Senin, 10 Juni 2013

Versi Teks Date a Live episode 5 bagian 2


“Aku akan menyelamatkanmu.” Ucap Shido pada Yoshino.

 “Aku pasti akan membantumu menemukan Yoshinon, tapi, kau tidak perlu Yoshinon untuk melindungimu lagi.” Ucap Shido. “Aku akan menjadi pahlawanmu.”

Yoshino terpana mendengar ucapan Shido.


“Benar juga, tidak peduli dia adalah Spirit atau bukan…” pikir Shido. “Aku tidak mungkin meninggalkan gadis kecil sendirian!”

“Teri..ma kasih banyak.”

“Oh-ho!” sahut Shido. Shido tiba-tiba memalingkan wajahnya dengan malu, “Ma-maaf ya sebelumnya… aku menciummu tiba-tiba…”

“Ciuman?” tanya Yoshino tidak mengerti.

“A-aah… ya… ciuman adalah saat kau berdekatan… lalu…” Shido mendekati Yoshino. “Bibirmu…” [Maaf ya, admin malas nulis lanjutannya XD wkawkawka]

Tiba-tiba pintu terbuka dan Tohka masuk, “Shido, maaf, ya, aku—“ kata-kata Tohka terhenti ketika Ia melihat Shido dan Yoshino dalam posisi yang hampir berciuman. Shido langsung berkeringat, sementara Yoshino menghilang meninggalkan masalah untuk Shido sendiri.

Tohka yang tadinya sepertinya ingin minta maaf, kembali panas dan berbalik lalu membanting pintu.


 
Shido hanya bisa pundung(?) melihat itu. Suara dari microphone-nya lalu menyadarkannya,

“Shido, maaf telah menganggumu, tapi kami telah menemukan lokasi Yoshinon.” Ucap Kotori.

“Benarkah?” tanya Shido. “Dimana?”

“Mari kita sebut ini adalah nasib sialmu…”
                    
Di dalam kamarnya, Tohka dengan kesal memukul-mukul boneka rotinya. “Ini perasaan yang sama dengan yang waktu itu…” pikir Tohka. “Perasaan… menyakitkan ini…”


Shido pergi ke sebuah apartemen dengan membawa sebuah tas misterius. Ia naik ke lantai atas dengan sebuah lift. “Tidak kusangka bonekanya ada di rumah Tobiichi…” ucap Shido.

“Menurut investigasi kami, tidak salah lagi.” Sahut Kotori. “Kami menemukan jejak Tobiichi Origami mengambil Yoshinon saat di medan perang.”

“Tak kusangka dia orang yang suka mengambil barang orang lain…” Shido keluar dari lift dan mencari-cari kamar Tobiichi.

“Itu bukan masalah kita.” Ucap Kotori. “Kami akan menolongmu sebisa kami, jadi…” tiba-tiba komunikasi terganggu, dan perlahan terputus.

“Kotori…?”

“Shi…do…” lalu terputus. Shido sudah berada di depan apartemennya Tobiichi sekarang. ia akan bertarung sendirian. Ia baru akan memencet bel, namun tiba-tiba pintu terbuka.

“E-eeeh??” Shido terkejut. Tobiichi yang berdiri di depannya memakai baju Maid.

 
“Uh… anooo…. Tobiichi-san?”

“Ya?”


Shido akhirnya masuk ke apartemen Tobiichi dan ditawari segelas teh.
“Maaf karena datang tiba-tiba…” ucap Shido.

“Tidak apa-apa..” Tobiichi menuang teh ke gelasnya dan memberikannya ke Shido. “Silahkan.”

“T-Terima kasih…” Shido lalu menerima teh itu dan pundung melihat isinya yang bukan teh.



“T-Tobiichi??” tanya Shido dengan muka yang sudah membiru melihat minuman yang seperti racun itu. “Ini—“

“Silahkan.” Sahut Tobiichi singkat.

“Lupakan saja!”

“Silahkan.”

“Eh?” Shido menghela nafas, “Itadakimasu…” Shido memberanikan dirinya dengan mempertaruhkan nyawa untuk meminum minuman itu, lalu.. “Hueeekk!! Tenggorokanku~~~” Shido pun ambruk.

Tobiichi memanfaatkan kesempatan itu, lalu duduk di atas tubuh Shido, menahannya agar tidak berdiri.

“To-Tobiichi?! Apa yang—“

“Tidak boleh?”

“Eh?” wajah Shido memerah. “Aku tidak bilang…tak boleh.”

“Aku mengajukan negosiasi.” Ucap Tobiichi. “Kalau ingin aku menyingkir dari sini, aku ingin kau menerima permintaanku.”

“A-apa?”

“Kau memanggil Yatogami Tohka dengan ‘Tohka’, sementara kau masih memanggilku ‘Tobiichi’.” Ucap Tobiichi. “Tidak adil.”

“heh?”

“Aku ingin kau memanggilku Origami.” Ucap Tobiichi. “Tidak bisa?”

“Aku rasa itu… tidak masalah.” Sahut Shido. Tobiichi mendekati wajah Shido. “O-origami?”

Mendengar Shido sudah menyebutkan namanya dengan benar, Tobiichi pun menurunkan senjata alias kembali berdiri. “Shido…” ucapnya.

“Y-Ya?”

Tobiichi lalu terbang hanya untuk membalikkan badannya, lalu melangkah pergi.


“Ma-mau kemana kau?” tanya Shido.

“Mandi.” Tobiichi lalu pergi ke kamar mandi.

“Kenapa disaat seperti ini?” gumam Shido. “Oh iya, bonekanya…” sementara Tobiichi mandi, Shido memulai operasinya mencari boneka. Di dapur, bawah keset, atas lemari… Bahkan Ia sampai mencari ke kamar Tobiichi… namun masih tidak menemukan hasil.

“Sial… aku tidak bisa menemukannya…” ucap Shido. “Aku semakin gelisah sekarang…” Ia lalu menengok ke atas lemari di kamar Tobiichi, dan disanalh Ia melihat boneka itu…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar