Sabtu, 08 Juni 2013

Versi Teks Date a Live episode 4 bagian 3

Sebelumnya: Date a Live  episode 4 bagian 2

Shido akhirnya sampai di Fraxinus,

“Akhirnya kau datang juga.” Ucap Kotori yang sudah duduk di kursi komandannya di Fraxinus. “Gempa luar angkasa baru saja terjadi. Kali ini skalanya lebih kecil.” Mereka semua melihat gambar spirit yang ada di monitor.

“Kita beruntung. Tapi, dia adalah Hermit.” Ucap asisten komandan.

“Hermit?” tanya Shido.

“Itu adalah nama Spirit yang muncul.” Sahut Kotori. “Dia dikenal sebagai Spirit yang langka, sangat tenang.”

Gambar Spirit itu lalu diperbesar, membuat Shido agak terkejut. Spirit itu pernah ditemuinya, waktu itu… di kuil… ya, anak yang waktu itu ditemuinya di kuil.

“Aku pernah bertemu dengannya…” ucap Shido.

“Apa?” tanya Kotori mempertanyakan kelengkapannya.

“Dua hari yang lalu, saat sore hari aku bertemu dengannya di kuil.” Ucap Shido.

“Tidak ada gangguan yang terdeteksi pada saat itu.” Ucap asisten komandan.

“Jadi, kasusnya seperti Tohka?” gumam Kotori.

“TAR sudah datang. Mereka menyerangnya.” Di layar terlihat para pasukan TAR datang dan menyerang Spirit itu. Namun, dengan tenangnya spirit itu menghindari setiap serangan.

“Dia hanya seorang gadis kecil!” ucap Shido pada Kotori setelah melihat serangan TAR yang terlihat berlebihan.

“TAR  tidak peduli dengan penampilan musuhnya.” Ucap Kotori.

“Tapi dia bahkan tidak melakukan apa-apa!”

“Apa kau benar-benar ingin mereka mengasihaninya?” tanya Kotori. “Faktanya dia adalah seorang Spirit.”

Shido sudah tidak tahan lagi melihat anak itu diburu oleh puluhan peluru TAR, “Kotori!” panggil Shido. “Biarkan aku menolong anak itu!”

“Itu baru kakakku…” ucap Kotori. “Semua personil, bersiap untuk memasukkan peran utama!”

“Siap!!”

“Mari kita mulai kencannya…” ucap Kotori.


“Hermit telah memasuki sebuah gedung.” “Tim TAR bersiaga sampai dia bergerak kembali.”

“Apakah Hermit benar-benar berada disini?” tanya Shido yang sudah berada di dalam gedung yang nampaknya sebuah pusat perbelanjaan.

“Ya, analisi kami mengatakan seperti itu.” Uca Kotori. Seperti biasa(?), mereka berkomunikasi menggunakan microphone. “TAR akan berjaga diluar untuk sementara waktu.”

Tiba-tiba di depan Shido muncul sebuah boneka tangan yang nampak menakutkan, “Kau juga disini mau menggoda Yoshino?” tanya boneka itu.

“Hu..Huwaaa!!” Shido terkejut. Spirit Hermit itu sudah berdiri terbalik di atas atap. Ia lalu turun perlahan,

“Iya, kan?” tanya boneka itu lagi. Nampaknya Spirit Hermit ini menggunakan suara perut pada boneka itu.


 
“Kakak benar-benar orang yang berani, ya?” ucap boneka itu lagi.

“Shido, tunggu sebentar.” Ucap Kotori. Komputer Fraxinus kembali membuat keputusan,

-Hai, lama tak jumpa. Bagaimana kabarmu? (sapa dia)
-Lelaki yang beruntung, katamu?! Beruntung apanya? (beri jawaban yang menantang)
-Apa maksudmu? Aku hanya lewat disini. (Jalan yang tangguh untuk dilewati)

“Kalian semua, pilih sekarang juga!” ucap Kotori pada para tim ahli. Lalu hasilnya, jawaban nomor 1 dan 3 seimbang, sementara jawaban nomor 2 lebih sedikit.

“Heeeh~? Opsi nomor 2 saja.” Ucap salah seorang tim ahli. “Jawaban seperti itu selalu berhasil di permainan sims.”

“Opsi itu terlalu berbahaya untuk dicoba tanpa mengetahui kepribadiannya terlebih dahulu.” Ucap tim ahli yang lainnya. “Opsi nomor satu sepertinya bagus.”

“Hermit tidak menyerang siapapun, kau harus menyerangnya dengan opsi nomor 3~!” ucap yang lain.

“Shido, lakukan opsi nomor 3.” Perintah Kotori.

“A-apa kau yakin?” tanya Shido.

“Tentu saja. Kau mempunyai objek yang cocok untuk opsi itu.” Ucap Kotori.

“Cih…” Shido akhirnya berdiri dan berhadapan dengan Spirit itu, Ia mengibaskan rambutnya, “Huh? Apa maksudmu? Aku hanya seorang pengembara yang numpang lewat saja.”

“Pffftt… hahahahaa!!” boneka milik Spirit itu tertawa, sementara Spirit itu memasang wajah bengong. “Kakak, ternyata kau lebih lucu dari yang kuduga! Kau ketinggalan zaman!”

“Hahaha…” Shido tertawa nista. “Terima kasih atas pujiannya. Aku Itsuka Shido. Kamu?”

“Aaah, maafkan aku. Bagaimana mungkin aku lupa memperkenalkan diriku?!” ucap boneka itu. “Namaku Yoshino. Manis, kan? Manis, kan?”

“Oh… manis.” gumam Shido. “Tapi, itu namamu atau bonekamu?”

Hening.

“Shido, moodnya menurun drastis!!” ucap Kotori. Terlihat mood Spirit itu menurun dengan sangat cepat di monitor. “Apa yang kau katakan padanya?!”

“Eh? Aku hanya menanyakan kenapa dia hanya berbicara melalui suara perut…”

“Aku tidak mengerti dengan maksudmu, Shido-kun…” ucap boneka spirit itu. Matanya sudah memancarkan sinar yang menakutkan. “Apa yang kau maksud dengan ‘suara perut’?!”

“Shido, kami akan mencari tahu mengapa cara ini tidak berhasil.” Ucap Kotori. “Tapi, sekarang kau harus segera menghiburnya!”

“Ba…baiklah.. Yoshino-nya Yoshino, ya…” ucap Shido. “Ahahaha…”

Aura boneka itu pun kembali seperti semula, “Uh-oh, Shido-kun jahat!! Jadi… apa yang kau inginkan dariku?”

“Aku tahu ini bukan waktu yang tepat,” Shido memulai. “Tapi… maukah kau berkencan denganku?”

“Kencan?”

----Di dalam shelter---

“Apakah diluar sana berbahaya?” tanya Tohka pada Tama-sensei. Di sebelah mereka duduk si tiga orang tukang gossip. Heran, mereka selalu muncul dimana-mana, ya?..

“Bukan berbahay lagi! Ada gempa luar angkasa!” ucap Tama-sensei.

“Yatogami-san tidak tahu tentang gempa luar angkasa?”
“Bagaimana caranya gadis itu melindungi diri?”
“Menjijikkan~”

“Tama-chan-sensei, jika diluar sangat berbahaya, mengapa Shido pergi?” tanya Tohka yang sepertinya khawatir.

“Aku juga tidak tahu…”

“Shido…”

“Yatogami-san benar-benar khawatir…”
“Bagaimana kalau kita panggil dia Tohka-chan saja?”
“Menjijikkan~”

“Tidak apa-apa, kok, Yatogami-san..” ucap Tama-sensei. “Murasame-sensei kan bersamanya… eh?” ternyata Tohka sudah tidak ada disana.

Diluar gedung tempat Spirit Hermit dan Shido berada, para TAR sudah bersiaga.

“Bolehkah kita menyerang?” tanya Tobiichi.

“Jangan gegabah.” Ucap sang kapten. “Hermit hanyalah seorang Spirit yang lemah. Kita telah membuang-buang energi hanya dengan menghancurkan gedung, lalu memanggil tim rekonstruksi untuk menata ulang. Kasusnya berbeda dengan Princess.”

Tobiichi mengalihkan pandangannya,

“Bukankah itu aneh? Seorang gadis yang mirip dengan Princess datang ke kelasmu, tapi keberadaannya tidak mempengaruhi detector spirit?” tanya si kapten. “Dan lagi, surat kepindahannya sudah diurus dengan rapi. Apa yang sebenarnya terjadi?”


“Wahaahaha!! Bagaimana, Shido-kun? Aku keren kan?” tanya boneka Yoshino. Ia dan Spirit itu sedang memanjat sebuah kerangka besi dan berdiri begitu saja di atasnya. “Yoshino keren, kan?”

“O..oy… itu berbahaya…” ucap Shido.

“Ayolah… aku kan bertanya apa aku terlihat keren?” Spirit itu tiba-tiba saja terpleset dan jatuh dari ketinggian yang kira-kira dua meter.

BUKKK!! Shido menangkapnya, namun Ia juga ikut roboh. Lalu…
Cup!
Bibir spirit itu menyentuh bibir Shido.

“A…ano… yang tadi itu…” Shido lalu mendapatkan laporan tentang mood si spirit. “Sial, moodnya semakin memburuk…” pikir Shido.

Spirit itu berdiri dan menepuk-nepuk bajunya agar debunya keluar. “Ma-ma-maaf, Shido-kun, tadi itu kesalahanku…” ucap boneka spirit itu.

“Eh?”

“Shido, keadaan darurat!” ucap Kotori tiba-tiba.

“A-ada apa?” Shido melihat ke sampingnya, dan Ia langsung tahu apa keadaan darurat yang dimaksud…


Tohka sudah berdiri di depan pintu masuk dengan aura kemarahan yang pekat.
                                
                        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar