Selasa, 04 Juni 2013

Versi Teks Date a Live episode 3 bagian 2


Sebelumnya: Date a Live episode 3 bagian 1

“Origami, kau bisa dengar aku?” tanya komandan Tobiichi menggunakan alat komunikasi jarak jauh. “Aku berhasil mendapatkan izin untuk bergerak. Kita bertemu di titik 101.”

“Dimengerti.” Ucap Tobiichi yang nampaknya tidak sepenuhnya mengatakan itu.

“Lihat, Shido, itu terlihat enak, kan?!” “Ini juga! Itu juga!” “Luar biasa~!” “”Lihat!” Tohka terus saja makan.










“Aku mengerti, makan saja.” Ucap Shido. “Itu semua gratis.” Ucapnya. “Ya ampun, kenapa jadi berakhir begini?”

“Shido…” ucap Tohka tiba-tiba. “Kau tidak senang?”

“Eh?”

“Sejauh ini hanya aku yang menikmati semua ini, sementara Shido hanya diam saja…” ucap Tohka. Ternyata Ia merasa terganggu dengan sikap Shido.

“Bu-bukan seperti itu…”

“Benarkah?”

“Benar.” Shido tersenyum. “Maafkan aku, aku hanya gugup.”

“Apa kau juga senang?”

“Aku senang.”

“Apa kau benar-benar bersungguh-sungguh?”

“Sungguh. Aku sangat senang.”

Tohka menggenggam tangan Shido dan tersenyum, nampaknya Ia sudah lega. “Kalau begitu, ayo kita makan bersama-sama!” ucap Tohka. “Bukankah ini yang dinamakan kencan?!”

“A-ah…” wajah Shido langsung memerah. Tohka mengatakannya dengan begitu terus terang dan dengan suara yang cukup keras, sehingga orang-orang di sekitar menyoraki mereka.

“Ayo, Shido!”

“Aku akan mengikutimu kemanapun kau pergi!”

Tohka dan Shido akhirnya menikmati segala hiburan di tempat itu bersama-sama,

“Selamat!!” ucap seorang penjaga kios. Tohka dan Shido memenangkan lotre emas. “Kalian memenangkan hadiah spesial dari kami, yaitu tiket masuk ke taman impian!!”

“Apa itu?” tanya Tohka. “Apa itu sesuatu yang luar biasa lagi?”

“Itu sangat luar biasa!” ucap penjaga kios itu.
“Kalian harus kesana sekarang juga. Ayo, lewat tikungan disana~” mereka begitu ingin Tohka dan Shido pergi kesana. Demi membuat sang Roh jatuh cinta pada Shido..

NB: Ada yang bilang Roh, ada yang bilang Arwah, ada yang bilang Spirit. Terserah kalian mau yang mana, tapi… sepertinya Spirit lebih keren, ya? Baiklah mulai sekarang Roh saya sebut Spirit, oke? XD

“Taman hiburan??” Shido bertanya-tanya. Ia rasa tidak ada tempat semacam itu disekitar sana.

Saat mereka sampai di taman hiburan yang dimaksud..


“Ini taman hiburan?!” Shido depresi. Mereka ada di depan hotel saat ini.

“Shido, sepertinya ini tempat yang menarik!” ucap Tohka yang tidak tahu apa-apa. “Apa yang akan kita lakukan disini?”

Wajah Shido langsung merah padam, “A..a…aku tidak tahu!” di kejauhan, para penjaga kios sudah menyemangati Shido untuk mengajak Tohka masuk kesana. Tentu saja Shido yang masih suci(?) tidak mau. “To..Tohka, ayo kita pergi dari sini!”

“Kenapa? Tadi kau bilang akan mengikutiku kemanapun aku pergi.” Ucap Tohka. “Jangan-jangan… disinilah kencan yang sebenarnya?!”

Wajah Shido memerah lagi, “Kita tidak bisa melakukan kencan disini…” Shido langsung menarik tangan Tohka, “Tapi, kita tidak boleh masuk kesana! Ayo pergi kemanapun asal jangan kesana! Kita masih dibawah umur, jadi…”

“U-uh~!! Tapi kencannya?! Kencannya~~?!!”

“Ayo pergi dari sini!”

Di belakang tembok hotel, Tobiichi sedang bersembunyi dan mengamati mereka.

“Origami, apa yang kau lakukan?” tanya kapten TAR. “Kita seharusnya bertemu di—“

“Target sudah terlihat.” Potong Tobiichi. “Bawakan aku perangkat tempur darurat. Kordinatnya 088-107.”

“Aku tidak percaya ini… mengapa dia tidak mengajaknya masuk?!” tanya si Kawagoe, tim ahli. Seluruh tim ahli saat ini sedang menyaksikan Tohka dan Shido melalui sebuah monitor.

“Kawagoe, kau juga tidak pernah, kan?!”

“Sepertinya lebih baik kita menyiapkan taktik untuknya.”

“Biarka saja, Shido mengambil langkah satu – persatu.” Ucap Kotori. “Are? Hujan?” di layar terlihat Shido dan Tohka kehujanan.

“Aneh sekali. Di langit tidak ada mendung.” Ucap Reine.

“Ini keuntungan bagi kita.” Ucap Kotori.

Karena hujan, Shido dan Tohka akhirnya berteduh sekaligus bermain di sebuah game center. Tohka ketakutan melihat mesin-mesin game disana, terutama alat “pengambil boneka” itu.

“Te-tempat apa ini?! Apa ini markas rahasia manusia robot?!”

“Bukan, bukan. Tenanglah.” Ucap Shido.

Tohla lalu tertarik dengan sebuah boneka-boneka roti yang ada didalam kotak, Ia berusaha mengambilnya, namun tetap saja tidak bisa. “Kenapa tidak bisa diambil?!” tanya Tohka kesal. “Kau lemah! Oi, Shido, lakukan sesuatu!”

“Sudah kukatakan, untuk mendapatkannya memang sulit.” Ucap Shido. “Jika kau bermain tanpa strategi, kau tidak akan mendapatkannya.”

“Lalu aku harus bagaimana?!”

Shido menunjuk sebuah box yang isinya boneka kucing, “Kau bisa mendapatkan yang ini dengan cukup mudah.”

Tohka memperhatikan boneka kucing itu cukup lama, “Aku tidak mau yang itu! Aku suka yang ini…” Ia meneguhkan keinginannya pada boneka roti itu.

“Begitu, ya…” Shido tertawa nista. Ia memperhatikan sekelilingnya, “Apa ada yang mirip seperti itu …?”

“Huahahaaha… aku bisa mengambilkannya untukmu!” ucap seseorang yang sepertinya dari Fraxinus.


Melihat itu Shido jadi merasa ingin mengambilnya sendiri saja. Ia memperhatikan boneka-boneka itu.

“Apa bisa berhasil?” pikirnya. “Tohka, ayo kita ambil bersama-sama!” ucap Shido. “Aku akan mengendalikan tombol yang ini, ketika kuberi tanda, lepaskan tombol yang itu. Kita hanya punya satu kesempatan.”

“Aku mengerti.”

Mereka berdua akhirnya bekerja sama untuk mendapatkan boneka itu, “belum.. masih belum…” ucap Shido memberi intruksi. “Sekarang!! lepaskan , Tohka!!”

Tohka berhasil mengambil salah satu boneka itu, “Perjuangan baru dimulai!!” ucap Shido. Pelan-pelan mereka menggerakkan tongkat pengendalinya, namun…

BUKK! Boneka itu terjatuh.


“Yah… seharusnya sudah sempurna..” ucap Shido. “Kita sedang tidak beruntung.” Shido pun berjalan ke tempat lain.

“Keluar!” tiba-tiba Tohka berteriak, Shido pun menengok. “Keluar! Kenapa kau tidak mau keluar?!” Tohka menggenggam tombol mesin itu dengan erat, “Padahal aku dan Shido sudah berjuang… keluar! Kumohon keluarlah!!”

“Tohka…”

“Kumohon padamu, keluarlah!!” ucap Tohka pada mesin tak bernyawa itu. “Kumohooooonnn~~!!!!”

SRRRTTT… Tiba-tiba saja, entah bagaimana, boneka itu keluar. Tohka dan Shido langsung senang melihatnya.



“Keluar!!!” ucap mereka bersamaan.



                                    

2 komentar: