Rabu, 20 Februari 2013

Versi Teks Amnesia episode 1 bagian 3

Sebelumnya: Episode 1 bagian 2


Gadis itu belum tidur, atau lebih tepatnya tidak bisa tidur. Bagaimana mungkin orang yang bahkan tidak tahu siapa dirinya dapat tidur dengan tenang!?

“Siapakah aku…?” gumam gadis itu.

Pagi hari sudah tiba, sinar matahari yang menembus masuk mengejutkan gadis itu dan membuatnya terbangun.

“Selamat pagi.” Sapa Orion yang sudah melayang-layang disamping gadis itu.

“Selamat pagi.” Balas gadis itu.

“Apa ingatanmu yang kemarin masih ada?” tanya Orion.

“Ya..”

“Bagus! Jadi kau hanya sedikit bingung.” Ucap Orion. “Berarti ingatanmu telah tercampur dengan yang baru. Jadi sekarang kau bisa sedikit tenang, aku senang sekali!” ucap Orion bersemangat. “Jika ada sesuatu yang membingungkanmu, kau bisa bertanya padaku. Pasti kau merasa jika selama ini, kau dikelilingi oleh orang asing… dan itu sudah membuatmu takut sehingga tidak tahu siapa yang bisa kau percayai. Tapi…”

“…”

“Untuk mendapatkan kenanganmu kembali, aku akan membantumu dengan seluruh kekuatanku.” Lanjut Orion. “Jadi, ayo lakukan yang terbaik yang kau bisa!”

“Hah… y-ya…”

“Hehe…”

“Terima kasih, Orion.” Ucap gadis itu.

Wajah Orion tiba-tiba bersemu merah, “hah!! Kau memanggilku dengan nama itu untuk pertama kalinya!” gadis itu tersenyum. “Tapi, ini bukan waktunya untuk mengobrol, jika tidak cepat, kau akan terlambat masuk kerja!!!”


Di depan sebuah cafe bernama Meido no Hitsuji, berdiri seorang pria berambut biru yang digerumuni oleh banyak gadis-gadis. Nampaknya pria itu sangat popular, dan lumayan keren xDd.

“Aku akan pergi sekarang, maaf.” Ucap laki-laki berambut biru itu.

“Ikki! Hari ini aku akan datang lagi ke café-mu!!” ucap salah satu dari gadis-gadis itu kepada si laki-laki berambut biru.

“Terima kasih.” Ucap laki-laki berambut biru bernama Ikki itu, lalu Ia masuk ke café itu. Di belakang gerombolan gadis-gadis itu, si ‘gadis’ yang hilang ingatan itu mencoba menerobos dan masuk juga ke café.

“Permisi…”

Di luar café tersebut, nampak beberapa perempuan misterius yang mengenakan topi untuk hingga bagian mata mereka sedikit tertutup.


“Selamat pagi, semuanya.” Ucap laki-laki yang nampaknya adalah manager café itu. “Ayo bersemangatlah untuk pekerjaan hari ini.”

Gadis yang hilang ingatan itu sudah mengganti bajunya dengan seragam pelayan di café itu, dan laki-laki bernama Ikki itu ternyata adalah pelayan juga di café Meido no Hitsuji itu.

“Baru-baru ini, ada beberapa tamu yang bertindak keterlaluan pada karyawan wanita.” Ucap si manager. “Jika hal itu terjadi lagi hari ini, cepat laporkan padaku.”

“Aku mengerti.” Sahut gadis itu pelan, sementara Orion melayang-layang disampingnya.

“Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri jika mereka keterlaluan.” Ucap si manager dengan sadisnya.

“A-apa dia bilang!?” tanya Orion kaget. “Apa yang akan dia lakukan dengan tangannya?”

“Rapat hari ini cukup.” si manager mengakhiri. “Cepat laksanakan tugas kalian hari ini.”

“Baik.” Jawab gadis itu dan laki-laki bernama Ikki itu bersamaan.

“Dia manager yang aneh, ya…” ucap Orion.

“Oi.” Panggil Ikki kepada gadis itu. “Apa kau baik-baik saja?”
“Ya.” Jawab gadis itu.

“Benarkah?” Ikki mendekat dan menatap gadis itu dengan matanya, tatapan yang aneh. “Aku sangat senang.”

“Terima kasih banyak…” ucap gadis itu yang nampaknya tidak terpengaruh sedikitpun dengan tatapan laki-laki berambut biru itu. Hal itu membuat Ikki nampak sedikit terkejut.
“Sudah waktunya dibuka.” Ucap manager datang lagi, membuyarkan tatapan Ikki dengan gadis itu. “Ikki-kun, kau punya waktu?”

“Ya.” Jawab Ikki, kemudian dia menatap gadis itu lagi. “Ayo kita berjuang untuk hari ini.”

“Ya” ucap gadis itu.

“Jadi namanya Ikki? Pria yang tampan, tapi sedikit lembek.” Ucap Orion. “Dia tadi melihatmu dengan tatapan yang aneh…”

“Apa benar begitu?”

Tiba-tiba pintu café terbuka, dua orang pelanggan masuk.

“Selamat datang.” Ucap gadis itu. Namun, ekspresi kedua pelanggan langsung berubah keheranan.

“Tidak, bukan begitu!” ucap Orion. “Kau harus bilang; ‘selamat datang kembali, Tuan’.” Orion berbisik.

Dari kejauhan, terlihat aura kegelapan muncul dari sang manager, dan kacamata yang dikenakannya nampak berkilat—Death Glare.


“Dia melihat kesini!! Cepat!!” ucap Orion ketakutan melihat si manager.

“Selamat datang kembali, Tuan.” Ucap gadis itu mengulang. Dan di kejauhan, nampak ada kilatan yang menghilang. Gadis itu lalu mengantar si pelanggan ke meja untuk duduk.

“Tolong, saya pesan parfait.” Ucap si pelanggan setelah membuka buku menu.
“Aku pesan mille-feuille ukuran besar dan the Darjeeling.” Ucap pelanggan satunya.

“Baiklah, tuan.” Ucap gadis itu.

Gadis itu pergi ke dapur, dan disana Ia dibantu oleh Ikki untuk membuat pesanan pelanggan.

“Aku akan membuat the dan rotinya.” Ucap Ikki.

“Baik, kuserahkan padamu.” Ucap si gadis. Lalu gadis itu hanya diam saja. Akhirnya Ikki bertanya,

“Bukankah biasanya parfait kau yang membuatnya?” tanyanya. “Lagipula itu kan buatanmu sendiri.”

“Eh? Maafkan aku…” ucap gadis itu, Ia kebingungan. ‘Apa yang harus kulakukan? Aku tak tahu cara membuat parfait…’

“Oh, tidak! Ada pesanan yang tidak bisa dia buat!” ucap Orion panik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar