Rabu, 10 Juli 2013

Versi Teks Blood Lad episode 1 bagian 3



“Gyaaaaaaa!!!” Staz langsung mengamuk dan merobek-robek tanaman itu. Setelah merobeknya, Ia menemukan pakaian seragam gadis manusia itu di dalam tanaman itu.

“GYYAAAA!!!” Staz semakin depresi. “Tidak mungkin… ini pasti lelucon…” Ia mengambil tengkorak itu dan menangisinya. “Tidak mungkin…”

“Bo-bossu…” Deku menunjuk ke arah kasur Staz, dan disana ada seorang gadis yang tidak berpakaian.

“Kyaa!! Ada apa ini? Kenapa aku tiba-tiba telanjang?!” ucap gadis itu tidak mengerti. Staz terdiam dan memperhatikan tengkorak di tangannya.

“Aah, sebenarnya apa yang terjadi?! Kalau begitu ini adalah tulang orang lain?”

“Lalu apakah tumbuhan itu hanya menelan pakaiannya saja?” Tanya Deku.

Wajah gadis itu memerah, “Bisakah kalian mengambilkan sesuatu untuk menutupi tubuhku?!!”

“Tapi, ini aneh…” ucap Staz memperhatikan gadis itu.

“A-apa yang aneh?”

“Saat ini, aku merasakan ketertarikan padamu…” ucap Staz. “Kenapa, ya?”

Gadis itu terdiam.

“Ah, aku memecahkan misterinya.” Ucap Deku. “Kudengar ketika manusia mati di dalam dunia iblis, mereka berubah sebagai sesuatu yang disebut ‘hantu’. Kain segitiga itu sebagai penandanya.”memang benar, di jidat gadis itu ada kain segitiga putih.






“Hantu.. hm, begitu, ya…” Staz memandangi tengkorak gadis itu. “Jadi itu artinya… aku tidak akan pernah melihatnya lagi sebagai manusia…begitukah? Tidak, aku tidak boleh menyerah begitu saja… jika tulang dan jiwanya masih utuh, itu artinya aku hanya perlu melakukan sesuatu dengan tubuhnya…”

“Bossu?”

“Sudah kuputuskan.” Ucap Staz. “Aku akan menghidupkannya kembali!” ucapnya. “Itu adalah janjiku!” pikir Staz.

“Bisakah kau mengambilkan pakaianku?” Tanya gadis itu yang bersembunyi di balik selimut.

Baju seragam gadis itu pada akhirnya berakhir di jemuran. Gadis itu meminjam baju Staz untuk Ia pakai.

“Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa aku sudah mati…” pikir gadis itu. “Bagaimana aku bisa masuk ke semua kekacauan ini?!”

Staz mengelap dan membersihka tengkorak gadis itu, lalu menaruhnya di atas DVD player.
“Ke-kenapa kau menyimpan tulangku di tempat seperti itu?!” Tanya gadis itu.

“Memangnya kenapa kalau aku menaruhnya disini?” Tanya Staz dengan nada datar.

“Nanti tulangku jadi panas!” ucap gadis itu. “Dan juga… bisakah kau meminjamkanku beberapa baju lagi? Kalau hanya memakai kaos dan celana pendek ini saja… aku… rasanya tidak nyaman…”

Staz tidak menghiraukan dan justru membaca manga DRA-GUNBOLL.
“Dia mengacuhkanku!!” pikir gadis itu.

“Pakai saja pakaian itu sampai pakaianmu kering.” Ucap Staz. “Dasar hantu cerewet.”

“Staz-san… aku diberitahukan bahwa Ia adalah bos wilayah ini… tapi bagiku, Ia terlihat seperti pengangguran yang tidak bisa apa-apa.” Pikir gadis itu.

Gadis itu melihat-lihat koleksi manga Staz, “Ah, aku tahu manga ini!” Ia hendak mengambil manga itu, tapi…

“Jangan sentuh manga ku!” ucap Staz.

“Hanya karena aku berubah jadi hantu, kenapa sikapmu padaku jadi berubah seperti itu?!”

“Diam saja. Ngomong-ngomong, namamu siapa?”

“Namaku Yanagi… Fuyumi !” ucap gadis itu.

“Oh…”

“Kau bilang kau ingin menghidupkanku kembali… apa kau benar-benar serius tentang hal itu?” Tanya gadis bernama Yanagi itu.

“Makanya, aku sedang mencari caranya.” Ucap Staz.

“Tapi, manga itu kan…” Yanagi tidak dapat berkata kalau manga hanyalah cerita fiksi.

“Kemarin aku pernah membaca manga tentang bagaimana cara membangkitkan orang dari kematian.” Ucap Staz. “Aku sedang mencarinya sekarang.”

“Ka-kau akan bergantung pada manga?!” tana gadis itu. “Ini buruk…” pikirnya. “Mungkin nanti dia akan mengatakan bahwa dia harus mengumpulkan bola misterius yang bisa mengabulkan keinginannya… mungkin aku harus berjuang sendiri…”

“Staz-san!!”

“Aku menemukannya!!” ucap Staz setelah menemukan halaman yang dicari-carinya di manga itu.

“Kau salah!!” ucap Yanagi.

“Seekor naga muncul, lalu—“

“Kau salah, kumohon jangan mengandalkan sebuah manga.” Ucap Yanagi.

“Apa-apaan kau ini.. aku sedang mencoba membantumu.” Ucap Staz.

“Aku, baru saja mengingat…”

“Mantra pembangkitmu?!!!”

“Bukan!” ucap Yanagi. “Aku baru saja ingat bagaimana aku bisa masuk ke dunia ini…”

“A-aku tidak akan tertipu oleh kata-katamu…” ucap Staz.

“Baiklah, kalau begitu aku akan pergi sendiri.” Ucap Yanagi.

“Ah… oh ya, aku baru ingat aku kehabisan shampoo…”

Mereka berdua berjalan menuju tempat dimana Yanagi berkata Ia pertama kali terbawa ke dunia ini. Staz terkejut melihat sesuatu yang ada di depannya. Sebuah gerbang, yang diselimuti aura gelap…

“Oi oi oi, apa kau yakin itu bendanya?” Tanya Staz.

“Aku yakin sekali aku berjalan melewati benda itu.” Ucap Yanagi.




“Benda itu dikenal dengan nama tirai hitam… dan tirai itu memungkinkanmu melakukan perjalanan ruang dan waktu… itu adalah bentu tertinggi dari sihir special…” ucap Staz menjelaskan. “Ini pertama kalinya aku melihatnya…”

“Baiklah, kalau begitu aku akan kesana…” ucap Yanagi.

“Tunggu!” Staz memegang kedua pipi Yanagi. “Kau tidak tahu betapa hebatnya tirai itu, ya?!”

“Tapi, tirai itu ada disana…”

“Hah?! Ah, ya… kau benar, tirai itu ada disana. Tetapi, tirai itu hanya muncul ketika seorang penyihir menggunakannya, untuk melakukan perjalanan antara dunia manusia dan dunia iblis… dan seharusnya tirai itu menghilang setelah selesai dipakai.” Ucap Staz. “Selain itu, karena aku sudah melihat tirai hitam ini, aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendirian.”

“Ya?”

“Aku juga akan ikut!”

“Eh? Bagaimana dengan shampoo-mu?”

“Siapa yang peduli akan hal itu!!” ucap Staz. “Aku tidak bisa pergi ke dunia manusia dengan benda itu!!” Staz nampak bersemangat. “Apa kau tahu sudah berapa lama aku menginginkan pergi ke dunia manusia?! Semua hal yang aku inginkan… satu set DVD… aksesioris edisi terbatas… komik… game… semuanya!! Mereka menunggu di dunia sana untuk kumiliki!!” Staz berteriak ke arah tirai itu, “Tunggu aku, semuanya!! Aku segera datang!!”

“Aku mengerti… aku mengerti…” ucap Yanagi.

“Hei, apa pakaianku terlihat norak?” Tanya Staz. “Apa aku terlihat seperti orang kampung?”

“Kau nampak bagus, kau nampak bagus.”

“Kenapa kau mengatakannya dua kali?! Jangan-jangan kau mengatakannya dua kali karena maksudnya adalah kebalikannya?!”

“A-ah.. ano… bisakah kau tenang sedikit? Jika kita ingin pergi, ayo kita pergi…”

“Apa kau bodoh?!” ucap Staz. “Kalau caranya semudah itu, aku pasti sudah pergi dari dulu!!”

“Eeeehhh??”

“Sekarang aku harus memeriksamu terlebih dahulu. Ikuti aku!”

“Me-memeriksaku??”

Staz dan Yanagi pergi ke sebuah bar dunia iblis, dimana disana ada seorang iblis bermata tiga dengan hewan peliharaannya yang juga bermata tiga.




“Hari yang membosankan, ya~~” ucap Staz.

“Jika kau datang kesini hanya untuk menghabiskan waktu, sebaiknya kau pulang saja, Staz.” Ucap si hewan peliharaannya.

“Kalau begitu aku pesan 2 gelas bir jahe(?).”

“Tu-tu-tunggu dulu, Staz-san!” ucap Yanagi.

“Apa?”

Yanagi menutupi celananya yang kependekan dengan bajunya yang kebesaran(?). “Kau tidak mengatakan kalau kita akan pergi café… kenapa kau membawaku kesini dengan pakaian seperti ini?”

“Kau sendiri yang tadi ingin pergi ke dunia manusia dengan pakaian seperti itu.” Sahut Staz. “Dan sekarang kau yang merasa malu?”

“I-itu kan…”

“Aku mengerti kalau kau cemas dan ingin segera pulang…” ucap Staz. “Tapi saat kau kembali nanti, kau bukanlah seorang manusia lagi. Kau akan muncul dalam wujud iblis.”

“Apakah itu artinya..” ucap Yanagi. “Iblis… tidak bisa memakai pakaian?”

Staz memandang dengan tatapan datar. “Dasar bodoh…”

“Oi, Oi, baru sebentar kalian berada disini, dan kalian sudah bertengkar?!” si hewan peliharaan bermata tiga itu menuangkan minuman ke gelas. “Ya ampun~… osu!” Ia memberikan segelas untuk Yanagi.

“He-hewan ini bisa bicara!!” ucap Yanagi berbinar-binar. “Tidak hanya itu, dia juga menuangkan minuman ke dalam gelas!! Lu-lucunya~~!!” Yanagi lalu mengelus-elus hewan itu. “Dan hewan ini juga sangat lembut~”

“Oi, Staz, siapa gadis ini?!” Tanya hewan itu yang sedang melakukan percobaan melarikan diri.

Staz duduk di kursi yang disediakan, dan berbicara pada si iblis bermata tiga. “Jadi, kau mungkin sudah tahu alasanku kemari, Saty-chan..” ucap Staz pada iblis bernama Saty itu. “Bisakah kau memeriksanya sebentar? Dia ingin pergi ke dunia manusia…” Staz meminum minuman yang Ia pesan. 

“He-hentikan menggelitikiku!” ucap hewan itu.

“Bagaimana? Apa menurutmu dia bisa bertahan disana?” Tanya Staz.

“Yah~ kalau begitu kita harus melihatnya.” Ucap si hewan peliharaan. Ia melompat ke atas kepala tuannya. “Baiklah, mari kita mulai…”

Keduanya lalu memejamkan mata mereka. “Melihat dan mengungkap semuanya melalui mata ketiga kami…” ucap si iblis bernama Saty. “Mata pencari segala sesuatu!!” mereka membuka mata mereka, dan lalu keluar sinar terang dari tubuh mereka.

“Apa itu??” Tanya Yanagi. “Apa yang terjadi? Mereka jadi terang sekali!”

“Mereka memang begitu.” Ucap Staz sambil lanjut meminum bir jahenya.





Selanjutnya: Blood Lad episode 1 bagian 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar