Rabu, 29 Mei 2013

Versi Teks Amnesia episode 3 bagian 3

“Apa? Apa yang hendak dikatakannya?” Heroine bertanya-tanya.

Sesudah sampai di kamarnya, Heroine mengambil sebuah buku yang nampaknya diary. Ia menulis di salah satu lembarnya yang kosong,

“1 Agustus, pulang dari rumah sakit. 2 Agustus, Shin membawaku ke kampus. Setelah itu kami bertemu Toma di restoran.” Mungkin ini untuk menghindari Ia kehilangan ingatan lagi.


Heroine membuka pintu rumahnya, dan ternyata disana sudah ada Shin. “Kau terlambat. Perhatikan jadwalmu.” Ucap Shin.

“Maaf…”

“Jangan minta maaf saja. Cepatlah bersiap-siap.”


---Meido no Hitsuji---

“Disini tempatnya.” Ucap Shin setelah mengantar Heroine ke depan kafe tempatnya bekerja.

“Bagaimana dengan Shin?” tanya Heroine.

“Huh? Oh, aku harus ke sekolah sekarang.” ucap Shin. “Aku akan menjemputmu setelah kau pulang nanti.”

“Apa tidak merepotkan?”

“Jangan khawatir.” Shin melangkah pergi, namun Ia teringat sesuatu dan berbalik. “Oh iya, apa kau mengingatnya?”

“A-apa?”

“Kemarin sudah kuberitahukan, kan… tentang salam itu, lho…” ucap Shin dingin. “Jangan berkata ‘Irrashaimase’ tapi ‘okaerinasai, tuan’.”
Nb: kalau mau tau artinya cari di google.. haha XD

“Baiklah…”

“Dan ketika tamu akan pulang?”

“Eto…”

“Kau tidak perlu malu begitu, baka.” Wajah Heroine memerah. Kemudian Ia tersenyum dan berkata kepada Shin,

“Hati-hati di jalan, tuan.” Ucap Heroine lalu membungkukan badannya.





Ketika Ia menegakkan tubuh kembali, wajah Shin sudah merona merah. Sekarang justru dia yang malu.

“Sepertinya kau akan baik-baik saja.” Ucapnya lalu pergi dengan wajah memerah.

Heroine masuk ke tempat kerjanya, dan disambut ramah oleh managernya. “Ara, Ohayo. Lama tidak berjumpa, ya?”

“Uh? Waka-san terlihat berbeda…” pikir Heroine. Ini karena Manager Waka yang diingatnya adalah orang yang dingin.

“Ada apa? Kau nampak bingung.” Ucap manager Waka. “Kau belum sembuh total, ya?”

“A-aku baik-baik saja.”

“Jangan memaksakan diri, ya?” Manager Waka tersenyum. “Tapi tetap saja, pelayan yang terluka masih bisa melayani tempat ini. Aku senang karena tidak ada luka di wajahmu yang cantik itu! Jika itu terjadi, reputasi kafe kita akan… iieee!! Memikirkannya saja aku sudah takut!” manager Waka bertingkah layaknya banci sekarang =3=.

“Apa kau benar-benar mengkhawatirkan hal itu, senpai?” tanya orang yang berambut merah muda yang juga memanggil Heroine senpai.

“Selamat pagi, Mine-chan! Kau terlihat cantik hari ini!” ucap manager Waka pada gadis bernama Mine itu.

“Jangan bohong.” Ucap Mine. “Senpai, kau akan kembali bekerja hari ini?” tanya Mine pada Heroine.

Heroine mengangguk. Pintu terbuka dan Toma masuk.

“Selamat pagi!!” Ia tersenyum, lalu melihat Heroine sudah dikelilingi orang-orang. “Ah, aku berjanji untuk membantumu, tapi kau malah sudah datang lebih awal…manager, dia sudah lama tidak bekerja, jadi mohon jangan keras padanya.”

“Yo ne, Toma, tadi aku sudah memberinya semangat.” Ucap Manager Waka.

Pintu terbuka lagi, “Selamat pagi!!” yang masuk ternyata adalah Sawa.

“Ara, Sawa-chan, Selamat pagi.” Ucap si manager.

Sawa terlihat senang melihat Heroine dan menghampirinya, “Hei, lama tidak bertemu!! Apa kau baik-baik saja??”

“Ya, maaf sudah membuatmu khawatir.”


---Ruang Ganti. Laki-laki tidak boleh masuk *plak----

“Kau benar-benar membuatku khawatir~ tapi syukurlah kau baik-baik saja.” Ucap Sawa. Mereka bertiga sudah berganti pakaian dengan pakaian pelayan Meido no Hitsuji.

“Ya, aku benar-benar kaget.” Ucap Mine menyetujui.

“Jadi, Sawa dan Mine bersamaku waktu itu…” pikir Heroine menyimpulkan. “Aku… terjatuh dari tebing, kan?” tanya Heroine.

“Eh? Apa Shin tidak memberitahukan apa-apa padamu?” tanya Sawa balik.

“Tidak…”

Sawa dan Mine saling tatap, “Yosh, aku akan menceritakan padamu semua yang kutahu pada hari itu.”

“Ya.”

“Shin, aku, Toma, Waka-an, Mine, dan kau jalan-jalan ke Shinano, kan?”

“Y-yah… ano.. itu adalah masa orientasi kerja, kan?” tanya Heroine mencocokkan dengan apa yang diingatnya.

“Benar.” Ucap Sawa.

“Pesertanya adalah…” ucap Heroine.

“Orang-orang yang bekerja paruh waktu disini.” Sambung Mine.

“Bagaimana dengan Ikki-san dan Kento-san?” tanya Heroine.

“Eh? Oh… mereka berdua datang terlambat hari itu.” Ucap Mine. “apa kau mengenal mereka, senpai?”

“Eh?” Heroine terkejut. Jadi apa seharusnya dia tidak mengenal mereka?

“Senpai, sadarlah…”

“Cerita kami sepertinya tidak cocok…” pikir Heroine.


“Ingatanku bercampur dengan apa yang terjadi di tempat itu…” pikir Heroine. Ia masih memikirkannya setelah jam pulang. Ia kini berjalan pulang ke rumah. “Apa itu hanya ingatanku selama tertidur di rumah sakit?”

Heroine teringat apa yang diceritakan Sawa,

-----Flashback-----

 “Ketika langit sudah gelap, Shin, yang pergi bersamamu, datang dengan tergesa-gesa. Dia berkata kalau kau jatuh dari tebing dan dia tidak tahu kau ada dimana.”

“Setelah itu, kami semua panik.” Ucap Mine waktu itu.

“Kalian semua berada di villa?” tanya Heroine. “Bukankah kita pergi bersama untuk melihat meteor?”

“Kau ini bicara apa, sih?”

Heroine menutup mulutnya, nampaknya memang ada yang berbeda disini.

“Jadi setelah itu, semua orang di villa berpencar mencarimu.” Ucap Sawa. “Saat itulah Ikki-san serta Kento-san dan satu orang lagi… um… aku tidak bisa mengingat namanya, tapi kalau tidak salah dia bilang dia seorang photographer. Dia juga membantu kami mencarimu. Lalu, setelah itu kami mencari kurang lebih satu jam, dan kami menemukanmu pingsan di dasar jurang.”

“Jadi begitu..”

“Tapi saat kami menemukanmu,” ucap Mine. “Jujur saja, waktu itu Shin terlihat sangat menakutkan.”

“Eh? Apa maksudmu?”

“Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi… dia terlihat sangat tenang.” Ucap Mine. “Berbeda sekali dengan Toma-senpai yang terlihat sangat panik.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar