lho… ketahuan mau nulis nama temannya, ya? :D
“Aku pikir, akan lebih menyenangkan disini…”

“…” Raito terdiam.

Ryuuk membuka buku Death Note lembar demi lembar. “Kau yakin telah menulis banyak nama.” ucap Ryuuk.

“…Aku juga…”

Versi Teks Inuyasha chapter 2


Sebelumnya:Inuyasha chapter 1

DRKKOMM!!! SIRRKKK!! Sssshhh…. Seekor siluman yang tancap panah disebuah pohon membuka matanya perlahan…
“Bau ini…Bau dari seseorang yang telah membunuhku…” ucap siluman itu. “Semakin dekat!”


“Aku yakin bisa menemukan bantuan!” ucap Kagome yang sudah tidak jauh dari sumur itu, dan dari siluman ‘itu’….
“Berikan bola empat arwah itu padaku!!” teriak siluman yang terus mengejar Kagome.

“Aku tidak punya benda seperti…” Kagome terus berlari. “…Ta.. tapi aku…”
Bruukk!!! Kagome tersandung akar pohon dan terjatuh. Sementara siluman kelabang itu sudah dekat dengannya.
“Kenapa mainan tidak bermutu itu ternyata nona kelabang?” ucap seseorang.
“Huh?” Kagome mendongak untuk melihat siapa yang berbicara, dan dilihatnyalah siluman setengah manusia yang tertancap di pohon itu…

“Si…siapa kau?” Kagome bingung karena mahkluk itu berbicara. Padahal beberapa saat sebelumnya Ia memainkan kuping mahkluk itu tanpa reaksi apapun.

“Hancurkan dia dengan satu serangan, Kikyo…” ucap mahkluk itu. “Bagaimanapun juga, seperti yang kau lakukan padaku.”

“Kikyo? Hei, hei, hei, namaku…”

“Dia datang.” potong siluman-setengah-manusia itu.

Rabu, 28 November 2012

Versi Teks Naruto chapter 610

Sebelumnya: Naruto chapter 609
“Baiklah.” Ucap Madara yang duduk diantara bebatuan yang retak. “Bisa kita mulai sekarang?”. Seekor mahkluk berekor sepuluh muncul, dengan satu mata sharingan yang Ia miliki.

Juubi telah dibangkitkan.

-----Naruto 610: Juubi-----
Teks Version by esti-widhayang.blogspot.com
-Dhwati Esti Widhayang-

“!!!!” semua terkejut melihat mahkluk berekor sepuluh itu. “I-itu…” Madara dan Obito maju menyerang.

“Ya, itu…” ucap Kurama. “…Juubi…”

GROOAAARRR!!! Juubi mengamuk, matanya yang gabungan rinengan-sharingan menonjol keluar. Tap, Madara dan Obito berdampingan sampai dan Nampak sudah siap. Naruto, Kakashi, Guy, Hachibi dan Kurama juga tampak sudah siap.

 “Cakra jahat dari Mazou menghilang…” ucap Naruto.
“Sial..! mereka menipu kita..!!” umpat Kakashi.

“Mahkluk itu tak punya perasaan atau keinginan…” Kurama dalam tubuh Naruto menjelaskan. “…Dia tidak bisa dirasakan..”
“Mahkluk itu sama dengan energi yang memutari planet ini. Seperti yang kau rasakan di tanah dan air.. dan udara… Meskipun sedikit berbeda saat kau melakukannya dalam mode pertapa..”

“Begitu… yah, kalau itu energi natural…kita akan mengecek seberapa kuat dia!!” Naruto sudah bersiap berubah ke mode sannin.

“Hentikan, Naruto… Tidak ada gunanya..”

“!!!”

“Kau mengukur… sesuatu yang tidak bisa diukur…” ucap Kurama lagi.

“Heh, nggak lucu…”

Sementara itu, Madara dan Obito menyusun rencana.
“Aku ingin menangkap mereka sebelum Juubi bangkit, mereka lebih baik dari dugaanku.” ucap Madara.

“Aku ingin memulai ritual infinite tsukuyomi (Tsukuyomi tak terhingga)” ucap Obito.

“Butuh waktu untuk memanggil bulan dengan genjutsu yang besar… mereka akan menghalangi kita… cara amannya adalah mengalahkan mereka dulu dengan kekuatan mazou..” ucap Madara. “Bukankah begitu?” Terlihat mata kanan Madara dan Obito sama-sam rinengan.

“Madara, kau cuma ingin mencoba kekuatan Juubi, kan?” tanya Obito. “Itulah kenapa kau… kekanak-kanakkan.”
Wow, Obito keren, ngolok Madara O.oa

“Kau salah… yang kekanak-kanakkan adalah mereka yang terburu-buru dan tak sabar menunggu…”
Jiah, ngolok balik O.oa

DUARR!!! Juubi memukulkan tangannya ke tanah dan itu menciptakan gelombang yang besar dan dashyat.

“Hei, itu sangat hebat.. “ ucap Hachibi mengagumi kekuatan Juubi. “..Kau sangat ingin melawannya?” tanyanya pada Kyuubi.

“Jangan pikir kau bisa bersembunyi di gurita karena ketakutan!” ucap Kyuubi. “Tapi sebelum itu, berikan orang bernama Guy itu, aku akan memulihkannya!”

“!!!” Naruto terkejut dan bingung dengan kebaikan hati Kyuubi.

“Ini..” Hachibi melemparkan Guru Guy begitu saja.
“Uwaah” rintih guru Guy pasrah.

“Naruto dan Kakashi juga.”

“Yeah.”

Bug!! Bugg!! Batu dan tanah terhempas, Hachibi dan Kyuubi segera melindungi tubuh mereka.

“Dengar, tetap jaga jarak dan lihat apa yang terjadi!! Dilihat dari apa yang kita lakukan, kita akan menyerang sedekat mungkin, seperti yang kubilang tadi!!” ucap Kyuubi.

“Kyuubi, kau seperti kapten saja..” ucap Kakashi.

“---Ada masalah!?”
Kyuubi generasi meme nih kayaknya :p

“Tidak… Aku senang!” Kakashi tersenyum.
Naruto nyengir.

“Tunggu setelah kita menang…” ucap Kyuubi. “Ayo!!!”

DEG!! JDUARRRR!!!!! Tiba-tiba Juubi mengamuk dan langsung menyerang Kyuubi dan Hachibi. To the point.

“Ce..cepat sekali…” pikir Naruto.

Vunnggg, dalam posisi terhempas, Kyuubi dan Hachibi segera menciptakan bijuu dama.

“Tak ada waktu lagi…” pikir Kakashi.
“Ugh!” ucap Guy.
“Sekarang, Hatt-san!!!” perintah Bee pada Hachibi.

BUNGG!! BUNGG!! BUNGG!! Bijuudama yang dikeluarkan berlanjut! Dan terus keluar!! Seperti senapan otomatis.

“Tidak usah menghindar.” ucap Madara memerintahkan Obito.
“Aku ingin menjaga kekuatan Juubi sebanyak mungkin..” ucap Obito.

Dan Bijuudama yang dilontarkan Hachibi dan Kyuubi sama sekali tidak mengenai Juubi. Tidak sehelai bulu-pun. Justru Bijuudama itu ditampung oleh Juubi dan dilontarkan balik.

“!!!! Ini buruk…” pikir Hachibi dan Kyuubi bersamaan.

DUARR!!! Hachibi dan Kyuubi berhasil menghindar, dan bergelung.
“Kuserahkan padamu!!” ucap Hachibi dan Bee bersamaan.

DUARR!!! Kyuubi meluncurkan serangannya ke depan, ke Hachibi. Serangan tajam cakra Kyuubi membelah Hachibi hingga yang tersisa hanyalah potongan kaki gurita-nya.

“Mereka benar-benar keras kepala..” ucap Madara.

“!!” Guy terkejut melihat apa yang dilakukan Kyuubi. “Naruto… kau…”

“Jangan panik, guru alis tebal..” Naruto nyengir.

“Kontrol yang bagus, Naruto!!” puji Kyuubi. “Kau menjatuhkannya dengan baik!!”

Tiba-tiba sesuatu yang aneh terjadi, Naruto dan Kakashi muncul di atas Juubi. Naruto yang nampaknya hanya kagebunshin.


 
“Apa aku terlalu banyak member Juubi kesadaran?” Obito kebingungan.

“Maaf untuk kakimu.. aku pergi!!” Kakashi menghisap kaki gurita yang terpotong itu dengan Kamui nya.

“Yah, sepertinya aku salah menjatuhkan kaki gurita itu…!” ucap Naruto.

“Oh!!” Guy mulai mengerti.

“Bee!! Hachibi!!” teriak Kakashi. Dan, dari mata Kakashi keluarlah Bee dan Hachibi. Ternyata Kakashi menggunakan kamui-nya untuk mengisap mereka sesaat sebelum serangan Kyubi, dan memunculkan mereka di depan Juubi.

“Strategi panci gurita!!” teriak Bee. “Maaf ya kalau curang!!”

Serangan Kejutan!
Hachibi sudah siap dengan bijuudama-nya..


“Akan kulemparkan tepat di bola matamu!!!”

Bersambung ke Naruto chapter 611
(
http://esti-widhayang.blogspot.com/)

Selasa, 20 November 2012

Versi Teks Inuyasha chapter 1

Teks Version by http://esti-widhayang.blogspot.com & beelzeta.com
Author: Dhwati Esti Widhayang

“Hahaha” sesosok siluman yang setengah manusia, berloncatan diatas rumah penduduk yang hangus terbakar. “Hanya aku yang berhak mendapatkan bola empat arwah,” ucap siluman itu memegang sebuah bola kecil. “Ini yang pantas kalian dapatkan!” Boom!

-----Inuyasha : Masa Muda Terkutuk!-----
Teks Version by http://esti-widhayang.blogspot.com/

“Dengan ini…” pikir siluman itu, melihat ke arah bola yang dipegangnya. “Aku bisa berubah jadi siluman…”

“Inuyasha!!” panggil seseorang. SRUKK!! Sebuah panah menancap di dada Inuyasha.
“!!”



 “Ki..Kikyo…” ucap siluman bernama Inuyasha itu, melihat ke arah seorang wanita yang memegang busur panah.

“Beraninya kau…” ucap perempuan bernama Kikyo. “Bola ini… demi barang seperti ini…”

“Kami harus merawatmu, kumohon kak…” “luka anda parah..” “nona Kikyo…” ucap warga desa mendekati Kikyo yang memang terlihat terluka parah.

“Aku tidak akan bertahan…” ucap Kikyo. “Dengarkan baik-baik, Kaede…” ucapnya pada seorang anak dengan mata diperban sebelah. “Bawa ini, dan bakar bersama abu-ku…” ucapnya menyerahkan bola itu.

Bola ini tidak boleh… jatuh di tangan yang salah lagi! Aku akan membawa bola ini bersamaku… ke alam baka!!

Sementara terlihat kondisi siluman yang bernama Inuyasha sudah tertancap di pohon dengan panah di dadanya. Ia telah disegel..

Inuyasha- Teks Version by http://esti-widhayang.blogspot.com/

Tokyo 1997.
“Bola Shikon…?”

“Ya. Selama ada yang memiliki ini, keluarganya akan mendapatkan keselamatan dan kemakmuran.” ucap seorang kakek menjelaskan tentang bola shikon kepada seorang remaja.

“orang-orang harus membayar…Jadi untuk bola ini?” tanya remaja perempuan itu.
“Dengaran ceritanya, Kagome …” Kakek itu berniat cerita. “Pada awalnya ‘bola empat arwah’…”
“Simpan nafasmu, kakek.”

“Kakek ingat hari apa besok?” tanya Kagome.
“Bahaimana bisa aku melupakan hari ulang tahun cucuku yang lucu?” Kakek itu mengeluarkan kado dari balik badannya.

“Wah~ kado ini untukku?”
“Ini terlalu cepat, tapi… selamat ulang tahun, Kagome!!” Kakek itu menyodorkan kadonya.

 Kagome membuka kadonya, dan isinya tangan. Ya, tangan.
“Itu adalah tangan ‘Kappa’ si peri air.” ucap kakek menjelaskan ‘tangan’ yang ada didalam kado itu. “ Legenda bilang siapapun yang memiliki itu…”

“Ini Buyo, makan siang…” Kagome memberikan tangan itu kepada kucingnya.
“Hei, hei, kau tahu berapa harganya??”

‘Rumah’ku juga sebuah kuil tua. Aku tinggal bersama kakek, ibu, dan adikku. ada sebuah pohon keramat abadi ‘Go-Shinboku’ yang berumur 500 tahun. Dan sebuah sumur tertutup yang punya legendanya sendiri. Kenyataannya, segala sesuatu dirumahku adalag legenda, tapi…
….Tidak peduli berapa kali kakek menceritakannya padaku, Aku selalu melupakannya… Aku tidak pernah berniat mengingatnya… Bahkan sampai hari ini…

“Hei, Sota!!” panggil Kagome ke anak lelaki yang merupakan adiknya.

“Kakak!?”

“Kau tidak seharusnya bermain disini!” ucap Kagome. Itu adalah wilayah tempat sumur tertutup.

“Tapi Buyo… dia…” ucap anak lelaki itu dengan gagap.


“Di…didalam sumur!?”
Pada akhirnya, Kagome dan Sota masuk ke ruang tempat sumur itu berada.

Buyo…” panggil Sota. kreeekk.. suara kayu penopang didekat sumur itu.

“Dia ada di suatu tempat dibawah sana…” ucap Kagome melongok ke bawah. “Ayo keluarkan dia…!!”  Dia maksudnya si kucing Buyo.

“Tapi tidakkah tempat ini agak… membuatmu ngeri?” ucap Sota.
“Jadi kau takut?” tanya Kagome. “Kau laki-laki, kan?”

Kch, kch, kch… terdengar suara dari sumur yang tertutup. Sota langsung berlari ke belakang kakaknya.
“A..ada sesuatu disana!”
“Seperti… oh… kucing kita?” ucap Kagome datar.

Kagome turun untuk memeriksa.
Kch, kch, kch,… suara itu masih terdengar.
“Itu berasal dari… dalam sumur…?” ucap Kagome. “Kau pasti bercanda…”

Rrrr.. Rrrr… Miauw!! Kucingnya datang dan mendengkur dibawah kaki Kagome secara tiba-tiba.
“Kyaaaa~”

Teriakan Kagome membuat Sota terkesiap.
“Jangan berteriak seperti itu!! Kau menakutiku!!”

“Kau ini…” ucap Kagome kepada adiknya yang penakut itu.

Kriik.. terdengar suara dari dalam sumur.
“Ka.. Kagome…” ucap Sota.
KRAKK!! Penutup sumur itu patah, dari dalamnya muncul sesosok siluman bertangan enam yang langsung menarik Kagome.




“Ah!!” Kagome terkejut. “Tidak mungkin---Tidak!!”

“Menyenangkan…” ucap siluman itu yang berhasil menarik Kagome terjun ke dalam sumur. “.Kekuatan yang aku rasakan…” badan siluman itu seperti Kelabang. *kalian tau kelabang? O.o

“Aku tidak akan… melepaskannya…” ucap Siluman itu. “Bola…empat…arwah…”

“Bola.. empat..?” Kagome mengulanginya.
SRUKK!! DNK DNK!! Kagome sampai di tempat dimana Ia bisa melihat jalan keluar tempat cahaya masuk.

“Apa yang tadi itu… hanya mimpi?” pikirnya. Sebuah tangan keluar dari tanah di dekatnya. “Kurasa bukan…”

Aku tidak akan melepaskannya… bola empat arwah… Kagome teringat kata-kata siluman itu.
“Bola empat arwah, apa lagi yang kakek katakana setelahnya?” Kagome mencoba mengingat namun tidak berhasil. “Aku… aku harus keluar dari sini…”
“Sota!! Apa kau disana? cepat panggil kakek sekarang!!” teriak Kagome ke sumber cahaya yang Ia kira lubang sumur itu. Karena tidak mendengar balasan Sota, Kagome akhirnya memanjat.
“Pecund*ng… dia pasti lari…” Kagome memanjat sambil memaki-maki adiknya. Akhirnya Kagome sampai di atas, dan…
“Uff… huh!?” Ia kaget melihat pemandangan yang sama sekali tidak seperti di rumahnya.

“Dimana ini?” tanyanya, melihat ke sekeliling. Aku terjatuh ke dalam sumur di kuil, tapi…
“Kakek!! Ibu!!” Ia mencoba memanggil orang-orang yang dikenalnya. “Sekarang tidak ada bekas dari kuil..” pikirnya.

“Oh! Pohon tua abadi!!” serunya ketika melihat pohon yang berumur 500 tahun itu. Tapi, pohon itu tidak seperti yang dirumahnya… pohon itu kuat dan segar…

“Saat aku masih kecil, aku selalu bisa menemukan jalan pulang dari sini…” pikir Kagome, berlari ke arah pohon itu.
“Eh…”

Ia melihatnya, sosok setengah siluman yang terkulai di pohon itu dengan panah yang menancap di dada..

“Um… kau tak apa?” tanya Kagome pada mahkluk itu. Tak ada jawaban. “Halo…?”
Kagome terkejut ketika melihat telinga mahkluk itu, telinga yang lain daripada yang lain.
“Itu… bukan telinga manusia…” Kagome mendekat. ‘Tiba-tiba aku ingin menyentuh telinganya…’ pikirnya.

Wutt wutt wutt, Kagome memainkan telinga itu.
‘Walau aku tahu ini bukan saat dan tempat yang tepat untuk…’ pikiran Kagome terpotong oleh…

“Apa yang kau lakukan disana!!??”
Hyuung… Hyuuungg… KK!! KK!! Panah-panah menancap di pohon itu, nyaris mengenai Kagome.


“Ya, gadis yang berpakaian aneh!” “Kau menemukannya di hutan Inu-yasha?”

“…?” Kagome bingung dengan orang-orang itu. Dan ‘pakaian aneh’ itu maksudya pakaian seragam yang dikenakan Kagome. Karena disana orang-orangnya terlihat mengenakan Kimono…

“Kau orang asing?” “Ini tanah terlarang!!” ucap orang-orang itu, pada akhirnya…

“Hei!! Kalian tidak bisa mengikatku seperti ini, tahu!!” protes Kagome karena tubuhnya diikat.

“Aku bertaruh, dia seorang mata-mata.” ucap seorang warga. “Lalu pertarungan ‘brewin’ yang lain?” tanya warga lainnya.
“Dia mempunyai kitsune rubah yang memperdayai dengan berubah menjadi gadis.” “pssst pssst” para warga desa it uterus saja membuat gossip.

“…aku dalam cerita sejarah…” pikir Kagome. “…Masa Sengoku… fedalisme…’keadaan sedang berperang’…”

“Beri jalan! beri jalan!” ucap warga desa. “Nona Kaede, si pendeta sudah datang!”

Muncullah seorang nenek membawa busur dengan mata ditutup sebelah. “Siapa kau?” tanyanya pada Kagome. “Mengapa tadi kau berada di hutan Inu-yasha? Sumur?”

“Huh!? Orang aneh ini makin aneh saja…” pikir Kagome.

“Eh..” nenek itu terdiam. “Biar kulihat wajahmu.” Ia menyentuh dagu Kagome agar wajahnya terfokus untuk dilihat. “Biasakan terlihat seperti orang pintar, dong.”

“Hmph!”

“Kau seperti dia…” ucap nenek itu. “Walau kakakku…Kikyo…”

“Apa?”

Nenek itu bercerita …*nostalgia ceritanya~ #plak.

“Kikyo adalah seorang pendeta desa… juga seorang pelindung…”

-----Flashback ke masa lalu nenek Kaede-----
“Dengarkan baik-baik, Kaede…” ucap Kikyo waktu itu. “Bawa ini, dan bakar bersama abu-ku…” Kikyo memberikan sebuah bola ke anak kecil yang tak lain merupakan adiknya itu, Kaede.
-----Flashback berakhir-----

“Itu sudah lebih dari 50 tahun yang lalu… dia mati ketika aku masih kecil…” ucap pendeta Kaede sambil menyalaan api. “Ada apa? Tidak lapar?” mereka ternyata sudah berada di dalam rumah pendeta Kaede.

“Um…” Kagome ragu-ragu. “Anu, apakah aku bisa melepaskan ikatanku?”

“Oh.”
….

“Aku … uh…. tidak berpikir aku ada di Tokyo…” ucap Kagome sambil memakan nasi dengan sumpitnya. Tradisional.

“Aku belum pernah mendengarnya.” ucap pendeta Kaede. “Apa… itu tempat kelahiranmu?”

“….uh…. kurasa begitu.” ucap Kagome. “Aku hanya berpikir, aku harus pergi…”
Pergi… tapi kemana? dan bagaimana caranya…?

WAAA!! BAKK!! BAKK!! BAKK!! BAMM!! Terdengar suara kegaduhan diluar. Pendeta Kaede membuka jendelanya, “Apa yang bisa—“ belum selesai perkataanya, seekor mayat kuda terlempar ke arah Kagome.

“Ahh!!” Kagome menghindar.

Keechh, keecchh, bakk!! Terlihat siluman kelabang itu lagi. Mengusik di desa itu.Pandangan siluman itu terpaku ketika Ia melihat Kagome.

“Siluman yang sama…!!” pikir Kagome.

“Serahkan bola empat arwah padaku..” mahkluk itu berjalan dengan cepat ke arah Kagome berkat bantuan keenam tangannya.

“Bo..bola??” Kaede menatap bingung ke arah Kagome. “Kau punya bola empat arwah??”

“A..aku tidak yakin ….” jawab Kagome.
Sepintas terbesit dibenaknya, ‘Dia menginginkan aku!!’. Kagome melihat ke warga desa yang disiksa siluman itu. ‘Jika aku tidak menggiringnya pergi, orang-orang akan…’

“Baik tombak maupun panah tidak bisa menghentikannya!” seru seorang warga desa.
“Kalau kita bisa memancingnya ke sumur tua, kita bisa menangkapnya!” ucap pendeta Kaede.

“Sumur tua!?” tanya Kagome.
“Di hutan Inuyasha…” pendeta Kaede memperjelas.

‘Sumur di tempat aku keluar tadi…’ pikir Kagome. “Dimana hutannya!?”

“Arah timur…”

“Menuju cahaya itu?” tanya Kagome, memang terlihat ada cahaya di ufuk timur. “Ba..baiklah…”
Drap, drap, drap, Kagome berlari ke arah timur untuk mengalihkan si siluman.

“Kau tak akan lepas dari pandanganku…” Siluman kelabang itu mengerjar Kagome.

“Anak itu… apakah dia sungguh-sungguh?” ucap pendeta Kaede. “Dia bisa melihat aura jahat dari hutan…tidak wajar dia bisa melakukannya!” ternyata cahaya di timur tadi adalah aura jahat, dan tentu saja hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya. Dan aura jahat itu berasal dari…

DRKKOMM!!! SIRRKKK!! Sssshhh…. Seekor siluman yang tancap panah disebuah pohon membuka matanya perlahan…
“Bau ini…Bau dari seseorang yang telah membunuhku…” ucap siluman itu. “Semakin dekat!”


“Aku yakin bisa menemukan bantuan!” ucap Kagome yang sudah tidak jauh dari sumur itu, dan dari siluman ‘itu’….

Bersambung ke Inuyasha chapter 02
(
http://esti-widhayang.blogspot.com/ & Beelzeta.com)