Hobby * Hobby
Teks Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
Teks Version by esti-widhayang.blogspot.com
Author: Dhwati Esti Widhayang
Seorang gadis
perempuan tidur-tiduran di padang rumput yang luas. Ia menatap langit yang
cerah berawan dengan kamera yang setia di tangannya.
“Warna yang
indah.” Pikir gadis itu. “Awan yang bergerak, angin, dan tumbuhan membuatku
merasa nyaman… “ Ia kini menikmati pemandangan itu melalui filter kameranya.
“Setiap kali melihat langit yang membentang luas melalui filter kamera…”
“Langitnya
cerah, ya?” ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul dan terjepret kamera.
Klik! “Iya, kan?”
“Eh?”
Tiba-tiba muncul… seorang cowok dengan senyum cemerlang. Bersamaan dengan rasa
terkejut yang kurasakan… aku jatuh cinta.
Waktu telah
berlalu sejak kejadian itu. Musim pun berubah dari musim panas ke musim dingin.
“Ah…” gadis
itu mengintip dari jendela kelas. Ia melihat laki-laki itu di luar sana,
mengenakan pakaian olahraga. “Itu Kazu! Sedang pelajaran olahraga…” tiba-tiba
wajah gadis itu merona merah. “Tapi rasa sukaku tidak berubah…satu hal yang
berubah…”
Tiba-tiba
laki-laki itu, Kazu, yang sedari tadi berjalan dengan teman-temannya, berhenti.
Ia seperti mencari sesuatu, menengok kesana-sini. Kemudian ketika Ia melihat
gadis itu memperhatikannya, Ia tersenyum lebar.
“Dia
menyadarinya…” pikir gadis itu. “perasaanku nggak bertepuk sebelah tangan…
benar…”
…
…
“Mina!” ucap
seorang siswi memanggil gadis itu. “Ada Kazu, nih!”
Aku… Mina
Araki. Dan… dia… Kazuya Nakai.
“Kazu!” ucap
gadis bernama Mina itu.
“Pulang bareng, yuk!” ajak Kazu.
“Pulang bareng, yuk!” ajak Kazu.
Kami sudah
tiga minggu berpacaran…
“Tadi kenapa
Kazu bisa tahu kalau aku sedang melihatmu?” Tanya Mina ketika mereka sudah di
jalan.
“Hmmm” Kazu
tersenyum lebar.
“Eh, apa?”
“Kenapa Mina
melihatku?” Tanya Kazu balik.
“Eh?! Itu…”
wajah Mina memerah. Ia memalingkan wajahnya, dan berpikir “Tentu saja karena
suka. Makanya, mataku selalu langsung mencarimu…”
“Alasanku
juga sama.” Ucap Kazu seolah bisa membaca pikiran Mina. Ia menatap Mina,
“Makanya aku sadar Mina sedang
memandangiku!”
“…” Kyyuung..
wajah Mina langsung memerah.
Kazu… selalu
bisa mengatakan hal yang tidak bisa kukatakan dengan mudahnya…
Aku sangat suka dengan sifatnya yang seperti itu.
Aku sangat suka dengan sifatnya yang seperti itu.
“Aku sudah
selesai mandi.” Ucap Mina keluar dari kamar mandinya. “Yang berikutnya silahkan
masuk!” Usai mandi Mina berjalan masuk ke kamarnya, bersamaan dengan
berderingnya handphone-nya.
“Ah, dari
Kazu.” Ucap Mina membaca nama pengirimnya. “Ada apa, ya?”
Dan beginilah
isi surat itu; From: Kazu. Sub: Maaf!. Isi: Minggu besok aku ada urusan
penting. Jadi, kita nggak bisa kencan. Nggak apa-apa kan? Maaf, ya! Pasti akan
kuganti harinya.
Begitulah.
“Urusan
penting? Apa boleh buat, deh.” Ucap Mina. Kemudian Ia membalas, “Nggak apa-apa.
Jangan dipikirin.” Pip! Sending…
“Tiga minggu
rasanya cepat sekali. Aku masih belum tahu banyak soal Kazu.” Pikir Mina sambil
rebahan di kasurnya. “Dia ngapain kalau sedang sendirian, ya? Berolahraga? Main
game? Atau malah baca buku? Aku suka memotret… Kazu suka apa, ya?”
“Hal yang
disukai dan dibencinya… kalau sedang jatuh cinta rasanya ingin tahu sampai ke
hal terkecil. Mulai sekarang sebaiknya tahu satu persatu saja.” Pikir Mina sudah
siap mengistirahatkan tubuhnya (baca: tidur mode on XD) “Dengan begitu… aku
pasti akan semakin menyukainya.”
Tok tok tok!
Ada sesuatu mengetuk jendelanya. Mina terbangun dan membuka tirai. Terlihat
dibawah sana laki-laki yang tak asing baginya.
“Eh!? Kazu..?”
“Maaf
tiba-tiba! Kompensasinya sekarang saja nggak apa-apa, kan?” Tanya Kazu.
“Sebenarnya… aku cuma merindukanmu…”
Wajah mereka
berdua memerah.
“Tunggu, ya!
Aku segera turun!” sahut Mina. ‘Kalau begini… aku jadi semakin menyukainya….’
Setelah Mina
turun, hal yang tak tertuga terjadi. Kazu menciumnya. Dan saya yang masih kecil
serta tak berdosa inipun terkejut T_T.
“Kompensasinya
ciuman?” Tanya Mina.
“Nggak
boleh?”
“Tentu saja
boleh.” Sahut Mina. T_T
Kazu, apa
kamu tahu… hanya dengan satu tindakan dari Kazu… aku bisa merasa sebahagia
ini….(me: tapi dengan satu tindakan itu, sayalah yang shock, tahu! ==a)
-----Sunday Morning-----
“Hngg…Kazu…
<3” Mina mengigau. Bahkan ada ilernya. “Nyem! Nyem! Ehehehe…”
“Bangun
Mina!!” ucap seseorang. Dan orang itu adalah Ayah Mina, Ryuichi Araki. 43
tahun. “Ayah mau mengajakmu keluar karena kelihatannya kamu sedang senggang.
Cepat siap-siap!”
“Eh…
ayah!? Apa!? Kemana?!” Tanya Mina yang sebagian nyawanya masih di dunia mimpi.
“Sudah,
ikut saja!!” ayah Mina menyeret anaknya.
“Eh?
Tung-tunggu!!”
“Lalu? Ini
dimana?” tanya Mina ketika mereka sudah sampai ke tempat tujuan ayahnya. Ia
hanya melihat ladang dimana-mana sejauh mata memandang. “Jalannya
berkelok-kelok…cuma ada sawah dan ladang… serta hutan.”
Ayahnya yang
sedang menurunkan barang dari mobil menjawab kebingungan anaknya, “Bukan itu,
tapi di belakangmu!”
“Hah? Di
belakang?” Mina berbalik. “Jangan-jangan…”
Tepat seperti
dugaannya. “Sirkuit mobil radio control!?” tanya Mina. “Aku nggak ngerti …
radio control kan hobinya ayah…kenapa aku diajak kemari? Aku nggak tertarik…”
Mina mendesah dengan nistanya.
“Ng? habis
sekarang hari minggu dan kamu kelihatannya senggang. Makanya, ayah mengajakmu.”
Jawab ayahnya dengan nada tak berdosa. “Kalau begitu ayah main dulu ya…” ayahnya
kemudian pergi dengan mobil radio controlnya.
“Aku
ditinggalin. Oh iya.. ayah memang seperti ini. Tipe orang yang memikirkan hobi
dan dirinya sendiri. Kalau aku melihat ayah, aku selalu berpikir… aku pasti…
“Nggak akan
menikah dengan orang yang tergila-gila dengan hobinya seperti ayah!!” ucap
Mina.
Ayahnya yang
tidak terlalu jauh rupanya mendengarnya, “Hei, apa katamu!? Kamu menolak
ayahmu!?”
“Tapi sudah
jauh-jauh kemari, aku mau motret ah!” ucap Mina tanpa memperdulikan ucapan
ayahnya.
“Woi! Mina!”
panggil ayahnya dengan nistanya.
Aku… suka
memotret… keadaan sehari-hari…
Mina
mengarahkan lensa kameranya ke kegiatan yang dilakukan orang-orang di
sekitarnya. “Orang yang bermain radio control lumayan banyak juga, ya. Dari
anak muda sampai orang tua.” Pikir Mina. Ketika Ia mengarahkan lensanya ke
ayahnya, Ia melihat seorang laki-laki yang sudah pastinya tak asing baginya.
Dan laki-laki itu menyapa ayahnya. Atau lebih tepatnya calon mertua laki-laki
itu.
“Ng? lho?”
Mina kebingungan. “Sepertinya itu… jangan-jangan…”
“Kazu?!” panggil Mina setengah berteriak.
“Kazu?!” panggil Mina setengah berteriak.
“Mina?!”
“Kenapa..
kamu disini?” Tanya Mina. Apa mungkin Kazu juga…
“Eh? Kenapa,
katamu?...” ekspresi terkejut Kazu karena bertemu Mina ditempat tak terduga
perlahan-lahan melembut, dan tersenyum.
“Tentu saja bermain radio control.” JREENNGGG
Kenyataan
yang pahit untuk Mina.
“Ternyata
dugaanku benar!” pikir Mina sedikit shock. “Padahal ini hal wajar… tapi aku
tidak pernah memikirkannya karena terlalu senang. Biarpun suka tapi belum tentu
semuanya berjalan sesuai harapan… dia lebih memilih radio control daripada
kencan denganku? Gimana nih, aku benar-benar shock…” Mina merana dengan
ekspresi nista.
Ah,
kebanyakan kata nista xq. Ck!
“Hng, aku
nggak begitu ngerti, tapi…” Kazu tersenyum .”Aku benar-benar senang… karena
bisa bertemu Mina di tempat yang tak terduga.”
Aneh…
barusan… perasaan cemasku lenyap. Begitu ruapanya.. ternyata… aku sangat
menyukai Kazu…
“Aaah, aku
nggak nyangka ternyata Ryuichi ayahnya Mina.” Ucap Kazu. Ia sedang duduk di
samping ayah Mina, mereka sedang bertanding. “Di luar dugaan…”
“Itu
seharusnya kalimatku!” ucap ayah Mina. “Kazuya ternyata berani merayu Mina-ku
yang manis.”
“Tunggu, aku
nggak merayu, kok!”
“Hm,” Ryuichi
senang mendengar jawaban itu.
“Belum.”
Lanjut Kazu.
“Woi!”
Akhirnya
mereka berdua terdiam. Lama.
“Aku
menyukaimu tapi lain ceritanya kalau menyangkut putriku.” Ucap ayah Mina
mengisi kesunyian. “Jangan membuatnya menangis, ya! Aku serius!”
“Aku tahu.”
“Dan aku
nggak akan mudah mengakuimu sebagai cowoknya Mina!”
“Itupun aku
tahu.” Sahut Kazu. Lalu ekspresinya berubah serius. “Tapi… aku serius menyukai
Mina. Tolong akui itu saja.”
Ayah Mina
memperhatikan Kazu, dan nampaknya Ia yakin.”Yaahh, hubungan kita sebagai teman
radio control nggak akan berubah.”
“Akh!” seru
Kazu tiba-tiba, karena mobilnya berhasil dikalahkan ayah Mina.
“Kamu masih
payah, Kazuya! Hahaha”
“Kelihatannya
menyenangkan.” Pikir Mina melihat kedua laki-laki yang berharga dalam hidupnya
itu tertawa bersama. “Menertawakan hal konyol seperti anak kecil…cowok memang
seperti itu, ya? Hihi” <= bukan admin lho yang bilang, khu khu khu -_-v
Mina menyorot
lensanya ke wajah Kazu. “Tapi… aku bersyukur mengetahui hobinya Kazu adalah
radio control…” klik! “Aku mengetahui satu hal baru tentang dirimu…”
“Kazu, hari
minggu besok..” ucap Mina ingin menawarkan sesuatu seperti kencan. Ketika itu
mereka sedang di sekolah.
“Ah, hari
minggu besok… kita berdua pergi main radio control lagi, yuk!?” potong Kazu.
“Eh?” bukan
itu yang diinginkan Mina. Tentu saja.
“Nggak mau,
ya? Kemarin aku senang sekali karena ada Mina…” Kazu memasang tampang memohon
yang sangat mematikan.
“Baiklah…”
wajah Mina memerah melihat ekspresi Kazu.
“Serius!? Aku
jadi nggak sabar…”
Tapi..
setelah kupikir-pikir, ini keputusan yang salah. Setiap minggu… setiap minggu…
minggu berikutnya juga… dan minggu-minggu berikutnya lagi… tanpa kusadari,
kencan kami selalu… di sirkuit. Sulit dipercaya. Dia lebih memilih hobinya
daripada aku. Padahal sirkuit itu hal yang paling ingin ku hindari. Saking
kesalnya sampai nggak bisa konsentrasi memotret. Tapi Kazu… kelihatannya
senang.
“Aku main
dulu, ya” ucap Kazu ceria.
“Ah… iya…”
Lama-lama aku
jadi sebal… dia bersenang-senang sendirian… pada dasarnya, kenapa aku disini?
Ada aku disini atau tidak, sepertinya tidak ada bedanya. Apa aku pulang saja,
ya? Benar… Kazu pasti… tidak akan sadar kalau aku tidak ada!
Mina
memutuskan untuk pulang. Ia berlari. Kazu yang saat bermain ‘sebenarnya’ selalu
memperhatikan Mina, kini kelihatan bingung. Ia tidak melihat sosok kekasihnya
itu menunggunya seperti biasanya.
“Lho? Mina
nggak ada. Dia kemana, ya?” tanya Kazu ke dirinya sendiri.
“Kamu
mengajak pacarmu?” tanya teman mobil control Kazu. “Mungkin dia sedang ke mini
market.”
“Eh!? Disini
mana ada toko!?”
“Oh iya…
disini cuma ada sawah dan ladang..” ucap temannya itu. “tempat ini jauh dari
kota karena berisik dengan suara mesin.”
“…”
“Kazu, gimana
kalau kita tanding sekali lagi?” tantang temannya.
“Eh? Nggak,
aku…”
“Kamu mau
kabur karena sudah menang, ya?” teman-temannya itu menyeret Kazu untuk bermain
lagi. Sementara itu…
“Bagaimana
ini? Tidak ada apa-apa meskipun sudah berjalan jauh…” pikir Mina. Ya, sementara
itu Mina tersesat. “Apalagi sudah mulai gelap. Aku jadi agak takut. Kenapa aku
harus mengalami hal seperti ini, sih?”
Mina
terduduk. Ia sudah tidak tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dia galau…
dia kecewa.. dia nggak punya shower(?) *ala @shitlicious xD*. “Semuanya…
gara-gara Kazu.” Ucap Mina langsung menyalahkan Kazu atas apa yang terjadi
padanya. “Kazu bodoh… alangkah baiknya kalau tidak ada radio control…”
SSSRRRAAAAAAKK….
Terdengar bunyi gesekan semak-semak di belakang Mina. “Eh? Apa itu?” pikir
Mina. “Barusan ada yang bunyi…”
SRAK! SRAK!
SRAK! Benda dibalik semak-semak itu semakin mendekat.
“Ka-Kazuu!! Tolong!!” teriak Mina, dan, SRAAAK! Kazu-lah yang muncul. Ia nampak ngos-ngosan dan berkeringat.
“Ka-Kazuu!! Tolong!!” teriak Mina, dan, SRAAAK! Kazu-lah yang muncul. Ia nampak ngos-ngosan dan berkeringat.
“Kazu, kamu
sadar aku nggak ada?” tanya Mina menghapus air matanya. “Kamu mencariku sampai
berkeringat begitu?”
“Eh? Iya.
Tentu saja.” Ucap Kazu. “Tapi syukurlah bisa ketemu. Aku mencemaskanmu. Kamu
baik-baik saja? Nggak terluka?”
Mina
meneteskan air mata, ‘Aku salah karena hendak pulang tanpa bilang-bilang…
maafkan aku’ batinnya.
“Eh?! Mina?!
Kamu kenapa!?” tanya Kazu terkejut. “Mina…”
Cup! Kazu mengecup
dahi Mina. “Maaf, ya.. aku akan mendengarkanmu dengan sungguh-sungguh. Mau
menceritakan apa yang kamu pikirkan?” Kazu kini memeluk Mina. “Aku nggak tahu
kenapa kamu menangis. Makanya, akan kudengarkan… akan kupikirkan dengan baik.
Aku…”
Kazu tersenyum
dan langsung menatap wajah Mina. “…benar-benar menyukai Mina, kan?”
Begitu
rupanya…ini bukan salah radio control maupun salah Kazu… akulah yang
salah…karena tidak menyampaikan perasaanku dengan baik…
“Kamu yang
mengabaikanku..” Mina mendorong tubuh Kazu, “Aku kesepian, tahu!” akhirnya Ia
melepas semua tekanan yang Ia rasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar