Sebelumnya: Road to Ninja bagian 7
Di gerbang perbatasan Desa
Konoha, berdirilah Kakashi dan Guy yang akan melanjutkan misi mereka, misi
bersama Naruto, Sakura, dan kedua orang tua Naruto.
“Baik, ayo pergi dengan semangat!!” ucap Kakashi dengan semangat masa muda. Sementara itu, Guy nampak duduk dan kelelahan. Tidak ada semangat yang nampak pada dirinya. Nampaknya sifat mereka berdua tertukar.
“Tidak ada semangat yang tersisa~ sulit untuk tetap menerima misi~” ucap Guy. “Kita bahkan bukanlah pemuda.”
Kakashi menepuk pundak Guy, “Jangan menyerah, tetap semangat!” ucap Kakashi sambil memberikan jempolnya seperti gaya khas Guy.
“Baik, ayo pergi dengan semangat!!” ucap Kakashi dengan semangat masa muda. Sementara itu, Guy nampak duduk dan kelelahan. Tidak ada semangat yang nampak pada dirinya. Nampaknya sifat mereka berdua tertukar.
“Tidak ada semangat yang tersisa~ sulit untuk tetap menerima misi~” ucap Guy. “Kita bahkan bukanlah pemuda.”
Kakashi menepuk pundak Guy, “Jangan menyerah, tetap semangat!” ucap Kakashi sambil memberikan jempolnya seperti gaya khas Guy.
“Apa mereka tertukar satu
sama lain?” ucap Sakura pada dirinya sendiri.
Naruto memisahkan diri dari mereka semua, dan berdiri paling depan. Kushina mendekatinya, “Ada apa dengan wajah depresimu itu?” tanya Kushina sambil menepuk punggung Naruto. “Kau harus pergi dengan keberanian untuk terlihat keren dihadapan putri pahlawan.”
Naruto menepis tangan Kushina, “Berhenti menyentuhku!” ucap Naruto dan berlari menjauh dari Kushina.
“Ada apa dengannya? Apa dia memasuki masa menentangnya?” ucap Kushina bertanya-tanya. Minato hanya memeperhatikan itu dari jauh.
Sakura yang berniat menghibur Naruto, berlari mendekatinya, “Hei, kau tidak seharusnya—“
“Bagaimana jika ini terjadi padamu?!” potong Naruto. “Aku bukan Menma!”
“Naruto…”
Di suatu tempat bersingasana, seseorang bertopeng dan memakai mantel
duduk di salah satu singsana disana.Naruto memisahkan diri dari mereka semua, dan berdiri paling depan. Kushina mendekatinya, “Ada apa dengan wajah depresimu itu?” tanya Kushina sambil menepuk punggung Naruto. “Kau harus pergi dengan keberanian untuk terlihat keren dihadapan putri pahlawan.”
Naruto menepis tangan Kushina, “Berhenti menyentuhku!” ucap Naruto dan berlari menjauh dari Kushina.
“Ada apa dengannya? Apa dia memasuki masa menentangnya?” ucap Kushina bertanya-tanya. Minato hanya memeperhatikan itu dari jauh.
Sakura yang berniat menghibur Naruto, berlari mendekatinya, “Hei, kau tidak seharusnya—“
“Bagaimana jika ini terjadi padamu?!” potong Naruto. “Aku bukan Menma!”
“Naruto…”
“Terima kasih. Aku bisa menemukan dokumennya berkat informasi darimu.” Ucap orang bertopeng itu. Dibawah kursi yang didudukinya, nampak tergeletak tubuh Jinchuuriki Ekor Dua.
“Tidak ada yang aku tidak tahu di dunia ini.” Ucap Tobi kepada orang bertopeng dengan mantel itu. Di dunia ini, Tobi hanya nampak seperti hantu dan transparan.
“Aku akan memberimu beberapa
saran,” ucap Tobi. “Kau akan segera berada dalam masalah.”
“Apa kau berbicara tentang gulungan Bulan Merah yang ada di ramalan itu?” tanya si pria bertopeng dengan mantel.
“Musuh mulai bergerak.” Ucap Tobi.
“Aku tahu.”
“Apa kau berbicara tentang gulungan Bulan Merah yang ada di ramalan itu?” tanya si pria bertopeng dengan mantel.
“Musuh mulai bergerak.” Ucap Tobi.
“Aku tahu.”
Tim misi Naruto sampai di sebuah tempat yang nampak seperti lubang besar, seperti pernah terjatuh meteor disana atau semacamnya.
“Gulungan Bulan Merah ada disana…” ucap Minato sambil menatap sebuah tempat kecil di tengah lubang itu yang dikeliling pohon-pohon kecil. “Sensei (Jiraiya) mungkin sudah mengatur perangkapnya…”
“Kakashi, kau duluanlah dan lihat ke depan.” Ucap Minato pada Kakashi yang sudah membuka penutup matanya dan bersiap dengan sharingan.
“Baik!” ucap Kakashi. “Aku ingin bilang begitu, tapi…” Kakashi terduduk lemas tanpa semangat. “Aku telah menggunakan mata sharingan bersama dengan semangatku…”
“Kau sungguh menjadi tidak berguna disaat penting begini…” keluh Minato.
“Jujur, aku ingin istirahat juga…” ucap Guy yang juga ikut roboh. Kakashi saja kehilangan semangatnya, apalagi Guy yang karakternya terbalik disini. “Aku sudah tua~”
Minato menghela nafas, “Baiklah, kita istirahat sejenak.”
“Umm, dimana Menma?” tanya Kushina. “Ah~ yang benar saja~” mereka memperhatika sekitar namun Naruto sama sekali tidak ada disana.
TAP TAP TAP!! TAP TAP TAP!!
Naruto ternyata sudah berlari ke tengah lubang itu menuju ke tempat gulungan Bulan Merah itu disegel,
“Tidak ada waktu untuk bersantai!” ucap Naruto. Ia lalu melihat tempat yang ditutupi pepohonan kecil itu, “Apa itu tempatnya!?” tanpa sadar Naruto melewati sebuah kertas segel dan membuat kertas itu meledak, lalu muncullah tiga ekor katak.
“Wuaaa, Boss Katak!” ucap Naruto memanggil Gamabunta. Anggota tim yang lainnya sudah datang menyusul Naruto. Tentu saja ledakan tadi membuat mereka menyadari dimana keberadaan Naruto.
“Kau menginjak jebakan di belakang…” ucap Minato.
Kushina berlari ke samping Naruto, “Menma! Yang benar saja!?”
“Karena dia menginjaknya, tidak ada pilihan lain..” Ucap Minato yang berlari ke sisi Naruto yang satunya. Minato maju untuk berbicara dengan ketiga katak itu,
“Kami ninja Konoha! Kami datang untuk mencari dokumen yang Jiraiya-sensei sembunyikan!”
“Aku tidak tahu mengenai perjanjian itu.” Ucap Gamabunta. “..Kami hanya diminta untuk melindungi dokumennya!”
“Oii bos Katak, bicaralah padaku—“ belum selesai Naruto bicara, Gamabunta sudah menyuruhnya diam hingga rokok yang Ia hisap terlepas. Mereka semua menghindar dari kejatuhan rokok raksasa itu.
“Apa dia tidak meyakinkan?” Minato bangkit dan berlari, “Ada lebih dari satu cara untuk melewati mereka!”
Mereka semua berlari dan berusaha menerobos ketiga katak itu, namun katak-katak kecil yang lain berjatuhan dari langit. Tumpukan katak itu menumpuk dan menahan tubuh semua anggota tim hingga tidak mampu bergerak lagi.
“Banyak sekali!” ucap Kushina yang tubuhnya sudah tak bisa bergerak lagi.
“Aku tidak bisa bergerak.” Ucap Sakura.
Guy mengelurkan chakra dari tangannya―tentu saja Guy disini bisa mengendalikan chakra―dan mencoba menghancurkan katak-katak kecil itu, namun Minato menahan tangan Guy,
“Jangan melukai mereka.” Ucap Minato sambil tersenyum. “Semua ini adalah katak yang Jiraiya-sensei minta padaku untuk merawatnya.”
Sementara itu, Naruto berhasil mengeluarkan tubuhnya dari tumpukan katak itu dan berlari menuju ke gulungan itu,
“Tunggu~!” ucap Sakura pada Naruto. Ia nampaknya sudah hampir berhasil keluar.
“Menma!” panggil Kushina yang juga hampir berhasil keluar dari tumpukan itu.
Naruto berlari menaiki tangan Gamabunta, “Biarkan aku lewat, boss Katak!!”
“Hei kau bocah, kenapa kau mencoba untuk ramah!?” ucap Gamabunta dan melayangkan pukulannya ke Naruto, namun Naruto berhasil menghindar dengan loncat ke atas.
“Bahkan boss Katak berbeda di dunia ini…” pikir Naruto. “Baiklah, aku akan tunjukkan padanya Sannin Mode…” Naruto mendarat di atas kepala Gamabunta dan duduk bersila diatasnya.
“Dimana bocah itu!? Kemana perginya?!” ucap Gamabunta bertanya-tanya. Ia tidak tahu kalau Naruto tepat berada di atasnya.
Naruto sudah hampir mencapai Mode Sannin, namun seekor katak kecil menemukannya dan menjulurkan lidahnya dengan gerakan akan menebas Naruto,
“Cambuk cinta!!” ucap katak itu menamai jurusnya. Naruto berhasil menghindar, namun matanya kembali seperti semula.
“Kuso! Padahal hampir selesai~!!” ucap Naruto dan mendarat lagi di atas kepala Gamabunta. Namun sayangnya Gamabunta sudah menyadarinya sehingga Ia menyemburkan sesuatu sebelum Naruto sempat mendarat di atasnya.
Gamabunta menyemburkan cairan berwarna ungu, namun Naruto tidak menghindar melainkan bersila di udara dan bersiap membangkitkan Mode Sannin lagi. Ketika cairan itu hampir mengenai Naruto,
“Menma!!” Kushina menyelamatkan Naruto, sayangnya ujung kakinya terkena cairan ungu itu, membuatnya meringis kesakitan…
“Akkkhhhhh!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar