Selasa, 21 Mei 2013

Versi Teks Kakashi Gaiden chapter 5


Sebelumnya: Kakashi Gaiden chapter 4

Kisah Kakashi, seorang bocah yang hidup di medan perang!
 
Ninja yang diserang oleh Obito tumbang, Obito dan Kakashi nampak terdiam dan tak mampu berkata apa-apa lagi.

“Obito… kedua matamu…” ucap Kakashi.

“Ya, sepertinya ini sharingan…” ucap Obito. Obito memperhatikan kedua tangannya, “Aku bisa melihat gerakan musuh dan luapan chakra…”

“Ugh!!” luka Kakashi baru terasa sakitnya hingga membuat Ia ambruk.

“Kau baik-baik saja, Kakashi?!” tanya Obito khawatir.


“Iya…” Kakashi mengambil kotak peralatannya. “Sepertinya mata kiriku benar-benar tidak berfungsi…” Kakashi mengeluarkan kotak yang berisi peralatan perobatan, “Aku mendapatkan ini dari Rin. Dengan perawatan darurat, kita bisa menyembuhkannya dengan cepat. Ayo kita selamatkan Rin juga!”

Sesaat Obito nampak ragu-ragu, namun akhirnya Ia menjawab “Baik!”

Didalam gua, ninja yang satunya sedang menyiksa Rin untuk mendapatkan informasi, tanpa menyadari kalau temannya yang satunya sudah tumbang.

Ninja itu menjambak rambut Rin, “Kau ini bodoh sekali, ya?!” ucapnya. Saat sedang melakukan itu, ninja itu tidak menyadari dua orang ninja Konoha sudah memasuki gua itu.

TAP TAP! Suara langkah Kakashi dan Obito.

“Cih, semuanya tidak berguna!” ucap ninja itu setelah melihat Kakashi dan Obito datang.

Obito memperhatikan Rin dengan sharingannya, gadis itu nampak lemas dan pandangannya kosong. “Luapan chakra Rin nampak tidak biasa… benar-benar berbeda dengan milik kita.” Ucap Obito.

“Dia pasti berada di bawah suatu kendali genjutsu…” ucap Kakashi. “…Itu mungkin digunakan untuk mendapatkan informasi dari Rin dengan cepat…”

Ninja musuh itu tersenyum, “Hm, sepertinya kau bukan bocah sembarangan…”

“Kita sudah mengalahkan satu, tapi, yang ini memiliki kecepatan yang tinggi… berhati-hatilah!” ucap Kakashi tidak memperdulikan ucapan musuh.

“Baik!” sahut Obito. Kakashi dan Obito lalu sama-sama maju menyerang. Ninja musuh melemparkan sesuatu dan menciptakan asap.

Dengan bantuan sharingannya, Obito dapat melihat dalam asap itu musuh bergerak menyerangnya, namun walaupun dapat melihatnya, Obito tidak dapat merespon spontan, dan alhasil Ia melemparkan badannya ke belakang dengan posisi setengah kayang, berharap musuh akan kelolosan menyerang, namun tidak.

Kakashi datang dari arah samping Obito, dan hendak menyerang pundak musuh dengan kunai. Sayangnya, Kakashi tidak memperhatikan bahwa senjata musuh juga berada di dekat lengannya, dan bisa saja Ia langsung ditebas. Obito yang melihat kemungkinan itu, menahan kedua tangan musuh dengan kakinya, sehingga Kakashi bebas menyerang.
Setidaknya berkat luka yang dihasilkan serangan itu, Kakashi dan Obito dapat melumpuhkan musuh untuk sementara waktu.

“Kaiundo!” ucap Kakashi melepas genjutsu pada Rin.

“Kakashi… Obito…” ucap Rin yang mulai sadar.

“Kami datang untuk menyelamatkanmu, Rin! Semua sudah aman sekarang!” ucap Obito.

“Benar! Kita sebaiknya pergi dari sini secepatnya!” ajak Kakashi. Rin tersenyum mendengar kedua temannya itu datang kesini untuk menyelamatkannya.

“Memang tadi itu adalah kombinasi yang bagus, tapi kalian masih anak ingusan…” ucap suara di belakang Obito, Kakashi, dan Rin. Ternyata si musuh sudah mulai sadar. “Sekarang kalian berada di genggaman tanganku…”

Musuh sudah merapal justu, “Doton: Iwa Yado Kuzushi! (Elemen tanah: jurus runtuhan batu!)”

Karena mereka sedang berada di dalam gua, tentunya runtuhan batu dapat membuat mereka mati seketika. Tanah-tanah di atas mereka mulai bergoyang.

“Oh, sial!” “Semuanya, ayo cepat pergi dari sini!” perintah Kakashi. Mereka bertiga berlari keluar dari sana, namun sayangnya, sebuah batu kecil (yang namanya batu walaupun kecil tetap saja… XD) mengenai mata kiri Kakashi. Itu membuat Kakashi tumbang.

“Sial… mata kiriku yang buta…” pikir Kakashi yang sudah tak mampu bergerak.

“Kakashi!” teriak Rin.

Dengan mata sharingannya, Obito melihat sebuah batu besar akan jatuh menimpa Kakashi. Dengan cepat Ia mendorong Kakashi ke tempat aman agar tidak tertimpa batu itu, namun…

BRRUUUUAAAAKKK!! Timbunan batu sudah meruntuhkan gua itu.

“Mereka sumber informasi, tapi aku tak punya pilihan…” ucap si musuh yang sudah menyelamatkan diri ke tempat aman.

Kakashi dan Rin rupanya tidak terkena timbunan batu, namun mereka terkurung did ala gua yang tertimbun itu. Kakashi yang tadinya kesakitan sampai-sampai tidak sadarkan diri, perlahan membuka matanya.

“Kalian baik-baik saja Kakashi? Rin?” tanya Obito.

Kakashi berusaha membangunkan dirinya dan berusaha mencari darimana suara Obito itu berasal, dan Ia terkejut ketika melihat…


Sebagian tubuh Obito tertindih sebuah batu besar, itu terjadi karena Obito mencoba menyelamatkan Kakashi.

“Obito!!” teriak Kakashi. Ia berusaha mengangkat batu besar itu, dan tentu saja Ia tidak sanggup. “SIAAAALLL!!” teriaknya kesal karena batu itu bahkan tidak bergeser.

“Sudah cukup… sudah tak apa, Kakashi… sepertinya ini memang sudah akhir dari hidupku.” Ucap Obito. “Sisa tubuhku bagian kanan sudah hampir remuk… aku sudah tidak bisa merasakannya…”

“Hah.. hah..hah…” Kakashi ngos-ngosan karena terus berusaha mengangkat batu itu.

“Tidak… ini… kenapa…” Rin menangis.

“Uhuk!” Obito muntah darah. Batu itu sudah terlalu menekan tubuhnya. Kakashi mengepalkan tangannya karena kesal,

“Siaaalll!!!” tubuh Kakashi bergetar. “Aku… seandainya dari awal aku pergi bersamamu untuk menyelamatkan Rin.. hal seperti ini tidak akan terjadi…”

“…”

“Pemimpin macam apa aku ini?! Jounin macam apa?!” Kakashi terus menyalahkan dirinya sendiri.

Obito tersenyum, darah mengalir dari ujung-ujung bibirnya. “Hei, sudahlah… lupakan saja…” ucapnya. “Aku… satu-satunya orang… yang tak memberimu kado… disaat pesta kelulusan sebagai jounin… Kakashi…” ucapan Obito mulai terbata-bata.

“…” Kakashi terdiam.

“Kado apa yang bagus, aku terus memikirkannya… dan sekarang… aku sudah tahu…” ucap Obito. “Ja-jangan khawatir… itu tidak akan menjadi tidak berguna… sa-sampah…”

“…”

“Itu adalah sharingan milikku.”

“!!” DEGGG.. Kakashi dan Rin terkejut mendengar ucapan Obito.

“Penduduk desa… yang mereka katakan itu adalah…kau, itu… seorang jounin yang hebat…” ucap Obito tersenyum. “Itu.. yang aku rasakan… kumohon terimalah…”

Rin mengusap air matanya. “Rin… dengan jutsu pengobatanmu… tolong ambil sharinganku… dan transplantasikan ke mata kiri Kakashi…” pinta Obito.

“Kakashi, kemarilah! Agar kita bisa mulai dengan cepat.” Ucap Rin. Kakashi masih terdiam, memikirkan apakah ini satu-satunya cara…

“Aku sudah… akan mati…” ucap Obito. “…Tapi aku bisa menjadi matamu… dan mulai sekarang aku akan melihat ke masa depan…”

Mendengar keinginan Obito itu, Kakashi membulatkan tekad dan bersedia.

BLLLAAAARRRR!! Kurungan yang tercipta oleh timbunan batu musuh itu dihancurkan oleh Kakashi.

“Dasar bodoh, kenapa kau masih hidup?” ucap musuh itu. Kakashi diam, Ia menangis. “Tapi, kau masih bocah ingusan… seorang ninja tidak menangis. Majulah cengeng! Akan kuhabisi kau!”

Kakashi membuka perlahan matanya, diantara air matanya yang menggenang, terlihat sharingan berkilauan di mata kirinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar